Jangan salahkan Nietzche! - Re: License to Kill God Untuk Mang Ucup 'the drunken priest', Saya tertarik mengikuti rangkaian tulisan Anda. Kadang ada pendapat Anda yang saya setuju, ada pula beberapa opini yang tak bisa saya amini. Saya juga sudah buka situs Anda di www.mangucup.net. Cukup kaget juga, Anda ternyata dulunya adalah seorang pengusaha kursus komputer yang namanya pernah berkibar di Indonesia berjuluk Yusuf Randy. Betul begitu, Mang? Oke, lupakan sosok Yusuf Randy. Saya cuma ingin sedikit berkomentar tentang tulisan Anda yang bertajuk 'License to Kill God'. Menurutku, alur penulisannya bagus dan menambah wawasan, tapi Anda saya nilai telah 'salah arah' dengan memutar-balikkan fakta dan alur sejarah. Terus terang, itu amat saya sayangkan. Anda yang telah sekian lama mukim di Eropa mustinya mampu menyerap dan menyelami secara bijak denyut segala kejadian baik di masa lampau maupun masa kini. Anda yang sudah makan asam garam kehidupan mustinya mampu memilah mana sumber informasi yang benar dan mana yang tidak. Kini tak ada lagi tempat buat seseorang untuk bisa bebas meliuk-liukkan kasunyatan pada lembaran sejarah. Apalagi kalau tujuannya agar masyarakat ketakutan pada sebuah rezim atau pada sosok Tuhan, sehingga para politikus bebas bermain, juga pendeta dan para tokoh agama tetap punya pekerjaan. Bukankah di masa lalu itu kerap terjadi? The Dark Age yang pernah melanda Eropa, misalnya. Ibarat keledai, mustinya takkan terantuk batu kedua kali. Begini ya Mang, sebagian masyarakat yang hidup di zaman kini tak mau menelan mentah-mentah apa yang diucap dan apa yang ditulis oleh pemuka agama dan orang-orang yang mengaku beragama ABCDE hingga Z. Contohnya, kini banyak orang yang sepulang dari misa atau jumatan, lalu googling di internet, sekadar untuk membuktikan benar atau tidak apa yang baru saja diuarkan oleh sang pengkotbah. Risikonya tinggi lho Mang kalau terbukti itu sekadar bualan. Minggu depannya mereka akan mangkir ke gereja dan tempat-tempat ibadah lainnya karena merasa dibohongi. Andai Gallup bikin poll tentang sumber-sumber informasi yang layak dipercaya, saya yakin Google, Wikipedia dan mesin pencari lainnya akan menempati urutan pertama dibandingkan isi khotbah dari pendeta dan sejenisnya. Nietzche tidak tulalit Mang, Anda telah begitu gegabah menuding almarhum Friederich Nietzche ngawur dan tulalit. Itu tandanya Anda telah melecehkan dunia ilmu pengetahuan, karena karya-karyanya justru jadi 'bacaan wajib' para mahasiswa di berbagai belahan bumi sejak dulu hingga kini. Terus terang, saya bukan bermaksud membela Nietzche, dia juga bukan siapa-siapanya saya. Tapi saya sekadar ingin meluruskan yang bengkok. Anda seolah jadi wakil Tuhan (atau malah jadi Tuhan?) karena sudah tahu bahwa Nietzche yang filsuf besar dan pemikir ulung itu masuk neraka jahanam. Anda juga bilang, ia dikutuk Tuhan atas derita dan sakitnya sebelum ajal menjemput. Kapan Tuhan pernah berbisik di telinga Anda kalau ia kena kutukan? Pernahkah Tuhan mengirim malaikat ke rumah Mang Ucup? Memang benar, si Nietzche sempat sakit selama beberapa tahun. Lalu ia wafat di tahun 1900, diduga terserang penyakit kanker otak........ "In 1879 Nietzsche resigned his professorship - or was forced to give up his chair - due to his headaches and poor health." Ingat lho Mang, di masa dulu nama penyakit belum beragam seperti zaman kini mengingat dunia kedokteran belum semaju sekarang. Bisa jadi ia stress lalu sakit-sakitan karena tekanan dari otoritas kampus agar ia hengkang dan menanggalkan gelar keprofesorannya. Kalau membaca situasinya, justru kemungkinan besar ada campur tangan otoritas agama yang meminta pengelola perguruan tinggi menendang Nietzche karena dituding telah mengejek Tuhan. Nietzche, Hitler, dan Luther Kembali soal Hitler. Betul, Hitler dengan Nazi-nya telah membantai sekira 6 juta kaum Yahudi dan ras non-Arya di Eropa. Tetapi apa benar pemikiran-pemikiran Nietzche telah mengilhami Hitler, sehingga ia musti ikut dipersalahkan? Kalau toh benar, bagaimana dengan ribuan mahasiswa di seluruh dunia yang menelaah pemikiran-pemikiran Nietzche? Apa mereka lalu menjadi Hitler-Hitler baru? Saya yakin, jawabnya adalah tidak. Mayoritas dari mereka malah menjadi makhluk arif bijaksana yang mampu memahami apa makna dari segala perbedaan, dan mampu menyelami secara mendalam apa arti hidup di dunia ini - walau mungkin sebagian kecil dari mereka ikut-ikutan Nietzche: tak mengakui akan eksistensi Tuhan. Mang, Kalau Anda sebut Hitler kena pengaruh kuat dari Nietzche, tolong cuplikkan dari pidato-pidato Hitler yang menyebut Nietzche mengilhaminya untuk membunuhi orang Yahudi. Yang saya tahu, berulang kali dalam pidatonya di berbagai kesempatan, Hitler justru selalu menyebut Martin Luther-lah yang memberi inspirasi kepadanya untuk membasmi Yahudi. Luther adalah tokoh agama kelahiran 1482 yang amat anti-Semit. Dua tahun sebelum meninggal, Luther menorehkan sikap kerasnya yang anti-Semit dalam sebuah tulisan. Ia amat menyayangkan kenapa orang Yahudi tak dibasmi saja sejak dulu. Berikut salah satu cercaan Luther terhadap Yahudi (dikutip dari buku "Martin Luther: Hitler's Spiritual Ancestor" karya Peter F. Wiener): "It is our own fault that we have not avenged the sacred blood of our Saviour and the innocent blood of countless Christians and children, spoiled since the demolition of Jerusalem until now; it is our own fault that we have not annihilated the Jews but placidly let them stay where they are in spite of all their murders, their curses, blasphemies, lies, violations, and that we even protect their schools, their dwellings, their persons and property." Luther's antisemitic laws consist of seven paragraphs only. Here they are: 1. Set fire to their synagogues and schools; and what will not burn, heap earth over it so that no man may see a stone or relic of them forever. 2. Pull down and destroy their houses since they perpetrate the same nefarious things in them as in their schools. Pack them all under one roof or stable, like the gypsies, that they may know that they are not lords and masters in our land as they boast. 3. Deprive them of all their prayer-books. 4. Forbid their rabbis henceforth to teach. 5. Deprive them of the right to move about the country. 6. Forbid them the business of usury, and take from them all their belongings. 7. Hand the strong young Jews of both sexes flail, axe, mattock, spade, distaff, and spindle; and make them work for their bread in the sweat of their brow, like all the children of Adam. Confiscate their property and drive them out of the country. (W53, 525 abridged). It will be found, at close inspection, that Luther's laws are much more strict, or at least as severe, as those of Hitler. Very often he repeated his order, "The Jews have to be expelled from our country. Or he gave the Christian advice. "The Jews deserve to be hanged on gallows seven times higher than ordinary thieves" (W53, 502). Itulah sebagian pemikiran Luther yang selalu dikutip Hitler. Die hard creationist vs scientist Gerakan anti-Semit sudah tumbuh di Eropa sejak awal-awal tahun Masehi. Seiring bertambahnya tahun, gerakan itu kian mengkristal. Jadi kalau Hitler telah membantai orang Yahudi, jangan salahkan Nietzche yang Anda sebut sebagai pembunuh Tuhan, tapi salahkan Luther yang Kristen fundamentalis namun teracuni oleh virus jahat rasialis. Kalau saya boleh menilai, jalan pikiran Mang Ucup mirip Harun Yahya atau Michael Behe yang 'die hard creationist': selalu menyalahkan para ilmuwan, dan mengklaim hanya ajaran agamalah yang paling benar. Nietzche, juga Charles Darwin dan Karl Marx adalah sebagian ilmuwan kelas dunia yang dicap 'orang berbahaya' oleh kaum kreasionis, baik ICR (Kristen) maupun Harun Yahya. Mereka dituding sebagai 'penggoyah iman' - bukan 'penggoyang iman' macam joged ngebornya Inul Daratista. Mustinya Luther dan Hitler-lah yang pantas masuk ke neraka, bukan Nietzche yang humanis dan cinta damai. Kenapa? Karena mereka berdua membenci bangsa dan agama rivalnya walau di masa lampau pernah seakar: Yahudi. Jesus bukan dari ras Arya, tapi ia Yahudi. Muhammad pun yang mengaku keturunan Ismael adalah orang Arab. Keduanya seinduk: kaum Semit. Kalau saya buka kembali catatan sejarah, pada 3 Januari 1521, Paus Leo X mengasingkan Luther dari Gereja Katholik. Lalu 25 tahun kemudian, tepatnya pada 18 Februari 1546, Luther yang memimpin reformasi Protestan meninggal dunia pada usia 62 tahun. Hitler dan Soeharto Namun ada juga penilaian bahwa sikap anti-Semit Luther tersebut wajar, terkait kecenderungan yang meluas di Eropa saat itu. Kalau sempat nonton film The Merchant of Venice akan terlihat potret buram ketimpangan sosial di Eropa. Tapi kecenderungan tersebut juga buah diskriminasi yang orang Yahudi hadapi sejak abad-abad pertengahan. Apa yang dulu terjadi di Eropa melebihi sikap diskriminasi pemerintah Orde Baru dan sebagian bangsa Indonesia terhadap etnis Cina. Tak heran kalau orang-orang Yahudi larinya ke bisnis keuangan, perbankan, jasa non-keuangan, jual beli dan lainnya. Mereka akhirnya menjadi sebuah kekuatan ekonomi global seperti sekarang ini: Wall Street, NYSX, SSX, JSX, Chicago Bourse, Mercantile Commodity Exchange, Microsoft, dan lainnya. Itu semua adalah hasil cetak konstruksi sosial dari sebuah sejarah yang amat panjang, termasuk diskriminasi tersebut. Sikap anti-Semit Hitler juga amat dipengaruhi konteks sejarah saat itu. Perlu pula dicatat, sebelum Hitler berkuasa, dia pernah merekayasa suatu kerusuhan sosial dengan bantuan SS yang berujung pada sikap anti-komunis di sebagian negara Eropa. Permainan ini persis seperti pernah dilakukan Soeharto ketika akan berkuasa dengan terlebih dahulu menginjak bangkai-bangkai komunis. Penting juga ditelusuri, apakah Soeharto mencontek langkah Hitler, atau konseptornya sebenarnya sama, yaitu CIA? Pada dua kejadian tragis itu, AS selalu jadi 'dewa penolong'. Elisabeth Foerster-Nietzsche dan seorang Gendis Elisabeth Foerster-Nietzsche, adik perempuan Nietzsche, memang pernah bekerja untuk Hitler, itu bisa dimaklumi mengingat Hitler adalah seorang kepala negara yang bisa merekrut siapa saja untuk menjadi abdinya, asal punya ras Arya tentu saja. Toh di masa itu orang-orang Jerman butuh pekerjaan yang layak setelah didera perang berkepanjangan. Jadi rasanya tak perlu dikait-kaitkan soal hubungan kekerabatan. Coba telusuri, mungkin saja Elisabeth seorang Lutheran sejati. Andai Nietzsche masih hidup, mungkin saja dia akan memprotes keras tindakan Hitler, walau risikonya besar: dibantai tentara SS! Lalu apakah Hitler masih punya hubungan kekerabatan dengan Luther? Walahualam. Coba telusuri di rerindangan pohon trah mereka. Sekadar sebagai pembanding, ini saya beri secuil contoh kejadian di Indonesia. Di bulan puasa lalu, ada seorang perempuan muda yang cantik menawan bernama Gendis (bahasa Jawa: gula). Hampir seminggu sekali dia menyambangi kawasan yang dihuni orang-orang papa di Ibu Kota dengan membagikan sembako. Dia bilang kepada wartawan bahwa tak ada maksud politis apapun di balik niat baiknya itu. Ia juga mampu menepis isu tentang bapaknya yang dikabarkan serong dengan seorang selebritis. Kalau sepanjang hidupnya kelak ia ternyata tumbuh menjadi sosok perempuan tanpa cela, apa ia harus ikut dipersalahkan atas ulah kakek neneknya yang telah menyengsarakan bangsa Indonesia? Kebetulan Gendis itu adalah cucu Soeharto - Bu Tien, dan Gendis itu putri kesayangan pasangan Bambang Tri Hatmodjo dan Halimah. Kalau toh nantinya Pak Harto harus diadili dan dihukum mati, apa Gendis juga musti ikut diadili dan dihukum mati? Kalau menurut paham agama, kalau kakeknya berdosa, apa cucunya yang tak tahu apa-apa juga ikut-ikutan kena dosa? Hitler pemeluk Katolik tulen Saya pernah baca di sebuah artikel, bahwa tindakan Hitler justru diam-diam didukung oleh kalangan gereja. Vatikan bungkam dan diam seribu bahasa selama bertahun-tahun lamanya atas pembantaian jutaan kaum Semit itu. Padahal Hitler dan ribuan pasukan Nazi itu adalah serombongan domba yang musti diasuh sang penggembala. Entah siapa dulu yang menjabat sebagai kardinal di Jerman.
Tentu Anda tahu, Hitler adalah seorang pemeluk Katolik tulen. Sampai akhir hayatnya, Hitler tak pernah mencopot label itu, dan tak pernah pasang label lain. Andai Hitler itu WNI, di KTP-nya pasti jelas tercantum apa agamanya. Saat ia mati tetap sebagai pemeluk Katolik, bukan atheis. Ibarat kata pepatah: "Harimau mati meninggalkan belang, Hitler mati meninggalkan aib maha besar. Sedangkan Nietzche mati? Ia tinggalkan karya-karya besar!" Satunya-satunya otoritas agama yang berteriak keras menentang langkah Hitler justru gereja Protestan di Belanda pada 1943. Namun terlambat, karena jutaan nyawa sudah keburu melayang. Sebelumnya, sekelompok penganut Protestan diam-diam bikin gerakan bawah tanah untuk membantu menyelamatkan orang-orang Yahudi agar terlepas dari dera siksa Nazi. Juga ada seorang pendeta Protestan bernama Dietrich Bonheofer yang berusaha membunuh Paus, namun gagal. Nah, apa Mang Ucup pernah dengar atau pernah baca artikel tentang permintaan maaf dari Vatikan karena tak mampu mencegah tindakan brutal dan biadab seorang domba perindu surga yang haus akan pujian Tuhan bernama Hitler? Entah apa reaksi dunia Islam tentang tindakan Hitler, apakah mereka ikut mensyukuri atas terbunuhnya jutaan umat Yahudi atau mencela habis-habisan? Saya belum punya catatan itu, barangkali ada yang punya? Ada yang bilang, diam itu emas, tapi ada juga yang bilang bahwa sikap diam itu bisa bermakna menyetujui. Kalau Hitler bertindak jadi manusia superhero yang mewakili sosok 'Tuhan', bukan Nietzche penganjurnya, karena dia tak pernah menabalkan diri jadi Tuhan, walau ia dengan tegas pernah mempertanyakan keberadaan Tuhan. Nietzche hanyalah seorang 'free thinker' yang menjadi pengajar di sebuah perguruan tinggi. Mungkin gajinya pas-pasan, hanya cukup untuk makan seadanya, bayar rekening listrik dan air, bayar cicilan rumah plus beli buku-buku. Lain hal kalau ia seorang penguasa dan politikus macam Hitler, Idi Amin, Marcos, Soeharto, SBY, Jusuf Kalla dan Bush, ia bisa berkongkalikong dan main lirik-lirikan dengan otoritas agama untuk mewujudkan mimpi dan ambisinya. Anda mustinya tahu latar belakang yang sebenarnya kenapa Hitler membantai jutaan kaum Semit (tak cuma Yahudi, tapi juga Gipsy dan lainnya). Penyebabnya adalah gerakan anti-Semit yang sudah lama mengakar di Eropa itu berlabel sentimen ras. Otoritas agama ikut bermain dengan mendiamkannya karena secara tak langsung gerakan itu menguntungkan buat mereka. Kalau terjadi sesuatu, misal perekonomian merosot, dengan gampangnya kaum Semit-lah yang dituding sebagai penyebab utamanya. Tercatat pada 1933, Nazi, partai yang didirikan Hitler, menyalahkan Yahudi sebagai sumber kemiskinan, pengangguran, dan kekalahan Jerman dalam PD I. Sejak saat itu, toko dan jasa yang dikelola warga Yahudi mulai diboikot. Orang Yahudi juga dilarang masuk sebagai pegawai negeri. Tepat di tahun itu, Hitler menang pemilu parlemen. Ia menjadi kanselir alias perdana menteri. Presidennya adalah Paul von Hindenburg. Tapi, setelah Hindenburg meninggal pada 1943, Hitler menyatukan jabatan kanselir dan presiden. Ia menyebut jabatannya adalah 'fuehrer' alias pemimpin. Muncullah seorang diktator baru. Andai Jerman tak meloloskan Hitler yang asal Austria menjadi warganegaranya pada 1932, mungkin tragedi 'holocaust' yang sangat tak berperikemanusiaan itu bisa dihindari. Begitu pula seandainya almarhum Soekarno menendang Soeharto sejak awal atau memindahkan dia ke daerah terpencil di Irian Barat, kejadian G-30-S takkan pernah terjadi. Yah, semua sudah terlambat, karena mesin waktu ternyata cuma ada di film-film Hollywood. Yahudi, kaum yang terlunta-lunta Hitler kemungkinan besar sudah memendam dendam membara terhadap kaum Yahudi sejak kecil, terpengaruh lingkungan keluarga dan di sekolahnya, atau mungkin juga terpengaruh khotbah bernada kebencian di rumah ibadah. Kalau Mang Ucup ada waktu, coba telusuri jejak masa kecil Hitler, lalu kunjungi kota tempat ia lahir. Bahkan jauh sebelum terjadi pembantaian Yahudi oleh Hitler, nasib kaum Yahudi sungguh tak enak dan tak nyaman. Mereka selalu jadi kelompok pecundang, yang terusir dan teraniaya. Tak cuma nyawa meregang, tapi juga harta ikut melayang. Pada 66 - 70 M, bangsa Yahudi memberontak dari penjajahan Romawi. Pemberontakan gagal, kuil Yahudi di Yerusalem dihancurkan. Pada 132, Yahudi memberontak kembali, dan gagal lagi. Yahudi dilarang masuk Yerusalem, lalu nama kota itu diubah menjadi Aelia Capitolina, dan nama provinsi diganti dari Yudea menjadi Syria-Palaestina. Nasib Yahudi kian terancam, ketika pada 312 Constantine sang penguasa imperium Romawi memeluk Kristen, dan Kristen ditabalkan menjadi agama resmi. Bayangkan dua kekuatan besar bersatu: kekaisaran dan otoritasagama. Percik-percik kebencian terhadap kaum Yahoo (sebutan yang lagingetrend untuk Yahudi) timbul tenggelam. Ratusan tahun kemudian, kekhawatiran itu terbukti. Tepatnya pada periode 1095 - 1291 terjadi Perang Salib Pertama. Tentara Kristen membunuh puluhan ribu orang Yahudi sepanjang perjalanan dari Eropa ke Yerusalem. Selama hampir 200 tahun lamanya Paus menjadi komandan tentara Perang Salib untuk melawan Islam dan Yahudi. Pada 16 Maret 1190, Tentara Perang Salib mulai membantai warga Yahudi di Inggris. Pada 1290, Yahudi diusir dari Inggris. Mereka baru diizinkan masuk lagi pada 1655. Pada 1306 - 1394 Yahudi berulang-ulang diusir dari Prancis, tapi bisa kembali lagi asalkan membayar sejumlah uang. Pada 1349, sebanyak 2.000 orang Yahudi dibakar di Strasbourg, Jerman. Pada 15 Maret 1391 muncul gerakan anti-Yahudi di Sevilla, Spanyol. Tanggal 12 Januari 1493 adalah batas waktu terakhir bagi Yahudi di Sicilia (Italia) untuk meninggalkan pulau itu. Pada 31 Desember 1492 sekitar 100.000 orang Yahudi diusir dari Sisilia. Di tahun itu juga Spanyol mengusir orang Yahudi dan muslim. Mereka pindah ke Afrika Utara atau Turki Osmani, di mana mereka umumnya dapat hidup dengan damai. Pada 1496 Portugal dan Jerman mengikuti langkah Spanyol, mengusir Yahudi. Sebagianbesar pindah ke Polandia. Sejak itu, separuh Yahudi dunia tinggal di Polandia. Pada 1497, pemerintah Portugal yang didukung gereja memaksa orang Yahudi untuk memeluk agama Kristen. Pada 1502, umat Islam dan Yahudi di Granada, Spanyol, dipaksa berpindah agama menjadi Katolik. Pada 1601, otoritas gereja memerintahkan pembakaran buku-buku berbahasa Ibrani di Roma. Pada 1670, Kaisar Leopold I mengusir orang Yahudi dari Wina. Pada 1935, orang Yahudi dilarang mendaftar sebagai tentara Jerman. Dalam salah satu rapat umum di Nuremberg, dikeluarkan undang-undang untuk menjaga kemurnian ras Arya. Keputusannya, dilarang menikah antara orang asli Jerman dan keturunan non-Jerman seperti Yahudi. Pada 15 Februari 1936, orang Yahudi di Jerman dilarang melakukan semua pekerjaan profesional. Hanya kerja kasar yang diizinkan untuk mereka. Pada 12 Februari 1938, Jerman menduduki Austria. Atas permintaan Partai Nazi Austria, pada 12 Maret tahun yang sama Jerman mencaplok negara tetangganya itu. Sementara itu di Jerman, warga Yahudi diwajibkan menambah nama Israel (untuk laki-laki) dan Sarah (perempuan) di nama mereka. Huruf "J" juga mesti dipasang di baju mereka. Tanda "J" juga dicapkan di paspor mereka. Jerman juga mengeluarkan aturan bagi warga Yahudi berusia di atas enam tahun untuk memakai kalung bintang Daud. Puncak kengerian terjadi. Berawal pada 7 November 1938, ketika seorang pemuda Yahudi-Polandia menembak mati dua diplomat Jerman di Paris. Pemuda itu marah atas perlakuan Nazi terhadap orang tuanya. Penembakan itu memberi alasan Nazi menyerang orang Yahudi. SS, pasukan khusus Nazi, melakukan "Malam Menghancurkan Kaca". Toko-toko dan kantor milik warga Yahudi dipecahkan. Sekitar 100 orang Yahudi tewas, dan sisanya, 20 ribu orang, dikirim ke kamp konsentrasi yang baru dibuat. Pada 17 Maret 1942 kamp konsentrasi Yahudi Belzec dibuka di Polandia dan langsung dipadati 30 ribu orang Yahudi lokal. Pembunuhan terus berlangsung hingga mencapai angka korban sekira 6 juta orang. Untunglah, pasukan Sekutu mampu menyetop tindakan brutal pasukan Nazi. Pada 27 Januari 1945, pasukan Sekutu membebaskan kamp Yahudi dan non-Yahudi Eropa dari kamp Nazi di akhir PD II. Auschwitz merupakan kamp yang menyimbolkan karakter dan ideologi Nazi yang melakukan aksi anti-Semit. Kasihanilah Yahudi Rupanya sudah suratan takdir Yahudi menjadi bangsa yang terlunta-lunta sepanjang zaman. Andai sejak dulu bangsa Yahudi punya negara sendiri, nasibnya tak akan memilukan seperti itu. Sedangkan Israel sendiri baru berdiri di tahun 1948 (toh hingga kini tetap saja direcokin). Apakah itu juga karena terpengaruh Nietzche? Bukan, tapi karena terus munculnya rivalitas agama berbalut politik dan sentimen ras. Mustinya, umat Kristen dan Islam berterima kasih terhadap pengorbanan besar bangsa Yahudi, karena bangsa dan agama mereka telah terpinggirkan. Tanpa itu semua, agama Kristen dan Islam tak akan mengglobal seperti sekarang. Para Nabi kaum Semit menangis di surga Sekadar saran, andai Mang Ucup kelak jadi pendeta, saat berkhotbah mustinya Anda selalu berseru dan berseru tentang pentingnya umat beragama untuk menjaga perdamaian dan saling tolong menolong, bukan cuma slogan Tuhan itu Esa, Tuhan itu ada, juga bukan cuma janji-janji surga dan ancaman kobaran api neraka. Jemaah pasti akan percaya kalau Mang Ucup bilang bahwa Adam, Eve, Cain, Abel, Seth, Enoch, Noah, Hud, Salih, Abraham, Sarah, Hagar, Ishmael, Isaac, Loth, Jacob, Joseph, Jethro, Job, Moses, Aaron, Yehezkiel, David, Solomon, Elijah, Elisha, Jonah, Zecharia, Ezra, John the Baptist, Jesus, Maria, Mohammed, Siti Khadijah dan lainnya beramai-ramai menangis di surga bak paduan suara. Sementara di neraka, Nietzche juga pasti ikut menangis meraung-raung, karena menurut Mang Ucup dia telah membunuh Tuhan dan pantas masuk neraka. Orang Jawa bilang, "Nietzche kuwi uwis matheni Gusti Allah, saiki slirane nyemplung ning intiping nroko....." Para nabi mulia dan kerabatnya yang satu sama lain saling bersaudara itu sedih sesedih-sedihnya menyaksikan dari jendela surga dengan memandangi seisi Bumi, ternyata umat pemeluk agama yang pernah mereka tebar dan bangsa-bangsa keturunan mereka kok malah saling cakar-cakaran dan berbunuh-bunuhan hanya karena perbedaan agama, walau awalnya berinduk sama. Mereka semua mengakui Tuhan Yang Maha Esa, tapi bentuk keeesannya berbeda-beda. Kitab suci mereka juga sebenarnya serupa, namun tak sama. Itulah mungkin yang dulu bikin sosok intelektual sekaliber Nietzche jadi bingung, menganggap agama warisan kaum Semit ternyata tak punya sumbangsih apa-apa terhadap perdamaian dunia, tapi malah bikin bumi gonjang-ganjing tiap detiknya. Itu terus berlangsung hingga kini, dan mungkin hingga hari kiamat tiba - karena ini sudah menjadi masalah yang tak bakal terselesaikan dari zaman ke zaman (unsolvable problem). Orang-orang yang putus asa dan lalu lepas harapan pasti akan membatin dan memunculkan beragam tanya. Untuk apa agama diciptakan? Kenapa Abraham yang sudah punya Sarah kok mengawini Hagar dan perempuan lain? Kalau sudah ada Taurat, kenapa lalu dimunculkan Injil dan kitab suci lainnya? Dengan munculnya berbagai agama yang diklaim turun dari langit, kenapa kehidupan di bumi bukannya kian damai? Sekadar renungan Nah, agar kejadian-kejadian mengenaskan itu tak lagi terulang, kita semua perlu menyadari akan bahayanya rasisme, termasuk bangsa Indonesia perlu belajar keras dari sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia. Buka mata, buka telinga selebar-lebarnya. Harapan saya, tak ada lagi sentimen agama, tak ada lagi sentimen ras, tak ada lagi sentimen kesukuan, dan lain sebagainya. Kalau beragam pikiran busuk itu tetap kita pendam dan kita pelihara, suatu saat akan kembali meletup peristiwa besar yang bakal menimbulkan korban jutaan nyawa. Kalau kita semua tak waspada, tragedi seperti yang pernah terjadi di era Hitler akan kembali terulang dalam kemasan lain, entah di belahan bumi mana, mungkin juga di negeri tercinta Indonesia (karena bibit-bibitnya terus bersemai dan ada yang menyemai). Salam sejahtera untuk semua, Radityo Djadjoeri e: [EMAIL PROTECTED] ___________________________________________________________ License to Kill God Oleh Mang Ucup Banyak pembaca yg menilai bahwa tulisan saya akhir2 ini menyesatkan pembacanya, se-akan2 saya memproklamasikan Nietzsche sebagai pengganti Allah dan mang Ucup yg jadi nabinya! Itu tidak benar. Saya menulis tentang Nietzsche, karena saya ingin membuktikan bahwa apa yg ditulis oleh dia itu ngawur tulalit tulen, bahkan sangat menyesatkan sekali sehingga mengorbankan jutaan jiwa. Nietzsche boleh ber-koar2 sampai tuh mulut berbuih di api Neraka, bahwa Tuhan itu sdh mati, tetapi fakta dan kenyataannya; bukannya Tuhan yg mati melainkan Nietzsche sendirilah yg telah habis dimakan cacing dan jadi debu, sedang Tuhan sendiri masih tetap hidup! Sejak manusia diciptakan sudah banyak sekali orang yg mencoba untuk membunuh Allah maupun para penyembah-Nya, tetapi kenyataannya Allah itu semakin hidup, bahkan penyembah-Nya pun menjadi bertambah banyak ribuan kali lipat ganda. Dan mereka yg berhasrat untuk membunuh Allah selainnya semuanya sudah mati, mereka juga telah kena kutuk terlebih dahulu, sehingga akhirnya jadi gila. Nietzsche sebelas tahun jadi gila sebelumnya ia mati, begitu juga dgn Raja Herodes Agung, dimana ia bukan hanya membunuh istrinya melainkan tiga orang putera2 kandungnya sendiri dibunuh olehnya, demikian juga dgn Raja Nero. Doktrin Uebermensch (manusia paripurna super human) telah dimanfaatkan oleh Hitler, dimana ia menilai bahwa orang Eropa Utara asli yg berambut pirang dan bermata biru termasuk ras Aria. Mereka menamakan dirinya sebagai Herren-volk, dimana bisa diartikan sebagai bangsa Tuhan (Herren = Tuhan dlm bhs Jerman) atau bangsa kaum juragan. Maka tidaklah heran apabila Hitler mewajibkan rakyatnya untuk selalu mengucapkan salam hormat dgn sebutan Heil Hitler". Heil itu diambil dari kata Heilig" Holy, suci atau kudus, maka dari itu juga sebutan untuk The Salvation Army" (Bala Keselamatan) dlm bhs Jermannya adalah Heilsarmee = Tentara Suci, karena Hitler sudah menilai dirinya sebagai Sang Juruselamat. Tokoh atau pemeran utama yg mengindoktrinasikan Nazi dan Hitler dgn doktrin Uebermensch adalah Elisabeth Foerster-Nietzsche atau adik kandungnya dari Friedrich Nietzsche sendiri. Ia meninggal dunia di th 1935 th, pada saat pemakamannyapun Hitler turut hadir. Untuk merealisasikan doktrin tsb Hitler dan antek2nya telah membunuh lebih dari enam juta orang. Sejarah telah membuktikan bahwa manusia tidak akan mampu menciptakan uebermensch (super human) entah ini melalui kloning ataupun manipulasi Gen sekalipun juga, karena kemampuan/kekuasaan ini berada di tangan Tuhan sepenuhnya, percobaan untuk menjadi Allah hanya akan mengakibatkan malapetaka bagi umat manusianya sendiri. Begitu juga dgn keinginan untuk membunuh Tuhan, mungkin kita akan mampu mendelete dan menghapus Tuhan di dlm pikiran kita, tetapi selama kita masih hidup, mau atau tidak; kita akan selalu di konfrontasikan dgn keberadaan-Nya, entah itu melalu bencana alam maupun segala macam mukzijat dan berkat-Nya. Mang Ucup percaya kepada Tuhan Yesus, atau Allah yg telah menjelma menjadi manusia, walaupun Yesus adalah Allah, tetapi Ia juga merasakan semua penderitaan yg dialami oleh setiap manusia, dimana Ia juga merasakan lelahnya dari pekerjaan, rasa lapar dan haus, rasa sewot, sakit dan sedih, bahkan rasa takut. Yesus tidak ingin dibedakan daripada manusia2 lainnya, bahkan Ia juga bisa dibunuh mati ! Jadi tidaklah salah apabila Nietzsche menyerukan "Allah sudah mati dan kita semua yg membunuhnya. Dia Mati berdarah melalui pisau kita, siapakah yg akan menghapus darah tsb dari kita?" Kitalah yg sebenarnya layak dinobatkan dgn julukan sebagai God Killer, karena Ia harus mati untuk menebus dosa2 kita. Tuhan Yesus memang telah dibunuh mati, tetapi "License to Kill God" pada saat itu telah diberikan kepada manusia oleh Allah sendiri. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.," Walaupun demikian karena Tuhan Yesus itu adalah Allah maka Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh," Pada saat hal ini terjadi, akan genaplah firman Allah yang berbunyi, "Maut telah ditelan dalam kemenangan." Hai maut, mana kemenanganmu? Mana sengatmu? Karena dosa, yaitu sengat yang mengakibatkan maut, akan lenyap semuanya; Bagi mereka yg percaya bahwa Tuhan itu sudah mati sebaiknya jauh2 hari dari sekarang daftar diri ke rumah sakit jiwa, karena antrean disana cukup panjang, mengingat dgn naiknya harga BBM, pasien yg sakit jiwa pun semakin hari semakin bertambah. Tetapi bagi mereka yg percaya bahwa Allah itu hidup maka mereka mempunyai harapan dan juga mempunyai masa depan. Itulah kepercayaan yg mang Ucup imani. Dgn ini saya akhiri oret2an mengenai Friederich Nietzsche dgn ucapan banyak terima kasih atas kesabarannya dan juga permohonan maaf kepada para pembaca yg secara langsung ataupun tidak langsung pernah merasa tersinggung oleh oret2an saya yg sebelumnya. Maranatha Mang Ucup The Drunken Priest Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.net --------------------------------- Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/