Rezeki Dari Arah Lain

" kak bagaimana kalau dagangan es kacang ijonya gak laku, kan hari lagi hujan 
deras" kata seorang adik kepada kakaknya pada sebuah tempat pemberhentian bis. 
Si kakak hanya diam , dia tidak bisa berkata apa-apa untuk meyakinkan adiknya. 
Semenjak pagi mendung memang telah menyambut mereka berdua, akan tetapi 
dagangan es yang telah di persiapkan dari semalam harus tetap dijual. Belum 
satupun dagangan mereka yang laku, sementara jam hampir memasuki waktu sholat 
dzuhur " Kakak gak tahu dek, tetapi ibu pernah mengatakan bahwa rezeki ada di 
tangan tuhan. Hari ini tuhan hendak mencoba keyakinan kita dengan memberikan 
siraman air hujan" kata sang kakak yang sebenarnya lebih banyak meyakinkan diri 
sendiri ketimbang adiknya yang masih termagu memandangi air hujan. 

Kabut awan diangkasa semakin gelap seperti akan memasuki waktu maghrib, padahal 
pada jam yang sama jika cuaca normal maka matahari tepat berada diatas kepala. 
Adiknya masih bermain-main dengan air hujan, tangan kecilnya yang sebelah kiri 
sibuk memainkan tampias air hujan dan tangan kanannya memutar-mutar payung yang 
di bawa dari rumah. Sekolah masih libur, biasanya es dagangan mereka di bawa 
kesekolah untuk dititipkan pada warung depan sekolah dan sewaktu pulang, 
dagangan tersebut diambil, jika ternyata esnya masih banyak , mereka menjualnya 
berkeliling dan setelah itu baru pulang kerumah. " Dek, bisa  pinjam payungnya 
, saya mau  supermarket yang didepan itu ?" tanya seorang bapak dengan pakaian 
rapi seperti pulang dari kantor. Adiknya memberikan payung tersebut dan 
mengikuti bapak itu disampingnya. Tidak beberapa lama kemudian adiknya tiba. " 
Kak, bapak tadi ngasih aku uang lima ribu" kata adiknya dengan bangga. " Ya 
sudah simpan saja uangnya" kata kakaknya yang masih cemas dengan dagangan 
mereka. 

Dari jauh terlihat seorang bapak tua kehujanan yang berusaha mencari tempat 
berteduh. Ternyata bapak tua itu seorang pengemis dan dia langsung duduk di 
pojokan halte bis.
" Nak antar ibu ke ujung gang sana yah, anak ibu sedang menunggu disana, ibu 
lup bawa payung" kata seorang ibu kepada adiknya. Tidak beberapa lama adiknya 
sudah menghilang bersama ibu tersebut ke ujung jalan yang dimaksud oleh ibu 
tadi. Setelah itu beberapa saat kemudian adiknya sudah tiba kembali " Kak aku 
dapat sepuluh ribu lagi" kata adiknya sambil menunjukan uang tersebut. " Ya 
sudah kamu simpan lagi saja" jawab kakaknya masih dengan raut wajah cemas. 
Beberapa kali adiknya memberikan pertolongan dengan mengantar orang yang ada di 
pemberhentian bis tersebut ketempat yang mereka minta dan beberapa kali pula 
tambahan dana mengisi kantong kecil adiknya, tetapi fikiran sikakak tetap fokus 
pada barang dagangnya yang masih utuh atau belum terjual sama sekali.

Setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya hujan berhenti, tidak satupun 
orang yang berada di pemberhentian bis tersebut yang membeli dagangannya, bisa 
saja mereka berkeliling dengan menggunakan payung, tetapi berdagang es ditengah 
hujan tentulah kurang efektif dan membuang tenaga sehingga mereka berharap di 
pemberhentian bis tersebut ada yang membeli, tetapi ternyata keadaan bertolak 
belakang dengan harapan mereka. Kakak beradik tersebut menyebrang jalan menuju 
supermarket di sebrang jalan dan berniat berjualan di depannya. Bapak tua yang 
tadi duduk di pojokan halte berjalan di samping mereka tanpa melihat kanan 
kiri. Tubuhnya masih basah, hal itu yang mungkin menyebabkan bapak tersebut 
tidak fokus dengan jalanan karena dia tampak kedinginan. Tidak beberapa lama 
kemudian tubuhnya limbung dan jatuh diantara genangan air. Kedua kakak beradik 
tersebut berusaha menolong dengan mengangkat dan memapah bapak tersebut kembali 
ke halte. Terseok-seok tubuh kecil itu memapah seorang lelaki tua yang ukuran 
badannya dua kali mereka. Sesampai di pinggir jalan, tiba-tiba terdengar suara 
benturan cukup keras. Termos es dagangan mereka yang masih berda di tengah 
jalan tersenggol kendaraan roda empat, semua isi berhamburan dan banyak yang 
hancur terlindas ban kendaraan umum yang lewat. 

Sang kakak mengambil termos tersebut, tidak ada isi yang tersisa semua 
terbuang. Termos masih dalam keadaan baik, hanya sedikit goresan akibat 
benturan dengan batu jalanan. Setelah merasa kondisi bapak tersebut agak 
membaik, mereka pulang kerumah dengan wajah lesu. " Ada apa nak , kok wajah 
kalian lesu begitu ?...es nya gak laku? ya gak apa-apa ..kan memang cuacanya 
tidak mendukung" kata ibu mereka dengan bijaksana ketika mereka sampai dirumah. 
" Bukan cuma tidak laku bu tapi juga , es nya rusak semua karena terjatuh" 
jawab sang adik. Sang kakak menceritakan kejadian yang menimpa mereka sewaktu 
di tempat pemberhentian bis. " Emang adik dapat uang berapa ?" kata ibunya 
mengalihkan perhatian kedua anaknya dengan menfokuskan hasil dari menolong 
orang lain dengan memberikan pinjaman payung, mirip tukang ojek payung di 
terminal. " gak tahu bu coba hitung aja " kata sang adik sambil merogoh kantong 
dan menyerahkan semua kepada ibunya." Wah ini lumayan banyak hampir empat puluh 
ribu rupiah...lebih banyak dari jualan kalian kalo laku semua yang hanya dua 
puluh ribu, selain itu kalian juga telah menolong orang lain dan itu juga 
sebuah rezeki loh" kata sang ibu dengan tersenyum"...tapi kan bu kalo lakukan 
jadi tambah banyak..." kata sang kakak masih dengan nada sedih.

" Rezeki Allah itu dari mana saja, kita hanya berusaha dan Allah lah yang 
memutuskan apakah usaha kita layak mendapat hasil atau tidak, dan Allah pula 
yang memutuskan apakah hasil itu di peroleh dari yang kita usahakan atau dari 
tempat lain yang kita tidak duga sebelumnya. Banyak orang yang salah sangka 
dengan mengira bahwa hasil yang mereka peroleh dari usaha mereka. Tidak, banyak 
yang  telah bekerja keras tapi hasilnya tidak seberapa dan ada juga yang 
bekerja ringan tapi hasilnya sangat banyak. Tugas kita hanya berusaha sekuat 
tenaga dan diniatkan karena Allah, insyaAllah hasil yang kita peroleh baik itu 
sedikt atau banyak akan mendapat ridho dari Allah" kata ibu mereka sambil 
memeluk kedua anaknya.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

Kirim email ke