Menarik mas Aman. Barangkali anda tahu, saya ingin bertanya. Apa sebetulnya terjemahan dari kata af'idah itu? Terjemahan depag diartikan sebagai hati. Sedangkan hati telah kita maklumi sebagai Qolbun. Jika disebut akal, maka akal adalah aql. Jadi apa sebetulnya af'idah itu?
Jika dikaitkan dengan instrument sebelumnya: pendengaran dan penglihatan, maka af'idah adalah instrument berikutnya yang lebih dalam. Pendengaran dan penglihatan adalah instrument untuk memasukkan informasi (input) dari luar diri manusia, maka af'idah seharusnya merupakan instrument pengolah informasi (input) itu di dalam diri manusia. Yang saya kadang artikan sebagai "esensi" dari Ruh manusia. Maka output akhir dari pengolahan seluruh informasi (input) itu adalah rasa syukur itu tadi. Ada ayat lain yang menyebutkan 3 instrument manusia ini, yaitu: wa laa taqfu maa laysa laka bihi ilmun. innas sam'a wal bashooro wal fuaada kullu ulaaika kaana anhu masuulaa... Janganlah kalian ikuti apa-apa yang kalian tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan afidah sesungguhnya semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya. (17:36) Kedua, mengenai pakaian Adam, kok tidak ada keterangan selanjutnya mas? Salam, "Aman FatHa" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/15/2006 03:35 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To <wanita-muslimah@yahoogroups.com> cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Mungkin maksud Mbak Mei itu begini kali, "Emang loe siapa?" Hahaha.. ngasih duit ngga, ngasih makan ngga, sepupu juga bukan, tiba-tiba muncul bilang ini itu sama gwe. Jadi, Pak AQ, kalimatnya jangan dipahami sepotong. Bukan "Moral itu kan urusan pribadi," tetapi "Moral itu kan urusan pribadi masing-masing." Kalau yang dipahami adalah kalimat pertama, wajar saja ada pengandaian tinggal di hutan sendirian, ya tho. Akan tetapi, jika kalimat kedua yang dipahami, maka singkatnya begini saja: Memperbaiki diri sendiri adalah memperbaiki dunia. Semoga saja setiap orang bisa mengambil prinsip itu ya. Saya yakin, inti agama sebenarnya adalah agar setiap orang menerapkan prinsip itu dengan sebaik-baiknya. Makanya, ngajarin dan mendidik anak jangan asal main larang aja. Lihat sendiri kan buktinya, banyak kok. Kalau prinsip itu tidak ada dalam pendidikan dan pergaulan, maka jangan heran kalau sudah bertahun-tahun mendidik, hasilnya bisa kebalikan daripada yang diharapkan atau (minimal) ya kadang-kadang pas, kadang-kadang ngga. Dan karena itu pula, saat seseorang sudah berusia dewasa apalagi sudah umur 40-an misalnya, biasanya tidak lagi disebut mendidik meski sebenarnya seseorang tersebut adalah anaknya. Bahasa al-Qur`an, Wallaahu akhrajakum min-m buthuuni ummahaatikum laa ta'lamuun syai`a, wa ja'ala lakum-us-sam`a wal abshaara wal af`idah, la'allakum tasykuruun. "Dan Allah yang mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian; tidak mengetahui sama sekali. Dan Dia menjadikan untuk kalian pendengaran, penglihatan-penglihatan, dan akal-akal budi, semoga kalian menjadi orang-orang yang bersyukur." Pada ayat ini, (1) kalimat pertama sekaligus tambahan buat pak Wida yang sedang membahas pakaian Adam as. Pertanyaannya, dalam ayat ini yang mengeluarkan itu Allah apa bidan sih? (2) Tidak ada seorang pun yang dilahirkan seketika langsung mengetahui sesuatu. (3) Dia jadikan untuk kita pendengaran--tidak menggunakan kata telinga--, demikian juga penglihatan-penglihatan, bukan kata mata, dan dilengkapi dengan akal budi menggunakan kata af`idah bukan kata 'aqal. (a) Didahulukan penyebutan pendengaran, bahwa ini merupakan bagian yang sensitif dan paling awal didapatkan semenjak manusia dilahirkan, bahkan ketika dia belum lagi menyadari penuh apa sebenarnya yang dengarkan. Dan suara merupakan objek indrawi pertama yang terekam dan terus berfungsi hingga masa-masa selanjutnya. (b) Pada dua kata terakhir menggunakan kata plural, bahwa objek utama penglihatan dan akal budi tidak satu. Berbeda dengan pendengaran yang hanya mempunyai satu objek, yaitu suara. (c) akal budi disebutkan terakhir untuk menunjukkan bahwa (i) perubahan sesuatu itu berawal dari yang indrawi, yang konkrit, menuju abstraksi dalam akal budi, (ii) Imajinasi, emosi (sastra, seni) tidak terlahir dari ruang kosong, (iii) bahkan perubahan makna dari segi etimologi pun berawal dari yang bersifat indrawi, konkrit, menuju makna yang abstrak, (iv) lihatlah fakta dan realitas dengan sebaik-baiknya, dan nalar, pikirkan, resapi, renungi. (v) tunjukkanlah teladan yang baik dimulai sikap dan perbuatan yang konkrit, dan ajarkanlah sesuatu yang membuat akal budi itu berkembang. Maka hanya melarang ini itu saja tanpa ada nilai dan prinsip ini, hasilnya tidak akan maksimal atau bahkan jauh dari harapan. (vi) Silahkan kalian lihat, dengar, dan baca al-Qur`an dengan huruf-hurufnya yang fasih, tapi jangan lupakan jiwa al-Qur`an yang merupakan pengikat seluruh ayat-ayat, karena itulah zat-zat utama untuk akal budi kalian. (4) Semua itu agar dihasilkan suatu kesadaran tentang sesuatu yang ideal dimana kalian serta merta bersyukur yaitu mendayagunakan dan mengembangkan hasil pencapaian itu di dalam kesadaran tersebut. Begitulah, kalian bersyukur, niscaya Aku tambah. Ingatlah bahwa bidan yang mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian menurut kesadaran indrawiyah kalian, tetapi Aku yang mengeluarkan kalian dalam kesadaran akal budi kalian. Maka, ingatlah pula bagaimana sebenarnya bersyukur yang Aku maksud sehingga Aku tambah. Maka, memperbaiki diri adalah memperbaiki dunia. Nyambung ngga? Yah namanya juga jaman edan. Edan tenannnn. hehehe Wassalam Aman ----- Original Message ----- From: "melumilis" <[EMAIL PROTECTED]> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, March 15, 2006 8:47 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw: Paranoia Penolakan RUU APP > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> >> Moral itu kan urusan masing2 pribadi. >> Kalo pembahasan RUU APP sudah menyangkut bisnis porno, lha knapa > dibeli kan hukum ekonomi : >> ada demand ada supply. > > Moral itu bukan urusan pribadi masing2, tapi juga berkaitan dgn > masyarakat. Kalau tinggal di hutan sendirian ya monggo saja bermoral > menurut kesenangan pribadi masing2 :-). > > Pembentukan kepribadian anak2 selain pendidikan di ke keluarga dan > sekolah, juga sangat dipengaruhi LINGKUNGAN. > Mau jadi apa Indonesia kalau keluar rumah anak2 dgn mudahnya > melihat produk2 pornografi dan pornoaksi. > > Salam > AQ Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/