Naha nya " BEBENDON" teh bet loba ka urang anu mayoritasna beragama Islam _ malah di tepas eh Serambi Mekah - ari di nagri batur ( - barat ) anu cenah " kafir " teu pati loba tsunami,lini,teroris, malah kahirupan sapopoena oge, sigana leuwih makmur ti urang ?!
--- Pada Rab, 7/10/09, MRachmat Rawyani <mrachmatrawy...@yahoo.com> menulis: Dari: MRachmat Rawyani <mrachmatrawy...@yahoo.com> Judul: Re: [Urang Sunda] Fw: Tempo "damai" jeung TeWe ..... Kepada: urangsunda@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 7 Oktober, 2009, 1:13 PM Warta dinten ieu, Susno Duadji, Kabareskrim POLRI anu "nangkep" Katua KPK Chandra M Hamzah jeung Bibit dibebaskeun ku Irwasum POLRI, sabab cenah teu kabuktian"menyalahg unakan wewenang" jeung narima duit suap. Enya, bener-bener "hebat" sang Buhaya teh. baktos, mrachmatrawyani --- On Wed, 10/7/09, Surtiwa <surt...@gmail. com> wrote: From: Surtiwa <surt...@gmail. com> Subject: Re: [Urang Sunda] Fw: Tempo "damai" jeung TeWe ..... To: urangsu...@yahoogro ups.com Date: Wednesday, October 7, 2009, 10:33 AM "........... sanajan sesepuh Tempo, Gunawan Muhammad kungsi nulis: "Ini untuk menjaga agar RI jangan jatuh ke tangan preman " Sigana Kang GM teh poho antara idealisme jeung hirup didunya nyata....Ari masalah premanisme teh teu leupas tina kakuatan implementasi Hukum jeung kalemahan sistim hukum. Di nagara cenah anu hukum parantos maju..malah Mafia na jaya jeung terang2an..janten. ..komo deui diurang..... Pek geura KPK oge pan parebut jeung Pulisi...duka paerebut naon...etah. ..... On 10/7/09, Waluya <waluy...@yahoo. com> wrote: Hirup cenah teu cukup ku idealis, sakapeung kudu oge pragmatis. Grup Tempo, salah sahiji grup media nu paling gede kharismana/ pangaruhna di nagara ieu, tungtungna "damai" jeung Tommy Winata, sanajan sesepuh Tempo, Gunawan Muhammad kungsi nulis: "Ini untuk menjaga agar RI jangan jatuh ke tangan preman" Rabu, 07/10/2009 08:32 WIB Tempo Berdamai dengan Tomy Winata Laurencius Simanjuntak - detikNews Jakarta - PT Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo) beserta Goenawan Mohamad dan pengusaha Tomy Winata sepakat berdamai. Mereka sepakat untuk menganggap selesai segala permasalahan hukum yang melibatkan keduanya. "Kita bikin semacam gentleman agreement," kata Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Toriq Hadad saat dihubungi detikcom, Rabu (7/10/2009). Penandatanganan kesepakatan antara Tempo, Goenawan dan Tomy diawali acara makan malam bersama di Hotel Borobudur, Jakpus, Selasa (6/10) malam. Hadir pula beberapa petinggi media seperti Karni Ilyas, Elman Saragih dan pengusaha Eric Thohir. Toriq menjelaskan, ada 5 poin yang disepakati di antara para pihak. Pertama, gentleman agreement merujuk pada kasus perdata No 80/Pdt.G/2003/ PN Jaktim yang sudah berkekuatan hukum tetap lewat putusan kasasi di Mahkamah Agung (MA). Kedua, permasalahan hukum yang melibatkan para pihak dianggap selesai. Ketiga, para pihak sepakat tidak akan mengeluarkan isi putusan yang sudah diputus, "Apa pun isi putusan di setiap tingkatan pengadilan." Keempat, para pihak tidak akan melakukan tindakan hukum lagi dan putusan kasasi MA tidak akan dieksekusi. "Kelima perjanjian ini menghormati posisi masing-masing dan menghormati kebebasan pers," ujarnya. Kasus hukum para pihak ini bermula dari gugatan Tomy terhadap Goenawan Mohamad dan PT Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo) pada 2003. Tomy menggugat atas pencemaran nama baik atas pernyataan Goenawan "Ini untuk menjaga agar RI jangan jatuh ke tangan preman" yang dimuat di Koran Tempo 12 dan 13 Maret 2009. Dalam perkara itu, hingga tingkat kasasi, Mahkamah Agung pada Agustus lalu menolak permohonan Goenawan dan Tempo. MA mengharuskan Goenawan dan Tempo meminta maaf melalui beberapa media massa. Awalnya Bandara Toriq bercerita, ide berdamai dengan Tomy Winata berawal saat kuasa hukum Tempo Todung Mulya Lubis tak sengaja bertemu dengan Tomy di bandara. Dalam kesempatan itu, Tomy mengaku tidak lagi menganggap kasus dengan Tempo sebagai suatu masalah. Toriq mengatakan, hal yang sama juga dikatakan Tomy saat diwawancarai wartawan Tempo terkait kasus tersebut. "Saya sudah lupa, nggak ada masalah," tutur Tomy ditirukan Toriq. Atas sikap 'lunak' Tomy tersebut, akhirnya kesepakatan itu terealisasi. Saat ditanya apakah Tempo tetap teguh dengan isi pemberitaan meski sudah berdamai, Toriq menjawab "Kita menganggap 6 tahun konteks keadaan sudah berubah dengan cepatnya. Kalau ada keinginan baik untuk menutup satu bab hubungan Tomy dengan Tempo, kita tutuplah." Terkait pernyataan Goenawan Muhammad yang pernah mengatakan 'Jangan sampai Republik Indonesia jatuh ke tangan preman' Toriq enggan mengomentari lebih jauh. "Lebih baik tanya ke Pak GM," pungkasnya. (lrn/nrl Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/