1. jangankan di jerman, di iran aja, masyarakat melanggar dengan sengaja kok
.... :p
http://niloufarhoveyda.multiply.com/journal/item/40


2. PEREMPUAN IRAN (3)

http://bundakirana.multiply.com/journal/item/51

Jangan kaget bila datang ke Teheran. Anda akan menjumpai perempuan Iran yang
cantik-cantik, putih, dengan body seksi, dan kerudung warna-warni menghiasi
kepala. Mungkin, ketika akan datang ke kota ini, Anda membayangkan bahwa
Anda hanya akan menjumpai perempuan dengan ekspresi keras dan kaku dalam
chadur hitam (bukan cadar). Bila Anda perempuan berjilbab, lalu berkenalan
dengan salah seorang dari mereka, biasanya perkataan yang akan keluar dari
mulut nona-nona cantik itu, "Gimana rasanya tinggal di Iran? Susah ya, harus
pakai kerudung segala?"

Ketika saya datang pertama kali ke Iran lima tahun yang lalu, suasana
'hitam-hitam' masih mendominasi Teheran. Lima tahun lalu, saya datang dan
langsung ditempatkan di asrama Qazvin (sekitar 2 jam dari Teheran), tempat
para mahasiswa asing belajar bahasa Persia selama enam bulan. Anda tahu, apa
fasilitas pertama yang disodorkan kepada saya? Chadur! Chadur adalah kain
hitam yang lebar dan dipakai untuk menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah.
Saya benar-benar stress waktu itu. Bukan apa-apa, rese, man! Mau naik
tangga, kain itu terinjak dan saya hampir jatuh; mau naik taksi, kesrimpet;
belum lagi, itu kain sedikit-sedikit melorot. Mau menangis rasanya.
Ternyata, yang stress dengan chadur bukan hanya saya, tetapi
mahasiswi-mahasiswi asing lainnya. Akhirnya, seorang mahasiswi Kristen asal
Kamerun memprakarsai sebuah petisi menolak chadur. Alasannya: kalau
mahasiswi Iran tidak wajib memakai chadur, mengapa kami yang mahasiswi asing
harus pakai? Dan... chadur pun menjadi optional bagi kami.

Lima tahun lalu, hampir tidak saya jumpai pakaian dan kerudung warna-warni
(apalagi baju ketat). Tapi, sepertinya, semakin hari, pemberontakan terhadap
jilbab semakin merebak di Iran. Apalagi, pemerintah era Khatami juga cuek
blas terhadap masalah jilbab. Kata teman saya, dulu, di zaman awal-awal
kemenangan Revolusi, ada pasukan khusus bernama Yaltsarat yang tugasnya
menertibkan pakaian para perempuan. Mereka akan beredar di jalanan dan
setiap kali ada perempuan rambutnya keleleran, mereka akan menegur. Bila si
perempuan melawan, dia akan langsung dibawa ke mobil patroli dan dipaksa
untuk membenahi kerudungnya.

Karena semua perempuan apapun agamanya dan apapun kewarganegaraannya selama
berada di wilayah Iran harus menggunakan kerudung, maka pembeda antara
perempuan yang 'alim' dan yang 'biasa-biasa' aja adalah cara mereka
berkerudung. Yang 'alim' akan berkerudung rapi dan bahkan ber-chadur. Yang
'biasa-biasa saja' juga berkerudung biasa-biasa, dengan rambut terlihat di
sana-sini. Tentu saja, cara berkerudung ini tidak harus selalu menjadi
ukuran 'kealiman' karena saya juga pernah menjumpai perempuan-perempuan
ber-chadur yang kelakuannya bikin neg, dan sebaliknya saya punya teman yang
baik hati meskipun kerudungnya jambulan.

Namun yang jelas, fenomena semakin diabaikannya cara berhijab yang benar
oleh sebagian perempuan Iran telah menyebabkan keresahan banyak pihak.
Kepala sekolah Jamiatul Quran, sekolah Kirana, yang tinggal di Qom (Kirana
sekolah di cabang JQ Teheran), mengaku paling anti datang ke Teheran karena
risih melihat penampilan perempuan Teheran. Modarbuzurg Kirana juga menolak
mentah-mentah keinginan anak perempuannya untuk kuliah di Teheran dengan
alasan sama. Teman-teman saya yang ber-chadur pun kebanyakan memberikan
suara kepada Ahmadinejad  dalam pemilu lalu dengan harapan situasi bisa
kembali ke era pra-Khatami yang lebih Islami.

Apapun juga analisis di balik 'pemberontakan terhadap jilbab' di Iran
(terutama di kota Teheran), yang jelas, hal ini menjadi bukti bahwa
mendirikan negara Islam sebagaimana diimpikan oleh sebagian aktivis muslim
Indonesia, tidaklah semudah teori. Jilbab hanya salah satu dari sekian
banyak aturan Islam yang tidak disepakati oleh sebagian orang Islam sendiri.
Belum lagi urusan-urusan lainnya.

On 6/8/06, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> jangankan di jerman, di iran aja banyak yg berusaha gak berjilbab dan
> bercadar kok.
>
>
> On 6/8/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >    Di negara-negara yang menganut kebebasan seks dan pornografie,
> > ternyata
> > "Jilbab" mempunyai kekuatan pengaruh yang ditakuti. Mungkin karena
> > semakin
> > banyaknya mualaf dari kalangan wanita di Eropa. Dan para mualaf wanita
> > itu
> > menampakkan identitas muslimah mereka dengan Jilbab. Sebuah pemandangan
> > yang tidak mengenakkan bagi mereka.
> >
> > Salam,
> > =======================================
> >
> > *Di Jerman, Larangan Berjilbab di Sekolah Umum Makin Meluas*
> > 2 Jun 2006 11:28 WIB
> >
> > Negara bagian Jerman yang melarang jilbab makin meluas. Kali ini negara
> > bagian North-Rhine Westphalia di sebelah barat Jerman yang melarang para
> >
> > guru di sekolah-sekolah umum mengenakan jilbab.
> >
> > Parlemen di negara bagian yang padat penduduk dan didominasi oleh
> > kalangan konservatif Kristen Demokrat ini, mengadopsi larangan hijab
> > yang mulai diberlakukan pada Rabu (31/5). Putusan itu diambil melalui
> > voting dan berhasil mengalahkan kelompok Hijau dan Sosial Demokrat.
> >
> > Dengan demikian, North-Rhine Westphalia menjadi negara bagian ke-8 dari
> > 16 negara bagian di Jerman yang memberlakukan larangan berjilbab di
> > sekolah-sekolah umum.
> >
> > Bagi umat Islam, mengenakan jilbab adalah kewajiban sesuai ajaran Islam
> > dan bukan semata-mata simbol relijius. Tak heran jika umat Islam
> > mengecam setiap larangan berjilbab, tak terkecuali warga Muslim di
> > Jerman, menyusul kebijakan negara North-Rhine Westphalia.
> >
> > Dewan Muslim di Jerman mengatakan, undang-undang baru itu diskriminatif
> > karena tidak berlaku pada semua agama. Yang dilarang hanya jilbab karena
> >
> > dianggap sebagai simbol keagamaan, tapi undang-undang itu tidak melarang
> >
> > salib yang juga simbol keagamaan, khususnya bagi umat Kristiani.
> >
> > Beberapa tahun belakangan ini, jilbab memang menjadi isu sentral di
> > sejumlah negara Eropa, termasuk Jerman. Mahkamah pengadilan tertinggi
> > negara itu pada Juli 2003, pernah menolak keputusan negara bagian
> > Baden-Wurttemberg yang melarang guru Muslimah mengenakan jilbab di
> > kelas, namun memberikan kebebasan bagi 16 negara bagian Jerman untuk
> > mengeluarkan aturan larangan berjilbab jika hal tersebut diyakini
> > memberi pengaruh pada anak-anak. Tidak dijelaskan pengaruh apa yang
> > dimaksud.
> >
> > Negara bagian lainnya di Jerman yang sudah memberlakukan larangan
> > terhadap simbol-simbol keagamaan termasuk berjilbab antara lain Baden
> > -Wurttemberg, Saarland dan Lower Saxony. Sedangkan negara bagian yang
> > masih membolehkan jilbab antara lain Mecklenburg-Vorpommern,
> > Saxony-Anhalt dan Thuringia.
> >
> > Menteri Kehakiman Jerman Briggitte Zypries pada awal Mei lalu mengakui
> > bahwa warga Muslim di negaranya menderita karena makin meningkatnya
> > sikap diskriminasi agama. Ia mengusulkan pemberlakukan seragam sekolah
> > untuk menghindari kemarahan siswa Muslim yang mengenakan jilbab.
> > Menurutnya, pengenaan seragam sekolah akan membantu upaya mencegah
> > munculnya tindakan diskriminatif bagi kelompok sosial atau agama
> > tertentu.
> >
> > Di Jerman terdapat kurang lebih 3,4 juta warga Muslim, 220.000 di
> > antaranya tinggal di Berlin yang mayoritas berasal dari keturunan Muslim
> >
> > Turki. Islam menjadi agama ketiga terbesar di Jerman setelah Protestan
> > dan Katolik. (ln/iol)
> >
> > source : http://www.eramuslim.com/news/int/447fbe5f.htm
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >  
> >
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives
http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke