[EMAIL PROTECTED] wrote:
> pertama perlu ada dua klarifikasi lagi.

> jadi amerika sekarang mundur karena kehilangan/miss-management
> perangkat institusi (sosial, ekonomi, hukum) yang memungkinkan inovasi
> tetap
> berkembang. diantaranya adalah mulai tertutupnya sistem sosial,
> pendidikan dan ekonomi amerika. misalnya, pada awal abad 20 amerika
> adalah negara dunia ketiga yang melihat terkagum2 melihat eropa,
> seperti sekarang orang dari negara berkembang melihat kagum kepada
> negara kaya. lalu amerika mulai mengirim secara besar2an mahasiswa2 ke
> eropa dan merubah struktur univ. amerika untuk mengikuti tipe univ.
> riset eropa (sebelumnya univ. amerika fokus pada studi agama). sedikit2
> amerika mulai maju, terutama setelah PD II berakhir dengan banyaknya
> ahli2 eropa pindah ke amerika.
> amerika sadar bahwa keuntungan mereka bergantung pada kemampuan untuk
> menarik orang2 pintar untuk bekerja di amerika. karena itu mereka
> membuat sistem yang relatif terbuka.

Betul sekali mas Roby, memang alasan dan faktor yang umum disampaikan
adalah seperti diatas.



> tapi sekarang mulai berbalik. amerika mulai tertutup, dan disisi lain,
> india, china mulai terbuka. maka amerika menuju lubang kuburan yang dia
> gali sendiri. jadi intinya adalah kemampuan me-manage orang2 dari
> berbagai dunia untuk kepentingan negara. meskipun cina dan india menuju
> ke arah sana, tapi masih perlu dibuktikan bahwa mereka mampu
> menyediakan sistem dimana siapapun bisa berkarya kreatif di negaranya.
> harus mampu membuat sistem sampai ada orang indonesia yang mengatakan
> 'gampang membuat start-up di india/cina...' spt carlos yang melakukan
> hal sama (asumsi saya carlos bukan warga negara amerika :)) di
> california.

Nah disini ada perbedaan mas Roby.

Sekarang "sudah gampang membuat startup di China/India".

Hari ini,sudah banyaaak startup IT dan Biotek di China dan India.
Mereka kebanyakan dibiayai Silicon Valley VC.

Hal ini juga yang membuat mengapa sebagian orang muda India/China lebih
cenderung untuk tetap berada di negaranya dan tidak hijrah ke AS
seperti seniornya.


> praktisnya, ini adalah kritik saya pada univ.2 di indonesia yang
> cenderung merekrut lulusan univ yg sama. sehingga iklim kompetisi tidak
> berkembang.
> amerika mundur karena melemahnya sistem kompetisi (atau maju karena
> mampu membuat sistem kompetisi).
>
> meskipun saya salut pada cina, tapi saya belum optimis karena sistem
> mereka yg masih otoriter. (habibie pernah cerita bahwa seorang diplomat
> cina mengatakan bahwa secara nasional cina masih sama dengan indonesia,
> hanya di daerah2 tertentu saja cina sudah menjadi negara maju).
> begitupula india: pekerja kasar diupah kecil dan memakai lilin utk
> penerangan ketika menggali untuk menanam kabel fiber optic (sungguh
> ironis). jadi meskipun potensi majunya besar, india dan cina masih
> perlu bekerja keras untuk menjaga stabilitas dalam pertumbungan ekonomi
> ini. karena jika mereka gagal, (karena begitu besarnya ekonomi mereka)
> yang menanggung akibatnya bukan hanya mereka sendiri, tapi seluruh
> dunia termasuk indonesia yang bisa masuk krisis ekonomi lagi. jadi
> jelas saya tidak ingin india dan cina gagal, karena itu kita perlu
> lebih hati2 dalam menilai keadaan; tidak terlalu cepat mengambil
> kesimpulan sesuatu itu baik atau buruk.

Setuju mas roby.

-mcp

Kirim email ke