Ronny Haryanto wrote: > On Wed, Nov 23, 2005 at 12:57:52PM +0700, Trias Adijaya wrote: > > Ngobrolin ttg gmail, sampe sekrang saya engga ngerti kenapa Gmail > > masih Beta, padahal udah punya banyak programmer terhebat di dunia. > > Beta bisa diartikan selalu dikembangkan dan diperbaiki.
Kemungkinan masa "Beta"-nya Google bertahun-tahun berdasarkan metode yang mereka pakai. Kurang lebih software dev cycle ini begini untuk vendor produk/appliance : 1. In house software coding(design,architecture,coding,unit testing)--->masuk ke Alpha Cycle-->small testing cycle-->Beta Cycle--> terus Masuk ke software QA Group untuk long period Testing cycle-->nanti sampai beberapa stable release,Beta code akan diberikan kepada customer-customer khusus,ini biasanya dinamakan FCS. 2. FCS Code (First Customer Shipment) adalah beta release untuk Beta customer,code diharapkan "stable enough" untuk customer2 tertentu,biasanya akan ketemu beberapa bugs dan issue lagi disini,dari step ini,customer akan beri input masalah dan bugs yang mereka temukan. 3. Software Dev. membetulkan kembali bugs dari customer code -->Retesting di QA (biasanya dilakukan Regression Group)--->kemudian code direlease sebagai Full Builds dengan status General Availability(GA),yang artinya qualitasnya diharapkan bisa digunakan semua customer. > > Kalo masih belum beres di email kenapa juga bikin service baru > > model googlemap. dll . > > Development dan innovation ada yg depth ada juga yg breadth. Kenapa > nggak dua2nya bareng kalo memang bisa? Sebenarnya pertanyaan anda sudah di level software management. Di networking misalnya,kita bisa saja punya 2 atau lebih produk,satu produk adalah existing produk,sementara produk lain berupa Next-Generation produk,misalnya. Dua-duanya harus bisa berjalan secara parallel.Jadi ada small-scale software team yang mengerjakan bug fixes di existing produk release 10.0,ada yang mengerjakan new feature di existing produk di release 11.0.Nanti sesuai deadline,kedua code tersebut bisa saja di merging. Sementara diteam next-gen produk,mereka punya Alpha,Beta release cycle dari release 1.0 yang produk dan cycle-nya sama sekali beda dengan produk existing produk. Jadi,untuk membuat produk,gak perlu menunggu produk yang ada selesai dulu karena bisa diselesaikan secara parallel.Ini masalah software resource dan project management saja (yang saya sependapat dengan BBR,orang Indonesia kebanyakan belum berpengalaman untuk ini). Kalau mengikuti model software development ala small-scale proyek ini,biasanya developer gak reports ke software director(walaupun secara hirarki iya),tapi report ke Product Manager dan Release manager masing2 software. Approach ini banyak dipakai perushaan vendor seperti di Networking. > > Ini menyalahin aturan "get the job done" engga sih ? > > "Aturan" dr mana? Hehe. > > "Done" bisa diartikan "dikerjakan", belum tentu selalu berarti > "selesai". Done itu artinya meet deadline dan requirement. Requirement bisa berasal dari Functional dan Technical Specification.Plus,explicit Acceptance test misalnya produk ini gak bisa direlease jika masih ada 10 bugs showstopper. Carlos