Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Mba Aisha,

Saya mohon maaf sebelumnya atas kekeliruan saya.

Bagaimana kita bisa menerima Islam secara kaffah, kalau belum mengimani
wahyuNya. Pengalaman mbak sewaktu kecil adalah contoh sederhana dalam
mencari kebenaran nantinya setelah dewasa. Jika saja sewaktu TK/SD mbak
tidak mengimani apa yang diperintahkan orang tua waktu itu....aku yakin
sekarang bukan fase sedang mencari pembenaran apa yang sudah dilakukan
selama ini, haqul yakin...sekarang adalah fase mencari-cari pembenaran
berdasarkan akal tanpa melakukan apa apa alias kebingungan...

Kalau beragama harus dengan akal bulat, bagaimana kita bisa menerima
cerita alam kubur, surga, neraka, catatan selama hidup yang akan
diperlihatkan?
Yang mana semuanya itu dapat mendorong kita beramal shaliha selama
hidup.
Bukan saya menafikkan akal, tetapi sebelum kita mengakal-akali
agama...beriman dulu lah. Implementasi akan menjadi beraneka ragam
dengan adanya akal-akalan manusia ini gitu lho...
Wahyu Illahi is the key...SI itu harus dengan akal mengelolanya, jangan
akal-akalan, mana yang mudah diimplementasikan dan yang susah
dinafikkan...
Kaffah itu sepenuhnya menerima, kalau memang yang disebutkan Mba Aisha
itu dating dariNya...why not?
Akal kita adalah juga terkandung di dalamnya nafsu, tanpa mengingkari
itu semua...Perang dengan Nafs itu sangat berat mba..

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Mujiono
Service Publication 4W

-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of aishayasmina2002
Sent: Friday, July 21, 2006 1:50 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Amanah dari Allah dan RasulNya

Mas Mujiono,
Yang ditanggapi mas Alfri tapi kok nama saya di sebut-sebut, tolong 
bedakan mas Al dan saya, Aisha itu perempuan dan Alfri itu laki-laki, 
dua orang yang berbeda. 

Saya juga menanggapi mas Mujiono dan belum ditanggapi, tapi mas 
Mujiono menanggapi mas Alfri dengan tanggapan ke Aisha ...:)

Kata teman saya, mba Rita, beragama itu harus pakai akal.  Saya 
sependapat, mungkin waktu saya kecil, orang tua mendidik saya dengan 
mencontohkan shalat, puasa, ngaji ke mesjid, dll sehingga saya bisa 
mengaji, shalat, puasa, dll secara fisik - bisa mengucapkan bacaannya 
dan gerakan2nya shalat, bertahap bisa puasa mulai dari puasa buka 
tutup (ikut sahur, jam 12 buka, tutup lagi dan buka dengan yang lain 
maghribnya) itu waktu TK. Dengan berkembangnya umur, mosok seh saya 
shalat, puasa hanya sekedar fisiknya saja, harus lebih bagus kualitas 
(dan kuantitasnya donk). Orang tua mulai menyodorkan buku2 tentang 
shalat, puasa, dll lalu mendiskusikannya. Orang tua mulai mengajari 
menggunakan akal kita dalam menjalani ibadah, yang disembah itu Allah 
bukan ritual ibadah.  Ibadah itu sarana latihan supaya kita jadi 
manusia baik yang diajarkan agama.  Misalnya puasa, gak mungkin lah 
kualitas puasa saya sama dengan puasa saya waktu kelas 1 SD, sekedar 
nahan lapar haus saja dan tidak berantem dengan teman atau sodara. 
Harus ada peningkatan setelah mempelajari kenapa kita harus puasa, 
bukan puasa menahan diri dari makanan minuman dan hubungan seks saja, 
tapi menahan diri dalam segala hal, mulut kita - tangan kita, dll, 
otak kita juga, tingkah laku, dll. Semakin bagus puasa ramadhan kita 
dan puasa2 sunatnya, semakin terkendali hidup kita - kejujuran, 
disiplin kita, dll.

Jika mas Mujiono membahas sujud, oke lah kita bicara sujud secara 
fisik dan bathin, sujud secara fisik waktu kita sholat atau sujud 
syukur mungkin ya.  Sujud secara bathin meliputi ketundukan kita 
terhadap Allah dalam segala aspek hidup kita.  Sama saja dengan puasa 
kan? puasa juga bisa secara fisik bisa secara bathin kita, bukan badan 
saja yang kita puasakan, kendalikan juga hawa nafsu kita.  Shalat juga 
tidak sekedar fisik kan? kembali ke Al Maa'uun - pendusta agama kalau 
hanya shalat tapi gak peduli anak yatim dan fakir miskin kan? Dari 
contoh-contoh tadi, sampai saya memahaminya itu pakai akal, bukan 
sekedar ibadah seperti saya TK dulu, saya kan bukan anak TK lagi tapi 
sudah jadi guru TK begitu mas Mujiono, btw kita lagi ngobrolin SI, 
terus bagaimana menurut sampeyan SI itu? apa SI itu sekedar 
jilbabisasi dan hukum mati hukum rajam saja?

salam
Aisha
---------- 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke