Baraya,
Aya kuiz yeuh, cing pangnitenankeun sing telik, eusi ieu artikel. Lebah mana kira-kira salahna? Upama aya salahna kitu oge.

Ieu artikel dtulis ku wartawan Minggu Pagi Online, ieu alamatna:
http://www.minggupagi.com/article.php?sid=93846

salam,
mh

=========

Gajah Mada, Konvensi Kepemimpinan Nomor Satu Tak Harus Orang Nomor Satu

Tanggal: Tuesday, 23 November 2004 21:54
Topik: No 34 Th 57 Minggu III November 2004

Siapa tidak mengenal Gajah Mada, Mahapatih Majapahit yang orang biasa ketika Majapahit diperintah Ratu Tribhuana Tungga Dewi. Saat itu kerajaan menghadapi pemberontakan Ra Kuti.

Gajah Mada saat itu Panglima Bhayangkara, membawahi seluruh pasukan Majapahit. Ia diberi mandat untuk menumpas pemberontak, meredam disintegrasi. Dengan keahlian di sektor polkam dan keahlian olah keperajuritan serta strategi militer, Gajah Mada mampu menumpas pemberontak.

Orang pertama Majapahit adalah Ratu Tribhuana Tungga Dewi, tetapi yang menjalankan roda pemerintahan adalah Mahapatih Gajah Mada. Tapi, Gajah Mada bukan orang yang haus kekuasaan. Ambisinya hanya mengabdi kepada negara, mempersatukan Bhumi Majapahit. Untuk membuktikan kesetiaannya, ia bersumpah tidak akan memiliki keturunan agar di kemudian hari kebesaran namanya tidak dimanfaatkan anak keturunannya.

Tribhuana Tungga Dewi digantikan Hayam Wuruk yang ketika dilantik menjadi Raja Majapahit, usianya sekitar 20 tahun. Kembali Gajah Mada berperan mendampingi raja muda. Dalam bimbingannya, Hayam Wuruk mencapai puncak kejayaan Majapahit.

Ketika Hayam Wuruk mengutus Gajah Mada untuk memboyong Dyah Ayu Pitaloka dari Pajajaran, di Desa Bubat, pihak Pajajaran meminta agar Raja Hayam Wuruk sendiri yang menjemput Putri Pajajaran. Demi gengsi dan martabat rajanya, Gajah Mada menolak. Terjadilah Perang Bubat yang memakan korban seluruh balatentara keduabelah pihak. Dyah Ayu Pitaloka juga bunuh diri untuk mempertahankan martabat Pajajaran.

Hayam Wuruk murka dan kecewa, lantas memberhentikan Mahapatih Gajah Mada. Gajah Mada menerima dengan ikhlas. Ia tidak sakit hati kepada raja yang memecatnya. Lepas dari kabinet Hayam Wuruk, Gajah Mada memilih menjadi resi.

Mpu Mada bertapa menjauhi dunia politik, tapi sempat melahirkan karya besar, yaitu Kitab Negarakertagama, berisi kiat menuju negara yang adil dan makmur.

Gajah Mada, namanya lebih besar dibanding raja-raja Majapahit. Gajah Mada mengajarkan, untuk menjadi nomor satu tidak harus menjadi seorang raja. Untuk menjadi nomor satu, tidak harus menjadi orang nomor satu. n



=====
Situs: http://www.urang-sunda.or.id/
[Pupuh17, Wawacan, Roesdi Misnem, Al-Quran, Koropak]


Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min.

Komunitas Urang Sunda -->
http://www.Urang-Sunda.or.id




SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke