Indosat Mega Media berencana mengembangkan layanan Wimax pada kuartal 
kedua tahun 2006. 
Written by Wahyu Haryadi 
Thursday, 05 January 2006 

Diam-diam PT Indosat Mega Media (IM2) mengembangkan layanan jaringan 
nirkabel pita lebar (broadband). Setelah mengembangkan layanan wireles 
fidelity (wifi) yang memungkinkan akses internet nirkabel di tempat umum, 
IM2 akan meningkatkan kecepatan jaringan dengan mengimplementasikan 
Wireless Microwave Access (Wimax). 

Layanan baru tidak saja meningkatkan kecepatan transfer data, namun juga 
memperluas area atau cakupan hotspot. Sekadar mengingatkan, hotspot adalah 
suatu area atau wilayah dimana kita bisa melakukan akses internet secara 
nirkabel dengan bantuan wireles local area network (WLAN) yang ada di 
ponsel maupun notebook. 

Hotspot umumnya meliputi area terbatas, misalnya sebuah kafe atau mal. 
Dengan Wimax, area hotspot bisa diperluas lagi. Secara teoritik area 
hotspot Wimax bisa menjangkau wilayah hingga 30 kilometer pesegi.

''Tren teknologi masa depan, nampaknya semua akan beralih ke Wimax, 
termasuk di Indonesia. Teknologi ini akan mengubah tatanan industri 
telekomunikasi di Indonesia,'' ungkap Presiden Direktur PT Indosat Mega 
Media (IM2), Brata T. Hardjosubroto, ketika ditemui Republika, beberapa 
waktu lalu. 

IM2 sendiri, lanjut Brata, akan menggunakan teknologi ini pada kuartal 
kedua tahun 2006. Ia memprediksi pemakaian Wimax tidak hanya akan 
dilakukan oleh perusahaannya saja, namun juga perusahaan lain yang 
bergerak di bidang telekomunikasi. 

Namun, penggunaan secara masal baru dilakukan pada akhir 2007 atau awal 
2008. Pada kurun waktu tersebut, papar Brata, banyak pengguna handset yang 
akan melakukan migrasi ke teknologi Wimax. ''Penerapannya memang 
membutuhkan waktu. Tidak bisa langsung diimplemetasikan dan digunakan oleh 
banyak orang. Ada proses yang harus dilalui,'' paparnya. 

Pengguna handset yang mendukung teknologi Wimax, katanya, bisa berpindah 
dengan cepat jika ada jaringan Wireless fidelity (Wifi). Dengan kondisi 
ini, pengguna ponsel bisa menelepon ke Amerika Serikat dengan biaya yang 
lebih murah dibandingkan dengan layanan yang ada saat ini. 

Ketika ditanyakan tentang kesiapan infrastruktur jaringan di Indonesia, 
Brata mengatakan tidak ada masalah. Pasalnya, kata dia, infrastruktur 
jaringan akan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan faktor-faktor 
lain. ''Kendala yang harus diperhatikan adalah masalah regulasi. Biasanya, 
ini menjadi kendala karena membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan 
membangun jaringan infrastruktur. Wimax itu hanya sebuah teknologi lain,'' 
paparnya. 

Kehadiran Wimax, tak urung, akan semakin memanjakan para pengguna layanan 
nirkabel. Apalagi tahun ini para pelanggan seluler akan menikmati layanan 
GSM generasi ketiga (3G). Baik 3G maupun Wimax dikenal sebagai teknologi 
yang mampu mendeliver data dengan kecepatan tinggi. Bila 3G mampu 
menghantarkan data dengan kecepatan hingga 2 MB per detik, Wimax lebih 
tinggi lagi. Kecepatan transfer data Wimax mencapai puluhan MB per detik. 
Untuk layanan nirkabel, Wimax umumnya digabungkan dengan layanan 3G.

Korea Selatan, kini mengembangkan Wimax untuk layanan nirkabel. Salah satu 
pengembangnya, Samsung Electronics, mengimplementasikan wireless broadband 
(Wibro) atau jaringan pita lebar nirkabel. Wibro merupakan Wimax versi 
Samsung. Wibro menggunakan standar yang sama dengan Wimax nirkabel, yakni 
IEEE 16e. Standar IEEE 16e disepakati merupakan standar Wimax nirkabel. 
Untuk layanan Wimax menggunakan jaringan kabel tembaga atau serat optik 
menggunakan standar IEEE 16d Untuk Wimax melalui kabel, PT Intel Indonesia 
telah melakukan proyek rintisan di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD). 
Teknologi ini digunakan untuk membantu program pemulihan Aceh pasca 
bencana tsunami. Satu-satunya teknologi komunikasi yang dapat digunakan 
saat itu adalah Wimax. Namun, teknologi ini belum mendekati standar Wimax, 
karena itu disebut sebagai pre-Wimax. Kehadiran teknologi ini memungkinkan 
akses terhadap aneka aplikasi multimedia melalui koneksi kabel.

Komplemen 3G
Brata mengungkapkan bahwa teknologi 3G dan Wimax akan saling membutuhkan. 
Kedua teknologi ini akan berkaitan secara komplementer. Meskipun Wimax 
akan lebih mengarah ke mobilitas, namun kedua teknologi ini tidak akan 
saling berkompetisi. 

''Walaupun Wimax nantinya mengarah ke mobilitas, namun ia tidak akan bisa 
menyaingi seluler (3G). Sebaliknya, seluler dengan teknologi 3G akan 
mencoba untuk menempelkan bandwith-nya. Ini karena Wimax memiliki bandwith 
yang lebih lebar dibandingkan dengan 3G. Namun tetap tidak bisa menyaingi 
mobilitas Wimax yang tinggi. Solusinya, keduannya akan saling berjalan 
beriring,'' papar Brata. 

Sementara itu, layanan 3G akan terus berkembang. Saat ini saja, katanya, 
sudah banyak operator yang sudah melakukan uji coba. Persiapan jaringan 
infrastruktur maupun bentuk layanan juga terus dilakukan. Berbagai macam 
handset yang membenamkan teknologi 3G sudah banyak ditemui di pasaran. 
Sayangnya, teknologi ini belum benar-benar terealisasi karena terbentur 
masalah regulasi dari pemerintah. Pemerintah terus menunda pelaksanaan 
tender alokasi frekuensi yang nanti akan digunakan untuk menggelar layanan 
3G di frekuensi 1900 Mhz. 

Berkaitan dengan teknologi 3G, Brata menjelaskan peran IM2 dalam dalam 
layanan tersebut. Brata mengungkapkan, IM2 berperan penting dalam layanan 
3G. Pasalnya, dengan akses internet yang dimiliki IM2, penggunaan konten 
dan layanan 3G akan lebih mudah dilakukan. 

''Teknologi 3G yang menyediakan adalah Indosat, IM2 hanya sebagai salah 
satu penyedia konten atau aplikasi yang berbasis internet. Nantinya ada 
konten-konten lain yang akan berkembang. Seperti misalnya video 
conference, download gambar, e-learning, dan banyak lainnya,'' papar 
Brata. 

Teknologi 3G, lanjutnya, akan dapat memperluas akses komunikasi. 
Penggunaan akses intenet, akan semakin mudah dilakukan melalui ponsel. 
Sehingga, pelanggan IM2 di sektor ritel pun diharapkan akan terus 
bertambah. Saat ini, kondisi pelanggan ritel IM2 telah mencapai sekitar 25 
ribu. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, seiring dengan 
perkembangan teknologi yang terjadi. Untuk itu, pada tahun 2006, IM2 akan 
terus mengembangkan fitur-fitur baru dan meningkatkan kualitas layanan 
kepada konsumen. 

Isi Ulang
Tahun 2006 juga dijadikan sebagai ajang untuk terus melakukan inovasi. 
Brata mengungkapkan, IM2 berencana untuk meluncurkan konsep isi ulang 
untuk kartu prepaid yang digunakan untuk menggunakan intenet. Nantinya, 
konsumen hanya tinggal mengirim sms atau membeli kartu untuk mengisi ulang 
kartu yang akan digunakan untuk akses ke internet. 

''Jadi nantinya seperti membeli voucher telepon isi ulang. Ini untuk 
memudahkan pelanggan menggunakan layanan IM2. Jadi selain dengan kartu, 
konsumen juga bisa mengisi ulang lewat SMS,'' ujarnya. Selain sektor 
ritel, IM2 juga memiliki pelanggan di sektor corporate. Sektor ini memberi 
sumbangan yang penting bagi perusahaan yang kini memiliki sekitar 60 area 
hotspot di seluruh Indonesia. 

''Pelanggan corporate kita mencapai lebih dari 1.500. Ini terdiri dari 
pelanggan dari perusahaan besar, menengah dan kecil. Di tahun 2006, kami 
akan berupaya untuk meningkatkan pencapaian, baik dari segi pemakaian 
bandwith yang lebih besar maupun dari segi jumlah pelanggan. Peningkatan 
ini lebih pada pertumbuhan yang diharapkan bisa mencapai lebih dari 50 
persen,'' papar Brata.
(mth ) - Republika Online 4 Januari 2006

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke