Jangan salahkan Nietzche! - Re: License to Kill God 
 
Untuk Mang Ucup 'the drunken priest',
 
Saya tertarik mengikuti rangkaian tulisan Anda. Kadang ada pendapat Anda
yang saya setuju, ada pula beberapa opini yang tak bisa saya amini.  
Saya juga sudah buka situs Anda di www.mangucup.net. Cukup kaget juga, 
Anda ternyata dulunya adalah seorang pengusaha kursus komputer yang namanya 
pernah berkibar di Indonesia berjuluk Yusuf Randy. Betul begitu, Mang?
 
Oke, lupakan sosok Yusuf Randy. Saya cuma ingin sedikit berkomentar tentang 
tulisan 
Anda yang bertajuk 'License to Kill God'. Menurutku, alur penulisannya bagus 
dan menambah wawasan,  tapi Anda saya nilai telah 'salah arah' dengan 
memutar-balikkan fakta dan alur sejarah. Terus terang, itu amat saya sayangkan. 
Anda yang telah sekian lama 
mukim di Eropa mustinya mampu menyerap dan menyelami secara bijak denyut 
segala kejadian baik di masa lampau maupun masa kini. Anda yang sudah
makan asam garam kehidupan mustinya mampu memilah mana sumber informasi 
yang benar dan mana yang tidak. Kini tak ada lagi tempat buat seseorang
untuk bisa bebas meliuk-liukkan kasunyatan pada lembaran sejarah. Apalagi 
kalau tujuannya agar masyarakat ketakutan pada sebuah rezim atau pada 
sosok Tuhan, sehingga para politikus bebas bermain, juga pendeta dan para tokoh 
agama tetap  punya pekerjaan. Bukankah di masa lalu itu kerap terjadi? The Dark 
Age 
yang pernah melanda Eropa, misalnya. Ibarat keledai, mustinya takkan terantuk 
batu kedua kali. 
 
Begini ya Mang, sebagian masyarakat yang hidup di zaman kini tak mau menelan 
mentah-mentah apa yang diucap dan apa yang ditulis oleh pemuka agama dan 
orang-orang
yang mengaku beragama ABCDE hingga Z. Contohnya, kini banyak orang yang sepulang
dari misa atau jumatan, lalu googling di internet, sekadar untuk membuktikan
benar atau tidak apa yang baru saja diuarkan oleh sang pengkotbah. Risikonya
tinggi lho Mang kalau terbukti itu sekadar bualan. Minggu depannya mereka akan
mangkir ke gereja dan tempat-tempat ibadah lainnya karena merasa dibohongi. 
Andai Gallup bikin poll tentang sumber-sumber informasi yang layak  dipercaya, 
saya yakin Google, Wikipedia dan mesin pencari lainnya akan  menempati urutan 
pertama dibandingkan isi khotbah dari pendeta dan sejenisnya. 
 
Nietzche tidak tulalit
 
Mang, Anda telah begitu gegabah menuding almarhum Friederich Nietzche ngawur 
dan tulalit. Itu tandanya Anda telah melecehkan dunia ilmu pengetahuan, karena 
karya-karyanya justru jadi 'bacaan wajib' para mahasiswa di berbagai belahan 
bumi sejak  dulu hingga kini. Terus terang, saya bukan bermaksud membela 
Nietzche, dia juga bukan siapa-siapanya saya. Tapi saya sekadar ingin 
meluruskan yang bengkok. Anda seolah jadi wakil Tuhan (atau malah  jadi Tuhan?) 
karena sudah tahu bahwa Nietzche yang filsuf besar dan pemikir ulung itu masuk 
neraka jahanam. Anda juga bilang, ia dikutuk Tuhan atas derita dan sakitnya 
sebelum ajal menjemput. Kapan Tuhan pernah  berbisik di telinga Anda kalau ia 
kena kutukan? Pernahkah Tuhan mengirim malaikat ke rumah Mang Ucup? Memang 
benar, si Nietzche sempat sakit 
selama beberapa tahun. Lalu ia wafat di tahun 1900, diduga terserang penyakit 
kanker otak........ 
 
"In 1879 Nietzsche resigned his professorship - or was forced to give up his 
chair - due to his headaches and poor health."
 
Ingat lho Mang, di masa dulu nama penyakit belum beragam seperti zaman
kini mengingat dunia kedokteran belum semaju sekarang. Bisa jadi ia stress lalu 
sakit-sakitan karena tekanan dari otoritas kampus agar ia hengkang dan 
menanggalkan gelar keprofesorannya. Kalau membaca situasinya, justru 
kemungkinan besar ada campur tangan otoritas agama yang meminta pengelola 
perguruan tinggi menendang Nietzche karena dituding telah mengejek Tuhan.  
 
Nietzche, Hitler, dan Luther
 
Kembali soal Hitler. Betul, Hitler dengan Nazi-nya telah membantai  sekira 6 
juta kaum Yahudi dan ras non-Arya di Eropa. Tetapi  apa benar 
pemikiran-pemikiran Nietzche telah mengilhami Hitler, sehingga ia  musti ikut 
dipersalahkan? Kalau toh benar, bagaimana dengan ribuan mahasiswa di seluruh 
dunia yang menelaah pemikiran-pemikiran Nietzche? Apa mereka
lalu menjadi Hitler-Hitler baru? Saya yakin, jawabnya adalah tidak. Mayoritas 
dari
mereka malah menjadi makhluk arif bijaksana yang mampu memahami apa makna dari
segala perbedaan, dan mampu menyelami secara mendalam apa arti hidup di dunia 
ini - 
walau mungkin sebagian kecil dari mereka ikut-ikutan Nietzche: tak  mengakui 
akan eksistensi Tuhan. 
 
Mang, Kalau Anda sebut Hitler kena pengaruh kuat dari Nietzche, tolong 
cuplikkan dari pidato-pidato Hitler yang menyebut Nietzche  mengilhaminya untuk 
membunuhi orang Yahudi. Yang saya tahu, berulang kali  dalam pidatonya di 
berbagai kesempatan, Hitler justru selalu menyebut  Martin Luther-lah yang 
memberi inspirasi kepadanya  untuk membasmi Yahudi. Luther adalah tokoh agama 
kelahiran 1482 yang  amat anti-Semit. Dua tahun sebelum meninggal, Luther 
menorehkan sikap  kerasnya yang anti-Semit dalam sebuah tulisan. Ia amat 
menyayangkan  kenapa orang Yahudi tak dibasmi saja sejak dulu. Berikut salah 
satu 
cercaan Luther terhadap Yahudi (dikutip dari buku "Martin Luther: Hitler's 
Spiritual Ancestor"
karya Peter F. Wiener):
 
"It is our own fault that we have not avenged the sacred blood of our 
Saviour and the innocent blood of countless Christians and children, 
spoiled since the demolition of Jerusalem until now; it is our own 
fault that we have not annihilated the Jews but placidly let them stay 
where they are in spite of all their murders, their curses, blasphemies, 
lies, violations, and that we even protect their schools, their 
dwellings, their persons and property."
 
Luther's antisemitic laws consist of seven paragraphs only. Here they are: 
1. Set fire to their synagogues and schools; and what will not burn, heap earth 
over it so that no man may see a stone or relic of them forever. 
2. Pull down and destroy their houses since they perpetrate the same nefarious 
things in them as in their schools. Pack them all under one roof or stable, 
like the gypsies, that they may know that they are not lords and masters in our 
land as they boast. 
3. Deprive them of all their prayer-books. 
4. Forbid their rabbis henceforth to teach. 
5. Deprive them of the right to move about the country. 
6. Forbid them the business of usury, and take from them all their belongings. 
7. Hand the strong young Jews of both sexes flail, axe, mattock, spade, 
distaff, and spindle; and make them work for their bread in the sweat of their 
brow, like all the children of Adam. Confiscate their property and drive them 
out of the country. (W53, 525 abridged). 
 
It will be found, at close inspection, that Luther's laws are much  more 
strict, or at least as severe, as those of Hitler. Very often  he repeated his 
order, "The Jews have to be expelled from our country.  Or he gave the 
Christian advice. "The Jews deserve to be hanged on 
gallows seven times higher than ordinary thieves" (W53, 502). 
 
Itulah sebagian pemikiran Luther yang selalu dikutip Hitler. 
 
Die hard creationist vs scientist
 
Gerakan anti-Semit sudah tumbuh di Eropa sejak awal-awal tahun Masehi. 
Seiring bertambahnya tahun, gerakan itu kian mengkristal. Jadi kalau  Hitler 
telah membantai orang Yahudi, jangan salahkan Nietzche yang Anda sebut sebagai 
pembunuh Tuhan, tapi salahkan Luther  yang Kristen fundamentalis namun teracuni 
oleh virus jahat rasialis.  Kalau saya boleh menilai, jalan pikiran Mang Ucup 
mirip Harun Yahya atau Michael Behe yang 'die hard creationist': selalu 
menyalahkan para ilmuwan, dan mengklaim hanya ajaran agamalah yang paling 
benar. Nietzche, juga Charles Darwin dan Karl Marx adalah sebagian ilmuwan 
kelas dunia yang  dicap 'orang berbahaya' oleh kaum kreasionis, baik ICR 
(Kristen) maupun Harun Yahya. Mereka dituding sebagai 'penggoyah iman' - bukan 
'penggoyang iman' macam joged  ngebornya Inul Daratista.
 
Mustinya Luther dan Hitler-lah yang pantas masuk ke neraka, bukan Nietzche 
yang humanis dan cinta damai. Kenapa? Karena mereka berdua membenci bangsa dan 
agama rivalnya walau di masa lampau pernah seakar: Yahudi. Jesus bukan 
dari ras Arya, tapi ia Yahudi. Muhammad pun yang mengaku keturunan Ismael 
adalah orang Arab. Keduanya seinduk: kaum Semit. Kalau saya buka kembali 
catatan sejarah, pada 3 Januari 1521, Paus Leo X mengasingkan Luther  dari 
Gereja Katholik. Lalu 25 tahun kemudian, tepatnya pada 18  Februari 1546, 
Luther yang memimpin reformasi Protestan meninggal dunia pada usia 62 tahun. 
 
Hitler dan Soeharto
 
Namun ada juga penilaian bahwa sikap anti-Semit Luther tersebut wajar,
terkait kecenderungan yang meluas di Eropa saat itu. Kalau sempat nonton film 
The Merchant of Venice akan terlihat potret buram ketimpangan sosial  di Eropa. 
Tapi kecenderungan tersebut juga buah diskriminasi yang  orang Yahudi hadapi 
sejak abad-abad pertengahan. Apa yang dulu terjadi  di Eropa melebihi sikap 
diskriminasi pemerintah Orde Baru dan sebagian bangsa  Indonesia terhadap etnis 
Cina. Tak heran kalau orang-orang Yahudi  larinya ke bisnis keuangan, 
perbankan, jasa non-keuangan, jual beli dan 
lainnya. Mereka akhirnya menjadi sebuah kekuatan ekonomi global seperti sekarang
ini: Wall Street, NYSX, SSX, JSX, Chicago Bourse, Mercantile Commodity 
Exchange, Microsoft, dan lainnya. Itu semua adalah hasil cetak konstruksi 
sosial dari sebuah 
sejarah yang amat panjang, termasuk diskriminasi tersebut. Sikap  anti-Semit 
Hitler juga amat dipengaruhi konteks sejarah saat itu. 
 
Perlu pula dicatat, sebelum Hitler berkuasa, dia pernah merekayasa suatu 
kerusuhan sosial dengan bantuan SS yang berujung pada sikap anti-komunis di 
sebagian negara Eropa. Permainan ini persis seperti pernah dilakukan  Soeharto 
ketika akan berkuasa dengan terlebih dahulu menginjak  bangkai-bangkai komunis. 
Penting juga ditelusuri, apakah Soeharto  mencontek langkah Hitler, atau 
konseptornya sebenarnya sama, yaitu CIA?  Pada dua kejadian tragis itu, AS 
selalu jadi 'dewa penolong'. 
 
Elisabeth Foerster-Nietzsche dan seorang Gendis
 
Elisabeth Foerster-Nietzsche, adik perempuan Nietzsche, memang pernah bekerja 
untuk 
Hitler, itu bisa dimaklumi mengingat Hitler adalah seorang kepala negara yang 
bisa merekrut siapa saja untuk menjadi  abdinya, asal punya ras Arya tentu 
saja. Toh di masa itu orang-orang Jerman butuh pekerjaan yang layak setelah 
didera perang berkepanjangan.
Jadi rasanya tak perlu dikait-kaitkan soal hubungan kekerabatan. Coba telusuri, 
mungkin saja Elisabeth seorang Lutheran sejati. Andai Nietzsche  masih hidup, 
mungkin saja dia akan memprotes keras tindakan Hitler, walau risikonya besar: 
dibantai tentara SS! Lalu apakah Hitler masih punya hubungan  kekerabatan 
dengan Luther? Walahualam. Coba telusuri di rerindangan pohon trah mereka. 
 
Sekadar sebagai pembanding, ini saya beri secuil contoh kejadian di Indonesia. 
Di bulan puasa lalu, ada  seorang perempuan muda yang cantik menawan bernama 
Gendis (bahasa Jawa: gula).  Hampir seminggu sekali dia menyambangi kawasan 
yang dihuni orang-orang 
papa di Ibu Kota dengan membagikan sembako. Dia bilang kepada wartawan
bahwa tak ada maksud politis apapun di balik niat baiknya itu. Ia juga mampu 
menepis isu tentang bapaknya yang dikabarkan serong dengan seorang  selebritis. 
Kalau sepanjang hidupnya kelak ia ternyata tumbuh menjadi sosok perempuan tanpa 
 cela, apa ia harus ikut dipersalahkan atas ulah kakek neneknya yang telah 
menyengsarakan bangsa Indonesia? Kebetulan Gendis itu adalah cucu Soeharto - Bu 
Tien, dan Gendis itu putri kesayangan pasangan Bambang Tri Hatmodjo dan 
Halimah. Kalau toh nantinya Pak Harto harus 
diadili dan dihukum mati, apa Gendis juga musti ikut diadili dan dihukum mati? 
Kalau menurut paham agama, kalau kakeknya berdosa, apa cucunya yang tak tahu 
apa-apa juga ikut-ikutan kena dosa? 
 
Hitler pemeluk Katolik tulen
 
Saya pernah baca di sebuah artikel, bahwa tindakan Hitler justru  diam-diam 
didukung oleh kalangan gereja. Vatikan bungkam dan diam seribu bahasa selama 
bertahun-tahun lamanya atas pembantaian jutaan kaum Semit itu.  Padahal Hitler 
dan ribuan pasukan Nazi itu adalah serombongan domba yang musti diasuh sang  
penggembala. Entah siapa dulu yang menjabat sebagai kardinal di Jerman. 

Tentu Anda tahu, Hitler adalah seorang pemeluk Katolik tulen. Sampai akhir 
hayatnya, Hitler tak pernah  mencopot label itu, dan tak pernah pasang label 
lain. Andai Hitler itu
WNI, di KTP-nya pasti jelas tercantum apa agamanya. Saat ia mati tetap sebagai 
pemeluk Katolik, bukan atheis. Ibarat kata pepatah: "Harimau mati meninggalkan 
belang, Hitler mati meninggalkan aib maha besar. Sedangkan Nietzche mati? Ia 
tinggalkan karya-karya besar!" 
 
Satunya-satunya otoritas agama yang berteriak keras menentang langkah Hitler 
justru gereja Protestan di  Belanda pada 1943. Namun terlambat, karena jutaan 
nyawa sudah keburu melayang.  Sebelumnya, sekelompok penganut Protestan 
diam-diam bikin gerakan bawah tanah untuk  membantu menyelamatkan orang-orang 
Yahudi agar terlepas dari dera siksa Nazi. Juga ada seorang pendeta Protestan 
bernama Dietrich Bonheofer yang berusaha membunuh Paus, namun gagal. 

Nah, apa Mang Ucup pernah dengar atau pernah baca artikel tentang permintaan 
maaf dari
Vatikan karena tak mampu mencegah tindakan brutal dan biadab seorang  domba 
perindu surga yang haus akan pujian Tuhan bernama Hitler? Entah apa reaksi 
dunia Islam tentang tindakan Hitler, apakah mereka ikut mensyukuri atas 
terbunuhnya jutaan umat Yahudi atau mencela habis-habisan? Saya belum punya 
catatan itu, barangkali ada  yang punya? Ada yang bilang, diam itu emas, tapi 
ada juga yang bilang  bahwa sikap diam itu bisa bermakna menyetujui.
 
Kalau Hitler bertindak jadi manusia superhero yang mewakili sosok 'Tuhan',  
bukan Nietzche penganjurnya, karena dia tak pernah menabalkan diri jadi Tuhan, 
walau ia dengan tegas pernah mempertanyakan keberadaan Tuhan. Nietzche hanyalah 
seorang 'free thinker' yang menjadi pengajar di sebuah perguruan tinggi. 
Mungkin gajinya pas-pasan, hanya cukup untuk makan seadanya, bayar rekening 
listrik dan air,  bayar cicilan rumah plus beli buku-buku. Lain hal kalau ia 
seorang  penguasa dan politikus macam Hitler, Idi Amin, Marcos, Soeharto, SBY,  
Jusuf Kalla dan Bush, ia bisa berkongkalikong dan main lirik-lirikan  dengan 
otoritas agama untuk mewujudkan mimpi dan ambisinya. 
 
Anda mustinya tahu latar belakang yang sebenarnya kenapa Hitler membantai
jutaan kaum Semit (tak cuma Yahudi, tapi juga Gipsy dan lainnya). Penyebabnya
adalah gerakan anti-Semit yang sudah lama mengakar di Eropa itu berlabel
sentimen ras. Otoritas agama ikut bermain dengan mendiamkannya karena  secara 
tak langsung gerakan itu menguntungkan buat mereka. Kalau terjadi  sesuatu, 
misal perekonomian merosot, dengan gampangnya kaum Semit-lah  yang dituding 
sebagai penyebab utamanya. Tercatat pada 1933, Nazi, partai yang didirikan 
Hitler, menyalahkan Yahudi  sebagai sumber kemiskinan, pengangguran, dan 
kekalahan Jerman dalam PD I.  Sejak saat itu, toko dan jasa yang dikelola warga 
Yahudi mulai diboikot.  Orang Yahudi juga dilarang masuk sebagai pegawai 
negeri. Tepat di tahun itu, Hitler menang pemilu  parlemen. Ia menjadi kanselir 
alias perdana menteri. Presidennya adalah Paul von  Hindenburg. Tapi, setelah 
Hindenburg meninggal pada 1943, Hitler  menyatukan jabatan kanselir dan 
presiden. Ia menyebut jabatannya adalah 'fuehrer' alias pemimpin. Muncullah 
seorang diktator baru. 
 
Andai Jerman tak meloloskan Hitler yang asal Austria menjadi warganegaranya 
pada 1932, mungkin tragedi 'holocaust' yang sangat tak berperikemanusiaan 
itu bisa dihindari. Begitu pula seandainya almarhum Soekarno menendang 
Soeharto sejak awal atau memindahkan dia ke daerah terpencil di Irian 
Barat, kejadian G-30-S takkan pernah terjadi. Yah, semua sudah terlambat, 
karena mesin waktu ternyata cuma ada di film-film Hollywood.  
 
Yahudi, kaum yang terlunta-lunta
 
Hitler kemungkinan besar sudah memendam dendam membara terhadap kaum Yahudi 
sejak
kecil, terpengaruh lingkungan keluarga dan di sekolahnya, atau mungkin 
juga terpengaruh khotbah bernada kebencian di rumah ibadah. Kalau Mang Ucup
ada waktu, coba telusuri jejak masa kecil Hitler, lalu kunjungi kota 
tempat ia lahir. Bahkan jauh sebelum terjadi pembantaian Yahudi oleh Hitler, 
nasib kaum 
Yahudi sungguh tak enak dan tak nyaman. Mereka selalu jadi kelompok pecundang, 
yang terusir dan teraniaya. Tak cuma nyawa meregang, tapi juga harta ikut 
melayang. Pada 66 - 70 M, bangsa  Yahudi memberontak dari penjajahan Romawi. 
Pemberontakan gagal, kuil 
Yahudi di Yerusalem dihancurkan. Pada 132, Yahudi memberontak kembali, 
dan gagal lagi. Yahudi dilarang masuk Yerusalem, lalu nama kota itu diubah 
menjadi Aelia Capitolina, dan nama provinsi diganti dari Yudea menjadi 
Syria-Palaestina. 
 
Nasib Yahudi kian terancam, ketika pada 312 Constantine sang penguasa imperium 
Romawi memeluk Kristen, dan Kristen ditabalkan  menjadi agama resmi. Bayangkan 
dua kekuatan besar bersatu: kekaisaran dan otoritasagama. Percik-percik 
kebencian terhadap kaum Yahoo (sebutan yang lagingetrend untuk Yahudi) timbul 
tenggelam. Ratusan tahun kemudian, kekhawatiran itu terbukti. Tepatnya pada 
periode 1095 - 1291 terjadi Perang Salib Pertama. Tentara Kristen membunuh 
puluhan ribu orang Yahudi sepanjang perjalanan dari Eropa ke Yerusalem. Selama  
hampir 200 tahun lamanya Paus menjadi komandan tentara Perang Salib
untuk melawan Islam dan Yahudi. Pada 16 Maret 1190, Tentara Perang Salib mulai 
membantai warga Yahudi di Inggris. Pada 1290, Yahudi diusir dari Inggris. 
Mereka baru diizinkan masuk lagi pada 1655. Pada 1306 - 1394 Yahudi 
berulang-ulang diusir dari Prancis, tapi bisa kembali lagi asalkan membayar 
sejumlah uang. Pada 1349, sebanyak 2.000 orang Yahudi dibakar di Strasbourg, 
Jerman. Pada 15 Maret 1391 muncul gerakan anti-Yahudi 
di Sevilla, Spanyol. Tanggal 12 Januari 1493 adalah batas waktu terakhir 
bagi Yahudi di Sicilia (Italia) untuk meninggalkan pulau itu. Pada 31 Desember 
1492 sekitar 100.000 orang Yahudi diusir dari Sisilia. Di tahun itu juga 
Spanyol mengusir orang Yahudi dan muslim. Mereka pindah ke  Afrika Utara atau 
Turki Osmani, di mana mereka umumnya dapat hidup dengan damai. Pada 1496 
Portugal dan Jerman mengikuti langkah Spanyol, mengusir Yahudi. Sebagianbesar 
pindah ke Polandia. Sejak itu, separuh Yahudi dunia tinggal di Polandia. 
 
Pada 1497, pemerintah Portugal yang didukung gereja memaksa orang  Yahudi untuk 
memeluk agama Kristen. Pada 1502, umat Islam dan  Yahudi di Granada, Spanyol, 
dipaksa berpindah agama menjadi Katolik. Pada 1601, otoritas gereja 
memerintahkan pembakaran buku-buku berbahasa Ibrani di  Roma. Pada 1670, Kaisar 
Leopold I mengusir orang Yahudi dari Wina. Pada  1935, orang Yahudi dilarang 
mendaftar sebagai tentara Jerman. Dalam salah satu rapat umum di Nuremberg, 
dikeluarkan undang-undang untuk menjaga kemurnian
ras Arya. Keputusannya, dilarang menikah antara orang asli Jerman dan
keturunan non-Jerman seperti Yahudi. Pada 15 Februari 1936, orang Yahudi di 
Jerman dilarang melakukan semua pekerjaan profesional. Hanya kerja kasar yang 
diizinkan untuk mereka. Pada 12 Februari 1938, Jerman  menduduki Austria. Atas 
permintaan Partai Nazi Austria, pada 12 Maret tahun yang sama Jerman mencaplok 
negara tetangganya itu. Sementara itu di Jerman, warga Yahudi diwajibkan 
menambah nama Israel (untuk laki-laki) dan Sarah (perempuan) di nama mereka. 
Huruf "J" juga mesti dipasang di baju mereka. Tanda "J" juga dicapkan di paspor 
mereka. Jerman juga mengeluarkan aturan bagi warga Yahudi berusia di atas enam 
tahun untuk memakai kalung bintang Daud. 
 
Puncak kengerian terjadi. Berawal pada 7 November 1938, ketika seorang pemuda 
Yahudi-Polandia menembak mati dua diplomat Jerman di Paris. Pemuda itu marah 
atas perlakuan Nazi terhadap orang tuanya. Penembakan itu memberi alasan Nazi 
menyerang orang Yahudi. SS, pasukan khusus Nazi, melakukan "Malam Menghancurkan 
Kaca". Toko-toko dan kantor milik warga Yahudi  dipecahkan. Sekitar 100 orang 
Yahudi tewas, dan sisanya, 20 ribu orang, dikirim ke kamp konsentrasi yang baru 
dibuat. Pada 17 Maret 1942 kamp konsentrasi Yahudi Belzec dibuka di Polandia 
dan langsung dipadati 30 ribu orang Yahudi lokal. Pembunuhan terus berlangsung 
hingga mencapai angka korban sekira 6 juta orang. Untunglah, pasukan Sekutu 
mampu menyetop tindakan brutal pasukan Nazi. Pada 27 Januari 1945, pasukan 
Sekutu membebaskan kamp Yahudi dan non-Yahudi Eropa dari kamp Nazi di akhir PD 
II. Auschwitz merupakan kamp yang menyimbolkan karakter dan ideologi Nazi yang 
melakukan aksi anti-Semit.
 
Kasihanilah Yahudi
 
Rupanya sudah suratan takdir Yahudi menjadi bangsa yang terlunta-lunta 
sepanjang zaman. Andai sejak dulu bangsa Yahudi punya negara sendiri, nasibnya 
tak akan memilukan seperti itu. Sedangkan Israel sendiri baru berdiri 
di tahun 1948 (toh hingga kini tetap saja direcokin). Apakah itu juga karena 
terpengaruh 
Nietzche? Bukan, tapi karena terus munculnya rivalitas agama berbalut  politik 
dan sentimen ras. Mustinya, umat Kristen dan Islam berterima kasih terhadap 
pengorbanan besar bangsa Yahudi, karena bangsa dan agama mereka telah 
terpinggirkan. Tanpa itu semua, agama Kristen dan Islam tak akan mengglobal 
seperti sekarang. 
 
Para Nabi kaum Semit menangis di surga
 
Sekadar saran, andai Mang Ucup kelak jadi pendeta, saat berkhotbah mustinya 
Anda selalu berseru dan berseru tentang pentingnya umat beragama untuk menjaga 
perdamaian dan saling tolong menolong, bukan cuma slogan Tuhan itu Esa, Tuhan 
itu ada, juga bukan cuma janji-janji surga dan ancaman kobaran api neraka. 
Jemaah pasti akan percaya kalau Mang Ucup bilang bahwa Adam, Eve, Cain, Abel, 
Seth, Enoch, Noah, Hud, Salih, Abraham, Sarah, Hagar, Ishmael, Isaac, Loth, 
Jacob, Joseph, Jethro, Job, Moses, Aaron, Yehezkiel, David, Solomon, Elijah, 
Elisha, Jonah, Zecharia, Ezra, John the Baptist, Jesus, Maria, Mohammed, Siti 
Khadijah dan lainnya beramai-ramai menangis di surga bak paduan suara. 
Sementara di neraka, Nietzche juga pasti ikut menangis meraung-raung, karena 
menurut Mang Ucup dia telah membunuh Tuhan dan pantas masuk neraka. Orang Jawa 
bilang, "Nietzche kuwi uwis matheni Gusti Allah, saiki slirane nyemplung ning 
intiping nroko....."
 
Para nabi mulia dan kerabatnya yang satu sama lain saling bersaudara itu 
sedih sesedih-sedihnya menyaksikan dari jendela surga dengan memandangi seisi 
Bumi, ternyata umat pemeluk agama yang pernah mereka tebar dan bangsa-bangsa 
keturunan 
mereka kok malah saling cakar-cakaran dan berbunuh-bunuhan hanya karena 
perbedaan agama, walau awalnya berinduk sama. Mereka semua mengakui Tuhan Yang 
Maha Esa, tapi bentuk keeesannya berbeda-beda. Kitab suci mereka juga sebenarnya
serupa, namun tak sama. Itulah mungkin yang dulu bikin sosok intelektual 
sekaliber Nietzche jadi bingung, menganggap agama warisan kaum Semit ternyata 
tak punya sumbangsih apa-apa terhadap perdamaian dunia, tapi malah  bikin bumi 
gonjang-ganjing tiap detiknya. Itu terus berlangsung hingga kini, dan mungkin 
hingga hari kiamat tiba - karena ini sudah menjadi  masalah yang tak bakal 
terselesaikan dari zaman ke zaman (unsolvable problem). Orang-orang yang putus 
asa dan lalu lepas harapan pasti akan membatin dan memunculkan beragam tanya. 
Untuk apa agama diciptakan? Kenapa Abraham yang sudah punya Sarah kok mengawini 
Hagar dan perempuan lain? Kalau sudah ada Taurat, kenapa lalu dimunculkan Injil 
dan kitab suci lainnya?  Dengan munculnya berbagai agama yang diklaim turun 
dari langit, kenapa kehidupan di bumi bukannya kian damai? 
 
Sekadar renungan
 
Nah, agar kejadian-kejadian mengenaskan itu tak lagi terulang, kita semua perlu 
menyadari 
akan bahayanya rasisme, termasuk bangsa Indonesia perlu belajar keras 
dari sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia. Buka mata, buka telinga 
selebar-lebarnya. Harapan saya, tak ada lagi sentimen  agama, tak ada lagi 
sentimen ras, tak ada lagi sentimen kesukuan, dan  lain sebagainya. Kalau 
beragam pikiran busuk itu tetap kita pendam dan kita
pelihara, suatu saat akan kembali meletup peristiwa besar yang bakal 
menimbulkan korban jutaan nyawa. Kalau kita semua tak waspada,  tragedi seperti 
yang pernah terjadi di era Hitler akan kembali terulang  dalam kemasan lain, 
entah di belahan bumi mana, mungkin juga di negeri tercinta Indonesia (karena 
bibit-bibitnya terus bersemai dan ada yang menyemai).

Salam sejahtera untuk semua,
 
 
 
Radityo Djadjoeri
e: [EMAIL PROTECTED]

___________________________________________________________

License to Kill God
 
Oleh Mang Ucup
 
Banyak pembaca yg menilai bahwa tulisan saya akhir2 ini menyesatkan 
pembacanya, se-akan2 saya memproklamasikan Nietzsche sebagai 
pengganti Allah dan mang Ucup yg jadi nabinya! Itu tidak benar.
Saya menulis tentang Nietzsche, karena saya ingin membuktikan bahwa 
apa yg ditulis oleh dia itu ngawur tulalit tulen, bahkan sangat 
menyesatkan sekali sehingga mengorbankan jutaan jiwa. Nietzsche 
boleh ber-koar2 sampai tuh mulut berbuih di api Neraka, bahwa Tuhan 
itu sdh mati, tetapi fakta dan  kenyataannya; bukannya Tuhan yg mati 
melainkan Nietzsche sendirilah yg telah habis dimakan cacing dan 
jadi debu, sedang Tuhan sendiri masih tetap hidup!
 
Sejak manusia diciptakan sudah banyak sekali orang yg mencoba untuk 
membunuh Allah maupun para penyembah-Nya, tetapi kenyataannya Allah 
itu semakin hidup, bahkan penyembah-Nya pun menjadi bertambah banyak 
ribuan kali lipat ganda. Dan mereka yg berhasrat untuk membunuh 
Allah selainnya semuanya sudah mati, mereka juga telah kena kutuk 
terlebih dahulu, sehingga akhirnya jadi gila. Nietzsche sebelas 
tahun jadi gila sebelumnya ia mati, begitu juga dgn Raja Herodes 
Agung, dimana ia bukan hanya membunuh istrinya melainkan tiga orang 
putera2 kandungnya sendiri dibunuh olehnya, demikian juga dgn Raja 
Nero.
 
Doktrin Uebermensch (manusia paripurna – super human) telah 
dimanfaatkan oleh Hitler, dimana ia menilai bahwa orang Eropa Utara 
asli yg berambut pirang dan bermata biru termasuk ras Aria. Mereka 
menamakan dirinya sebagai Herren-volk, dimana bisa diartikan sebagai 
bangsa Tuhan (Herren = Tuhan dlm bhs Jerman) atau bangsa kaum 
juragan. 
 
Maka tidaklah heran apabila Hitler mewajibkan rakyatnya untuk selalu 
mengucapkan salam hormat dgn sebutan „Heil Hitler". Heil itu diambil 
dari kata „Heilig" – Holy, suci atau kudus, maka dari itu juga 
sebutan untuk „The Salvation Army" (Bala Keselamatan) dlm bhs 
Jermannya adalah Heilsarmee = Tentara Suci, karena Hitler sudah 
menilai dirinya sebagai Sang Juruselamat.
 
Tokoh atau pemeran utama yg mengindoktrinasikan Nazi dan Hitler dgn 
doktrin Uebermensch adalah Elisabeth Foerster-Nietzsche atau adik 
kandungnya dari Friedrich Nietzsche sendiri. Ia  meninggal dunia di 
th 1935 th, pada saat pemakamannyapun Hitler turut hadir. Untuk 
merealisasikan doktrin tsb Hitler dan antek2nya telah membunuh lebih 
dari enam juta orang. 
Sejarah telah membuktikan bahwa manusia tidak akan mampu 
menciptakan – uebermensch (super human) entah ini melalui kloning 
ataupun manipulasi Gen sekalipun juga, karena kemampuan/kekuasaan 
ini berada di tangan Tuhan sepenuhnya, percobaan untuk menjadi Allah 
hanya akan mengakibatkan malapetaka bagi umat manusianya sendiri.
Begitu juga dgn keinginan untuk membunuh Tuhan, mungkin kita akan 
mampu mendelete dan menghapus Tuhan di dlm pikiran kita, tetapi 
selama kita masih hidup, mau atau tidak; kita akan selalu di 
konfrontasikan dgn keberadaan-Nya, entah itu melalu bencana alam 
maupun segala macam mukzijat dan berkat-Nya.
 
Mang Ucup percaya kepada Tuhan Yesus, atau Allah yg telah menjelma 
menjadi manusia, walaupun Yesus adalah Allah, tetapi Ia juga 
merasakan semua penderitaan yg dialami oleh setiap manusia, dimana 
Ia juga merasakan lelahnya dari pekerjaan, rasa lapar dan haus, rasa 
sewot, sakit dan sedih, bahkan rasa takut. Yesus tidak ingin 
dibedakan daripada manusia2 lainnya, bahkan Ia juga bisa dibunuh 
mati ! Jadi tidaklah salah apabila Nietzsche menyerukan "Allah sudah 
mati dan kita semua yg membunuhnya. Dia Mati berdarah melalui pisau 
kita, siapakah yg akan menghapus darah tsb dari kita?" – Kitalah yg 
sebenarnya layak dinobatkan dgn julukan sebagai God Killer, karena 
Ia harus mati untuk menebus dosa2 kita.
 
Tuhan Yesus memang telah dibunuh mati, tetapi "License to Kill God" 
pada saat itu telah diberikan kepada manusia oleh Allah 
sendiri. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh 
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.," 
Walaupun demikian karena Tuhan Yesus itu adalah Allah maka Ia, yang 
telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah 
dibangkitkan menurut Roh," Pada saat hal ini terjadi, akan genaplah 
firman Allah yang berbunyi, "Maut telah ditelan dalam kemenangan." 
Hai maut, mana kemenanganmu? Mana sengatmu? Karena dosa, yaitu 
sengat yang mengakibatkan maut, akan lenyap semuanya; 
 
Bagi mereka yg percaya bahwa Tuhan itu sudah mati sebaiknya jauh2 
hari dari sekarang daftar diri ke rumah sakit jiwa, karena antrean 
disana cukup panjang, mengingat dgn naiknya harga BBM, pasien yg 
sakit jiwa pun semakin hari semakin bertambah. Tetapi bagi mereka 
yg percaya bahwa Allah itu hidup maka mereka mempunyai harapan dan 
juga mempunyai masa depan. Itulah kepercayaan yg mang Ucup imani.
Dgn ini saya akhiri oret2an mengenai Friederich Nietzsche dgn ucapan 
banyak terima kasih atas kesabarannya dan juga permohonan maaf 
kepada para pembaca yg secara langsung ataupun tidak langsung pernah 
merasa tersinggung oleh oret2an saya yg sebelumnya.
 
Maranatha
Mang Ucup The Drunken Priest
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.net



                
---------------------------------
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke