>Bukan sebaiknya seperti kita yang mau serba amerikah , amazing >ternyata >sudah begitu 'desperate'nya universitas di AS untuk menarik lebih >banyak lagi orang2 pintar dari China/India.
Meskipun saya sudah berkali2 posting di thread ini, tapi saya masih ragu apakah saya sudah jelas mengemukakan maksud saya :D Jadi sekarang saya ingin perjelas :) Argumen yang ditawarkan adalah bahwa para imigran asing telah menguasai ranah teknologi di Amerika sehingga dikatakan bahwa Amerika sudah 'desperate' karena kekurangan tenaga ahli. Saya jelas tidak menolak fakta bahwa jelas imigran (terutama dari Cina dan India) menguasai arena teknologi di Amerika. Yang saya persoalkan adalah interpretasi dari fakta ini. Apakah benar berkuasanya para imigran di Amerika menggambarkan Amerika yang 'desperate'? Penting untuk mengingat bahwa Amerika adalah negara imigran. Kesalahan kita adalah menganggap ada satu mahluk bermana Amerika yang bisa kita definisikan dengan jelas (biasanya orang amerika = bule). Tapi sepertinya Amerika itu lebih seperti konsep, bukan suatu entitas. Amerika bukanlah satu ras. Amerika adalah siapapun produktif untuk Amerika (termasuk imigran baik yang legal maupun yang ilegal, ataupun warga negara lain yang bekerja di Amerika - termasuk international students atau Carlos yang membuat start-up di California :)). Ini kelebihan Amerika, meskipun jauh dari sempurna, tapi dibanding negara lain, orang asing masih memiliki kesempatan bagus di Amerika. Jadi buat saya semakin banyak imigran asing berkiprah di Amerika justru ini menunjukkan Amerika yang semakin kuat. Disini perlu berhati2 juga, saya tidak memberikan argumen bahwa Amerika semakin kuat secara umum. Saya hanya mengkritik satu rangkaian logika: Banyak imigran -> Amerika semakin lemah Saya bilang: Banyak imgran -> Amerika semakin kuat. Kita mungkin terbiasa dengan argumen bahwa semakin banyak orang asing menandakan negara kita semakin lemah. Padalah semakin banyak orang asing menunjukkan juga kita terkoneksi ke sumber daya yang lebih besar, yang dengan usaha tertentu, akhirnya bisa memperkuat diri kita sendiri. Mungkin ini bagian dari debat klasik yaitu jika kita memegang satu kekuasaan, cara apa yang lebih efektif untuk memperkuat atau menambah kekuasaan: menjadi tertutup atau terbuka. Sepertinya kalo kita berpikir lokal maka tertutup jadi pilihan, karena kita fokus pada kekuasaan yang sudah ada, dengan resiko kekuasaannya tidak bertambah besar malah semakin mengkerut relatif terhadap kekuasaan global. Tapi jika kita berpikir global maka lebih baik membuka dan membiarkan kekuasaan itu bepergian sehingga tambah besar meskipun beresiko bertabrakan dengan kekuasaan lain. Banyak survei menunjukkan bahwa orang2 Amerika relatif lebih optimis. Karena itu pula mungkin mereka lebih terbuka. Meskipun semangat isolasi sudah mulai terasa gaungnya di Amerika. Jika semangat isolasi diri ini semakin besar, maka mungkin memang benar Amerika sedang menggali kuburannya sendiri. Jadi buat saya justru tanda Amerika semakin lemah adalah ketika imigrannya berkurang, bukan saat imigrannya bertambah. Mungkin ini tidak berlaku di negara lain. Gelombang imigrasi ke Amerika biasanya terjadi ketika ekonomi amerika sedang bagus. Tentu, benar tidaknya saya tidak tahu pasti , ini hanya opini saya :) ->roby --- http://robymuhamad.com/amerika