Bukan tugasnya BMG Jepang beri laporan kepada segala tetek-bengek kantor berita ANTARA, ke detik com, ke televisi; ke radio dsb., itu adalah tugas Pemerintah pusat yang bikin SIM yang efektif, sehingga bisa disebarkan informasi itu ke segala penjuru utamanya ke daerah yang penduduknya terancam itu. Wassalam, HMNA
----- Original Message ----- From: "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, July 24, 2006 06:09 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu belajar Ilmu Fiqh > Ya ampun Pak HMNA galak nian :-)) > Saya mau ikutan nyerocos juga: > > 1. Barangkali menteri2 , pejabat pemerintahan sekarang masih terkontaminasi aroma Orde Baru. > Di zaman orba semua tujuannya : s t a b i l i t a s, jangan terjadi kepanikan. > Penghaluskan kata, istilah : harga barang naik di sebut 'penyesuaian'. > Di cokok polisi dibilang 'diamankan'. > Belum paham mana yg penting dan mana yg mendesak. > Kalo ada yg dirasa penting perlu rakor dulu atau nunggu petunjuk dari yth presiden atawa wapres. > > 2. Mustinya kali lain kalo masalah bencana seperti ini, BMG Jepang kasih laporan juga ke kantor > berita ANTARA, ke detik com, ke televisi; ke radio jangan cuma ke menteri2 :-)). > Di radio, di televisi sering ada acara breaking news, sms pun bisa cepat. > Rakyat itu justru lebih cepat tanggap, meskipun bagaimana penerimaannya. > Panik, gugup, cuek atau mengambil kesempatan dalam kesempitan :-) > > 3. Sudah tahu hidup di negeri bencana alam, mustinya aparat yg terkait dengan ini secara intens memberi > penerangan terus menerus tentang gempa, tentang tsunami, tentang longsor, tentang banjir. > Gak melulu pakai istilah ilmiah paling gak yg bisa dicerna masyarakat pada umumnya. Paling nggak tentang fenomena > alam yg berubah. Pengalaman tsunami Aceh, di Pangandaran juga terjadi, air surut kemudian kira2 10 menit terjadi > gempa. Beberapa hari sebelumnya hewan2 liar ngungsi ke kampung. Seorang penduduk tiba2 rumahnya di hinggapi > burung hantu di hari siang bolong. Kelelawar yg biasanya migrasi - berkeliaran di malam hari, siang2 itu sudah > berterbangan. Sejak pagi hari kejadian, udara sudah sangat dingin, seperti pakai AC, katanya. > Padahal biasanya hawa dingin terjadi di malam hari, itupun tak sedingin yg terjadi di pagi itu. > Tetapi sebagian penduduk malahan menikmati pemandangan langka, jalan2 di pantai dengan berjaket dengan > tidak menduga akan adanya gempa. > > 4. Di tempat saya tv Banten sesekali menyiarkan bahwa ancaman tsunami mungkin bakalan datang. > Gempa di Jakarta yg berasal dari selat Sunda barusan kemarin baru permulaan, gitu katanya. > Di sisi lain masyarakat mulai bersiap-siap. Dengan caranya sendiri, sejak peristiwa tsunami Aceh, > di pengajian2 doa2 ditambah untuk menolak bencana dan gimana menghadapi bencana :-) > Tapi disisi yg lain, tempat wisata, misal hotel2, resort di kawasan Anyer, Sol elite Marbela, Karangbolong, > Malingping, menjadi sepiiiiii. > Setiap peristiwa selalu memiliki dua sisi seperti uang koin. > > Gempa di daerah Banten itu sering.... Apalagi anakan Krakatau[ Rakata] masih aktif. > Jika berada di pesawat udara melintasi selat sunda, menuju sumatra dari Cengkareng atau sebaliknya, misalnya, > maka kepulan asap dari Krakatau yg sebagian terendam laut masih kentara. Itu kalo jadi meletus, > tsunaminya yang melanda kawasan Banten, Cilegon, Anyer akan sangat hebat, panas pula :-( > Kemarin dulu, di tempat saya sedang musim kemarau yg panas berdebu tiba2 malam hujan lebat, udaranya dingin. > SMS pun beredar, apakah akan ada gempa, tsunami. Di radio penyiar menenangkan, menurut BMG, hujan yg barusan > tidak ada hubungannya dengan tsunami...... > Di Gorontalo kemarin juga terjadi gempa, pemerintahannya mengumumkan harus waspada kemungkinan tsunami > bisa terjadi. [gak tahu kapan]. > Ada yg bilang kok pemda Gorontalo malahan menakut-nakuti. > > 5. Yg kayak gini, meskipun bikin sport jantung tapi harus dihadapi, seperti kata pepatah : > Jika tidak ingin diterjang ombak jangan berumah dipinggir pantai. > Menurut yg saya tahu, bahkan setiap harinya di Indonesia bisa terjadi beberapa puluh kali gempa bumi. > Jadi mustinya kesadaran akan adanya bencana alam yg membayangi mustinya di tumbuhkan. > > Eling lan waspodo kalo orang Jawa bilang :-)) > > Salam > l.meilany > > ----- Original Message ----- > From: H. M. Nur Abdurrahman > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Saturday, July 22, 2006 1:16 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu belajar Ilmu Fiqh > > > Saya ulangi, karena ente hapus: > Menristek Kusmayanto Kadiman mengakui bahwa Pemerintah, 45 menit sebelum > gelombang tsunami datang, menerima peringatan dari Pacific Tsunami Warning > Center dan Badan Metrologi Jepang sesaat setelah gempa (sebab kapan > terjadinya gempa, manusia dengan teknologi canggihnya tidak mampu > mengetahuinya). "Tetapi kami tidak mengumumkan warning itu. Kalau tsunaminya > tidak terjadi bagaimana?," kata Kadiman kepada wartawan seperti dikutip > Associated Press. > > Sikap Kadiman terhadap warning dari kedua lembaga itu sangat disesalkan. > Mengapa ia tidak lebih mempertimbangkan: "kalau tsunami betul-betul datang, > lalu bagaimana." Kedua alternatif itu mempunyai risiko masing-masing yang > jelek. Alternatif pertama risikonya orang-orang akan kecewa dan bahkan ada > yang mengeluarkan sumpah serapah. Alternatif kedua, risikonya, ya seperti > yang terjadi sekarang, sudah lebih 500 orang yang meninggal dunia. Dalam > menghadapi dua altternatif yang dua-duanya jelek, maka Ilmu Fiqh > mengajarkan: "Pilih alternatif yang jeleknya lebih enteng." Itulah perlunya > orang-orang teknik belajar Ilmu Fiqh. > > Apa ente tidak mengerti apa itu yang disesalkan? Kusmayanto mengaku bahwa 45 > menit sebelum gelombang tsunami datang, sesaat setelah gempa, ia sudah > menerima peringatan dari Pacific Tsunami Warning Center dan Badan Metrologi > Jepang, tetapi ia tidak mengumumkan warning itu. Mengapa? Karena katanya: " > Kalau tsunaminya tidak terjadi bagaimana?," Nah ini yang disesalkan, mengapa > ia tidak lebih mempertimbangkan: "kalau tsunami betul-betul datang, lalu > bagaimana.". Itu artinya dasar pertimbangannya Kusmayanto tidak menghiraukan > keselamatan penduduk. > > Nah, sedangkan Jusuf Kalla menganggap early warning system tidak diperlukan, > seperti yang di kutip Associated Press. > > Apa ente tidak tahu bedanya kedua pernyataan itu? Beda sekali dalam konteks > ALIRAN INFORMASI. Kusmayanto bicara tentang aliran informasi dari Jakarta > kepada penduduk yang diancam bahaya di pantai selatan Jawa. Sedangkan JK > bicara ttg ALIRAN INFORMASI sebaliknya, yaitu dari pesisir selatan Jawa ke > Jakarta. > > Itulah sebabnya saya tulis kemudian: > Jadi yang penting adalah sistem informasi dari Jakarta sebagai pusat > informasi meneruskan informasi kepada penduduk yang diancam bahaya. Tidak > perlu adanya dari instrumen yang dipasang di pesisir selatan itu yang akan > meneruskan warning itu ke pusat di Jakarta. Jepangkan cukup canggih warning > systemnya yang dapat diinformasikan ke pusat informasi di Jakarta, terbukti > informasi warning itu diterima pusat di Jakarta 45 menit sebelum gelombang > tsunami datang dari Badan Metrologi Jepang sesaat setelah gempa. Jadi yang > penting adalah sistem informasi dari Jakarta sebagai pusat informasi > meneruskan informasi kepada penduduk yang diancam bahaya. Tidak perlu adanya > dari instrumen yang dipasang di pesisir selatan itu yang akan meneruskan > warning itu ke pusat di Jakarta. Jepangkan cukup canggih warning systemnya > yang dapat diinformasikan ke pusat informasi di Jakarta. > > Nah, ente faham? Teknologi itu alat, bukan tujuan. Kalau ternyata teknologi > "early warning system" yang dari Jepang itu ternyata efektif memberikan > warning ke Jakarta, lalu buat apa kita pasang instrumen "early warning > system" itu di pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatera yang nanti > gampang dicuri orang? Ente berprinsip demi teknologi, demi pengetahuan ttg > perkembangan teknologi. Di sini pula pentingnya Ilmu Fiqh dalam memilih > skala prioritas. Mana lebih menguntungkan. Memanfaatkan "early warning > system" dari Jepang yang ternyata efektif mengirim informasi ke Jakarta, > atau pasang sendiri instrumen "early warning system" di pesisir pantai untuk > mengirim informasi ke Jakarta, yang nanti tidak akan efektif karena dicuri > orang? > > Apa ente faham sekarang? Saya minta otaknya jangan taruh di dengkul supaya > gampang menyerap pemahaman apa yang ente baca. > > Fyi saya tidak seperti JK, tidak seperti ente dalam hal suka bercanda, > seperti ente telah tulis: ""Saya kan cuman bercanda". Oh, ya, ente pakai > bahasa Indonesia yang baik, bukan cuman, itu bahasa preman, melainkan CUMA. > Coba lihat di kamus ! > > HMNA > > > > ----- Original Message ----- > From: "lestarin" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > Sent: Saturday, July 22, 2006 11:40 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu belajar Ilmu Fiqh > > > > Yth. Bapak H. M. Nur Abdurrahman, > > > > Kok saya jadi blunder sendiri membaca pernyataan Anda, > > 1. Anda kesal dengan sikap Kadiman yg seolah tidak peduli dgn nilai > > kemanusian dan keselamatan manusia, namun di sisi lain Anda > > mendiamkan/tidak mengomentari ucapan/diplomatis dari Kalla yang se- > > iya sekata soal tidak perlunya sistem peringatan dini disebarluaskan > > ke masyarakat :(( Padahal intinya sama, keduanya sama-sama > > mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Apa hanya karena Kalla masih > > saudara pak HMA maka Anda tidak mengkritik Kalla???. Yang adil dalam > > bertindak dong pak HMA. > > 2. Anda bilang orang teknik perlu belajar Fiqh, lalu apakah cukup > > sampai disitu saja???? tentu mereka pun perlu mengembangkan ilmu > > tekniknya sekaligus. Yang berarti tidak hanya mengandalkan dari > > early warning system yang dikirim Jepang dong. Sudah saatnya anak > > bangsa Indonesia mempelajari lebih detil perangkat early warning > > system untuk bencana tsunami. Berarti perlu lah dipasang perangkat > > pendukung ini di Indonesia. "Tidak akan berubah suatu bangsa bila > > tidak dari dirinya melakukan perubahan".....apakah kita tega sampai > > anak cucu nanti, semua sistem peringatan dini hanya mengandalkan > > Jepang???? > > 3. Soal pesismisme Anda dan Pak Waluya, berkaitan dengan pencurian > > dan lain sebagainya, saya sependapat dengan Mba' Chae. Pesimisme > > menjauhkan kita dari Allah Swt, kita ga akan mau maju, seperti katak > > dalam tempurung. Sebebal dan sebodohnya manusia, kalau diajak > > berpikir, diingatkan, diberi pegertian, dan pada akhirnya ada > > penegakan hukum yang benar, juga akan tertib dan tidak seenaknya > > mencuri/bersikap jahil, jika mengetahui bahwa alat2 yang dipasang > > itu untuk keselamatan nyawa mereka sendiri. Jadi saya kok optimis, > > alat-alat seperti ini akan aman pada tempatnya, bila masyarakat > > diberitahu, disosialisasikan, dan diberikan tindakan hukum yang > > tegas bila sampai melanggarnya. > > > > > > > > Lestari > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Sebenarnya apa yang ditulis Pak Waluyo itu ada benarnya. > > Peralatan/instrumen > > > "early warning system" yang dipasang di pesisir selatan Sumatera > > dan Jawa > > > tidak aman dari tangan pencuri. Jadi tidak perlu kita pasang > > instrumen itu. > > > Mengapa? 45 menit sebelum gelombang tsunami datang, Menristek > > telah menerima > > > peringatan dari Pacific Tsunami Warning Center dan Badan Metrologi > > Jepang > > > sesaat setelah gempa. > > > Jadi yang penting adalah sistem informasi dari Jakarta sebagai > > pusat > > > informasi meneruskan informasi kepada penduduk yang diancam > > bahaya. Tidak > > > perlu adanya dari instrumen yang dipasang di pesisir selatan itu > > yang akan > > > meneruskan warning itu ke pusat di Jakarta. Jepangkan cukup > > canggih warning > > > systemnya yang dapat diinformasikan ke pusat informasi di Jakarta, > > terbukti > > > informasi warning itu diterima pusat di Jakarta 45 menit sebelum > > gelombang > > > tsunami datang dari Badan Metrologi Jepang sesaat setelah gempa. > > > HMNA > > > > > > ----- Original Message ----- > > > From: "lestarin" <[EMAIL PROTECTED]> > > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > > > Sent: Friday, July 21, 2006 4:50 PM > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Orang-orang teknik perlu belajar > > Ilmu Fiqh > > > > > > > > > > Mas Waluya, > > > > > > > > Mohon dicermati soal pengertian "early warning system" = sistem > > > > peringatan dini, disini bukan per-se alat2nya, tetapi sistemnya, > > dan > > > > Jepang sudah membantu kita untuk mengingatkan soal akan > > terjadinya > > > > tsunami di Pangandaran. Silakan di baca ulang dari petikan yg > > saya > > > > kutip dari Associated Press, bhwa Bapak Menristek, Kadiman (dlam > > hal > > > > ini mewakili pemerintah), sudah mendapat informasi dari Jepang > > > > tentang akan terjadinya tsunami di pangandaran (45 menit sebelum > > > > tsunami terjadi), lalu beliau kan menjawab bahwa tidak merasa > > perlu > > > > mengumumkan hal tersebut ke masyarakat setempat, "kalau nanti > > > > tsunami tidak terjadi bagaimana" begitu diplomatis beliau ini :(. > > > > Nah hal ini dianalogikan serupa oleh bapak wapres, yang juga > > merasa > > > > bahwa pengumuman/sistem peringatan dini tidak perlu > > > > diberlakukan: "Sehabis gempa, banyak masyarakat yang langsung > > lari > > > > ke bukit, berarti kan mereka sudah memiliki sistem peringatan > > dini > > > > dalam diri mereka" begitcuuuuu pak wapres lagi2 berdiplomatis :(( > > > > > > > > Jadi kalo pemimpin kita sudah tidak mau "memimpin"?????? > > > > bagaimana????? lebih getir lagi, faktanya banyak masyarakat yang > > > > menjadi korban memang tidak sadar akan bahaya tsunami di > > Pangandaran > > > > (mohon selengkapnya juga dibaca di berbagai media massa). > > > > > > > > Sekali lagi pak Waluya, persoalan yang saya kemukakan bukan > > semata- > > > > mata soal alat detektor yang merupakan bagian dari early warning > > > > system. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Lestari > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "waluya56" <waluya56@> > > > > wrote: > > > > > > > > > > Embak Lestarin, saya bukan mendukung Pak JK, cuma saya > > > > skeptis "early > > > > > warning system" itu bisa berjalan baik di Indonesia. Sebabnya > > apa? > > > > > Orang kita itu senang berbuat jahil, apalagi ke barang milik > > > > publik. > > > > > Tiang Tegangan tinggi listrikpun yang sedemikian berbahayanya > > bisa > > > > > dicuri, apalagi cuma detektor pasang-surut air laut yang > > terapung- > > > > > apung dilaut! > > > > > > > > > > Salam, > > > > > WALUYA > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin" <lestarin@> > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > Yth. H.M. Nur Abdurrahman, > > > > > > > > > > > > Memang benar sikap Kadiman sangat perlu disesalkan, serupa > > > > dengan > > > > > > sikap Jusuf Kalla yang juga menganggap early warning system > > > > tidak > > > > > > diperlukan, seperti yang di kutip Associated Press. Apakah > > layak > > > > > > seorang wapres mengeluarkan statemen seperti ini????? > > > > > > Lalu apakah nanti seperti "ralat" yang dilakukan sesaat > > setelah > > > > > > mengeluarkan statement soal 'janda-janda di puncak' , "Saya > > kan > > > > > > cuman bercanda"..... :( > > > > > > > > > > > > Semoga nanti kita mendapat pemimpin yang lebih bijaksana dan > > > > > > menghargai manusia lain, sekaligus menghargai nilai-nilai > > > > > kemanusian. > > > > > > > > > > > > Lestari > > > > Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. > > Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. > > ======================= > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. > > Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. > > ======================= > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > Yahoo! Groups Links > > > > > > Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/