Saya pernah mengagumi seorang gadis Iran yang mendapat bea siswa belajar di
Kuba.  Dia kuliah di Universitas Havana, mengambil jurusan Literature of
Latin America (Literatura de America Latina).  Saya berkenalan dengannya
saat saya memberinya tumpangan mobil.  Sekedar gambaran, transportasi publik
di Kuba sangat memprihatinkan.  Sarana angkutan yang ada adalah taxi milik
pemerintah. Armadanya memang bagus2, bahkan jenis Mercedes Benz.  Tapi ini
hanya untuk orang asing dan turis, karena tarifnya dalam mata uang senilai
dolar AS/convertible peso.  Bus kota sangat terbatas jumlahnya.  Oleh sebab
itu pemerintah mengizinkan warga Kuba yg punya mobil warisan dari nenek
moyang, mencari nafkah dengan ngomprengin mobil tua sbg angkutan publik.
Angkutan ini disebut "Maquina" (mesin angkut) dengan tarif uang peso
nasional (ada 2 mata uang di Kuba).  Jumlah maquina ini juga tidak banyak.
Sehingga sangat lazim orang2 meminta tumpangan di pinggir jalan.  Saya hanya
memberi tumpangan kepada wanita saja.  Maaf deh kalau saya harus menolak
pria yg minta tumpangan.  Nah, saat saya melihat gadis Iran berjilbab ini
sedang menunggu maquina di bawah terik matahari, tanpa dia minta saya
langsung pinggirkan mobil di depannya dan menawari dia untuk masuk ke mobil.
Awalnya dia sungkan2, tapi saya bujuk2 saja.  Lalu kami saling
memperkenalkan diri dan saya tanya dari negara mana.  Rupanya dia di Iran
tidak pernah sekalipun keluar kota sendirian.  Selalu bersama kedua orang
tuanya.  Lha ini sekalinya pergi meninggalkan orang tua langsung ke negara
yang begitu jauh.  Dia bilang bahwa orang tuanya sangat memberikan
kepercayaan penuh padanya.  Bahwa kepergiannya yang jauh semata-mata untuk
menuntut ilmu dan tidak akan terbawa arus pergaulan muda-mudi yang tidak
islami.  (Wah .. tahu sendiri di Kuba .. pergaulan muda-mudi,  jangan sampai
terlupa bawa karet KB).  Sementara mahasiswi negara lain justru ingin
dilindungi pacar, supaya tidak diganggu cowok.  Sebab jika ada mahasiswi tak
punya pacar malah jadi sasaran diganggu. 

Gadis ini hanya berteman dengan mahasiswi saja.  Dia indekost di rumah
penduduk.  Kemana-mana sendiri, untuk mengetik dan mencetak thesis dia harus
ke warnet yg jauh dari rumah kost-nya.  Dengan angkutan maquina yang jarang2
itu, menunggu lama di jalan.  Benar2 waktu habis di jalan untuk menunggu.
Jika tak juga muncul maquina ya terpaksa jalan kaki berkilo-kilo meter.  Dia
bilang ingin cepat lulus, karena sudah tidak betah lagi meski dosen2nya
membujuknya agar dia melanjutkan ke S2.  Lain dengan gadis ini, suatu ketika
saya di toko sepatu bertemu seorang wanita Iran dg putranya berumur 8 tahun.
Wanita ini juga dapat bea siswa belajar di teknik Kimia, sedang suaminya
ambil jurusan kedokteran (S2).  Anaknya juga sekolah di SD Negeri.  Kalau
terhadap dia ini sih saya tidak terlalu menaruh rasa iba.  Karena wanita ini
punya pelindung (suami).  Tapi yang masih gadis ini, saya kasihan juga,
(meski tentu saja dia tidak minta dikasihani).  Saya kagum pada
keteguhannya/keikhlasannya sebagai muslimah yang taat pada ajaran agama.
Fokus pada tugas belajarnya, hingga Alhamdulillah dia lulus dan telah
kembali ke Teheran, juga telah bekerja.

Ngomong2 soal seni, seperti halnya Marjene, anak gadis saya ingin sekolah
seni. Saat di kendaraan, saya pernah sepintas lalu (sekelebatan) melihat
sebuah papan billboard sekolah seni di PutraJaya, Kuala Lumpur.  Berhubung
sempitnya waktu, saya tak sempat datang ke kampus itu utk cari informasi.
Waktu itu saya pikir toh belum perlu ini.  Adakah di antara anggota milis
ini yang tahu tentang sekolah di Malaysia tersebut?  Bolehkah saya mendapat
informasinya?  Mungkinkah materi & metode belajarnya islami?  Sebelumnya
saya ucapkan terima kasih.

Wassalam,
Flora
____________________________________


Date: Wed, 3 May 2006 07:39:59 +0700
   From: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: RE :Subject: Kesenjangan Perilaku Itu Munafik

Fenomena semacam Marjene itu adalah minoritas di Iran, jadi tidak usahlah
dibesar-besarkan. Wajar sajalah jika gadis yang suka kebebasan itu pasti
akan munafik kalau disuruh pakai purdah sebagaimana di Iran itu. Tetapi
kan kita tidak bisa menurutkan segelintir gadis yang suka kebebasan itu
dengan mengorbankan sebagian besar gadis yang masih baik? Itu namanya
Tirani Minoritas!

Sangat jauh sekali membandingkan kewajiban memakai purdah di Iran dengan
semangat RUU APP yang hendak memberantas pornografie. RUU APP kan tidak
hendak mewajibkan pemakaian purdah di Indonesia? Sekalipun semangatnya
tidak sama, tetapi kita juga tidak bisa menurutkan segelintir kelompok
masyarakat yang menyukai pornografie dengan mengorbankan sebagian besar
generasi muda kita yang masih baik.

Maju terus RUU APP!

Salam,

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke