Ucapan yang menyatakan bahwa Jilbab itu tekanan kebanyakan datang dari 
mereka yang minggat dari negeri mereka dengan alasan politik atau ekonomi. 
Hal ini bisa dilihat pada penduduk di Europa yang berasal dari Iran, Turki, 
Kurdistan etc yang pada dasarnya mempunyai pendidikan paling kurang tingkat 
SMA dan juga berasal dari kota, tetapi kalau dari desa masih tetap 
mempertahankan memakai jilbab. Kalau di Turki, ada semacam "gosip" dari 
wanita desa terhadap wanita kota, bahwa mereka yang tidak berjilbab itu 
adalah "pelacur".

Hendaklah dicatat bahwa pandangan bahwa jilbab itu sebagai simbol represi 
terhadap wanita dikemukakan oleh reformator Turki yang Mustafa Kemal Ataturk 
pada tahun 1920-an. Pada permulaan tahun 1930-an raja Iran yang Pahlevi 
menjabut keajiban wanita memakai jilbab, burkha dan cador.

Di Jepang kalau Anda jalan-jalan di desa-desa pasti anda bisa melihat bahwa 
"obasan-obasan" atau wanita-wanita yang kerja di ladang atau membersihkan 
park atau pantai juga kepala mereka ditutup dengan sejenis "jilbab" [ bah. 
Belanda "hoofd doek"]. Kalau Anda naik kereta api "trans siberia" dari 
Wladiwostok ke Berlin pada musim panas pasti Anda akan melihat wanita-wanita 
tua muda yang berkerja di ladang-ladang pertanian memakai "jilbab". Timbul 
pertanyaan apakah tidak ada persamaan alasan antara wanita yang memakai 
"jilbab", terlepas dari agama yang  mereka anut?

----- Original Message ----- 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, March 10, 2006 9:05 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mukena


Kebiasaan Yahudi dan Nasrani saat itu? Hmmm... coba kita baca keterangan
Karen Armstrong ini. Menurut Karen justru muslimah lebih dulu.

KAREN ARMSTRONG DAN TRADISI JILBAB

Kita mesti berhenti sejenak untuk membahas masalah hijab ini, dan
pelembagaan cadar. Di Barat, ini sering dilihat sebagai simbol tekanan
laki-laki terhadap perempuan, namun di dalam al-Qur’an, ini hanya
protokoler yang diterapkan bagi istri-istri nabi. Perempuan muslim
disyaratkan, sebagaimana laki-lakinya, untuk berpakaian pantas, namun
perempuan tidak disuruh mencadari diri dari pandangan, atau memencilkan
diri dari laki-laki dalam bagian terpisah dari rumah. Ini merupakan
perkembangan kemudian, dan tidak menyebar di kerajaan Islam sampai tiga
atau empat generasi setelah kematian Muhammad. Terlihat bahwa adat
pencadaran dan pemisahan perempuan memasuki dunia muslim dari Persia dan
Byzantium, di mana perempuan sudah lama diperlakukan demikian.

Kenyataannya, cadar atau hijab, tidak dirancang untuk merendahkan
istri-istri Muhammad melainkan sebagai simbol status tertinggi. Setelah
kematian Muhammad, istri-istrinya menjadi orang-orang yang sangat
berpengaruh. Mereka meiliki otoritas dalam hal agama dan kerap dimintai
konsultasi tentang praktik (sunnah) dan pendapat-pendapat Muhammad. Aisyah
menjadi amat penting di dunia politik. Tahun 656 dia memimpin revolusi
melawan Ali, Khalifah ke empat. Tampak bahwa kelak perempuan-perempuan
lain akan iri akan status istri-istri Muhammad dan menuntut agar mereka
juga diizinkan memakai cadar. Kebudayaan Islam sangat egaliter dan tampak
tidak pantas bahwa istri-istri nabi harus dibedakan dan dihormati dengan
cara ini. Maka banyak perempuan muslim yang mula-mula memakai cadar
memandangnya sebagai simbol kekuatan dan pengaruh, bukan sebagai tekanan
laki-laki. Jelas ketika para istri prajurit perang Salib melihat
penghormatan yang di dapat oleh perempuan muslim, mereka juga mengenakan
cadar dengan harapan mengajari laki-laki mereka untuk memperlakukan mereka
dengan lebih baik. Selalu sulit untuk mengerti simbol-simbol dan
praktik-praktik kebudayaan lain. Di Eropa, kita mulai menyadari bahwa kita
kerap salah interpretasi dan memandang rendah kebudayaan tradisi lain di
koloni-koloni protektorat kita. Banyak perempuan muslim hari ini, bahkan
mereka yang dibesarkan di Barat, merasa tersinggung ketika kaum Feminis
barat mengutuk kebudayaan mereka sebagai kebencian terhadap perempuan.
Kebanyakan agama berisikan hal-hal [bersifat] laki-laki dan memiliki bias
patriarki. Namun salah jika memandang Islam sebagai yang lebih buruk dalam
hal ini dibanding dengan tradisi lainnya. Di abad pertengahan, posisinya
adalah kebalikannya: pada masa itu kaum muslim terperangah melihat cara
Kristen Barat memperlakukan perempuan-perempuan mereka di negara-negara
perang Salib. Kaum terpelajar Kristen mencela Islam karena memberikan
terlalu banyak kekuatan kepada makhluk yang mereka pandang rendah seperti
para budak dan perempuan. Kini ketika sebagian perempuan muslim kembali
kepada busana tradisional mereka, ini tidak selalu berarti bahwa otak
mereka telah dicuci oleh agama yang sovinis, melainkan karena mereka
menemukan bahwa kembali ke akar budaya sangat memberikan kepuasan. Ini
merupakan bantahan pada sikap imperialis Barat yang mengaku lebih memahami
tradisi dari pada diri mereka sendiri.

(Muhammad, Biography of The Prophet)

Salam,




"kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/10/2006 01:39 PM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
[wanita-muslimah] Re: Mukena






Wah Mba Aisyah ini pengamat yang baik, terima kaish atas info nya tapi
kira-kira ada yang pake sarung enggak?? bagus juga kalau pake sarung
bisa jadi ajang promosi:)

Pak Wida, ada satu hadis yang kira-kira bunyinya seperti ini, suatu
ketika Nabi bertanya pada seorang sahabtanya mengapa ia begitu
terburu-buru setelah melakukan sholat berjama'ah bersama Nabi maka
dijawab oleh orang tsb " Ya Rasul, saya orang miskin dan hanya punya
satu kain yang saya pergunakan bergantian dengan istri saya.."

kira-kira hadisnya seperti itu walau tidak lengkap saya kutip yang
berkenaan dengan bahsan mukena. Jadi dalam keseharianya memakai
penutup seluruh tubuh tidak digunakan sehari-hari dan hanya pada saat
ritual ibadah sholat saja. Mengapa hal itu bisa terjadi?? adakah
perintihanya di dalam Qur'an??

Sudah menjadi sunatullah jika dalam satu kehidupan masyrakat terjadi
asimilasi budaya, penyerapan budaya yang lebih maju/beradab dari satu
masyrakat akan banyak di serap oleh masyrakat yang berbudaya lebih
terbelakang.

Memakai busana seperti jilbab dengan kondisi menutup seluruh badan
pada saat beribadah merupakan kebiasaan umat yahudi dan nasrani pada
saat itu.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Pak Wida,
> Saya pernah cerita beberapa kali di WM dalam topik2 lainnya dengan
teman2 WM
> tentang mukena - pak Wida mungkin bisa melihat yang dipakai istrinya
- entah
> mukena yang satu potong untuk seluruh badan, atau yang 1/2 badan dan 3/4
> badan dan bawahnya pakai potongan kain lainnya atau dengan sarung.
>
> Kita mengenal mukena saat sholat itu di Indonesia, tapi ketika saya
sholat
> di Masjidil Haram, mesjid Nabawi, dan mesjid2 lainnya di Arab Saudi -
> ternyata tidak semua wanita sholat dengan mukena yang kita kenal di
> Indonesia.  Wanita Arab memakai gamisnya dengan kerudung segi empatnya -
> umumnya berwarna tua (hitam, dark blue, coklat, dll) tapi
kerudungnya bisa
> berwarna-warni - umumnya wanita Arab ini besar2 badannya dan ketika ruku
> gamisnya ketarik ke atas sehingga kakinya bagian bawah terlihat (pakai
> mukena tidak terlihat karena panjang mukena lebih dari kaki kan?.
>
> Wanita2 dari Afrika dengan kulit hitamnya begitu menarik karena mereka
> sholat dengan semacam gamis yang panjangnya sampai ke mata kaki - tapi
> dengan warna2 nge-jreng hijau terang, merah menyala, dll, juga
dengan motif
> yang rame (bulat2 besar, bunga2 besar, dll) dan warna-warni, tutup
kepalanya
> lucu - seperti tutup kepala orang India tapi dengan lipatan2 menarik
mirip
> keong, lehernya terlihat.
>
> Wanita2 kaukasian memilih gamis dan kerudung dengan warna2 lembut
seperti
> warna baju2 bayi - pink, biru muda, kuning muda, dll untuk sholatnya.
> Wanita2 India ada yang memakai sari tapi yang jenis tidak terlihat
perutnya
> dan memakai kerudung lebar 1.2x2 meter yang tipis.
>
> Jadi untuk sholat-pun yang saat kita berhubungan dengan Allah, tidak
> semuanya pakai mukena yang seperti di Indonesia - malah di Indonesia ini
> lucu, misalnya saat tarawih atau sholat Ied di lapangan, jika saya
memakai
> mukena yang bukan putih - yang lain bisik2, padahal bukan putih itu
bukan
> yang warna kuat (merah, ungu, hijau, dll) tapi warna2 soft seperti
beige.
>
> Dengan keragaman bentuk dan warna juga motif, di Arab Saudi sana
ulamanya
> gak ada yang marah atau mewajibkan semuanya pakai mukena ala
Indonesia atau
> warna putih kan? Begitulah laporan pandangan mata 'mukena' saat sholat
> ketika saya memperhatikan kelompok perempuan sebelum sholat dimulai.
>
> Pertanyaannya sekarang, apakah nutup aurat wanita saat berhubungan
dengan
> Allah (sholat) itu juga sama dengan nutup aurat saat berhubungan dengan
> makhluk-Nya? Jika nutup aurat di mesjid2 yang dianggap mesjid
penting dalam
> Islam seperti itu (beraneka ragam dan masih terlihat kaki bawah juga ada
> yang bergamis ketat), apakah di kehidupan sehari-hari juga
'jilbab'nya itu
> bisa beraneka ragam?
>
> salam
> Aisha
> ------------
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Dari Mana Muncul Mukenah? Re: [wanita-muslimah] Re: Burqas for
> rent, and Arab women
> > Tetapi sekarang coba kenapa setiap muslimah yang mau shalat harus
pakai
> > mukenah? Padahal syaratnya adalah menutup aurat. Sedangkan
laki-laki tanpa
> > pakaian khusus untuk melaksanakan shalat?
> >
> > Saya rasa, sebelum ada peraturan jilbab, para muslimah shalat mungkin
> > dengan kepala terbuka. Kemudian setelah turun ayat jilbab itu para
> > muslimah shalat dengan kepala tertutup kerudung (khumur). Lalu
sejak kapan
> > ada baju mukenah yang khusus untuk shalat? Bukankah baju mukenah itu
> > muncul ketika para muslimah mulai melepaskan kerudung dan jilbabnya?
> >
> > Atau apakah ketentuan menutup aurat itu bagi wanita hanya ketika
shalat
> > saja? Bukankah Allah Maha Melihat? Bukankah perintah menutup aurat itu
> > justru diadakah untuk kemaslahatan manusia? Bukan untuk Tuhan?
> >
> > Salaam...
>
> Send instant messages to your online friends
http://asia.messenger.yahoo.com
>







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....

Yahoo! Groups Links










[Non-text portions of this message have been removed]




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
Yahoo! Groups Links








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke