Lha solusi-ne piye Pak Dana ?
   
  Kasih souuul - loe - sinya dong, mosok sejak jaman Majapahit sampai jaman 
Columbia Mas Dana ngocol terus,  tak tunggu soul-loe-sinya Mas DP.
                                                                    
  Yang saya herankan justru pendapat tokoh-tokoh  ( engga tahu sich tokoh 
beneran atau tokoh wayang ), pendapatnya selalu miring dari ilmu jiwa, engga 
kaya si Nietzsche, yang mengajarkan kita untuk jadi manusia "superman",  
menjadi manusia yang kuat dan percaya kepada potensi diri.
   
  Ngono Kang
   
  Saya jadi curiga sama Mas Dana, Mas Dana ini orang jawa atau orang mana ya?, 
orang jawa itu percaya sekali dengan nasib, saya orang jawa juga sich, tapi ya 
engga malu untuk memodifikasi pandangan hidup :) 
   
  Pak DP kan punya potensi, ya dibikin normal dong yang kacau balau, mosok kita 
harus nunggu Dewa turun dari langit.
   
  Kalau engga salah kata "anak" saya, kekacau balauan itu merupakan "ladang" 
bagi kita untuk mencari pahala dan berkreasi  :) untuk sesama, lhooo koq 
bisa?..ya bisa dong, supaya kita tahu siapa dianatara kita yang emas beneran 
atau emas sepuhan ( emas yang disepuh ).
   
  wassalam.
   
  

Dana Pamilih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sebenarnya yg diucapkan pak Mantri itu benar, yaitu bahwa bangsa 
Indonesia belum sanggup mengatur dirinya sendiri.  Law and order atau 
supremasi hukum tidak lain adalah cerminan dari kemampuan mengatur 
diri sendiri. Kemampuan ini memang tidak cukup utk menjadi negara 
merdeka yg sesungguhnya.

Kemerderkaan itu rupanya hanya diartikan secara simbolis yaitu 
perginya penjajah dan bebasnya tekanan dari penjajah.  Padahal 
perginya penjajah itu cuma langkah pertama dari kemerdekaan bukan 
tujuan dan langkah terakhir.

Begitu juga dg pemilu dianggap sama dengan demokrasi itu sendiri 
padahal cuma langkah pertama karena banyak langkah2 berikut yg perlu 
dijalankan.

Ucapan pak Mantri itu mirip dg almarhumah nenek saya yg benar2 muak 
dg kekacaubalauan jaman merdeka karena yg didambakannya adalah jaman 
normaal.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> REPUBLIKA
> 
> Senin, 19 Desember 2005
> 
> Zaman Nornmal Lebih Baik? 
> Oleh : Ahmad Tohari 
> 
> 
> Di kampung saya ada seorang lelaki tua yang dikenal dengan nama Pak 
Mantri. Mungkin pada zaman normal dulu (zaman sebelum tentara Jepang 
datang pada tahun 1942) dia menjadi mantri pasar, atau mantri 
kehutanan, atau malah mantri kakus. Entahlah, yang jelas pada masa 
tuanya lelaki itu dikenal sebagai Pak Mantri, dan konon usianya kini 
hampir delapan puluhan.
> 
> Ada yang menarik pada diri Pak Mantri ini. Dia sangat suka 
berbicara segala hal yang terjadi atau situasi pada zaman normal 
alias zaman penjajahan Belanda. Karena kesukaannya itu, cerita-cerita 
Pak Mantri kurang disukai para tetangga. Orang kampung saya 
berpendapat dengan memuji-muji keadaan di masa penjajahan seolah-olah 
Pak Mantri tidak mendukung Indonesia yang merdeka. Juga tidak 
menghargai jasa ribuan pahlawan yang gugur demi Indonesia merdeka. 
Namun Pak Mantri sering bergeming mengatakan bahwa keadaan di zaman 
normal lebih baik daripada masa sesudah kemerdekaan.
> 
> "Di zaman normal, bila ada kuda lecet kulitnya pasti si sais kena 
denda." Begitu kata Pak Mantri. "Demikian juga bila orang naik sepeda 
tanpa pening atau reflector apalagi tanpa lampu di malam hari, pasti 
kena denda. Sekadar mencari ranting kering di hutan jati tutupan akan 
berurusan dengan hukum. Jadi hutan jati utuh. Keadaan sekarang 
bagaimana?" tanya Pak Mantri.
> 
> Biasanya orang kampung kami menganggap sepi omongan Pak Mantri. 
Bahkan tidak jarang lelaki tua itu dikatakan sebagai belandis, yaitu 
orang yang merindukan kembalinya masa jaya ketika menjadi pegawai 
pemerintah jajahan. Tapi dasar Pak Mantri, pendapatnya tentang 
keadaan di jaman penjajahan dipertahankannya dengan gigih.
> 
> "E, kalian orang muda! Kalian saya kasih tahu ya. Pada tahun 1941 
Governor Generaal (diucapkannya hufernur heneraal) di Batavia bikin 
laporan ke Belanda. Isinya adalah hasil penelitian yang menyatakan 
bangsa Indonesia saat itu belum siap merdeka. Dikatakan, bangsa 
Indonesia belum siap ngurus jalan, ngurus kereta api, 
menyelenggarakan rumah sakit, menyelenggarakan pendidikan, pokoknya 
belum siap mengurus negara sendiri."
> 
> Saya yang ketika itu ikut mendengar omongan Pak Mantri, tiba-tiba 
merasa harus ikut bicara. Rasa kebangsaan saya yang selama ini hampir 
tertidur mendadak bangkit. Pak Mantri harus dihentikan. Bukan hanya 
karena almarhum ayah saya seorang mantan pejuang yang nyawanya hampir 
melayang karena peluru KNIL (Koningklijk Nederlands Indische Leger, 
tentara kerajaan Belanda pribumi). Lebih dari itu. Pak Mantri sudah 
keterlaluan belandisnya. Saya bilang, nyatanya karena berkah Allah 
dan jasa para pemimpin kini Indonesia sudah 60 tahun menjadi negara 
merdeka. Dan dunia mengakuinya.
> 
> "Itu betul. Tapi merdeka macam apa? Betul yang dikatakan orang 
Belanda 64 tahun yang lalu bahwa kita belum bisa ngurus jalan, kereta 
api, sekolahan, hutan, rumah sakit, dan sebagainya bukan? Malah, 
jangan-jangan banyak pemimpin kita sekarang salah mengerti tentang 
tujuan kemerdekaan yang kamu katakan tadi, kemerdekaan yang minta 
tumbal ribuan nyawa dan penderitaan panjang itu. Buktinya banyak 
pemimpin kita sekarang menikmati berkah kemerdekaan hanya untuk 
mereka sendiri dan rakyat banyak dibiarkan lapar dan sengsara. Apa 
omongan saya ini ngarang?"
> 
> Sampai Pak Mantri bangkit dan ngeloyor pergi tak seorang pun mau 
menjawab omongan lelaki tua itu. Saya pun tidak. Padahal saya dan 
mungkin juga teman-teman tidak ingin menemukan omongan Pak Mantri 
yang belandis itu benar. Selain itu saya juga tidak sependapat bahwa 
bangsa Indonesia sebenarnya belum siap mengurus sebuah negara yang 
merdeka. Yang benar, banyak pemimpin yang mengkhianati cita-cita 
kemerdekaan. Contohnya, betapa banyak pejabat pusat sampai daerah, 
gubernur, bupati, anggota TNI/Polri, anggota DPR/DPRD yang melakukan 
tindak pidana, terutama korupsi. 
> 
> Saya juga jadi teringat olok-olok Prof Syafi'i Ma'arif. Beliau 
pernah bilang, karena sulit mencari sosok yang baik untuk memimpin 
negeri ini, apa salahnya kita mengimpor seorang presiden. Almarhum 
Romo Mangunwijaya juga pernah mengatakan hal yang senada; bila hanya 
taraf kehidupan masyarakat seperti sekarang yang kita citakan, tak 
perlulah kita merdeka karena mungkin pemerintah jajahan bisa 
melakukannya lebih baik.
> 
> Pahit memang, sepahit omongan seorang belandis tua di kampung saya 
yang bernama Pak Mantri. Dia selalu bilang, hidup di zaman normal 
lebih baik daripada hidup di zaman sekarang. Siapa yang setuju atau 
menyanggah omongan Pak Mantri tadi, silakan.
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 



  SPONSORED LINKS 
        Women   Islam   Muslimah     Women in islam 
    
---------------------------------
  YAHOO! GROUPS LINKS 

    
    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
    
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
    
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 

    
---------------------------------
  

  


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke