Ini sebagai tambahan,

Sebenarnya status "halal" dan "haram" itu hanya hak prerogatif Allah. Bahkan Nabi pun dilarang mengharamkan yang halal atau sebaliknya. Dus, menurut Alquran, jenis makanan yang diharamkan itu ya hanya: bangkai, darah, daging "khinjir" (babi timur tengah yang dirujuk oleh Alquran, bukan babi rusa dan sejenisnya), dan sembelihan yang ditujukan untuk sesaji berhala.

Diluar itu ada, "ijtanibu" alias "jauhi" seperti judi, khamr dan cs-nya. Ada "laa taqrabu" (jangan kalian dekati) untuk tindakan-tindakan tertentu, seperti zina. Dus, berdasarkan Alquran, khamr itu bukan makanan/minuman yang diharamkan, tapi yang harus dijauhi. Jika ada di dalam hadis disebutkan bahwa khamr itu haram, tentu tidak bisa menggantikan kata "jauhi" dalam Alquran.

Kata "jauhi" bukan sebuah larangan absolut, tapi larangan yang berdasarkan "pertimbangan", makanya mazhab Hanafi tidak melarangnya secara absolut. If...., then...

Makanya saya mengharamkan rokok buat diri saya, agar saya tidak melanggar Alquran. Jika rokok banyak menimbulkan kerugian atau mudarat pada masyarakat maka, negara berhak mengaturnya. Atur perokok dan berikan perlindungan kepada yang tidak merokok, misalnya ada tempat-tempat bagi perokok. Yang untuk kepentingan umum, tentu harus bebas dari rokok.

Salam,
chodjim


-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Chae
Sent: Tuesday, May 02, 2006 6:31 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Haramkah rokok? (konsultasi dg Ustadz)


Pak Anwar dan Mba Herni,

Saya coba kasih pendapat senetral mungkin ya Mba;)

Ini pendapat saya pribadi saja.... jika dilihat jatuhnya hukum haram
sering kali disandarkan pada perbuatan dan akibat secara "nyata" dan
bukan pada azas praduga.

Makanya Umar rada bete waktu nanya ke Nabi tentang status khamar
karena wahyu yang turun hanya memberikan "peringatan" semata tentang
khamar. Setelah terjadi keributan antar para sahabat, akhirnya turun
ayat yang menyatakan status khamar itu adalah "haram".

Kenapa para sahabat kok bs pada teler bersamaan??? ini juga
berdasarkan pemikiran saja loh Mba:) ketika di medinah umat Islam
mulai stabil dan kondisi mulai meningkat, kemenangan2 banyak di raih
oleh umat Islam. Ada kebiasaan/budaya dalam masyrakat arab pada waktu
itu merayakan "sesuatu" dengan minum-minum khamar. Pada waktu itu
khamar dianggap sesuatu yang exslusive (makanya di surga ada iming2
minuman khamar tapi kagak ada iming-iming makan babi padahal
dua-duanya sama-sama haram).

Saya pikir sejauh ini kemudharatan rokok lebih kepada azas praduga,
memang rokok bisa memicu timbulnya penyakit jantung, kanker, kerusakan
otak dan janin tapi tidak bisa dibuktikan secara nyata bahwa rokok
menjadi penyebab yang tunggal/absolut.

Misalnya saja lemak bisa memicu juga oenyakit jantung dan kanker tapi
apakah demikian secara nyata bahwa lemak menjadi faktor tunggal??

kemudian masalah kedua bagaimana kita memandang dan mendudukan status
rokok secara sosial. Lagi2 ini cuman pemikiran saya loh Mba...ketika
masyarat umat Islam dimekah tidak memiliki "kemungkinan" untuk bebas
meminum khamar karena kondisi yang tidak memungkikan.

Begitu juga dengan rokok, sekarang ini budaya merokok masih di anggap
hal negatif didalam masyrakat kita. Walaupun saya yakin bahwa rokok
bisa menimbulkan penyakit sosial tapi sekarang ini ada semacam budaya
"preventif" didalam masyrakat kita.

Untuk sekarang ini bagaimana kalau para ulama termasuk masyrakat pada
umumnya berkonsetrasi pada sikap preventif semisal larangan penjualan
rokok pada anak-anak sekolah (berseragam) dan dibawah usia 18 tahun
(mungkin ini bisa dibikin status haram karena bisa berakibat nyata
anak bisa mencuri karena rokok atau menjual diri;)

Pajak yang tinggi untuk rokok, daerah terbatas bagi perokok dan juga
sangsi hukum bagi penjual rokok yang melangar aturan dll.

kira-kira begitu lah Mba Herni...




>
> 2006/4/30, Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]>:
> >
> > Mbak Chae,
> >
> > Kalau di hukum pidana, pengukuran suatu tindakan kriminal ada yg
> > dilihat dari perbuatannya atau akibatnya. Misalnya, mencuri, yg diukur
> > adalah perbuatannya yg mencuri. Kalau dia sudah memenuhi unsur2
> > perbuatannya, misalnya mengambil barang orang yg bukan miliknya dsb
> > dsb (wah maap, saya gak hafal pasalnya euy) ya orang sudah bisa
> > dianggap memenuhi kategori perbuatan mencuri itu. Tapi ada juga yg
> > diukur dari akibatnya, misalnya, mati. Mau dibunuh pake pisau tajam yg
> > besar, pak egunting kuku (kali2 aja :P), racun, ditabrak, dikebiri
> > (lha, ini kan dianggap 'kematian' juga ya :P) atau dibunuh pake bantal
> > (bisa juga kan? :P), ini jelas dianggap tindakan kriminal karena
> > menyebabkan kematian. Mungkin sama halnya dng rokok dan alkohol,
> > ketika dampak dari konsumsi dua hal ini bisa menimbulkan 'kerugian'
> > bagi orang lain. Pertanyaannya, sampai level mana alkohol dan rokok
> > dianggap merugikan? (termasuk industri rokok dan alkohol). Buat saya,
> > mungkin sekarang belum ada orang yg pingsan gara2 orang merokok, tapi
> > yg jelas merokok = nambah2 polusi aja ah. :-) Udara tidak sehat,
> > lapisan ozon mungkin juga berpengaruh. Satu individu mungkin keliatan
> > tidak berarti. Tapi coba diakumulasi jumlah para perokok sedunia,
> > hehehehe... Belum lagi, kalo rokoknya ditaro MJ, gimana mbak? :-)
> >
> > Utk persoalan di 'level individu' (pan katanya personal is personal),
> > ada juga yg namanya tindakan preventip. Dan spt yg saya sudah singgung
> > sebelumnya, hukum/regulasi bisa dipakai utk membatasi pilihan2
> > individu, spt yg mbak contohkan soal pajak rokok. Meskipun, bila
> > tujuannya utk menurunkan tingkat konsumsi rokok di kalangan level
> > menengah ke bawah, saya meragukan efektivitasnya. Wong, mereka itu
> > kreatif gitu lho. Fenomena lem aika aibon itu ya gimana menjelaskannya
> > ya? :-) Mungkin kalau rokok dibikin mahal, entah kreativitas apalagi
> > yg bisa dihasilkan :) Sehingga, memang suatu 'masalah sosial' itu
> > tidak bisa didekati dng satu penyebab saja. Multidimensional.
> > Kompleks. Karena dunia yg kita diami sekarang memang semakin kompleks,
> > jadi cara berpikirnya pun kudu kompleks juga, hehehe....
> >
> > Kompleksitas permasalahan ini yg seharusnya ditangkap oleh para
> > ulama/i baik yg menjadikannya sbg pekerjaan tetap maupun 'sampingan'
> > spt modelnya 'mbak-yu' jano-ko atau mbak flora, shg berpengaruh juga
> > ke dalam cara berpikirnya dan metode serta substansi 'dakwah'nya.
> > Kalau mbak flora ngeluh betapa tidak bermoralnya masyarakat kuba, lha
> > kenape komplen, itu kan tantangan yg sama yg dihadapi para nabi2
> > terdahulu? :P Tapi yg bisa kita teladani adalah cara mereka
> > 'memotret', 'membaca' dan 'menangani' masalah tsb. Mentalitynya gitu
> > lho. What is morality anyway? :-) [kalau alasannya, agama adl utk
> > memperbaiki 'moral' masyarakat] Saya rasa, mentality ini yg selalu
> > dikritik oleh teman2 disini. Termasuk, kayanya Nabi/Rasul gak pernah
> > merasa dirinya lebih bermoral dibanding masyarakat sekitarnya deh :-)
> > Apalagi bila dikaitkan dng surga, sapa yg bisa menjamin dirinya masuk
> > surga gitu lho? Nabi/Rasul serta para orang sholeh juga (kayanya) gak
> > pernah merasa bisa menjamin dirinya masuk surga, sesholeh apapun
> > mereka dianggap oleh masyarakat sekitarnya..:-)
> >
> > Level pribadi? buat saya sih, segala sesuatu yg berlebihan itu tidak
> > baik. Rokok buat sebagian orang, adalah suatu bentuk 'relaksasi'.
> > Gerakan ngisep dan ngembusnya itu lho yg bisa menghasilkan sensasi
> > relaksasi dan menenangkan. Sama halnya dng cabe yg memproduksi senyawa
> > tertentu yg juga dihasilkan ketika orgasme, ya mas donny ya? :-) Mas
> > donny ini benar2 pembela kaum jomblo deh :-P. Alkohol itu sendiri,
> > MKKK (weee... mas donny, ini contoh yg bagus dlm mengembangkan dan
> > memperkaya bahasa kita sendiri) dlm level tertentu 'bermanfaat' buat
> > tubuh. Dan masyarakat kita juga familiar dng alkohol. Tape misalnya,
> > rasanya ya mirip sake :-) Tape katanya bagus utk kulit, tapi ya bisa
> > bikin mabok juga toh? :-) Kemarin ada teman yg bawa minuman
> > 'tradisional' hungary, rasanya kaya jamu tradisional. Ternyata  dicek,
> > alkoholnya 40%. 1-2 zip mungkin berguna buat tubuh, tapi kalau minum
> > sebotol ya bisa bikin pecah kepala (kali2 aja..). Belum lagi, utk
> > penganut agama ttt, jadi bagian dari ritual keagamaannya (dlm level yg
> > kecil, tentu saja). Kedua, ya tergantung niat juga. Kalau di tempat yg
> > dingin, masih dimengerti, lah. Dlm porsi yg kecil, bagus juga buat
> > metabolisme tubuh. Kalau di tempat panas gitu minum alkohol atau minum
> > secara berlebihan, ya itu sih emang niat minum aja. Emang seneng
> > minum, kali... kalau utk orang arab 'barbar', bagian dari tradisi yg
> > membentuk identitas maskulinitasnya? tapi ya, perlu dicatat juga bahwa
> > gak semua orang 'arab' itu barbar lah :-)
> >
> >
> > wassalam,
> >
> >
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae"
> > <chairunisa_mahadewi@> wrote:
> >
> > Pak Donni, kalau menurut saya untuk kasus per se atau secara individu
> > yang bersifat halal dan haram itu bersifat relatif sekali. Misalnya
> > bagi penderita diabetes akut makan gula sintesis tentu "haram" atau
> > untuk yang punya asam urat akut makan jengkol dan pete jelas
> > "haram"..ma'af ma'af bukan bermaksud mengajarkan ikan berenang sama
> > Pak Dokter;)
> >
> > Karena sifat nya yang uniks dan relatif tentu patokan kehalalan dan
> > keharaman per individu tidak bisa dijadikan standard atau acuan untuk
> > kehalalan dan keharaman sosial.
> >
> > Kalau saya lihat sekarang ini masyarakat justru terbalik dalam
> > menetapkan level keharaman dan kehalalan "sesuatu" dengan menjadikan
> > kehalalan dan keharaman per individu dijadikan acuan untuk
> > menghalalkan dan mengharamkan "sesuatu" secara sosial.
> >
> > Balik lagi kita singgung masalah alkohol, ketika Qur'an menurunkan
> > pernyataan bahwa Alkohol itu haram hal trejadi setelah adanya effek
> > sosial/penyakit sosial yang ditimbulkan oleh Alkohol. Perkelahian
> > antar sahabat yang sedang mabuk menimbulkan kekhawatiran Umar ra yang
> > kemudian terus bertanya kepada Rasul tentang status hukum alkohol dan
> > kemudian dijawab dengan turunya pelarangan untuk meminum alkohol dan
> > menyatakan alkohol sebagai sesuatu yang haram.
> >
> > Padahal sebelumnya alkohol sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat
> > arab pada waktu itu bahkan ketika Abu bakar ra sholat sambil mabuk,
> > ayat yang turun pun masih berupa pembatasan pada alkohol bukan pada
> > pengharaman.Mungkin ..ini sekedar pake aji dirasa-rasa alkohol sebelum
> > umat islam stabil di medinah belum menjadi penyebab timbulnya penyakit
> > sosial, setelah umat Islam stabil di medinah (mungkin ...loh!!!alkohol
> > dipake minum2 secara belebihan untuk merayakan kemenangan umat Islam)
> > maka kemudian alkohol menjadi penyebab timbulnya penyakit sosial jadi
> > secara sosial alkohol dinyatakan dalam level "haram".
> >
> > Bagaimana dengan rokok?? kalau menurut saya sih.. pada tataran level
> > per individu atau per se..silahkan pilih sendiri-sendiri.. karena
> > setiap orang mempunyai "pengalaman hidup" yang berbeda..mau diharamkan
> > silahkan..mau di halal kan silahkan atau mau di makruhkan juga enggak
> > masalah...hanya saja jangan menjadikan apa yang di anut masing-masing
> > dipaksakan menjadi standard acuan pada orang lain. Apalagi menjadikan
> > seseorang menghina orang lain yang tidak sepaham..justru menghina itu
> > yang dosa...:)
> >
> > Saya pikir, rokok mempunyai potensi untuk menimbulkan penyakit
> > sosial..tapi untuk saat ini belum sampai kepada level menimbulkan
> > penyakit sosial. Ya.. mungkin kalau udara kita bener2 sudah tercemar
> > sehingga ada satu orang yang merokok saja bikin yang lain pingsan
> > keabisan oksigen sih..siapa tahu....mungkin pada saat itulah rokok
> > benar-benar haram secara sosial.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment ....
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~->

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
Yahoo! Groups Links









Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke