http://www.indomedia.com/bpost/052006/4/opini/opini1.htm

Komitmen Dalam Dunia Pendidikan Kita

Oleh: Sardiansyah

Raden Mas Soewardi Suryaningrat atau yang biasa kita kenal dengan Ki Hajar Dewantara, lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Ia merupakan Bapak Pendidikan Nasional Bangsa Indonesia dan seorang pendiri Nationaal Onderwijs Intituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa).

Karena buah pemikirannya, bangsa ini memiliki warisan pemikiran dasar pendidikan untuk memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status sosial, dan sebagainya. Tidak salah, jika tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara ini kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Namun hambar rasanya Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), saat kita melihat dunia pendidikan nasional yang hampir selalu muncul sederet bayangan keprihatinan, kepahitan, kegagalan, kekesalan, dan kegeraman. Semakin banyak saja pakar, sarjana dan orang awam yang menuding pendidikan nasional sebagai faktor utama penyebab bertahannya krisis multidimensional yang masih menjerat bangsa kita.

Misalnya, kesejahteraan guru yang hingga saat ini masih rendah, fasilitas pendidikan yang menurut Prof Dr H Winarno Surahmat MSc Ed dalam puisinya pada peringatan HUT ke-60 PGRI seperti kandang ayam, biaya pendidikan yang tiap tahun semakin meningkat, ijazah palsu yang terus bergentayangan, masih banyaknya lembaga pendidikan yang mengobral gelar tanpa memperhatikan hasil yang diperolehnya, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, tidak salah jika sebagian orang beranggapan, setiap perayaan Hardiknas pada 2 Mei, menjadi sebuah simbol dan seremonial belaka agar kita bisa dikatakan sebagai masyarakat yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Dilihat dari peraturan dan perangkat hukum tentang pendidikan yang hingga saat ini dikeluarkan pemerintah, menunjukkan, pemerintah benar-benar berkomitmen untuk membawa dunia pendidikan kita lebih maju. Bahkan, sejak bangsa ini memproklamasikan diri menjadi sebuah negara yang merdeka, pemerintah kita sudah berkomitmen untuk bisa maju dalam bidang pendidikan. Hal ini terbukti dengan hadirnya kalimat 'mencerdaskan kehidupan bangsa' dalam Pembukaan UUD 1945.

Tetapi dilihat dari pelaksanaan peraturan dan perangkat hukum tersebut di lapangan, tentu kita kesulitan melihat keseriusan komitmen pemerintah terhadap dunia pendidikan nasioanal. Buktinya, hingga saat ini pemeritah belum mampu melaksanakan amanat UUD 1945 Bab XIII Pasal 31 ayat 4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangnya 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), serta dari anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Selain itu, dari sekian banyak peraturan pemerintah dan perangkat hukum tentang pendidikan nasional, kita masih belum menemukan cetak biru yang bisa menunjukkan ke mana arah dunia pendidikan kita akan dibawa. Pasalnya, setiap pemerintahan berganti maka kebijakan terhadap pendidikan pun turut berganti.

Lihat saja, bagaimana kurikulum yang dulunya dianggap sangat sesuai dengan semangat otonomi yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), begitu mudahnya ditarik kembali ke sarangnya oleh pemerintah dengan alasan tidak dapat diterapkan. Padahal, tidak sedikit dana yang dikeluarkan untuk melaksanakan ujicoba kurikulum tersebut. Kini, kurikulum baru pun mulai diujicoba kembali dengan anggaran ujicoba yang baru pula.

Melihat kondisi seperti ini, masa depan bangsa ini tidak akan cerah jika pemerintah kita tidak melakukan perbaikan dan pembangunan di sektor pendidikan secara besar-besaran sejak saat ini juga. Kalau kita tidak mau melakukan perubahan, akibat yang akan kita rasakan --paling sedikit-- adalah semakin bertambahnya jumlah anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Begitu juga dengan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori buta huruf secara alpabetikal.

Komitmen

Untuk bisa melakukan perubahan, pemerintah bersama-sama seluruh elemen masyarakat harus mampu berkomitmen dengan serius dan benar-benar untuk bisa membawa pendidikan kita bisa lebih maju, serta membuang rasa komitmen setengah hati seperti yang terjadi saat ini.

Negara tetangga kita di wilayah Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Filipina memiliki komitmen yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Besarnya komitmen mereka terhadap pendidikan ini, dunia pendidikan di negara tersebut tidak mengalami keterpurukan yang panjang ketika krisis ekonomi menyerang Asia pada pertengahan 1997.

Kalau kita mau melihat kembali ke belakang, saking besarnya komitmen pemerintah Jepang terhadap dunia pendidikan di negaranya. Setelah mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, pertama kali dibangkitkan pemerintahan Jepang adalah sektor pendidikan. Bahkan, hal yang ditanyakan kaisar Jepang pasca-PD II itu adalah berapa banyak jumlah guru yang tersisa. Bukan, berapa banyak tank atau persenjataan lainnya yang tersisa.

Pada era 1970-an, Malaysia dalam dunia pendidikan masih belajar dengan kita. Banyak pemuda Malaysia yang dikirim ke Indonesia untuk menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi. Selain itu, pemerintahan Malaysia mengimpor banyak guru, dosen, dan peneliti kita untuk mengembangkan dunia pendidikan di negaranya. Namun setelah 20 tahun lebih berlalu, keadaannya malah terbalik.

Bisakah kita memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk membawa dunia pendidikan kita lebih maju?

Setidaknya, untuk memperoleh komitmen dan tekad guna memajukan dunia pendidikan bangsa ini, kita harus mau dan berani untuk belajar dari negara mana pun yang lebih maju termasuk Malaysia yang dulunya merupakan 'murid' kita.

Kurangnya komitmen kita dalam mengelola pendidikan 15 - 20 tahun silam, berdampak buruk pada kinerja pendidikan kita saat ini. Jika saat ini kita masih tidak sungguh-sungguh mengelola pendidikan, bangsa ini akan merasakan akibatnya pada 15 - 20 tahun ke depan. Itu sebabnya, kita harus berani membenahi pendidikan nasional kita sekarang juga.

Alumni Universitas Negeri Malang, tinggal di Rantau
e-mail: [EMAIL PROTECTED]




[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke