----- Original Message ----- 
From: "Ilham Firdaus" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, January 28, 2006 4:32 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kekerasan pada anak: kisah Nabi
mengorbankan anak.


> On Friday 27 January 2006 19:31, Mia wrote:
> > Misalnya saja. Saya berseru 'Give me a reason, please!' Satriyo
> > balik tanya, lha nanya kepada siapa? Kepada manusia lain, nggak akan
> > ada jawaban yang memuaskan...bla..bla...ujung-ujungnya hanya Nabi
> > Allah yang tahu, atas perintah Tuhan itu dst.
>
> IF>Tolong Mbak Mia berikan contoh, yang mana yang "ujung-ujungnya hanya
Nabi
>  Allah yang tahu, atas perintah Tuhan itu dst.". Mungkin Mbak Mia
mendapatkan
> keterangan lebih dari saya bila diijinkan Alloh Azza wa Jalla.
>
> > Dalam konteks tulisan saya, kan keliatan itu adalah hipotetical
> > question yang nggak memerlukan jawaban konvensional. ....
>
> IF>Sayangnya saya kwatir dengan penggunaan "jawaban konvensional" dari
Mbak
> Mia. Istilah itu menyesatkan pemahaman manusia tentang isi-2x Agama Islam.
> Istilah "jawaban konvensional" itu memberikan kesan bahwa sebuah ajaran
Islam
> hanya berlaku "begini" pada jaman dahulu, kalo sekarang bukan "begini"
lagi
> melainkan "begitu" dengan alasan yang justru sangat tidak logis (bahkan
> keliru sekali pada proses analisanya). Misalnya saja: Pada Iedhul Adha ada
> qurban kambing atau sapi. Lalu ada ijtihad (dari hasil analisa pribadi
yang
> saya nilai reckless) bahwa qurban itu bisa digantikan dengan "sedekah"
> menyantuni dalam bentuk lain dan jumlahnya juga tidak diterangkan berapa
> banyaknya.
>
> Maaf Mbak Mia, ajaran Islam tidak ada satupun yang konvensional dan tidak
ada
> jawaban konvensional dalam Islam. Yang ada hanyalah: ajaran Agama Islam
yang
> materinya harus terus diikuti manusia sepanjang jaman.
>
> Kebudayaan boleh saja diakibatkan oleh prilaku manusia (misalnya: dulu
tidak
> ada budaya chatting di internet, tapi sekarang ada). Tapi tidak demikian
pada
> sebuah agama yang benar-benar berasal dari dzat mulat yang disebut Tuhan
Yang
> Maha Esa alias sang Pencipta alam semesta.
>
> > Misalnya lagi. Pak Ilham dari expressinya di bawah ini nggak
> > menangkap 'subtleties' dari penjabaran Fero yang dah cukup bagus
> > itu.
>
> IF>Bagus menurut Anda itu saya maklumi. Akan tetapi seperti yang sudah
saya
> singgung diatas bahwa kurang lebih : "cara dan proses analisa yang salah
> (+terburu-buru) seperti yang saya baca pada tulisan Ibu Rona, tentu saja
> menghasilkan kesimpulan yang keliru bahkan berbahaya jika disebarkan
kepada
> orang lain".
> satu Contoh kekeliruan sudah saya sebut diatas, sekarang saya tambahkan
lagi
> bahwa satu alinea dari tulisan Mbak Rona MEMBERIKAN KESAN bahwa Islam itu
> kejam karena dlm rangka Iedhul Adha muslimun menyiksa binatang
> (kambing/sapi). Well, saya tidak menilai itu adalah sebuah ke-"tidak
> prikebinatangan". *senyum*. Makanya saya bertanya ulang sangking takut
saya
> salah sangka.
>

Mas Ilham,
Karena Anda orang baru,
mungkin saya bisa memberikan penjelasan sedikit nih ttg suasana diskusi di
WM.
Kalau Anda perhatikan diskusi di WM,
maka kebanyakan diskusinya sudah tidak lagi bicara kulit tapi ke esensi
keIslaman itu sendiri.
Islam itu untuk pemeluknya, bukan untuk dipandang-pandang dari luar.
Islam harus terasa indah dan bagus oleh pemeluknya, bukan untuk dipandang
bagus oleh yang bukan pemeluknya.
Nilai-nilai Islam itu harus betul-betul bagus secara hakiki bukan bagus
karena dibedaki.

Jadi jangan khawatir, temen2 di sini semua yakin nilai-nilai Islam itu
sempurna.
Persoalannya adalah pemahaman akan nilai-nilai Islam itu sendiri dari
kita-kita ini semua kan nggak sempurna.
Diskusi yang terjadi adalah bagaimana pemahaman terbaik thd nilai-nilai
Islam itu sendiri.
Pemahaman yang hakiki, bersih dan lugas tanpa bedak-bedak.
Karena Islam tidak butuh bedak supaya kelihatan cantik.
Kalau sampai butuh bedak, itu pasti bukan ajaran Islam yang sebenarnya, dan
yang mengusungnya bisa jadi malah mengusung ajaran yang bertentangan dengan
Islam.

mbak Ferona mengangkat fenomena Qurban, yang saya tangkap adalah dalam
rangka membuka diskusi bagaimana memaknai fenomena Nabi Ibrahim as. - Nabi
Ismail as. dalam konteks kekinian. Dan ini tidak perlu mantiq, nahwu-shorof,
tapi betul-betul bicara ttg pengalaman beragama kita masing-masing.
Bagaimana nilai rasa ibadah Qurban bagi kita masing-masing bukan hanya
karena membaca pengetahuan dari ceramah para khatib ied.

Mbak Ferona sudah berusaha jujur dengan apa yang dirasakan. Tinggal kita
semua punya jawaban atau tidak atas nilai-nilai itu, dan bukan hanya jawaban
"Qurban adalah ...., Hewan Kurban diperlakukan dengan ...". Diakui atau
tidak, salah satu masalah terbesar kita adalah putusnya amal ibadah dari
ruhnya. Sehingga misalnya ratusan ribu berhaji setiap tahun tapi sedikit
efeknya bagi kehidupan kita. Bagaimana ibadah Kurban malah menjadi ajang
gosip baru ttg KEIKHLASAN orang yang berkurban, ini kan pemahaman yang
bertentangan dengan ajaran agama Islam sendiri bukan?

Sekarang apa makna Qurban bagi Anda mas Ilham?
Bagaimana jika Anda bayangkan sekarang ada orang yang akan memancung kepala
anaknya dengan mengaku mendapatkan wahyu dari Allah swt. Anaknya juga tidak
keberatan dan sama yakinnya. Apa yang akan anda pikirkan? Apakah hal seperti
itu yang terjadi saat itu ?

IMHO, peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s. tidak sedangkal yang kita
kira. Itu yang saya kira kita sedang diskusikan. Apa sebetulnya yang terjadi
dibalik peristiwa itu sehingga Allah mengabadikannya dalam ritual rutin
tahunan yang sekarang terasa "kering" itu, kering minimal buat mbak Ferona.

> > Apa artinya mencari makna beragama? Saya menguraikan konteks jaman
> > Nabi Ibrahim dari sejarah budaya yang merupakan PENGALAMAN kita
> > manusia. Nabi Ibrahim nggak turun makjleg dari langit begitu saja
> > dan hampa budaya. Ini bukan pemahaman yang empatik-rasional atas
> > pengalaman kita sendiri.
>
> IF>Sebelah sini adalah permasalahan yang terjadi pada otak-nya para
pendukung
> JIL (Jaringan Islam Liberal). Mudah-mudahan Mbak Mia, Mbak Rona dan kita
> semua tidak termasuk kedalamnya. Amien.
>

Coba mas Ilham jelaskan bagaimana permasalahan otak para pendukung JIL itu
sebetulnya.
Ingat lho mas Ilham kita dilarang berlaku seperti orang yang memakan bangkai
saudaranya sendiri.
Kalau memang betul ada masalah, ayo dibeberkan hingga tuntas.Jangan hanya
sinyalemen saja.
Yuk dibahas, satu-satu yang detil dan terperinci.

Salam
Ary



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke