Pernah dengar sufisme ala yahudi, biasa dikenal dengan kabbalah ?  saya akan
ambil definisi human soul dalam pengertian mereka yang mirip sekali dengan
nafs ammarah, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah dalam Islam.  Just
wondering, siapa meniru siapa ?  namun sudah ada dalam tradisi semit.  dan
ketika Freud membuat kategori jiwa menjadi id, ego dan super ego, nampaknya
ini berasal dari tradisi yahudi, demikian toles Ari Condro
 
Ini ana kirim artikelnya Abah ttg perkara yang ditoles Arcon tsb.
Muammar Qaddhafi, yang pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at.
 
MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ
 
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu
[Kolom Tetap Harian Fajar]
306 Puasa Meningkatkan Kecerdasan Perasaan, Pikiran dan Naluri

    Dalam bahasa Makassar dikenal ungkapan: rupa tau, ilalanganna 
taua  dan ma'nassa tau. Manusia dapat dikenal  identitasnya  dari 
tubuh kasarnya, inilah yang disebut dengan rupa tau, yang dikenal 
dengan  istilah jismun (jisim). Di dalam jisim ada bagian  halus, 
itulah yang disebut ilalanganna taua (bagian dalam manusia), yang 
dikenal  dengan istilah nafsun (nafsu). Lebih dalam dari itu  ada 
bagian  yang  sangat  halus, itulah  yang  disebut  ma'nassa  tau 
(manusia sesungguhnya), yang dikenal dengan istilah ruwhun (ruh). 

    Ilmu yang menyangkut dengan jisim disebut ilmu jasmani,  ilmu 
tubuh  manusia.  Ilmu mengenai nafsu disebut ilmu  nafsani  (ilmu 
kedirian,  ilmu jiwa, psikologi). Nafsu (diri, jiwa) inilah  yang 
merasa  dan berpikir (berakal) serta berkemauan. Ruh  menyebabkan 
manusia sadar akan existensinya. Ruh itu menyinari jiwa  sehingga 
jiwa  itu  menyadari  semua aktivitasnya:  merasa,  berpikir  dan 
berkemauan.  Jadi tidak ada alam bawah sadar, seperti telah  saya 
bahas  dalam OPINI, Harian FAJAR, hari Kamis 31/3-1994 dan  Sabtu 
2/4-1994  yang berjudul: Psikoanalisis Hasil Iqra  Sigmund  Freud 
yang  Diecerkan  Secara Global). Ruh  juga  mengatur  perimbangan 
aktivitas jiwa dalam merasa, berpikir dan bernaluri. Hanya itulah 
pengetahuan  manusia  yang sedikit tentang ruh.  Tidak  ada  ilmu 
ruhani, oleh karena ruh tidak dapat dikaji oleh manusia.

    WaYasaluwnaka  'ani rRuwhi Quli rRuwhu min Amri  Rabby  waMa- 
Uwtiytum  mina l'Ilmi Illa- Qaliylan (S. Bany  Isra-iyl,  17:85). 
Mereka bertanya kepada engkau tentang ruh, katakan ruh itu urusan 
Maha  Pengaturku  dan tidaklah kamu  diberi  pengetahuan  kecuali 
sedikit..

    Ada tiga jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan perasaan (emosi), 
kecerdasan  pikiran (akal) dan kecerdasan naluri (instink).  Jiwa 
merasa  di dalam shadrun (dada halus, sadru), berpikir  di  dalam 
fuadun  (fuad), dan bernaluri di dalam haway (hawa). Jiwa  merasa 
dan  berpikir serta bernaluri dengan memakai mekanisme  perangkat 
kasar dalam jisim yang disebut otak. Tingkat kecerdasan  perasaan 
diukur dalam besaran emotional quotient (EQ), tingkat  kecerdasan 
pikiran  diukur dalam besaran intelligence quotient  (IQ),  namun 
sepanjang  pengetahuan saya tingkat kecerdasan naluri  belum  ada 
tolok  ukurnya. Ada pula yang disebut qalbun (qalbu)  dan  lubbun 
(lub).  Hubungan di antara kelima substansi itu dapat  dijelaskan 
dalam bentuk rumus:

    qalbu = lub   + hawa
    lub   = sadru + fuad
    qalbu = sadru + fuad + hawa

    Iman terletak di dalam sadru. Alladziy Yuwaswisu fiy Shuduwri 
nNa-si  (S.  An Na-s, 114:5), yaitu  (syaitan)  yang  membisikkan 
dalam  sadru manusia. Yang diganggu syaitan dalam  sadru  manusia 
ialah iman.

    Puncak   kecerdasan  emosi  ialah  rasa  cinta  dan   anNafsu 
lMuthmainnah,  (S.  Al Fajr, 89:27), nafsu  (jiwa)  yang  tenang. 
DzikruLlah  (ingat  akan Allah) bukanlah  dengan  akal  melainkan 
dengan rasa. DzikruLlah bagi seorang sufi dalam lapangan  tasawuf 
akan  mencapai  puncaknya  berupa rasa  cinta  kepada  Allah  dan 
RasulNya.  Kecerdasan berpikir filosof dan pakar  dalam  lapangan 
filsafat   dan  ilmu  pengetahuan  akan   menghasilkan   kepuasan 
intelektual.

    Apabila  dalam  diri seseorang tercapai  keseimbangan  antara 
perasaan  dengan pikiran, maka dalam Al Quran  yang  bersangkutan 
mendapat  predikat Ulu lAlbab. Al Albab adalah bentuk jama'  dari 
al Lub. Siapakah Ulu lAlbab itu?

    Alladziyna  Yadzkuruwna  Llaha  Qiya-man  waQu'uwdan  wa'alay 
Junuwbihim waYatakkaruwna fiy Khalqi sSamawati walArdhi  Rabbana- 
Ma-  Khalaqta Hadza Ba-thilan Subhanaka faQina-  'Adza-ba  nNa-ri 
(S.  Ali 'Imra-n, 3:191). yaitu mereka yang berdzikir akan  Allah 
tatkala  berdiri,  duduk dan berbaring,  dan  memikirkan  tentang 
terciptanya  (benda-benda) langit dan bumi (lalu berkata):  Wahai 
Maha Pemelihara kami tidaklah Engkau jadikan ini dengan  sia-sia, 
Maha  Suci Engkau peliharalah kami dari azab neraka.  Ulu  lAlbab 
ialah mereka yang jiwanya berdzikir dan berpikir secara seimbang, 
EQ  dan  IQnya sama tingginya.  Tidak  membiarkan  EQnya  tinggi, 
sedangkan  IQnya  rendah.  Juga tidak  membiarkan  IQnya  tinggi, 
sedangkan EQnya rendah.

    Naluri  mempertahankan  diri berwujud mencari  makanan  kalau 
lapar,  mencari minuman kalau haus, melawan atau  melarikan  diri 
kalau  diancam  bahaya,  dan  hasrat  sexual  untuk   melanjutkan 
keturunan.  Termasuk  dalam  naluri  mempertahankan  diri   ialah 
bernafas,  yaitu mengambil O2 dan mengeluarkan  CO2  (respirasi). 
Boleh  jadi  kata nafas berasal pula dari nafsun.  Bagian  naluri 
yang mendorong untuk bernafas ini disebut nyawa. Apabila  manusia 
mati,  ruhnya ke alam barzakh menanti hari qiyamat  (berbangkit). 
Demikianlah ruh itu kekal, sedangkan jiwa padam, nyawa putus  dan 
tubuh hancur menjadi tanah setelah manusia mati. 

    Bukan  saja  perasaan dan pikiran yang harus  seimbang.  Jiwa 
harus pula menyeimbangkan lub (perasaan + pikiran) di satu  pihak 
dengan naluri di lain pihak. Naluri yang agresif akan  menurunkan 
kecerdasan naluri hingga ketitik yang serendah-rendahnya,  asfala 
sa-filiyna  (S. At Tiyn, 95:5), yaitu naluri mempertahankan  diri 
itu  menjadi  liar,  sehingga  seseorang  akan  menjadi  pemangsa 
sesamanya  (kannibal). Kecerdasan naluri mencapai puncaknya  jika 
terjadi keseimbangan antara lub dengan naluri.

    Dalam  bulan  Ramadhan  yang  suci  ini  jiwa  dilatih  untuk 
mengendalikan  naluri mempertahankan diri yang  terdiri  utamanya 
dari  hasrat yang bersifat biologis, yaitu makan minum  dan  sex. 
Demikianlah  puasa dapat meningkatkan kecerdasan  naluri,  hasrat 
biologis dapat terkendali. 

    Dalam  bulan  Ramadhan  jiwa  mengadakan  imanan   wahtisaban 
(introspeksi  atas dasar iman) sehingga jiwa  dapat  meningkatkan 
kecerdasan   perasaan   dan  pikiran.  Dan  yang   tidak   kurang 
pentingnya,  puasa dapat merasakan derita orang miskin yang  juga 
akan  meningkatkan  kecerdasan  perasaan.  Jikalau  tingginya  IQ 
(hasil  ihtisaban)  hanya  menggeluti  teori-teori   mengentaskan 
kemiskinan,  maka tingginya EQ (hasil olah rasa) yang  membuahkan 
rasa  cinta  dan  solidaritas atas  derita  orang-orang  sengsara 
hidupnya, akan menumbuhkan sikap tanggung jawab untuk  mewujudkan 
teori-teori mengentaskan kemiskinan itu dalam kenyataan. 
WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar 11 Januari 1998
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
=============================

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
307 Doktrin Freud

Sigmund Freud (1856 - 1939) mengumpamakan alam pikiran manusia ibarat gunung 
es. Sebagian besar tenggelam dalam air, tersembunyi dalam alam bawah sadar. Di 
bawah permukaan air itu tersembunyilah motif, perasaan dan keinginan-keinginan, 
yang tidak hanya tersembunyi bagi orang lain, melainkan menjadi rahasia pula 
bagi dirinya sendiri. Menurut doktrin Freud alam bawah sadar itu adalah sumber 
dari nereuse.

Freud mengklasifikasikan aktivitas mental dalam tiga level: Id, Ego dan 
Super-Ego. Id dan Super-Ego terletak dalam alam bawah sadar. Yang terpenting 
ialah Id, bagian yang gelap dari personalitas. Id dapat diungkapkan dengan cara 
mengkaji mimpi (interpretation of dreams) dan nereutic symptom. Id adalah pusat 
dari naluri dan iradah (impuls) yang bersifat primitif dan kebinatangan. Id itu 
buta dan serampangan (ruthless), hanya menginginkan kesenangan hura-hura, dan 
asyik ma'syuk (pleasure), tanpa mengindahkan konsekwensinya. Id tidak mengenal 
nilai, tidak mengenal baik dan buruk, tidak mengenal moralitas. Semua impuls 
dari Id menurut doktrin Freud diisi oleh tenaga psikis (psychic energy) yang 
disebutnya libido, berkarakteristik seksual. Teori libido ini disebut dengan 
"hakikat (essence) dari doktrin pasikoanalisis". Semua kehandalan kultural 
manusia, seperti seni, hukum, agama dll. dipandang sebagai perkembangan libido. 
Pada bayi aktivitas libido itu berupa menetek dari puting payu dara ibu, 
mengisap dot dan mengisap jari. Setelah dewasa libido itu tertransfer dalam 
hubungan seksual, atau berupa kreasi seni, sastra, musik yang disebut dengan 
"displacement". Naluri seksual libido ini menurut doktrin Freud adalah sumber 
dari karya kreatif.

Pengaruh libido ini menurut doktrin Freud, suatu doktrin spekulatif yang sangat 
kontroversial dari psikoanalisis, adalah pertumbuhan perasaan seksual anak 
terhadap orang tuanya. Dimulai dari kesenangan bayi mengisap dari puting susu 
ibunya, dalam diri anak laki-laki perasaanya berkembanglah hasrat seksual 
terhadap ibunya, membenci ayahnya sebagai saingan, yang disebut oleh Freud 
dengan komplex Oedipus. Dalam mitologi Yunani tersebutlah konon seorang yang 
bernama Oedipus yang mengawini ibunya dan membunuh bapaknya. (Dalam sastra 
Sunda klasik tersebut Sangkuriang membunuh ayahnya, yaitu si Tumang seekor 
anjing dan ingin mengawini Dayang Sumbi, yaitu ibunya. Andaikata Freud itu 
urang Sunda, maka wishful thinking Freud tersebut tentang hasrat seksual anak 
laki-laki terhadap ibunya, tentu akan disebutnya komplex Sangkuriang). 

Berlainan dengan Id yang didominasi oleh libido itu, Ego menyadari alam 
sekelilingnya. Id yang tidak mengindahkan konsekwensi, serampangan, tidak 
dibiarkan oleh Ego, oleh karena Id yang tidak mengenal aturan itu akan 
memenimbulkan konflik dengan realitas, utamanya aturan-aturan dari masyarakat. 
Menurut Freud, Ego itu berupa mediator antara klaim yang serampangan dari Id 
dengan realitas yang ada di dunia luar dari individu. 

Adapun Super-Ego yang berada dalam alam bawah sadar seperti Id, senantiasa 
dalam konflik dengan Id. Terjadinya konflik antara Id dengan Super-Ego dalam 
alam bawah sadar itu menurut Freud itulah penyebab timbulnya penyakit kejiwaan 
yang disebutnya dengan neurose, yang dapat mengakibatkan keadaan yang fatal 
dari personalitas. Seorang pengikut Freud, A.A.Brill, orang Amerika, menulis 
bahwa Super-Ego itu adalah evolusi mental yang tertinggi dari manusia. 

Istilah doktrin dipakai dan bukan istilah teori, oleh karena para pengecer 
(meminjam ungkapan Anwar Arifin) psikoanalisis Freud itu tidak memandangnya 
lagi sebagai suatu teori, melainkan sudah diyakini sungguh-sungguh 
kebenarannya. Padahal psikoanalisis Freud belum pernah dibuktikan secara 
ilmiyah. Dari hasil observasi pasiennya di Vienna, Freud membuat rampatan 
(generalisasi), bahwa semua manusia mesti demikian itu. Freud tentu saja tidak 
dapat dipersalahkan betul dalam membuat rampatan itu, oleh karena alat ilmiyah 
untuk rampatan itu belum didapatkan pada waktu itu, yakni ilmu statistik. 
Walaupun pembacaan buku-buku psikologi saya sangat terbatas ketimbang para 
pakar psikologi, namun saya berani mengatakan bahwa belumlah pernah diadakan 
penelitian apakah memang teori Freud itu berlaku secara umum untuk semua 
manusia.
 
Apakah libido yang merambat pada komplex Oedipus itu berlaku umum untuk seluruh 
manusia? Apakah anak perempuan juga punya dorongan libido sehingga senang 
mengisap puting susu ibunya  dan karena itu logikanya ia terlahir sebagai 
lesbian? Apakah anak perempuan berkomplex Xena (bukan Oedipus karena Oedipus 
laki-laki), benci kepada ibunya dan ingin mengawini bapaknya? Apakah ini tidak 
kontradiktif dengan pembawaan lesbian? Apakah semua kehandalan kultural 
manusia, seperti seni, hukum, agama dll. dipandang sebagai perkembangan libido? 
Apakah semua mimpi itu adalah pencapaian (fulfillment) tersembunyi dari hasrat 
yang tertekan? Apakah semua mimpi itu merupakan drama dalam alam bawah sadar? 
Apakah semua mimpi itu adalah buah (product) konflik? Walaupun sekarang sudah 
dikenal ilmu statistik, namun sangatlah sulit untuk mengujicoba bahwa doktrin 
Freud itu berlaku umum untuk semua manusia. Kesulitan itu pada hakekatnya 
adalah suatu keniscayaan. 

Allah SWT adalah Sumber dari segala sumber, Allah adalah Sumber ilmu, Sumber 
informasi. Allah menurunkan ayat sebagai sumber informasi. Al Quran tidak 
membedakan pengertian ayat, baik yang dimaksud dengan isi Al Quran, maupun yang 
dimaksud dengan alam. Dalam kedua ayat di bawah ini jelas Al Quran tidak 
membedakannya. 

Wa la- Tasytaruw biAyatiy Tsamanan Qaliylan(S. Al Baqarah, 2:41), dan janganlah 
engkau menjual ayat-ayatKu dengan harga murah. Wa Yunazzilu mina sSama-i Ma-an 
fa Yuhyiy bihi- lArdha ba'da Mawtiha- inna fiy dza-lika laA-ya-tin li Qawmin 
Ya'qiluwna (S. Ar Ruwm, 30:24), dan diturunkanNya hujan dari langit, dan dengan 
itu dihidupkanNya bumi sesudah matinya, sesungguhnya dalam hal ini adalah 
ayat-ayat bagi kaum yang mempergunakan akalnya.

Jadi baik isi Al Quran maupun alam semesta adalah sumber informasi, suatu fakta 
yang tak boleh diragukan. Dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa lain 
selayaknya bahasa Al Quran ayat ini tetap dipakai, tidak usah diterjemahkan. 
Maka orang akan memfokuskan minatnya menghilangkan polarisasi antara imaniyah 
dengan ilmiyah. Lalu melebur keduanya menjadi satu sistem, yaitu Pendekatan 
Imaniyah-Ilmiyah seperti berikut:
       1) berlandaskan tawhid,     
       2) pengamatan,
       3) penafsiran,
       4) bersikap ragu terhadap pemikiran manusia, 
       5) ujicoba.

Dalam Seri berikutnya, insya Allah, Al Quran dan Al Hadits dipakai secara 
proaktif untuk mengujicoba doktrin Freud. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 18 Januari 1998
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
==============================

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
308. Ujicoba Doktrin Freud Dengan Ayat Qawliyah

Rampatan (generalisasi) doktrin Freud melalui ilmu statistik belum pernah dan 
tak akan pernah dapat dilakukan. Hal itu adalah keniscayaan seperti dikatakan 
dalam Seri 307 yang lalu. Karena rujukan pada ayat Kawniyah (ayat alam) sebagai 
sumber informsi tak akan pernah dapat dilakukan, maka ditempuhlah alternatif 
rujukan pada ayat Qawliyah (Al Quran) dan Al Hadits.

Dalam Al Quran dikenal tiga jenis personalitas atau kejiwaan yang disebut An 
Nafs(u). Kata ini dipungut ke dalam bahasa Indonesia: nafsu dengan perubahan 
makna, berkonotasi jelek, biasanya dalam bentuk kata majemuk: hawa nafsu. 
Ketiga jenis kejiwaan itu adalah: Pertama, An Nafsu lAmma-rah. Sesungguhnya 
Nafsu Ammrah itu mendorong untuk berbuat kejahatan (S.Yuwsuf, 12: 53). Kedua, 
An Nafsu lLawa-mah. Dan Aku bersumpah dengan Nafsu Lawwamah (dalam diri 
manusia) (S.Al Qiya-mah, 75:2). Nafsu Lawwamah ini mendorong manusia untuk 
introspeksi. Wa ma- Ka-na liy 'alaykum min Sultha-nin illay an Da'awtukum 
faStajabtum liy, fala- Taluwmuwny wa Luwmuw Anfusakum, (Setan berkata) tidak 
ada kekuasaan dariku atasmu, kecuali aku membujukmu dan engkau tergiur. Sebab 
itu janganlah kamu mencercaku, melainkan cercalah dirimu sendiri (S.Ibrahim, 
14:22). Ayat ini menjelaskan tentang ucapan setan kepada manusia yang sudah 
terlanjur mengikuti Nafsu Ammarahnya, lalu mengumpat setan yang telah 
menjerumuskannya. Janganlah mengumpat setan, kritiklah dirimu sendiri, 
introspeksilah. Yang ketiga, An Nafsu lMuthmainnah. Hai Nafsu Muthmainnah, 
(jiwa yang tenang dan suci) (S.Al Fajr, 89:27). 

Freud telah berjasa memperinci jenis Nafsu Ammarah itu dalam gambaran Idnya. 
Namun kesalahan Freud yang fatal ialah bahwa agama yang bersumberkan wahyu 
dipandang sebagai perkembangan libido. Pandangan Freud bahwa libido adalah 
sumber dari karya kreatif sangatlah spekulatif dan terlalu ekstrem. Selanjutnya 
aktivitas mental Id yang diletakkan Freud dalam alam bawah sadar, memberikan 
konsekwensi bahwa manusia itu tidak dapat diminta pertanggung-jawabannya. 
Bukankah perbuatannya itu didorong oleh hasrat yang tidak disadarinya? Freud 
yang melecehkan tanggung jawab asasi manusia ini bertentangan dengan aqidah 
tentang Yawmu dDiyn (Hari Pengadilan). 

Semua kehandalan kultural manusia, seperti seni, hukum, agama dll. bukanlah 
perkembangan libido. Libido yang berkarakteristik seksual itu hanyalah sekadar 
salah satu unsur dari Nafsun Ammarah. Doktrin libido bertentangan dengan 
aqidah, karena Freud menganggap libido itu sumber agama. Menurut Hadits manusia 
berpikir dan kemudian berbuat jahat, oleh karena tatkala itu sedang lupa kepada 
Allah, namun ia menyadari akan pikiran dan perbuatannya itu. Rasulullah SAW 
bersabda: Pezina tidak berzina tatkala ia dalam keadaan beriman. Pencuri tidak 
mencuri tatkala ia dalam keadaan beriman, dan peminum tidak minum tatkala ia 
dalam keadaan beriman (Hadits Shahih riwayat Al Bukhari dan Muslim dan yang 
lain-lain dari keduanya, dari Abu Hurairah). Jadi orang berbuat jahat itu 
karena ia lupa kepada Allah, namun ia sadar kan dirinya tatkala ia berbuat itu.

Bahwa Super-Ego itu adalah evolusi mental yang tertinggi dari manusia itu ada 
benarnya. Bahwa manusia senantiasa berusaha mencapai Nafsu Muthmainnah, menjadi 
Sufi dan WaliyuLlah (dalam arti tasawuf yang tidak "liar"). Yang tidak benar 
adalah Super-Ego itu dimasukkan sebagai aktivitas mental dalam alam bawah 
sadar. Nafsu Muthma'innah itu adalah tahap kesadaran yang paling tinggi.

Dalam Al Quran disebutkan bahwa Nabi Yusuf AS bermimpi melihat 11 bulan, 
matahari dan bulan sujud kepadanya. Itu bukan drama dalam alam bawah sadar. Itu 
bukan hasrat terpendam Yusuf yang masih remaja itu ingin menjadi orang berkuasa 
sehingga orang-orang tunduk kepadanya. Itu adalah pertanda dari Allah SWT untuk 
masa yang akan datang. Yaitu Nabi Yusuf AS kelak di kemudian hari akan menjadi 
raja muda Mesir. Tatkala itu ke-11 saudaranya, bapaknya (Nabi Ya'cub AS) dan 
ibunya menghormatinya sebagai raja muda. Mimpi raja Mesir (bukan dari dinasti 
Fir'aun), 7 ekor sapi gemuk dimakan 7 ekor sapi kurus, bukan drama alam bawah 
sadar raja Mesir. 

Di samping mimpi sebagai pertanda dari Allah SWT untuk para nabi dan waliyullah 
serta orang-orang tertentu yang dipilih Allah, mimpi adalah aktivitas jiwa 
dalam qalbu (sadru + fuad + hawa) yang bekerja terus. Mimpi tukang jahit Singer 
dikejar-kejar orang memegang tombak yang ujungnya berlubang adalah proses 
berpikir dalam fuadnya berjalan terus selagi ia tidur.  Ia berhasil memecahkan 
permasalahan di dalam tidur bagaimana menyelesaikan jahitan yang bertumpuk 
menjelang tahun baru, yaitu dengan membuat jarum yang berlubang pada ujungnya 
yang  runcing. Mimpi makan kenyang orang terapung di atas rakit di tengah laut 
adalah proses naluri mempertahankan hidup dalam hawanya berlanjut terus 
sementara ia tidur (hal ini juga diangkat dalam novel sastra daerah Makassar "I 
Kukang"), adalah proses naluri mempertahankan hidup dalam ALHWY (dibaca: al 
hawa-) yang berlanjut terus sementara ia tidur.

Demikianlah mimpi itu bukanlah pencapaian tersembunyi dari hasrat yang 
tertekan. Mimpi itu bukanlah drama dalam alam bawah sadar, dan bukan pula 
produk konflik dalam alam bawah sadar. Mimpi itu tidak lain adalah pertanda 
untuk masa yang akan datang dari Allah SWT yang diberikan kepada  para Nabi, 
waliyuLlah ataupun orang-orang tertentu, atau mimpi itu adalah proses merasa, 
berpikir dan bernaluri yang berlanjut terus tatkala tidur.
 
Terakhir, tidak ada konflik antara Id dengan Super-Ego dalam alam bawah sadar, 
karena alam bawah sadar itu tidak ada. Sesungguhnya persepsi Freud tentang alam 
bawah sadar tidak lain melainkan rekaman pada kulit otak tentang pengalaman 
proses merasa, berpikir dan bernaluri, ibarat rekaman pada tape recorder. Telah 
dijelaskan dalam Seri 306 bahwa nafsu (jiwa) merasa, berpikir dan bernaluri 
dengan memakai mekanisme otak dalam jisim. Doktrin alam bawah sadar 
bertentangan dengan aqidah adanya Hari Pengadilan. Manusia harus 
mempertanggung-jawabkan seluruh aktivitasnya di dunia ini pada Hari Pengadilan 
kelak. Allah Maha Adil, memberikan ganjaran baik atau buruk sesuai yang 
dilakukan manusia dengan sadar. Semua aktivitas jiwa disadari, karena jiwa itu 
disinari oleh ruh. Ruh inilah yang menyebabkan manusia itu sadar akan 
eksitensinya. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 25 Januari 1998
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ

 
  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 22, 2006 10:32
  Subject: [wanita-muslimah] Re: More Links: Download - Gerakan Yahudi-dewa di 
Indonesia - Pimpinan PKS


  1. pernah nonton film kartun jepang dan game komputernya yang model Final
  fantasy gak ?  di situ malah penuh simbol yahudi.  tapi kalau dipakai buat
  ngata ngatain orang lain sebagai "liyan"/the others yang beraslah, ya aku
  kira kebabalasan.

  Pernah dengar nama Sepiroth, terus berbagai penamaan simbol simbol religius
  yg dipakai.  di jepang gak pernah ribut tuh, ada zionisme di jepang.
  kayaknya tren aja deh, pake simbol simbol gitu.  bisa dilacak secara
  hermeneustik sih ttg hal itu.  asik aja emang pake simbol simbol tertentu,
  kan karya seni.

  Pernah dengar sufisme ala yahudi, biasa dikenal dengan kabbalah ?  saya akan
  ambil definisi human soul dalam pengertian mereka yang mirip sekali dengan
  nafs ammarah, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah dalam Islam.  Just
  wondering, siapa meniru siapa ?  namun sudah ada dalam tradisi semit.  dan
  ketika Freud membuat kategori jiwa menjadi id, ego dan super ego, nampaknya
  ini berasal dari tradisi yahudi tsb.  (ttg freud bisa dibaca di
  http://en.wikipedia.org/wiki/Freud).  Perlu diingat juga bahwa esoterisme
  kabbalah menukik lebih jauh dari 3 kategori tsb, bisa dibaca di bawah ini.
  Sebagaimana juga pak chodjim juga menunjukkan kategori yang lebih dalam lagi
  ttg jiwa.

  http://en.wikipedia.org/wiki/Kabbalah

  The human soul in Kabbalah
  The Zohar posits that the human soul has three elements, the nefesh, ru'ach,
  and neshamah. The nefesh is found in all humans, and enters the physical
  body at birth. It is the source of one's physical and psychological nature.
  The next two parts of the soul are not implanted at birth, but can be
  developed over time; their development depends on the actions and beliefs of
  the individual. They are said to only fully exist in people awakened
  spiritually. A common way of explaining the three parts of the soul is as
  follows:

    a.. Nefesh (???) - the lower part, or "animal part", of the soul. It is
  linked to instincts and bodily cravings.
    b..
    c.. Ruach (???) - the middle soul, the "spirit". It contains the moral
  virtues and the ability to distinguish between good and evil.
    d..
    e.. Neshamah (????) - the higher soul, or "super-soul". This separates man
  from all other lifeforms. It is related to the intellect, and allows man to
  enjoy and benefit from the afterlife. This part of the soul is provided both
  to Jew and non-Jew alike at birth. It allows one to have some awareness of
  the existence and presence of God.
  The Raaya Meheimna, a section of related teachings spread throughout the
  Zohar, discusses the two other parts of the human soul, the chayyah and
  yehidah (first mentioned in the Midrash Rabbah). Gershom Scholem writes that
  these "were considered to represent the sublimest levels of intuitive
  cognition, and to be within the grasp of only a few chosen individuals". The
  Chayyah and the Yechidah do not enter into the body like the other three -
  thus they received less attention in other sections of the Zohar.

    a.. Chayyah (???) - The part of the soul that allows one to have an
  awareness of the divine life force itself.
    b..
    c.. Yehidah (?????) - the highest plane of the soul, in which one can
  achieve as full a union with God as is possible.
  Both rabbinic and kabbalistic works posit that there are also a few
  additional, non-permanent states to the soul that people can develop on
  certain occasions. These extra souls, or extra states of the soul, play no
  part in any afterlife scheme, but are mentioned for completeness:

    a.. Ruach HaKodesh (??? ?????) - ("spirit of holiness") a state of the
  soul that makes prophecy possible. Since the age of classical prophecy
  passed, no one (outside of Israel) receives the soul of prophesy any longer.
  See the teachings of Abraham Abulafia for differing views of this matter.
    b..
    c.. Neshamah Yeseira - The "supplemental soul" that a Jew experience on
  Shabbat. It makes possible an enhanced spiritual enjoyment of the day. This
  exists only when one is observing Shabbat; it can be lost and gained
  depending on one's observance.
    d..
    e.. Neshamah Kedosha - Provided to Jews at the age of maturity (13 for
  boys, 12 for girls), and is related to the study and fulfillment of the
  Torah commandments. It exists only when one studies and follows Torah; it
  can be lost and gained depending on one's study and observance.



  2. dalam tradisi agama semit, biasanya berkultur pada dualisme.  antara
  kebaikan dan kejahatan.  namun ada yang lebih dalam dari itu, dalam tataran
  yang lebih esoteris, ada lapisan lapisan bawang di sana, gizinya baru terasa
  ketika kita bisa menguliti ungkapan demi ungkapan. sama seperti mas chodjim
  yang mengupas tingkatan tingkatan.  tidak ada yang paling benar dalam
  tingkatan itu, tidak ada yang salah dalam tingkatan itu, semua ada perannya
  sendiri.  dan kalaumau jujur, term term itu sangat mirip dengan esoterime
  dalam kabbalah.

  Dalam sebuah hadis Qudsyi: "Banaytu fii jawfi bni adam qashra wa fil qashri
  shadra wa fis shadri qalba wa fil qalbi fuada wa fil fuadi syaghafa wa fil
  syaghafi lubba wa fil lubbi sirra wa fil sirri ana".

  "Aku bangun dalam tubuh manusia itu qashr (istana) yang di dalamnya ada
  shadr, dalam shadr itu ada qalb yang didalamnya ada fuad, dalam fuad ada
  syagaf yang didalamnya ada lubb dan dalam lubb ada sirr yang di dalamnya ada
  Aku."

  Qashr = jasad manusia seluruhnya
  shadr = kesadaran, yang bisa dipahami sebagai otak.
  qalb = jantung
  fuad = jantung hati, inner heart.
  syagaf = lokus untuk membangkitkan rasa cinta, kasih sayang, compassion.
  lub = lubuk hati, the innest heart.
  sirr = lokus bagi rahasia diri, oleh karena itu bersentuhan langsung dengan
  dunia "ANA" alias ALLAH.

  juga dipahaminya dalam postingan lain sbb : Sebagai PR saja Mas, agar bisa
  menelaah kembali hadis dari Imam Ali, bahwa Alquran itu mempunyai banyak
  wajah. Orang awam akan mendapatkan ibarat, orang khawas mendapatkan isyarat,
  para wali mendapatkan takwil, dan para nabi memahami hakikatnya.



  3. apalagi dalam filosofi tao, yang lebih asia, dan lebih kita, bahkan
  tidak ada hakekat kejahatan dan kebaikan.  semua itu maujud karena sama sama
  menempatkan diri dalam peranan masing masing.  berikut kutipan tulisan JD di
  www.apakabar.ws.

  Taoisme itu filsafat dan tidak pernah punya niatan jadi agama.
  Otomatis, taoisme berkaitan sama 'cara memandang dan mencerna' realitas.

  Taoisme adalah filsafat dan sebagaimana filsafat dari mana saja,
  pertama-tama kali sekali Taoisme itu adalah hasil REAKSI-nya si Laozi
  terhadap lingkungan sekitarnya. Lingkungannya si Laozi itu adalah
  sejarah Cina juga, yaitu di masa-masa perang saudara di antara ratusan
  kerajaan-kerajaan kecil. Di Cina jaman ini juga disebut jamannya
  'ratusan isme filsafat' ... baik si Confusius maupun Laozi semuanya
  ber-REAKSI terhadap situasi itu. Tujuannya yach jelas, yaitu agar
  situasi itu segera berakhir dan orang bisa hidup damai lagi.

  Situasi ini mirip dengan Indonesia yang lagi kacau. Di Indonesia
  sekarang juga sedang ada ratusan isme bertebaran yang semuanya saling
  jalan sendiri-sendiri MESKIPUN tujuannya yach sama saja, yaitu untuk
  mengakhiri nasib buruknya si Indonesia sendiri (secara hankam sosbud)
  Kayak di Indonesia juga, versi-versi isme sebagai REAKSI atas sikon
  Indo saat ini pun macam-macam

  Referensi Taois dalam menformulasikan isi pikirannya TIDAK
  melihatnya dari hasil abstraksi selektif atas manusia itu sendiri;
  tapi Taois melihat serta menggunakan referensi dari langsung alam.
  Analogi yang dipakai oleh si Taois ini langsung datang dari alam
  sendiri. Misalnya, Taois bakal bertanya begini: "waktu anjing
  ngejar-ngejar si kucing yang ketakutan dan terus begitu si kucing
  mampus si anjing itu pun cuman mempermainkan si mayat kucing itu ...
  apa kita BISA bilang bahwa si anjing itu jahat dan si kucing itu
  baik?" (saya nggak pernah lihat anjing MAKAN kucing -- anda pernah?);
  atau lagi, yang begini "waktu kita melihat si kucing ngejar-ngejar
  tikus untuk dibunuh dan mayatnya si tikus dibuat mainan oleh si kucing
  (saya nggak pernah lihat kucing MAKAN tikus -- anda pernah?), apa kita
  bisa bilang si kucing itu jahat"?

  Nonsense! Karena, jawabannya si Taois, si kucing si anjing dan si
  tikus itu semuanya hanya MENJALANI tao atau jalan hidupnya
  sendiri-sendiri. Mereka itu semua hanyalah AKTOR dan sama sekali
  bukanlah si DIREKTOR. Direktornya sendiri yach adalah si alam. Alamlah
  yang MENENTUKAN perilakunya si AKTOR! Semua isi filsafat taois ini
  disteno jadi 'tianxia' -- maksudnya, segala sesuatu yang ada di bawah
  langit ini punya tao-nya sendiri-sendiri. Tao itu bukannya bagus atau
  jelek, tapi alamiah. Dan satu-satunya 'dosa' (istilah tidak eksis di
  semua pikiran Timur) buat Taois adalah waktu orang TIDAK mengikuti
  taoinya. 'Dosa' justru adalah waktu si kucing tidak kejam dan brutal
  terhadap si tikus; atau pun waktu si anjing tidak kejam dan brutal
  terhadap si kucing.

  Di jaman sekarang kita yang sudah tahu tentang rantai makanan atau pun
  sistem predatorial yach jelas jadi kagum sama si Taois! Atau juga
  kayak di film Hero yang sangat Taois itu, lihat (1) si Jet Lee
  membatalkan niat untuk balas dendam setelah dikasih tahu 'tianxia';
  (2) setelah membatalkan pun si Jet Lee harus tetap dihukum mati dan
  dihujani panah; (3) si Qin-shi-Wang-nya sendiri 'nangis' waktu harus
  menghukum mati si Jet Lee, yang kemudian dikubur sebagai 'pahlawan';
  dan (4) dari dialog Taoistik di antara si Jet Lee dengan si
  Qin-shi-wang itu kelihatan bahwa si Qin-shi-wang itu TAHU PERSIS
  tao-nya itu apa.

  Film itu terlalu taois dan terlalu dalam buat pikirannya si Semit atau
  pun si bule yang rada-rada sederhana. Satu-satunya keterangan yang
  bisa menjelaskan semua 'irrasionalitas' itu memang yach hanya konsep
  'tianxia' itu -- alias semua orang PUNYA dan HARUS menjalani taonya
  sendiri-sendiri.

  TAO-nya si Qin-shi-wang adalah untuk mempersatukan Cina dengan segala
  cara -- termasuk, tragisnya, membunuh bapaknya si Jet Lee sendiri
  (dalam cerita film itu). Tao-nya si Jet Lee sebagai calon pembunuh
  raja yach harus mati dihukum -- meskipun si Qin-shi-wangnya sendiri
  tahu itu rada unfair, maka dia pun menangis. Tapi apa tao-nya si Jet
  Lee sendiri? Ini menarik karena tao-nya si Jet Lee yang mau balas
  dendam itu sebetulnya masuk ke konsep 'hao' (filial piety)-nya si
  Confusius. Tapi, paling tidak di film itu, si Jet Leenya sendiri boleh
  dibilang menganggap 'filial piety'-nya itu TIDAK ALAMIAH dan tidak
  melayani kebutuhan yang lebih besar dari 'tianxia' yang HARUS dicapai
  -- yaitu 'kesatuan Cina'. Bukankah tujuan Confusius pun adalah untuk
  reunifikasi Cina lagi sebagaimana di zamannya Zhou? Bukankah sudah
  jelas bahwa hanya si Qin-shi-wang lah yang bisa menjadikan reunifikasi
  itu jadi kenyataan?

  Ini sangat relevan juga buat jaman kita sekarang! Apa Bush itu 'jahat
  dan bajingan'? Sama sekali tidak (paling nggak saya tahu persis bahwa
  kalau saya ini Bush, Mekkah pusat berhalanya Islam itu sudah 'tak
  nuklir dari tahun 2002 lalu)! Bush yach cuman menjalani tao-nya saja,
  karena itulah dia sebagai bossnya negara yang diserang oleh para
  bajingan muslim pun yach harus membalas. Apa Bin Laden itu 'jahat' ...
  sekali lagi yach juga TIDAK! Bin Laden itu sudah 'subscribe' ke Islam
  yang memang mengajarkan premanisme, sekaligus dia itu juga Arab yang
  secara rasional punya alasan untuk menghabisi si Amerika ... maka
  tindakan si Bin Laden pun yach nggak bisa disalahkan.

  Saudara ... Taoisme nggak peduli SIFAT tindakanmu itu sendiri baik
  buruk jahat mulia. SIFAT tindakan itu sendiri ditentukan oleh alam dan
  kita pun yach cuman aktor. Karena itulah, yang brengsek di dalam
  Taoisme JUSTRU adalah mereka yang pake segala macam rasio
  MENGHINDAR dari taonya.


  salam,
  Ari Condro


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke