Saya baru ngeh alias memahami bahwa syariat islam yang saya bayangkan selama ini adalah negara yang melandaskan diri pada hukum Qur'an dan Sunah, hukum seperti ini sangat spesifik dan hanya sebagaian kecil yang pro dengan syariat islam, tapi ketika kita bicara ttg akidah, tegaknya hukum dan akhlakul karimah maka orang akan mempunyai frame yang hampir sama bahwa masalah akidah adalah sebuah bentuk pengakuan diri terhadap sang Pencipta, tegaknya hukum yang benar dan adil, pembenahan akhlak yang menuju pada akhlakul karimah. Saya kira konsep ini akan sangat general untuk indonesia sebagai bangsa dengan agama yang pluralis ini.
SI, should go on........ "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Das Sein =-> Pancasila Das Sollen =-> Syari'at Islam Bagaimana caranya dari das Sein diupayakan untuk mencapai das Sollen? Silakan dibaca Seri 471 di bawah. Wassalam, HMNA ************************************************************************************** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 471. Pencoretan Syari'at Islam dalam Piagam Jakarta dan Rumah Politik untuk Menegakkan Syari'at Islam Syari'at Islam terdiri atas 3 komponen: aqidah, tegaknya hukum dan akhlaq. Piagam Jakarta dibuat untuk dijadikan Muqaddimah UUD, yang juga sekaligus dipersiapkan untuk dibacakan sebagai maklumat (proklamasi) kemerdekaan Indonesia. Disebut Piagam Jakarta, karena piagam itu dibuat di Jakarta pada 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan (orang), yaitu: Ir Soekarno sebagai ketua merangkap anggota, Drs.Moh Hatta, Mr AA Maramis, KH Wahid Hasyim, Abd. Qahar Moedzakkir, Abikoesno Tjokrosoejoso, H.Agoes Salim, Mr Ahmad Soebardjo, dan Mr Moh.Yamin. Piagam Jakarta urung dibacakan sebagai maklumat kemerdekaan Indonesia, karena Bung Karno dan Bung Hatta pada 15 Agustus 1945 larut malam diciduk oleh pemuda yang beraliran ideologi marxisme (Murba) ke Rengas Dengklok dan di sana didesak untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kedua pemimpin itu bertahan untuk membacakan proklamasi di Jakarta, sehingga atas jaminan Mr Ahmad Soebardjo keduanya dikembalikan ke Jakarta pada 16 Agustus 1945 malam. Karena naskah Piagam Jakarta tidak ditemukan malam itu, berhubung keberangkatan yang tergesa-gesa, karena diciduk pada larut malam 15 Agustus itu, maka dibuatlah teks proklamasi berdasarkan ingatan bagian akhir dari alinea ketiga, yaitu "rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdeka-annya". "Rakyat Indonesia" diganti dengan "kami bangsa Indonesia". Inilah yang dijadikan bagian pertama dari teks proklamasi. Bung Hatta kemudian mengusulkan tambahan untuk menegaskan status hukum peralihan kekuasaan dan itulah yang menjadi bagian kedua dari teks proklamasi. Teks inilah yang dibacakan pada pagi-pagi 17 Agustus 1945. Karena bukan Piagam Jakarta yang dibaca secara keseluruhan pada waktu proklamasi kemerdekaan, maka berakibat dua hal: Pertama, Republik Indonesia diproklamasikan tanpa Muqaddimah Undang-Undang Dasar, sehingga terjadi kevakuman konstitusi selama satu hari, karena UUD baru disahkan pada 18 Agusutus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Kedua, terbuka kesempatan untuk mencoret Syari'at Islam(*), sebab jika Piagam Jakarta yang dibacakan sebagai teks proklamasi, maka itu sudah sah sebagai Muqaddimah UUD, merupakan ketetapan yang "eenmalig", teks ptoklamasi tidak dapat diubah lagi, sehingga PPKI tidak berhak mencoret sepatah katapun, dan yang dibicarakan dalam sidang PPKI hanyalah fasal-fasalnya saja. Pencoretan Syari'at Islam dibayar dengan harga mahal. Ummat Islam yang "sadar politik" dengan ideologi Islam yang "beraliran keras" mengadakan perlawanan bersenjata. Itulah latar belakang timbulnya Darul Islam dengan angkatan perangnya, Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Perlawanan DI/TII itu berlangsung bertahun-tahun. Di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang dilanjutkan oleh Tengku Hasan di Tiro, di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar dan di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Abdul Qahhar Mudzakkar. Di Aceh perlawanan itu masih berlanjut terus hingga sekarang ini dengan baju baru yaitu Gerakan Aceh Merdeka, yang masih dipimpin dari Swedia oleh Tengku Hasan di Tiro. *** AlhamduliLah, Presiden Habibie berhasil membuka katup aspirasi yang selama ini dipasung oleh Orde Lama dan Orde Baru, utamanya aspirasi yang menyangkut penegakan Syari'at Islam. Itulah yang memungkinkan terselenggaranya Kongres Ummat Islam se-Sulawesi Selatan oleh Komite Persiapan Penegakan Syari'at Islam Sulawesi Selatan (KPPSI) pada hari Kamis-Sabtu, 21-23 Rajab 1421 H/19-21 Oktober 2000 M bertempat di Asrama Haji Sudiang Makassar. Salah satu keputusan Kongres ialah bahwa penegakan Syari'at Islam haruslah melalui koridor konstitusi. Dan salah satu amanah kongres tersebut ialah membentuk pengurus KPPSI di setiap Daerah Tingkat II (Kabupatan dan Kota Madya) se-Sulawesi Selatan. AlhamduliLlah, sekarang telah terbentuk KPPSI di seluruh Daerah Tingkat II provinsi Sulawesi Selatan. Pada hari Ahad, 21 Muharram 1422 H/15 April 2001, bertempat di halaman Masjid Al Markaz Al Islami dilangsungkan Tabligh Akbar yang dihadiri oleh massa KPPSI seluruh Sulawesi Selatan dan simpatisan. Dalam Tabligh Akbar itu dimaklumkanlah "Deklarasi Muharram Al Markaz Al Islami KPPSI Sulawesi Selatan". Keesokan harinya seluruh Pengurus/Aktivis KPPSI se-Sulawesi Selatan mengadakan silaturrahim sekaligus membawa deklarasi itu ke DPRD SulSel supaya diteruskan ke Jakarta. Dan alhamduliLlah, setelah berlangsung dialog yang hangat, bersahabat, yang diakhiri dengan berpelukan, DPRD bersedia meneruskan deklarasi itu kepada para elit politik di Jakarta, tegasnya ke DPR pusat dan Pemerintah pusat. *** Ada lima butir isi Deklarasi Muharram tersebut. Karena keterbatasan ruangan hanya dua butir yang akan dikemukakan di sini, itupun intisarinya saja. Pertama aspirasi penegakan Syari'at Islam itu melalui perjuangan membentuk "rumah politik", yaitu otonomi khusus. Kedua, pihak-pihak yang tidak sependapat dengan aspirasi tersebut, supaya mereka menghargainya sesuai tuntutan demokrasi. Butir-butir deklarasi itu bertumpu di atas ikrar di dalam shalat (demi keotentikan, transliterasi huruf demi huruf): -- AN SHALWTY WNSKY WMHYAY WMMATY LLH RB AL'ALMYN (S. ALAN'AAM, 162), dibaca: inna shalati- wanusuki- wamahya-ya wamama-ti- lila-hi rabbil 'a-lami-n (s. al.an'a-m), artinya: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya bagi Allah, Pengatur, Pemelihara alam semesta (6:162). WaLlahu A'lamu bi Al Shawa-b. *** Makassar, 22 April 2001 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ------------------------------ (*) Jum'at sore, tanggal 17 Agustus 1945. Dering telepon memaksa Bung Hatta beranjak dari istirahatnya. Pembantu Laksamana Maeda memberitahukan, sebentar lagi seorang opsir Kaigun Jepang akan menemuinya. Bung Hatta mengangguk. "Ya, baik," ujarnya singkat. Benar saja. Tak sampai satu jam, tamunya datang. Sang opsir Jepang, Hatta lupa namanya, memberitahukan, dirinya membawa pesan dari Indonesia bagian Timur, wilayah yang diduduki tentara Kaigun Jepang. Pesan itu menyatakan keberatan jika kata "dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya" tetap tercantum dalam Piagam Jakarta. Jika kata-kata itu masih ada dalam Piagam Jakarta, rakyat di Indonesia Timur akan memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, demikian sang opsir dalam pesannya. Personel Kaigun ini perlu pembahasan. Pada waktu pendudukan Jepang di Kawasan Timur Indonesia diduduki oleh Kaigun, yaitu pasukan Angkatan Laut, sedangkan Jawa-Sumatera diduduki oleh Rikugun, yaitu pasukan Angkatan Darat Jepang. Tentera Jepang tidak mempunyai khusus Angkatan Udara, jadi masing-masing angkatan itu mempunyai pasukan udara masing-masing. Bahwa kemerdekaan Indonesia akan diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 barulah diketahui oleh kelompok kecil yang ada di Rengas Dengklok pada 16 Agustus 1945 malam hari. Jadi kemerdekaan Indonesia baru diketahui merata di seluruh Indonesia, ialah pada 17 Agustus 1945 itulah. Dan pada 17 Agustus 1945 petang hari itu juga sudah ada Kaigun di Jakarta yang membawa aspirasi mencoret 7 kata dari kawasan Indonesia bagian timur. Proses mengumpulkan aspirasi pada 17 Agustus 1945 di kawasan yang begitu luas, yang pada waktu itu alat komunikasi dan transportasi tidak secanggih sekarang dan cepatnya anggota Kaigun itu tiba di Jakarta pada 17 Agustus 1945 petang hari. Ini yang perlu dipertanyakan, sebab patut diduga dengan keras bahwa personel Kaigun itu adalah Kaigun gadungan dan aspirasi yang disampaikannya hasil rekayasa politik. Pekerjaan rumah bagi para peneliti sejarah! Kembali kepada Bung Hatta. Beliau tercenung mendengar pesan yang lebih tepat disebut ancaman separatisme itu. Esok harinya, 18 Agustus 1945, memang ada agenda penting bagi negara yang baru lahir ini. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta mensahkan Undang-Undang Dasar (UUD) yang telah rampung disusun oleh BPUPKI dan disetujui semua anggotanya. Sebagai negarawan sipil yang mendahulukan persatuan nasional di atas segala-galanya, Bung Hatta tidak sempat berpikir panjang. Ia akan mengambil suatu langkah yang bisa mengakomodir ancaman separatis dari rakyat bagian Indonesia Timur esok pagi sebelum sidang PPKI dimulai. Dihubungilah beberapa tokoh yang dianggapnya bisa bersikap lunak malam itu juga, guna merancang pertemuan esok. Banyak peneliti sejarah berpandangan, andai Bung Hatta seorang militer, maka sejarah akan berjalan lain. Ancaman separatisme sewajarnya ditumpas dengan tindakan represif. Itu sudah hukum besi sejarah. Namun Bung Hatta adalah seorang negarawan sipil, yang terlalu naïf menghadapi niat busuk kalangan minoritas. Ternyata di belakang hari walaupun 7 kata dihapus dari Piagam Jakarta, di bagian Indonesia Timur diumumkan separatisme di Sulawesi Utara yaitu Twapro (Twaalfde Provinci, Provinsi ke-12) dari Nederland di sebetang laut, seperti negara bagian ke-50 Hawai di seberang laut Amerika. Di Maluku terjadi pemberontakan separatisme Republik Maluku Selatan (RSM) Kembali lagi kepada Bung Hatta. Tanpa berkoordinasi beliau dengan anggota-anggota BPUPKI yang telah bekerja mati-matian hingga rancangan UUD selesai, Bung Hatta berniat akan mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang menjadi bagian inti dari Pembukaan UUD tersebut, sesuai pesanan dari Indonesia Timur. Benar saja, keesokan harinya, pagi-pagi sekali sebelum sidang PPKI dimulai, Hatta mengumpulkan beberapa tokoh Islam seperti Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, dan Mr. Teuku Hasan . Sesuai skenario, Mr. Teuku Hasan berupaya meyakinkan Ki Bagus agar tujuh kata tersebut bisa dihapus. Maka akhirnya, dicoretlah tujuh kata yang amat berarti bagi umat Islam Indonesia itu lewat sidang kecil yang berlangsung kurang dari limabelas menit tersebut. Rapat kecil itu sendiri ternyata tidak mengundang para penandatangan Piagam Jakarta seperti H. Agus Salim, Abikusno, Abdul Kahar Muzakir, dan Mr. M. Yamin. Ketua BPUPKI, KH. Masykur pun tidak diundang. Trio nasionalis sekuler Hatta-Soekarno-T. Hasan agaknya memahami bahwa mereka adalah tokoh-tokoh yang konsisten dan tidak gampang mengubah apa yang sudah disepakati bersama. Sebab itu, mereka tidak diundang. Dalam sidang PPKI, Hatta mengumumkan pencoretan tujuh kata tersebut. Peserta sidang terbagi dua, kaum nasionalis-sekuler bertepuk tangan riuh, sedang kalangan Islam terdiam membisu. Bisa jadi sangat kaget, hingga tak sempat menginterupsi Hatta. ----- Original Message ----- From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, June 20, 2005 14:14 Subject: RE: [wanita-muslimah] Pancasila Abah.., terus-terang saya tak hendak untuk bersilat lidah dalam hal ini. Bagi saya, apa yang di luar dari kalimat-kalimat dalam Preambul UUD 1945 yang disebut Pancasila, semuanya adalah penafsiran Pancasila. Lha, kalau masih ditafsirkan itu tandanya belum menjadi kalimatun sawaa'. Padahal, kita telah sepakat menerima UUD 1945 sebagai UUD negara kita saat ini. Tentu, Abah berhak mengusulkan perubahan bunyi kelima sila itu menjadi sekian sila.., tapi itu harus dimenangkan lewat Sidang MPR. Sekarang, perjanjian/kesepakatan yang disebut Pancasila itu harus kita terima dulu dengan legawa. Setuju kan Abah...? Wassalam, Chodjim -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of H. M. Nur Abdurrahman Sent: Monday, June 20, 2005 12:16 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Pancasila Tetapi menurut buku-buku P-4, yang 36 butir itu dikatakaan bukan tafsir Pancasila, mlainkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Wassala, HMNA ----- Original Message ----- From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, June 20, 2005 10:16 Subject: RE: [wanita-muslimah] Pancasila Abah.., sudah saya sebut bahwa 36 butir itu penafsiran. Saya justru meminta semuanya untuk tidak menafsirkan Pancasila. Kita jadikan Pancasila itu sebagai Kalimatun sawaa' saja..., agar kita tidak melantur ke mana-mana :-) Memang, penguasa-penguasa republik ini dari awal telah tergoda dan berusaha menafsirkan Pancasila untuk menopang kekuasaannya. Masak... berpegangteguh pada Perjanjian harus diporakporandakan oleh kepentingan pribadi untuk berkuasa... :-( Wassalam, chodjim -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of H. M. Nur Abdurrahman Sent: Thursday, June 16, 2005 11:26 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Pancasila Pancasila yang tidak ditafsir-tafsirkan yaitu P4-nya Orde Baru, yang terdiri atas 36 butir. Wassalam HMNA WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... ------------------------------------------------------------------------------ Yahoo! Groups Links a.. To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. [Non-text portions of this message have been removed] WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... --------------------------------- Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- Yahoo! Sports Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football [Non-text portions of this message have been removed] WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/