haturan,
 
nyanggakeun... buku ieu munel pisan ku data. cocok pisan keur nambahan elmu tina hal perang pikiran antara kulon jeung wetan.
 
deha

---------- Forwarded message ----------
From: ahmad nuim <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Apr 13, 2006 10:29 AM
Subject: [INSISTS] Gatra: Resensi Buku Hegemoni Kristen-Barat
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

Gatra, Buku, 10 April 2006

Judul Buku : HEGEMONI KRISTEN-BARAT DALAM STUDI ISLAM DI PERGURUAN TINGGI
Penulis: Adian Husaini
Penerbit: Gema Insani, Jakarta, Muharam 1427 H/Februari 2006 M, 295 + xvii halaman
___________________________

Kebebasan Mulai Berbuah
Virus rasional yang disuntikkan Harun Nasution ke perguruan tinggi Islam sudah berbuah. Adian mengkritisi arus pemikiran di kampus Islam yang dinilainya telah melenceng.

PADA Agustus 1973, rapat rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang diselenggarakan di Ciumbuleuit, Bandung, Departemen Agama RI memutuskan, buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (IDBA) karya Prof. Dr. Harun Nasution direkomendasikan untuk diajarkan di IAIN. Meski banyak mengundang kritik, Departemen Agama yang dipimpin Prof. Dr. Mukti Ali tetap memberi jalan pada IDBA untuk dijadikan mata kuliah pengantar agama Islam, mata kuliah komponen institut yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa IAIN.

Di antara para pengkritik, Prof. Dr. H.M. Rasjidi melontarkan pandangannya secara tajam. Kritik Menteri Agama RI pertama itu awalnya bersifat terbatas. Pada 3 Desember 1975, Rasjidi menulis surat kepada Menteri Agama dan beberapa eselon tertinggi di Depag. "Saya menjelaskan kritik saya pasal demi pasal dan menunjukkan bahwa gambaran Dr. Harun tentang Islam itu sangat berbahaya, dan saya mengharapkan agar Kementerian Agama mengambil tindakan terhadap buku tersebut, yang oleh Kementerian Agama dan Direktorat Perguruan Tinggi dijadikan sebagai buku wajib di seluruh IAIN di Indonesia."

Tapi surat yang dilayangkan Rasjidi tak mendapat jawaban, termasuk dari Harun. Maka, pada 1977, Rasjidi menerbitkan buku Koreksi terhadap Dr. Harun Nasution. Dalam bukunya, Rasjidi mengurai satu per satu argumen Harun yang, menurut dia, "Harun tidak kritis terhadap pemikiran orientalis."

Rasjidi memberi penilaian, "Harun menunjukkan dirinya sebagai orang yang sangat terpengaruh oleh cara orang mempelajari Islam di Barat, sehingga memberi kesan bahwa semua cara mempelajari Islam di sana baik. Dan semua yang di negeri-negeri Timur Tengah mengecewakan, tanpa melihat perbedaan waktu yang berabad-abad."

Harun sendiri mengaku tekagum-kagum pada paham Muktazilah, yang sekarang populer dengan sebutan rasionalis. Dalam wawancara dengan Harian Pelita, 16 Juli 1992, Harun mengaku bahwa, "Paham Muktazilah itulah yang cocok dengan ilmu pengetahuan dan teknologi." Sedangkan paham Ahlusunnah dianggap tidak cocok dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dinilai berpaham Jabari, serba kehendak Tuhan. Dan ini membuat manusia menjadi statis, kurang dinamis.

Karya Adian Husaini ini mengupas tentang program studi di perguruan tinggi, khususnya di IAIN atau Universitas Islam Negeri (UIN). Menurut mantan wartawan yang kini kandidat doktor bidang pemikiran dan peradaban Islam di International Institute of Islamic Though and Civilization-International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM) itu, peringatan Rasjidi tersebut kini mulai berbuah.

Terlihat, antara lain, di IAIN Bandung, pada 2004. Mahasiswa baru disambut dengan ucapan, "Selamat bergabung di area bebas Tuhan." Pada tahun yang sama, UIN Yogyakarta meluluskan sebuah tesis master yang menyerang kesucian dan otentisitas Al-Quran. Dari Fakultas Syariah IAIN Semarang muncul jurnal yang menyerang Al-Quran dan memperjuangkan perkawinan homoseksual. Paham pluralisme agama juga marak. Malah, di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, sejumlah dosen menjadi pendukung gerakan perkawinan antar-agama.

Kegalauan Adian itu disajikan dalam bentuk kritik atas perkembangan pemikiran keislaman yang kini banyak diusung kelompok Islam liberal. Ia juga mengkritik hermeneutika, yang awalnya dipakai untuk melakukan kritik terhadap Bibel dan kini diajarkan di berbagai IAIN/UIN, digunakan untuk melakukan pendekatan dan kritik terhadap Al-Quran.

Upaya yang dilakukan Adian ini memang tengah populer dalam arus pemikiran Islam di Tanah Air. Ia satu dari sekian cendekiawan yang cukup serius mengkritisi arus pemikiran Islam yang dinilainya telah melenceng. Sejalan dengan Adian, antara lain, ada Adnin Armas, Ugi Suharto, dan Hamid Fahmy Zarkasyi, yang juga alumni ISTAC-IIUM.

Kehadiran Adian dan alumni ISTAC-IIUM itu tampaknya menjadi penyeimbang derasnya arus liberalisasi. Mereka menjaga teks-teks suci agar tak ditafsirkan secara bebas dan lepas kendali. Namun keistikamahan mereka masih akan diuji oleh waktu.

Herry Mohammad
===========
--
~:ngadék sacékna, nilas saplasna:~
deha.wordpress.com
borondongjagong.blogspot.com


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke