On 10/31/05, Harry Sufehmi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On 10/31/2005 at 11:43 AM Patriawan, Carlos wrote: > >> 2. Sambungkan antara masalah Indonesia dengan biaya lisensi software > >proprietary, spt: ketika banyak rakyat Indonesia berjuang mati-matian > >untuk sekedar makan, apakah etis jika kita justru mengajarkan murid-murid > >kita untuk "menyumbang" ke orang terkaya di dunia ? dst. > > > >Bisa dilihat dari dua kaca-mata. > >Minimumkan menjadi pengguna barang-barang berbayar,gunakan open source > >okeh, > >tapi belajarlah juga barang-bayar berbayar,sehingga suatu saat nanti > >kita bisa menjadi produsen barang-barang berbayar dan orang diseluruh > >dunia akan menyumbang kepada kita (persis metodenya kaya' orang India) > > :) :P > > Lho, kan poin saya diatas memang mengajak untuk menghindari dari menjadi > obyek :-)
Sama om,Poin saya juga begitu > Akur sekali dengan ajakan untuk menjadi pelaku, dan bukannya melulu penderita. Jadi untuk keperluan sehari-hari minimalisasilah penggunakan software berbayar,tapi untuk bikin dapur ngebul sehari-harinya hiduplah dari software berbayar. Ini ajakan untuk menjadi bagian dari produsen software berbayar :P Carlos