----- Original Message -----
From: Saleh Iskak <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 19, 2001 5:10 PM
Subject: [Lingk] Bapedal Menyetujui Amdal BP


> Bapedal Menyetujui Amdal BP Indonesia
>
> Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH)/Ketua Bapedal Pusat, Dr. Sonny
Keraf telah menyetujui kerangka acuan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan(AMDAL) BP Indonesia untuk mendukung eksploitasi tambang gas alam
cair (LNG) Proyek Tangguh di Teluk Berauw, Kepala Burung, Irian Jaya. Humas
BP Indonesia Amir Hamzah di Jayapura, baru-baru ini mengatakan pihaknya
telah menerima persetujuan kerangka acuan tersebut dari Meneg LH/Ketua
Bapedal Pusat, seperti yang dikutip dari Antara.
>
> Amir selaku pembicara materi AMDAL pada workshop Sosialisasi Industri
Minyak dan Gas khusus LNG Proyek Tangguh atas kerjasama BP Indonesia,
Pertamina Pusat dan Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWI-R)
Koordinator Irja, yang dilaksanakan pertengahan Juni diikuti sekitar 50
wartawan dari media cetak dan elektronik ibukota dan daerah.
>
> Menurut Amir, penyusunan AMDAL BP Indonesia Proyek Tangguh merupakan AMDAL
terpadu dan menjadi percontohan Pertambangan gas (LNG) pertama di Indonesia,
karena melibatkan semua pihak baik tokoh masyarakat lokal, pemerintah, LSM
maupun perguruan tinggi dengan aspek lingkungan, biologi, dan aspek sosial.
Khusus masyarakat, tim penyusunan AMDAL yang terdiri atas 23 orang itu telah
mendengarkan masukan dari masyarakat yang tersebar di 51 desa di Kecamatan
Bintuni, Arandai dan Kecamatan Babo.
>
> Selain itu perusahaan telah mengadakan sosialisasi penyusunan kerangka
acuan AMDAL LNG Tangguh di Teluk Berauw di Kabupaten Manokwari, Sorong dan
Kabupaten Fakfak yang termasuk dalam wilayah Kepala Burung Irja. "Penyusunan
kerangka acuan AMDAL terpadu itu sesuai peraturan pemerintah (PP) Nomor 8
tahun 2000," kata Amir. Ia mengatakan, setelah persetujuan kerangka acuan
AMDAL, maka saat ini tim menyusun Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dan
bila disetujui pemerintah dilanjutkan dengan penyusunan AMDAL yang
diharapkan selesai pada Agustus mendatang. "Walaupun dampak eksploitasi LNG
kecil terhadap lingkungan, namun perusahaan telah 'komit' menjaga
kelestarian lingkungan alam maupun lingkungan masyarakat di sekitar wilayah
kerja (WK) perusahaan," ujarnya. Proyek LNG Tangguh memiliki cadangan gas
18,4 trilyun kaki kubik yang diambil dari 15 sumur tua di Weriagar dan
Vuruata dengan pembangunan industri di Desa Tanah Merah, Kecamatan Babo.
Perusahaan akan membangun dua trend di Wer!
> iagar dan Voruata, dan perusahaan memulai memproduksi tahun 2005 dengan
negara tujuan ekspor Jepang, China, Korea Selatan, India, dan Amerika
Serikat dengan rata-rata produksi enam sampai tujuh ton per tahun.
>
> Proyek LNG (gas alam cair) Tangguh rencananya akan mengambil kawasan di
daerah lepas pantai (offshore) dan daratan (onshore) di sekitar kawasan
teluk Bintuni propinsi Papua. Secara administratif, lokasi proyek LNG
Tangguh ini tercakup kedalam 3 (tiga) wilayah yaitu  kabupaten Manokwari,
Fak-Fak dan Sorong Propinsi Papua dengan cadangan LNG terbukti 14.7 TCF
(Triliun Kaki Kubik).
>
> Menurut pihak BP-Pertamina pembangunan Kilang LNG
> akan mulai dibangun tahun 2002 di desa Tanah Merah, kecamatan Babo dengan
kapasitas produksi 6  7 juta ton LNG per Tahun dan pengapalan perdana akan
dilakukan pada tahun 2005. Dipekirakan pada tahap awal kontruksi yang
memakan waktu hanya 3 (tiga) tahun akan menyerap sekirar 8.000 tenaga kerja
dan pada tahap operasi produksi hanya akan menyerap sekitar 350 pekerja.
Pada saat ini, menurut pihak BP-Pertamina status pengembangan LNG Tangguh
masih pada tahap perencanaan, rekayasa dasar dan studi AMDAL.  Diperkirakan
sejumlah desa yang berada diteluk Bintuni akan terkena dampak langsung
sebagai akibat kegiatan pengembangan LNG Tangguh.
>
> Kekayaan alam dan segala isinya haruslah dipergunakan sebesar-besarnya
bagi kemakmuran rakyat dan dalam perencanaannya adalah sangat mutlak
melibatkan masyarakat setempat. Adalah merupakan tanggungjawab kita semua
untuk mewujutkan hal tersebut. Langkah-langkah kongrit sangat dibutuhkan
oleh
> masyarakat pada kawasan Teluk Bintuni saat ini. Dengan modal sangat besar
tentunya masyarakat diteluk bintuni tidak kuasa untuk menahan proyek LNG
Tangguh.
>
> Peluang dan Ancaman
> Menurut LBP Manokwari,  yang merupakan sebuah organisasi non-pemerintah,
bahwa  pada tahap awal kontruksi kegiatan ini, akan terserap sekitar 8.000
tanaga kerja sehingga masalah pengangguran di Papua dapat sedikit teratasi
walaupun hanya bersifat sesaat. Dari sudut pendapatan domestik bruto
otomatis pendapatan daerah akan meningkat setidaknya adanya peluang usaha
baru bagi masyarakat baik untuk memasarkan produk pertaniannya dan pemasukan
pajak bagi pemerintah.
>
> Secara langsung atau tidak langsung BP-Pertamina akan memperhatihan
pembangunan sarana dan prasarana sosial pada kawasan teluk bintuni terutama
pada daerah sekitar kawasan eksploitasi. Seperti misalnya memperbaiki
tingkat pendidikan masyarakat, memberikan  pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatkan ekonomi pedesaan dan standar hidup masyarakat pedesaan sekitar
kawasan eksploitasi baik melalui kegiatan ketrampilan dan kegiatan lainnya,
>
> Menurut peninjauan LBP Manokwari bahwa hal-hal tersebut merupakan hal-hal
yang sangat normatif, bagaimanapun yang namanya pengusaha akan lebih
bersifat profit oriented. Selain peluang-peluang diatas peluang yang akan
diraih juga adalah semakin mengukuhkan Indonesia sebagai pengahasil LNG
terbesar di Asia.
>
> Sedangkan kehadiran berbagai perusahaan besar di Teluk Bintuni saat ini
telah memberikan dampak negatif pada komunitas hutan Mangrove di kawasan
teluk bintuni, pembabatan hutan mangrove dan konversi lahan hutan mangrove
memang masih belum sangat terasa saat ini. Namun demikian pada masa-masa
akan datang akan semakin terasa, degradasi lingkungan terutama potensi
keanekaragaman hayati akan semakin terancam pada kawasan tersebut.
>
> Selain dampak lingkungan diatas maka dampak lain yang tidak kalah
pentingnya adalah dampak sosial. Pada tahap konstruksi akan terserap 8.000
orang tenaga kerja selama 3 tahun dan setelah itu hanya 350 orang yang akan
menjadi pekerja tetap pada tahapan produksi. Tidak sampai 1 % yang akan
tetap bekerja, lalu sisanya sebesar 7.650 orang atau sekitar 99.6 % akan
kembali menjadi pengangguraan kembali.
>
> Dengan situasi SDM Papua saat ini kira-kira ada berapa orang Papua yang
akan tetap terserap untuk kegiatan pengekploiasian yang berteknologi tinggi
tersebut.  Yang pasti  masyarakat asli teluk bintuni akan semakin
terpinggirkan oleh tekanan imigran dari luar.
>
> Yang saat ini menjadi perhatian NGO di Manokwari adalah sejauh mana
keterlibatan masyarakat dalam kegiatan perencanaan eksploitasi LNG Tangguh.
Saat ini telah terjadi rencana transaksi pengambil alihan tanah di kawasan
Tanah Merah dan Saengga kecamatan Babo, masyarakat pada kedua daerah itu
sendiri akan dipindahkan ke kawasan lain. Saat ini memang
> Tengah berjalan studi-studi dampak lingkungan pada kawasan Teluk Bintuni,
namun perlu dicermati bahwa kegiatan studi tersebut sepenuhnya dibiayai oleh
BP-Pertamina sehingga independensi dari data yang dihasilkan akan sangat
> diragukan. ***
>
>
> ===== Petunjuk Milis Lingkungan ===========
>
> Gunakan bahasa yang sopan dan bersikap dewasa
> Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti    : [EMAIL PROTECTED]
>
> ===== Motto:Lestari dan berseri Indonesiaku ======
>
> Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/
>
>

Kirim email ke