Tidak paham mana dengan tuduhan kepada yang PRO sebagai kelompok yang
menginginkan Wahabisme or Pen-Talibanan Indonesia?


----- Original Message -----
From: "raiyabilly" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, March 10, 2006 7:20 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


>
>
> Mas/Mbak...
> Yang menentang RUU APP itu, bukan berarti setuju pornografi, kayaknya
> hal ini dah bolak balik dituliskan oleh peserta milis di sini. Alasan
> penolakan, pasal-pasal yang bermasalah dan masih perlu dikaji ulang,
> juga sudah diposting di sini dan didiskusikan.
>
> Kalau membaca komentar Anda di bawah, saya menduga Anda yang belum
> paham-paham juga, bukan masyarakat awan. Mohon dibaca lagilah baik-
> baik posting dan diskusi terdahulu.
>
> Peace,
> S
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mhoel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Seharusnya yang  ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju
> saja
> > saat demo dan berorasi, sebagai simbol apa yng mereka inginkan
> sebenarnya.
> > Biar masyarakat awam gampang menilai dan membedakan apa sih
> sebenarnya yang
> > diributkan itu. Soalnya kalo ngomong byk distorsinya. Tapi malah
> mereka demo
> > dengan pakaian sopan2 sesuai UU APP nya...
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Friday, March 10, 2006 2:42 PM
> > Subject: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
> >
> >
> > >
> > > ----- Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40
> PM -----
> > >
> > > Jumat, 10 Maret 2006
> > >
> > > Paranoia Penolak RUU APP
> > >
> > >
> > > Irfan Junaidi
> > > Wartawan Republika
> > >
> > > Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi
> dan
> > > Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal.
> > > Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan
> Sedunia
> > > yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model
> menggelar aksi
> > > di bundaran HI
> > >
> > > Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung
> dalam
> > > kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran
> Tempo
> > > berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi,
> penyingkatan
> > > RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini,
> sangat
> > > terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP,
> > > aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga
> menganggap
> > > RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari
> sebelumnya,
> > > 7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi
> penolakan
> > > dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan
> Djoko
> > > Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta
> mantan
> > > ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU
> APP di
> > > Bali.
> > >
> > > Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan.
> Kebanyakan
> > > media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap
> kelompok
> > > penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi
> kelompok
> > > pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan,
> dan tidak
> > > berimbang.
> > >
> > > Alasan Penolakan
> > > Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para
> penolak RUU
> > > APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat
> mengekang
> > > kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban.
> Larangan
> > > membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada
> perempuan.
> > >
> > > Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang
> dipilih
> > > tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4
> hingga
> > > Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''.
> Artinya,
> > > laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi
> pasal-pasal
> > > itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika
> aturan itu
> > > disebut merugikan perempuan.
> > >
> > > Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di
> sebagian
> > > wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian
> adatnya
> > > memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir,
> warga di
> > > kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan
> menjadi
> > > UU.
> > >
> > > Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun
> > > mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat
> masyarakat adat
> > > Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya
> > > berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang
> berjalan selama
> > > ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut
> dihitung.
> > > Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'?
> > >
> > > Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan
> pornoaksi
> > > cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP
> memang
> > > mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan
> marak
> > > seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang
> menyempurnakannya.
> > >
> > > Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara
> terhadap
> > > ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar.
> RUU APP
> > > seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh
> perempuan an
> > > sich.
> > >
> > > Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang
> memasuki ruang
> > > publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'',
> > > ''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf
> RUU
> > > tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak
> boleh
> > > dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu
> memasuki
> > > ruang publik.
> > >
> > > Yang kelima adalah alasan yang sangat klasik: membuat kreasi seni
> dan
> > > budaya menjadi kering. Dalam persepsi saya, argumentasi ini
> sungguh
> > > merendahkan derajat para seniman dan budayawan. Secara tidak
> langsung,
> > > argumentasi ini menganggap kreativitas seniman dan budayawan
> hanya mampu
> > > berada di area sensual. Karenanya, hasil karya mereka menjadi
> kering
> > > ketika area itu dibatasi.
> > >
> > > Seniman dan budayawan yang menjadikan sensualitas sebagai 'tumpuan
> > > hidupnya' memang pantas risau dengan adanya RUU APP. Sebaliknya,
> mereka
> > > yang ruang kreasinya lebih luas dari sekadar sensualitas, tentu
> tidak
> > > perlu khawatir.
> > >
> > > Bukan baru kali ini pornografi dan seni dibentur-benturkan. Ini
> adalah
> > > alasan yang sangat klasik. Atas nama seni, orang boleh telanjang
> di muka
> > > umum. Mereka yang mempersepsi ketelanjangan itu sebagai pornografi
> > > kemudian dianggap berpikiran ngeres (kotor) dan disalahkan.
> Sebaliknya,
> > > orang yang tampil tanpa busana malah dibela karena dianggap berani
> > > memperjuangkan kebebasan berekspresi. Aneh! Sedang alasan keenam
> adalah
> > > batasan pornografi dan pornoaksi tidak jelas. Ini bentuk
> pengaburan
> > > belaka. Draf RUU tersebut telah membuat definisi yang jelas soal
> > > pornografi dan pornoaksi itu.
> > >
> > > Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa pornografi adalah substansi
> dalam media
> > > atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-
> gagasan yang
> > > mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika. Ayat 2
> > > mendefinisikan pornoaksi sebagai perbuatan mengeksploitasi
> seksual,
> > > kacabulan, dan atau erotika di muka umum.
> > >
> > > Motif Penolakan
> > > Saat ini, pornografi dan pornoaksi telah menjadi bisnis besar
> dengan
> > > keuntungan yang menggiurkan. Perdagangan majalah, tabloid, vcd,
> program
> > > televisi, serta situs porno di internet, telah menjadi 'tambang
> uang'.
> > > Bisnis ini jelas terancam jika RUU APP disahkan. Karenanya, tidak
> tertutup
> > > kemungkinan kepentingan bisnis ikut melatari penolakan ini.
> Pornografi dan
> > > pornoaksi juga telah menjadi simbol aliran budaya Barat (bisa
> juga dibaca
> > > liberal). Belakangan, westernisasi menjadi dinamika yang tak
> terbendung
> > > alirannya. Di bidang ekonomi, westernisasi terus dikampanyekan.
> Hal serupa
> > > juga terjadi pada aspek seni dan budaya, kehidupan sosial, juga
> agama.
> > > Motif westernisasi ini juga punya peluang ikut bermain dalam aksi
> menolak
> > > RUU APP.
> > >
> > > Unsur ideologi penolakan RUU APP ini bisa terlihat dengan
> munculnya
> > > tuduhan bahwa pembuatan RUU APP merupakan langkah awal untuk
> menerapkan
> > > syariat Islam. Dalam artikelnya, Goenawan Mohamad, juga
> menganggap upaya
> > > untuk menyusun RUU APP sebagai langkah untuk 'mengarabkan'
> Indonesia.
> > > Dalam banyak kasus, dunia Arab disimbolkan sebagai Islam.
> > >
> > > Sebuah Paranoia
> > > Setelah menyimak, saya melihat alasan-alasan itu dipaksakan dan
> > > mengada-ada. Alasan tersebut juga banyak didorong kecurigaan
> berlebihan.
> > > Karena itu, saya memilih istilah 'paranoia' sebagai judul tulisan
> ini.
> > > Sungguh, istilah ini memang bisa disebut 'tidak sopan' jika
> diartikan
> > > secara tekstual. Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan
> paranoia
> > > sebagai penyakit jiwa yang membuat penderita berpikir aneh-aneh
> yang
> > > bersifat khayalan. Ensiklopedi Nasional Indonesia terbitan Cipta
> Adi
> > > Pustaka, menyebutkan bahwa mereka yang mengalami paranoia itu
> memiliki
> > > kecurigaan yang berlebihan kepada orang lain.
> > >
> > > Penggunaan istilah tersebut sama sekali bukan untuk menyebutkan
> bahwa
> > > mereka yang menolak RUU APP adalah sakit jiwa. Meski tidak betul-
> betul
> > > mewakili, istilah tersebut dipilih semata-mata untuk
> mengungkapkan bahwa
> > > argumentasi yang kerap dijadikan untuk menolak RUU APP adalah
> aneh,
> > > mengada-ada, dan bermuatan kecurigaan yang berlebihan.
> > >
> > > ( ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?
> id=238850&kat_id=16
> > >
> > >
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Milis Wanita Muslimah
> > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> masyarakat.
> > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
> muslimah/messages
> > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> > >
> > > This mailing list has a special spell casted to reject any
> attachment ....
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > email protected and scanned by AdvascanTM - keeping email useful -
> > www.advascan.com
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Disclaimer: Although this message has been checked for all known
> viruses
> > >      using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
> > >            accept no liability for any loss or damage arising
> > >                from the use of this E-Mail or attachments.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Disclaimer: Although this message has been checked for all known
> viruses
> >      using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
> >            accept no liability for any loss or damage arising
> >                from the use of this E-Mail or attachments.
> >
>
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
> email protected and scanned by AdvascanTM - keeping email useful -
www.advascan.com
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
>      using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
>            accept no liability for any loss or damage arising
>                from the use of this E-Mail or attachments.







Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
     using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
           accept no liability for any loss or damage arising
               from the use of this E-Mail or attachments.


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke