Ini laporan kapan ya? Kok aneh banget datanya. Apa iya rujukan sabili 
berdasarkan pada laporan Foreign Affairs. Foreign Affairs setahu saya resmi 
sifatnya karena mewakili kementerian luar negri. Beberapa data yang jelas 
perlu ditanggapi:

(1) Afghanistan termasuk Timur Tengah, entah sejak kapan ini. Padahal 
menurut dosen politik saya, Prof. Dr. Ahmad Yusuf Ahmad, Direktur Institute 
of Arabic Research and Studies, penggunaan istilah Timur Tengah itu sendiri 
terhadap kawasan Arab ini adalah strategi Barat (sebut saja zionisme) untuk 
melegitimasi kehadiran Israel di kawasan ini. Sebelumnya yang terkenal 
adalah semenanjung Arabia. Alasan penggunaan istilah Timur Tengah tersebut 
memang masuk akal dan valid disebabkan wilayah Semenanjung Arabia tidak 
termasuk di dalamnya Mesir, Libya, Sudan, Algeria, Maroko, dan sekitarnya. 
Strategi yang ditempuh oleh negara-negara Arab untuk menghadang tujuan dari 
penggunaan politis di atas, maka dimunculkanlah Nasionalisme Arab yang 
kemudian mengkristal menjadi sebuah lembaga yang sekarang dikenal dengan 
nama The Arabic League (Institute yang saya sebutkan di atas adalah divisi 
pendidikan dan budaya dari organisasi ini dimana saya sedang kuliah 
sekarang). Dan ini juga valid dan logis, meski tidak bisa membuang jauh-jauh 
istilah Timur Tengah, sehingga negara-negara Arab Afrika secara otomatis 
masuk ke dalam lingkaran ini, tapi tidak bagi Israel. Dan sepengatahuan 
saya, Iran saja tidak masuk ke dalam Timur Tengah ini, apalagi Afghanistan 
yang lebih jauh letaknya.

(2) Indeks Intervensi asing di Arab Saudi sangat rendah, barangkali ada 
benarnya jika dipandang dari sudut kuantitas negara. Namun dipandang dari 
segi kekuatan intervensi, justru di sini sangat tinggi. Tidak usah kita 
menengok jauh ke tahun 70-an hingga 80-an setelah era King Faisal terbunuh, 
semenjak perang teluk saja seluruh kepentingan Amerika dari segi strategi 
politis sangat aman di sana. Kenapa kehancuran Irak ditangisi? Bukankah 
pintu pertama penyelesaian krisis dengan bantuan Amerika dibuka lebar-lebar 
oleh negara ini dan melupakan The Arabic League, apakah karena dalam 
kepanikan? Wallahu A'lam. Saya pikir, persoalan seperti ini dipandang 
sebagai muslim-non muslim hanyalah pandangan rakyat kecil belaka yang tidak 
punya power terhadap kepentingan. Di tangan mereka yang memiliki power, ini 
bukanlah antara negara muslim dan Barat atau non-muslim, tetapi murni 
kepentingan untuk tampil paling depan sebagai negara yang berpengaruh. Pada 
masa perang Irak-Iran, jangan dianggap Saudi membantu Irak karena negara 
muslim atau Sunni. Kepentingan politis lebih besar yang berada di belakang 
semua itu. Maka, negara Arab baik terang-terangan atau tidak, membantu Irak. 
Iran selain punya sengketa dengan beberapa negara Arab dalam perebutan pulau 
yang diklaim milik Emirate, juga adalah non-Arab yang berada di palang pintu 
lingkaran Arab. Ketika Irak mencaplok Kuwait, jangan dipikir upaya negara 
Arab hanya untuk membela Kuwait, juga ada kepentingan di sana di mana Irak 
bersama Mesir merupakan salah satu negara kuat yang mendominasi Arabic 
League.

(3) Libanon sebagai negara muslim. Memang tidak keliru. Namun pemaparan di 
sini berusaha membawa kepada kesimpulan hitam putih belaka dan itu tidak 
cukup kuat. Libanon tidak hanya berseteru dengan Israel sebagaimana negara 
Arab lainnya, tetapi Libanon juga pernah mengalami kekacauan dalam negri 
akibat perang suku dan golongan. Dan sekarang isu ini kembali hangat ke 
permukaan setelah terbunuhnya L. Hariri pada peristiwa bom kemarin. Pihak 
asing jelas punya kepentingan. Namun Libanon sendiri masih membutuhkan 
intervensi asing dalam mengatasi masalahnya.

(4) Mesir tidak membutuhkan intervensi asing. Bagaimana ya. Pengamatan saya, 
intervensi itu jelas ada dan cukup kuat. Lihat saja tekanan-tekanan untuk 
membuka kran demokrasi menjelang pemilu kemarin. Bahkan di sini ada 
pangkalan Amerika. Agak susah untuk menyebutnya pangkalan seperti yang kita 
ketahui di negara-negara lain. Namun setahu saya, sebutannya kerjasama 
militer. Panglima Amerika yang bertugas di sini itu berganti secara 
periodik. Baru beberapa bulan lalu saya menonton serah terima jabatannya. 
Itu kalau yang dimaksud intervensi adalah dari segi adanya power yang 
menjaga kepentingan.

(5) Suriah dipandang akan menuju kehancuran juga. Mungkin saja. Karena 
setelah Irak, tepatnya Saddam, runtuh, kekuatan sosialis komunis partai 
Baath yang tersisa dan cukup kuat adalah Suriah. Negara Arab Sosialis lain 
yang juga kuat adalah Libya kecuali dalam beberapa tahun terakhir sedikit 
mengambil strategi mundur dan memulai kerjasama. Jadi, kalau ulasan ini 
sedikit tendensius dengan mendikotomi negara Muslim dengan yang lainnya, 
maka sejujurnya hal itu hanya memandang rakyat kecil yang tidak punya power. 
Bagi para elitnya, kepentingan kekuasaan merekalah utamanya. Dan bagi 
kepentingan lain, bisa saja sekali memanah dua burung terkena.

Wassalam
Aman

----- Original Message ----- 
From: "Rudyanto Arief" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, March 15, 2006 2:27 AM
Subject: [wanita-muslimah] Meramal Kehancuran Negeri-Negeri Muslim


> Daftar negara yang akan hancur kini beredar. Negeri-negeri Muslim menjadi
> sebagian besar. Termasuk Indonesia.
>
> Media, di banyak waktu sering kali menjadi prediksi tentang apa yang 
> mungkin
> terjadi di masa nanti. Bahkan, bisa jadi, media berubah fungsi sebagai
> petunjuk praktis pelaksanaan sebuah kebijakan pemerintahan tertentu. Dan
> dunia, sudah membuktikan kesaktian sebuah media.
>
> Beberapa tahun lalu, sebuah artikel tak terlalu panjang ditulis oleh 
> Samuel
> P. Huntington di Foreign Affairs. Artikel tersebut berjudul Clash of
> Civilization and the Remaking of World Order. Ya, pada mulanya teori
> Huntington hanya sebuah makalah di salah satu terbitan Foreign Affairs,
> sebuah jurnal yang berbase camp di New York, berdiri sejak 1920 dan makin
> berpengaruh hingga saat ini. Saking berpengaruhnya, tak kurang 11 Menteri
> Luar Negeri Amerika pernah menulis artikel di Foreign Affairs. Ini
> menunjukkan, betapa pentingnya jurnal yang satu ini dalam strategi dan
> kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah Amerika.
>
> Kini, hampir seluruh dunia merasakan hasil dari teori yang disusun oleh
> Huntington dalam Clash of Civilization. Terlebih dunia Islam, yang
> ditempatkan Samuel P. Huntington sebagai ancaman terbesar bagi 
> kelangsungan
> sistem demokrasi.
>
> Jauh sebelum mengorbitkan Clash of Civilization sebagai teori yang
> dipraktikkan oleh pemerintahan Amerika, Foreign Affairs telah memuat 
> sebuah
> artikel dari seorang penulis bernama George F. Keenan yang berjudul Long
> Telegram. Dalam tulisan ini disusun sebuah doktrin yang kelak lebih 
> dikenal
> dengan doctrine of containment, sebuah teori yang melahirkan strategi 
> Perang
> Dingin yang dijalankan oleh Amerika Serikat saat berhadapan dengan Uni
> Soviet.
>
> Setelah Foreign Affairs dengan George F. Keenan dan Samuel P. Huntington,
> media Amerika lainnya, Foreign Affairs membuat kejutan baru yang
> menyesakkan. Foreign Affairs adalah sebuah media yang diset untuk 
> melakukan
> studi dengan tujuan mengamankan dan melindungi kepentingan nasional dan
> keamanan nasional, untuk Amerika tentunya. Awal Agustus lalu Foreign 
> Affairs
> bekerjasama dengan sebuah lembaga studi bernama Fund for Peace, 
> menerbitkan
> sebuah hasil studi tentang prediksi negara-negara yang gagal. Tak hanya
> gagal, hasil studi tersebut juga menyebutkan negara-negara yang terdaftar
> bisa jadi runtuh dan bubar. Dan, sebagian besar dari daftar tersebut
> bertengger nama-nama negeri Muslim.
>
> Studi Foreign Affairs dan Fun for Peace tersebut menggunakan data dari 
> Bank
> Dunia dan juga CIA yang telah terlebih dulu menyusun daftar peringkat yang
> sama. Bank Dunia telah menyusun daftar 40 negara dengan incom terkecil di
> dunia. Sedangkan CIA menyusun daftar 20 negara yang di ambang pecah.
> Sementara Departemen Pembangunan Internasional Inggris mempunyai 46
> negara-negara yang kritis. Sedang dalam daftar ini, Foreign Affairs
> memasukkan 60 nama negara dalam daftar negara-negara yang gagal. Bahkan
> beberapa di antaranya di ujung tanduk. Padahal, jumlah negara yang 
> tercatat
> dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa berjumlah 194 negara. Itu berarti, hampir
> sepertiga negara-negara di dunia diramalkan hancur berkeping tak tentu 
> arah.
> Foreign Affairs membaginya dalam tiga kategori berdasarkan warna. Kategori
> pertama berwarna merah menunjukkan negara-negara yang berada dalam posisi
> kritis. Negera pertama yang diramalkan hancur adalah Pantai Gading (Ivory
> Coast). Negara yang terletak di Afrika Barat dan berbatasan dengan 
> Liberia,
> Guinea, Mali, Burkina Faso dan Ghana disebutkan hancur lebur di berbagai
> aspek. Baik ekonomi, politik, kerusuhan massal yang berkepanjangan, dan 
> 100%
> membutuhkan intervensi negara asing untuk menyelesaikan masalahnya. Dan
> tentu saja, yang merasa paling berhak adalah Amerika.
>
> Di urutan kedua ada Republik Demokrasi Rakyat Congo. Dan di urutan ketiga
> ada negeri Islam, Sudan, diprediksi runtuh. Sudan adalah negara terbesar 
> di
> benua Afrika. Berbatasan dengan Mesir di Utara, Eriteria dan Ethiopia di
> Timur, Kenya dan Uganda di Tenggara, Congo dan Republik Afrika Tengah di
> Barat Daya, serta Chad dan Libya di Barat Laut. Sudan sering juga disebut
> bagian dari Timur Tengah karena negara yang beribukota Khourtum ini 
> sebagian
> besar penduduknya adalah Muslim. Negara yang merdeka dari Inggris tahun 
> 1956
> ini menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dan mata uang Dinar 
> sebagai
> alat tukar. Disebutkan, satu dari sekian penyebab runtuhnya Sudan adalah
> konflik sipil di Darfur dan terus merosotnya tingkat kesejahteraan sosial.
>
> Irak menduduki peringkat keempat sebagai negara yang terancam. Terlebih 
> lagi
> setelah penyerangan Amerika terjadi perang saudara yang masih terus
> berlanjut hingga sekarang. Baik antara Syiah dan Sunni maupun antara
> kelompok mujahidin dan pasukan yang pro pendudukan Amerika. Meski kaya
> dengan potensi minyak, jika situasi politik dalam negeri Irak tak mampu
> dikendalikan, negeri 1001 malam ini akan jatuh ke dasar jurang. Dan, perlu
> digarisbawahi, pihak yang diuntungkan adalah negara-negara donor yang 
> kelak
> menguras habis potensi alam Irak. Dan Amerika, bisa jadi menduduki negara
> peringkat pertama yang menanamkan modal besar untuk ditarik kembali 
> setelah
> perang.
>
> Negeri Muslim lain yang dalam kategori kritis adalah Yaman, berada di 
> urutan
> kedelapan. Negeri yang satu ini mempunyai hubungan sejarah yang cukup 
> dekat
> dengan Indonesia. Sebagian besar pembawa ajaran Islam ke Nusantara berasal
> dari penduduk Yaman. Bahkan, banyak pula penduduk Indonesia yang sejak 
> dulu
> merantau dan bertualang hingga ke Yaman. Satu di antaranya, bahkan pernah
> disebut menjadi panglima perang.
>
> Yaman disebut sebagai negara dengan indeks ancaman keamanan yang tinggi,
> pelayanan umum yang rendah dan pembangunan yang tidak merata. Bahkan 
> Foreign
> Affairs menyebut Yaman sebagai negara yang kehilangan legitimasi dari
> rakyatnya sendiri. Sebelum Yaman, pada urutan ketujuh adalah Chad, sebuah
> negeri yang memiliki penduduk Muslim dengan jumlah yang lumayan. Sama 
> dengan
> Yaman, Chad juga diramalkan tak akan bertahan.
>
> Kategori merah juga didapatkan oleh Afghanistan. Sama dengan Irak, negeri
> Muslim yang satu ini juga telah dihancurleburkan oleh serangan militer
> Amerika. Dan sama pula dengan Irak, negeri Muslim yang satu ini adalah 
> tanah
> yang kaya dengan minyak. Afghanistan tergolong negeri di Asia Selatan, 
> tapi
> sering dimasukkan sebagai Timur Tengah karena tradisi Islamnya yang kuat.
> Penduduk negeri ini menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari dan
> memakai busana Islami sebagai identitas diri.
>
> Afghanistan dikategorikan sebagai salah satu negara termiskin di dunia.
> Kategori yang tidak masuk akal, karena negeri para Mullah ini adalah tanah
> yang subur dan kaya raya dengan hasil buminya. Merdeka dari Inggris, pada 
> 19
> Agustus 1919, Afghanistan adalah negeri para pejuang. Sejak pendudukan
> Inggris, Uni Soviet bahkan kini Amerika, negeri ini terus melahirkan para
> mujahidin yang luar biasa. Dan tentu saja, negara-negara adikuasa tak 
> ingin
> melihat negeri para pejuang ini tumbuh sehat dan menjadi kekuatan yang
> menakutkan di hari kelak.
>
> Kategori berikutnya adalah warna kuning yang berarti negara-negara dalam
> bahaya. Ada 20 negara dalam daftar ini dan enam di antaranya adalah
> negeri-negeri Muslim. Bosnia Herzegovina menduduki ranking pertama. Lalu 
> ada
> Uzbekistan di urutan keempat. Suriah yang baru saja melaksanakan pemilihan
> umum menduduki peringkat kedelapan sebagai negara dalam bahaya. Kemudian 
> ada
> Pakistan di urutan ke 14, disusul Mesir yang menempati urutan ke 15.
>
> Uzbekistan adalah negara pecahan Uni Soviet yang memerdekakan diri pada
> tahun 1 September 1991. Dipimpin oleh Presiden Islam Karimov, sebuah rezim
> yang dekat sekali dengan Amerika Serikat dan pemerintahan George Bush.
> Karena itu, meski terjadi pelanggaran HAM dan kesewenang-wenangan, tak
> banyak badan internasional yang berani mengutak-atik Uzbekistan. Sebagian
> besar rakyat Muslim yang tinggal di negeri ini hidup tertindas dan tidak
> merdeka. Mereka diancam dengan tudingan teroris, karena berdampingan 
> dengan
> Afghanistan dan menjalankan kehidupan sesuai tuntunan Islam.
>
> Negeri Asia Selatan lain yang berada di ambang bahaya adalah Pakistan.
> Berbeda dengan Uzbekistan, meski sama-sama di ambang kehancuran, dunia
> internasional yang mau tidak mau harus disebut disetir oleh kepentingan
> Amerika, begitu was-was dengan ancaman pecahnya Pakistan. Penyebab pertama
> adalah, jika Pakistan ambruk, kekuatan yang berpotensi besar untuk 
> memegang
> kekuasaan adalah kelompok Muslim. Dan lebih dianggap berbahaya lagi, sebab
> Pakistan memiliki potensi pengembangan nuklir. Apalagi Pakistan tercatat
> sebagai negeri ketiga dengan jumlah Muslim terbanyak setelah Indonesia dan
> India. Dan dengan 150 juta penduduk, Pakistan adalah negara dengan 
> penduduk
> terbanyak keenam di seluruh dunia. Tentu saja, membayangkan Pakistan 
> sebagai
> negara yang kuat adalah sebuah ancaman tersendiri. Karenanya, mau tidak 
> mau
> Pakistan harus dirancang menuju kebangkrutan.
>
> Libanon dan Mesir, adalah negara-negara Muslim berikutnya yang dihitung 
> dan
> diprediksi akan hancur. Libanon, meski dengan beberapa alasan dianggap
> berada di garis aman, misalnya tekanan dari dalam negeri, pengungsi,
> pelanggaran HAM, ancaman keamanan terbilang cukup stabil, entah kenapa
> negara yang satu ini dinyatakan butuh intervensi pihak asing. Dugaan yang
> menguat adalah akomodasi pemerintahan Libanon pada kelompok mujahidin yang
> memberikan perlawanan pada Israel. Libanon adalah salah satu negara yang
> berbatasan langsung dengan Israel. Libanon dan Israel pernah bersengketa
> dalam perebutan Dataran Tinggi Gholan yang dicaplok oleh Israel.
>
> Berbeda dengan Libanon, Mesir, meski disebutkan memiliki angka yang tinggi
> pada tekanan dalam negeri, pembangunan yang tak seimbang serta 
> delegitimasi
> pemerintahan, Foreign Affairs tak menganggap negeri Piramida ini 
> membutuhkan
> intervensi asing. Bisa disebutkan, tekanan dalam negeri dimainkan oleh
> Ikhwanul Muslimin yang menjadi kelompok oposisi. Dan selama ini, sikap
> pemerintahan Mesir cukup dibilang sadis pada gerakan Islam. Begitu juga
> ancaman delegitimasi pemerintahan, Ikhwanul Muslimin memainkan peran yang
> sangat penting. Tapi lagi-lagi, karena policy pemberangusan, pemerintahan
> Hosni Mubarak tak dianggap membutuhkan intervensi asing. Namun, tetap 
> saja,
> Mesir ditempatkan pada negara yang berada dalam bahaya.
>
> Level berikutnya adalah negeri-negeri Muslim yang masuk kategori warna
> kuning, menuju bahaya. Arab Saudi adalah negeri Muslim yang pertama 
> didaftar
> dalam kategori ini. Disusul Indonesia, lalu ada Tajikistan dan Turki,
> Azerbaijan dan Bahrain serta ditutup dengan Iran.
>
> Arab Saudi disebut sebagai negara dengan ancaman keamanan yang sangat
> tinggi. Hanya satu poin di bawah Afghanistan. Legitimasi pemimpin kerajaan
> pun juga sangat lemah, ditambah lagi pembangunan yang tidak merata. Meski
> demikian, intervensi asing untuk masuk ke dalam Arab Saudi memiliki indeks
> yang sangat rendah.
>
> Negara kita, Indonesia, berada pada urutan ke-46 sebagai negara yang di
> ambang bahaya. Foreign Affairs mendata, tingkat delegitimasi pemerintahan
> Indonesia sangat tinggi, dengan angka 9.0. Begitu juga dengan kemungkinan
> disintegrasinya, lebih tinggi dari angka deligimitasi, angkanya 9.2.
> Artinya, kemungkinan Indonesia tercabik-cabik dan pecah cukup tinggi.
>
> Sebuah laporan lain, yang ditulis oleh Kolonel Daniel Smith, dari Center 
> for
> Defense Information, cikal bakal konflik yang mengantar pada disintegrasi 
> di
> Indonesia setidaknya ada empat titik. Pertama di Aceh, Indonesia melawan
> separatis GAM dengan isu otonomi dan agama. Lalu di Papua, Indonesia 
> dengan
> Gerakan Papua Merdeka dengan isu etnik dan ekonomi. Lalu ada pergesekan di
> Maluku, antara Muslim dan Kristen yang bisa berujung disintegrasi. Dan
> terakhir ada di Pulau Sulawesi, Indonesia melawan separatis Kristen dan 
> juga
> Indonesia melawan kelompok Muslim.
>
> Hasil dari studi ini, bisa jadi pelajaran yang berharga untuk 
> negeri-negeri
> Muslim. Kurun waktu paling dekat adalah 20 tahun lagi. Negeri-negeri akan
> berjatuhan, seperti laron terkena api. Apalagi jika kita menggunakan 
> logika
> terbalik, tentu ini akan menjadi peringatan yang menarik. Daftar 
> kehancuran
> negara-negara bukan sebuah studi, tapi sebuah rencana yang akan 
> dilaksanakan
> tahap demi tahap. Bisa jadi, toh selama ini logika terbalik selalu 
> terbukti.
> Pada Barat, sebaiknya kita tak terlalu bersangka baik. Waspadalah! 
> (Sabili)
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke