Dari postingan pak HMNA, ada yg bisa saya tarik kesimpulannya:
 
Bila kita perhatikan ucapan para Shahabat yang tidak mau menulis
hadits dan melarang penulisannya, maka akan kita dapatkan bahwa
mereka telah menjelaskan 'illat itu. Misalnya Abu Nadlrah berkata:
"Aku pernah berkata kepada Abu Sa'id al-Khudri, 'Andaikan saja Anda
menuliskan hadits untuk kami, karena kami tidak hapal....' Abu Sa'id
berkata, 'Kami tidak akan menuliskan hadits buat kamu dan kami tidak
akan menjadikannya lembaran-lembaran. Rasulullah ShallaLlahu 'Alaihi
Wasallam menyampaikan hadits kepada kami dan kami menghapalkannya.
Maka hapalkanlah dari kami sebagaimana kami hapal dari nabimu!'"[10]

Diriwayatkan dari 'Urwah bin Zubeir bahwa Umar bin al-Khaththab ingin
menuliskan sunnah-sunnah Rasulullah ShallaLlahu 'Alaihi Wasallam lalu
beliau merundingkan keinginannya itu dengan para Shahabat, dan mereka
sepakat agar beliau mewujudkan keinginnannya itu. Namun kemudian,
beliau bingung dan ber-istikharah selama satu bulan untuk menentukan
sikap. Setelah mendapatkan petunjuk dari Allah, beliau berkata:

"Sesungguhnya saya pernah berkeinginan untuk menuliskan sunnah-sunnah
Rasulullah ShallaLlahu 'Alaihi Wasallam, namun saya ingat bahwa kaum
sebelum kamu menulis beberapa kitab lalu mereka asyik menyibukkan
diri dengan kitab-kitab itu dan meninggalkan Kitab Allah. Demi Allah,
saya tidak akan mencampuradukkan Kitab Allah dengan suatu apa pun
untuk selama-lamanya."[11]

Dengan pernyataan ini Umar bin al-Khaththab secara tegas menjelaskan
kepada sekelompok Shahabat tentang 'illat yang melatarbelakangi sikap
mereka tidak menulis hadits. 
 
Kalimat diatas ini saja sudah cukup buat saya untuk menguatkan 
pemahaman saya tentang hadits.
Karena ketika Umar ra melakukan istiharah, artinya Rasulullah telah wafat.
(Kalau belum, kan tinggal bertanya saja pada rasulullah).
Artinya, Umar ra sudah meng consider soal adanya hadits rasulullah
yg membolehkan penulisan. Dan hasil istikharah, beliau teringat kaum
sebelum Islam. Apakah ini alasan satu2nya?
Belum tentu. bisa jadi itu hanya sebagai jalan, setidaknya membuat 
Umar ra tidak meneruskan niatnya membukukan hadits.
 
Sedangkan lainnya, adalah hasil penelitian, pendapat, opini ulama dll.
Tentu ulama lain dapat pula menyampaikan perihal penelitian, pendapat
maupun opini yg berbeda.. 
Tapi sejauh dari Rasulullah sampai sahabat Nabi, bahkan sampai istikharahnya
Umar ra, tetap pada pendapat melarang pembukuan hadits.
Dibukukan saja tidak boleh, apalagi dijadikan patokan kitab hukum...
 
Wassalam.

  _____  

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 09, 2006 12:27 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya



Baiklah kita baca postingan dari pak HMNA untuk Subject yang sama. Semoga 
ada tambahan informasi bagi kita untuk kita renungkan.

Salam,

"alfri" <oracle_9000@ <mailto:oracle_9000%40yahoo.co.uk> yahoo.co.uk> 
Sent by: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
08/09/2006 12:16 PM
Please respond to
wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com

To
<wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com>
cc

Subject
RE: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya

Maksud bang wida, kalau ucapan nabi SAW yg sudah jelas2 dipatuhi
oleh para sahabat nabi (artinya sudah ada contoh langsung pelaksanaannya)
bagi Bang Wida dianggap masih boleh diartikan hanya kekhawatiran?
tapi kalau ucapan Allah SWT (dalam arti Al Quran) bang Wida
akan harus pasti mesti mematuhi?

Baiklah kalau begitu, saya sampaikan satu ucapan Allah:
Surat Ali 'Imran, ayat 132
Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. 

Dan saya no comment terhadap imam2 pengumpul hadits,
yang tidak mentaati perintah Rasul..

Wassalam.

_____ 

From: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
[mailto:wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com] On Behalf Of
Wida.Kusuma@ <mailto:Wida.Kusuma%40tlng.jgc.co.jp> tlng.jgc.co.jp
Sent: Wednesday, August 09, 2006 11:44 AM
To: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya

Terkait dengan ucapan nabi SAW, mungkin boleh demikian. Terkait dengan 
ucapan Allah SWT, tidak bisa demikian. Ini saya sudah berbicara terlalu 
jauh sedangkan saya bukan seorang ulama. Kita cari saja pendapat para 
ulama terkait masalah yang ditanyakan.

WalLaahu a'lam.

"Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED] <mailto:asetijadi%40gmx.at> at> 

Sent by: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
08/09/2006 11:50 AM
Please respond to
wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
yahoogroups.com

To
<wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com>
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya

Bang Wida,

Kalau ucapan nabi itu walaupun jelas-jelas larangan hanya dianggap berupa
kekhawatiran,
berarti boleh dong larangan-larangan yang lain (minimal yang tidak ada di
dalam Al-Quran) juga dianggap sebagai kehati-hatian belaka.

Akibatnya ketika yang menjadi masalah kehati-hatian itu sudah tidak ada,
sebetulnya larangan itu tidak perlu lagi dilakukan.

----- Original Message ----- 
From: <Wida.Kusuma@ <mailto:Wida.Kusuma%40tlng.jgc.co.jp> tlng.jgc.co.jp>
To: <wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, August 09, 2006 4:27 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya

> Ucapan nabi itu menurut saya merupakan kekhawatiran nabi. Karena 
penulisan
> hadits memang tidak dijamin oleh Allah sebagaimana al-Qur'an. Juga 
karena
> pencatatan perkataan nabi pada saat itu dikhawatirkan akan bercampur
> dengan catatan al-Qur'an, karena al-Qur'an belum dikumpulkan dalam satu
> Mushaf. Nabi terlihat khawatir bahwa nanti akan ada yang berbohong atas
> namanya, atau mungkin nabi sudah membaca kemungkinan itu. Khawatir akan
> ada yang mengucapkan kata-kata lalu dialamatkan kepada nabi padahal nabi
> tidak pernah mengucapkan kata-kata itu. Hal ini tertangkap dengan jelas
> justru di akhir kalimat nabi itu: "Siapa yang dengan sengaja berdusta 
atas
> namaku, maka persiapkanlah tempat duduknya di dalam neraka". Ini adalah
> ancaman bagi pembuat hadits-hadits palsu. Dan peringatan keras ini
> diperbolehkan oleh nabi untuk diriwayatkan (dicatat).
>
> Kita mungkin harus menyelusuri sejarah panjang jauh ke belakang,
> perdebatan para ulama, apa pendapat mereka, apa pertimbangan mereka, apa
> tujuan mereka, apa niat mereka, sampai mereka mengambil keputusan untuk
> memulai langkah bersejarah mengumpulkan dan mencatat perkataan-perkataan
> nabi SAW (hadits). Kita tidak perlu meragukan keikhlasan dan niat mereka
> dalam mengumpulkan hadits bagi kemaslahatan agama Islam sendiri. Sayang
> saya tidak punya kalimat Imam Bukhari tentang alasan, landasan, niatnya,
> pertimbangannya, seluruh landasan ijtihadnya sampai dia memberikan 
seluruh
> hidupnya untuk mengumpulkan hadits nabi SAW. Dan kita bersyukur atas 
usaha
> yang telah mereka lakukan itu.
>
> Salam,
>
>
>
> "alfri" <oracle_9000@ <mailto:oracle_9000%40yahoo.co.uk> yahoo.co.uk>
> Sent by: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
> 08/09/2006 08:58 AM
> Please respond to
> wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
>
>
> To
> <wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com>
> cc
>
> Subject
> RE: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
>
>
>
>
>
>
> Kalo maunya dilihat sumangetnya..
> kalo mau diketahui maksudnya Nabi itu apa...
> maka ikuti saja yg nabi katakan,
>
> "Janganlah tuliskan ucapan-ucapanku ! Siapa yang menuliskan ucapanku
> selain
> Alquran, hendaklah dihapuskan,
> dan kamu boleh meriwayatkan perkataan-perkataan ini.
> Siapa yang dengan sengaja berdusta terhadapku, maka tempatnya adalah
> neraka."
> (HR. Imam Muslim dan Abu Said Al-Khudri).
>
> dan jelas2 dicontohkan oleh para sahabat nabi, yaitu dengan cara 
membakar
> semua kumpulan ensiklopedi hadits2 yang mereka miliki..
> sambil mengikuti yg Abu Bakar ra katakan, yaitu:
> Kita memiliki Al Quran, apa lagi yg perlu kita kuatirkan?
>
> Salam.
>
> _____
>
> From: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
> [mailto:wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com] On Behalf Of Ary Setijadi
> Prihatmanto
> Sent: Tuesday, August 08, 2006 11:23 PM
> To: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
>
>
>
> mbak Alfri,
>
> Pak Bukhari ra itu sudah capek-capek meriksa mana yang kira-kira beneran
> potret Rasul mana yang potret Muawiyah atau Abu Jahal. Jadi kita 
nyarinya
> dari yang sudah diperiksa aja...
> Jangan-jangan malahan kita bisa nemuin potret Osama yang bisa kita buang
> juga...
> ato dikoleksi kalo seneng koleksi ;-)
>
> Dari potret kan nggak berarti di-copy plek..
> Tapi dilihat sumangetnya...Maksudnya Nabi itu apa...
> Nah perkiraan ini yang dibenturkan dengan realita.
> Kalo nggak sesuai dengan realita, besar kemungkinan perkiraan kita itu
> salah...
>
> ----- Original Message ----- 
> From: "alfri" <oracle_9000@ <mailto:oracle_9000%40yahoo.co.uk>
> yahoo.co.uk>
> To: <wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, August 08, 2006 11:22 AM
> Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
>
> > wahh.. bisa kacau kalo ambil hadits yg sesuai dgn realitas saja.
> > (tidak berarti saya setuju rekonstruksi hadits loh..).
> > cuma yaa kalo ada haditsnya yg sesuai realitas = hadits dhoif masa
> > diambil..?
> > kalo hadits qudsi atau shahih ga ada gimana?
> > kalo ada si selesai urusan..
> > ini kan kalo ngga ada. dan mayoritas ngga ada yg sesuai realitas dalam
> arti
> > aktual..
> > karena memang jamannya beda.
> > _____
> >
> > From: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com
> > [mailto:wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com] On Behalf Of Lina Dahlan
> > Sent: Tuesday, August 08, 2006 4:07 PM
> > To: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
> >
> >
> >
> > Yessss!...:-))
> > Jadi cari hadist yang sesuai dengan realitas, bukan merekonstruksi
> > hadist. Hadist itu kan buanyak ya dan hadist itu memang bisa jadi
> > kebiasaan temporal saat itu sahaja.
> >
> > wassalam,
> > --- In wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
> > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Saya kira yang dimaksud mbak Chae itu,
> > > bahwa dari potret saja bisa jadi kita mengambil kesimpulan yang
> > salah.
> > > Karena potret itu hanyalah fragmen dari apa yang sebetulnya
> > terjadi.
> > >
> > > Tapi semangat, inti pesannya malah bisa jadi tidak tersampaikan.
> > >
> > > Hadits itu sekadar potret.Sunnah itu harus kita gali dari potret
> > itu.
> > > Bisa saja penggalian dari potret memberi kesimpulan yang bertolak
> > belakang.
> > > Itu hal yang wajar.
> > >
> > > Hakim yang paling pas adalah dengan berdiskusi dalam hal
> > kemaslahatan.
> > > Di sini kita bicara realita dan bagaimana menghadapi realita.
> > > Pendapat-pendapat tadi dibenturkan dengan realita, apakah sesuai
> > dengan
> > > realita.
> > > Yang tidak sesuai dengan realita, besar kemungkinan bukan Sunnah.
> > > Bisa jadi hanya sekedar kebiasaan yang sifatnya temporal saat itu.
> > >
> > >
> > >
> > > ----- Original Message ----- 
> > > From: <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: <wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com>
> > > Sent: Tuesday, August 08, 2006 8:35 AM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau
> > Sebaliknya
> > >
> > >
> > > > Mengenai jilbab, bagaimana misalnya multi tafsir itu dengan
> > tidak merubah
> > > > prinsip dasar yaitu menutup aurat? Bagi saya mode-mode jilbab
> > itu tidak
> > > > mengapa. Sekalipun saya mempunyai pendapat bagaimana berjilbab
> > itu yang
> > > > benar.
> > > >
> > > > Saya rasa upaya untuk memotret sedekat mungkin keseharian atau
> > gambaran
> > > > kehidupan nabi dan para sahabat itu adalah dalam rangka menjaga
> > SUNNAH
> > > > nabi. Karena nabi sudah mengatakan meninggalkan dua hal yang
> > jika kita
> > > > berpegang kepadanya maka kita tidak akan tersesat selama-
> > lamanya, yaitu
> > > > Qur'an dan Sunnah. Saya rasa ijtihad para ulama pengumpul hadits
> > yang
> > > > pertama adalah untuk ini, menjaga Sunnah.
> > > >
> > > > Maksud mbak Chae hadits direkontruksi untuk menyesuaikan diri
> > dengan
> > > > realitas? Hadits adalah potret atau gambaran kehidupan nabi dan
> > para
> > > > sahabat 14 abad yang lalu. Darinya kita mengambil sunnah, tata
> > cara
> > > > ibadah, sejarah penyebaran Islam, akhlaq nabi, dlsb. Bagaimana
> > kita hendak
> > > > menggunakan potret itu? Sekarang apa maksudnya dari menyesuaikan
> > dengan
> > > > realitas itu? Jika hal itu berarti merubah tata cara ibadah,
> > maka saya
> > > > tidak setuju. Karena tata cara ibadah itu tidak bisa dirubah.
> > Siapa yang
> > > > menentukan untuk pertama kalinya bahwa shalat maghrib itu 3
> > rakaat? Shubuh
> > > > 2 rakaat? Dzuhur, Ashar, Isya 4 rakaat? Lalu apa landasan kita
> > untuk
> > > > merubah jumlah rakaat sebuah shalat? Atau apa landasan kita
> > untuk merubah
> > > > rukun shalat dengan menghilangkan ruku misalnya? Dalam hal
> > bentuk shalat
> > > > dan ketentuan shalat, juga dalam ibadah-ibadah lain, hal ini
> > tidak bisa
> > > > dirubah. Apakah hal ini akan bertolak belakang dengan realitas
> > suatu hari?
> > > > Jika hal itu mungkin terjadi, tetap saja tata cara shalat tidak
> > bisa
> > > > dirubah. Rukun-rukunnya, waktunya, jumlah rakaatnya, dst. Juga
> > dengan tata
> > > > cara ibadah yang lain. Karena ibadah itu dengan bentuknya sesuai
> > sunnah
> > > > nabi, mengandung obat bagi ruhani bagi manusia. Kita tidak bisa
> > merubahnya
> > > > tanpa resiko bahwa khasiatnya akan berkurang atau hilang. Itulah
> > sebabnya
> > > > nabi mengatakan, jauhilah Bid'ah (merubah tata cara ibadah atau
> > menambah
> > > > atau membuat baru), karena bi'dah itu sesat.
> > > >
> > > > Atau bagaimana itu maksudnya hadits yang bertolak belakang dengan
> > > > realitas?
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > "Chae" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > > Sent by: wanita-muslimah@ <
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > 08/08/2006 01:10 PM
> > > > Please respond to
> > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > >
> > > >
> > > > To
> > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > cc
> > > >
> > > > Subject
> > > > [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Pak Wida,
> > > >
> > > > Secara garis besar saya sependapat dengan Pak Wida hanya saja
> > saya
> > > > ingin melihat bagaimana kita memposisi hadis itu sendiri.
> > > >
> > > > Sepertinya Pak Wida bisa menerima adanya multi tafsir terhadap
> > hadis
> > > > itu sendiri asal tidak merubah prinsip dasar dari hadis
> > tsb....benar
> > > > demikian??
> > > >
> > > > Bagaimana dengan hadis masalah jilbab?? apakah sama prinsipnya
> > > > demikian bahwa multi tafsir bisa saja benar adanya dengan tidak
> > > > merubah prinsip dasar yaitu menutup aurat??
> > > >
> > > > Sorry geser dikit:)
> > > >
> > > > Pak Wida mengatakan bahwa hadis diumpakan sebagai sarana memotret
> > > > sedekat mungkin keseharian Nabi, kalau memang demikian konteks
> > > > memotret sepertinya tidak bisa memberikan sesuatu secara utuh
> > atau
> > > > hanya sebagian saja. Jika demikian tidak bisa sesuatu yang
> > dipotret
> > > > menjadi sandaran pada realitas yang ada.
> > > >
> > > > Misalnya begini, seorang petani di jawa tengah dipotret sedang
> > memanen
> > > > padi disawah, kemudian dari photo tersebut di simpulkan bahwa
> > semua
> > > > petani dijawa tengah sedang memanen padi karena padi di sana
> > tidak
> > > > mengalami gagal panen akibat kekeringan padahal mungkin saja
> > petani
> > > > yang dipotret justru sedang memanen padinya yang hanya sebagian
> > kecil
> > > > terselamatkan dari bencana kekeringan.
> > > >
> > > > Untuk itu Pak Wida, manakah yang anda posisikan terlebih dahulu
> > jika
> > > > pada kenyataanya realitas bertolak belakang dengan hadis...apakah
> > > > realitas harus disesuaikan dengan hadis atasu hadis yang harus di
> > > > re-konstruksi untuk disamakan dengan realitas??
> > > >
> > > > --- In wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote:
> > > > >
> > > > > Kepastian dalam kesahihan hadits memang tidak ada, karena
> > hadits memang
> > > > > tidak dijamin sebagaimana al-Qur'an. Tetapi keberadaan hadits
> > yang
> > > > dicatat
> > > > > oleh ulama ahli Hadits adalah mencoba "memotret" kehidupan
> > nabi dan
> > > > para
> > > > > sahabat dari berbagai seginya. Perilaku sehari-hari, sejarah
> > perjuangan
> > > > > Islam, sampai tata cara ibadahnya. Itulah yang coba dipotret
> > sedekat
> > > > > mungkin oleh Hadits, terutama oleh ulama ahli Hadits yang
> > benar-benar
> > > > > bersungguh-sungguh mencatat dan mengumpulkan hadits seasli
> > mungkin
> > > > > (shahih).
> > > > >
> > > > > Memang betul bahwa dalam permasalahan ibadah itu banyak
> > selisihnya.
> > > > Kalau
> > > > > kita haji kita akan melihat banyak variasi dalam melaksanakan
> > > > shalat. Ada
> > > > > yang tangannya di dada ketika berdiri, ada yang diperut, ada
> > yang
> > > > bebas di
> > > > > bawah. Dari mana mereka mendapatkan cara seperti itu? Itu
> > mungkin
> > > > > penafsiran hadits. Tetapi alhamdulilLaah, rukun shalat kita
> > sama :
> > > > berdiri
> > > > > - ruku - i'tidal - sujud - duduk - sujud - berdiri, itu satu
> > rakaat.
> > > > Juga
> > > > > bilangan rakaat dalam masing-masing shalat juga sama. Dalam
> > hal yang
> > > > > general seperti ini kita terjaga oleh hadits. Adapun perbedaan
> > yang
> > > > > kecil-kecil kita toleransi saja. Juga masalah Qunut, shalat
> > jama
> > > > qashar,
> > > > > rakaat shalat tarawih, dll yang mbak Chae sebutkan. Itu
> > perselisihan
> > > > dari
> > > > > pemahaman hadits menyangkut yang detail, kita toleransi saja.
> > > > >
> > > > > Apakah bisa diaplikasikan sepanjang zaman? Menurut saya
> > seharusnya
> > > > begitu.
> > > > > Dalam arti, kita shalat sebagaimana kita shalat sekarang dan
> > itu
> > > > berlaku
> > > > > sepanjang zaman. Karena nabi memerintahkan : ambillah cara
> > shalat
> > > > kalian
> > > > > dariku. Juga kita puasa sebagaimana kita puasa hari ini dan
> > itu berlaku
> > > > > sampai akhir zaman. Kita berhaji sebagaimana kita berhaji hari
> > ini
> > > > dan itu
> > > > > berlaku sepanjang zaman. Itu semua adalah sunnah nabi,
> > tuntunan nabi,
> > > > > syariat (jalan) yang turun kepada nabi Muhammad, nabi akhir
> > zaman, jadi
> > > > > akan berlaku sampai akhir zaman. Secara general tidak berubah,
> > dalam
> > > > hal
> > > > > detail yang bisa terpengaruh perkembangan zaman (teknologi)
> > bisa
> > > > saja ada
> > > > > ijtihad-ijtihad baru. Apakah mbak Chae melihat kemungkinan
> > bahwa
> > > > tata cara
> > > > > shalat, puasa, haji dan ibadah lainnya itu akan berubah dan
> > tidak
> > > > > mengikuti cara nabi lagi?
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > "Chae" <chairunisa_mahadewi@>
> > > > > Sent by: wanita-muslimah@ <
> mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > > 08/07/2006 05:39 PM
> > > > > Please respond to
> > > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > >
> > > > >
> > > > > To
> > > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > > cc
> > > > >
> > > > > Subject
> > > > > [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Pak Wida,
> > > > >
> > > > > Adakah sekarang ini orang-orang yang benar-benar menjadi saksi
> > > > > sholatnya Nabi? tentu tidak ada bahkan yang mendengar secara
> > langsung
> > > > > dari orang yang secara langsung melihat pun pasti tidak
> > > > > ada...he..he..he.. sorri bikin bingung:)
> > > > >
> > > > > Kalau memang dalam soal ibadah peranan hadis begitu "pasti"
> > tentu
> > > > > tidak ada perselisihan dalam hal ibadah karena toh sudah ada
> > hadist
> > > > > yang menjelaskan secara detail dan gamplang soal
> > ibadah..nyatanya Pak
> > > > > Wida masih banyak perselisihan soal ibadah sampai sekarang
> > ini...
> > > > >
> > > > > Misalnya masalah doa Qunut dalam sholat subuh, jumlah raka'at
> > sholat
> > > > > tarawih,qodho puasa dll.
> > > > >
> > > > > Tentu saja perbedaan pendapat ini mempunyai dasar argumentasi
> > > > > masing-masing dan hadis yang masing-masing pula padahal sumber
> > > > > hadisnya satu yaitu Rasulullah...
> > > > >
> > > > > Pak Wida, apakah menurut Pak Wida ada kepastian terhadap ke-
> > utuhan,
> > > > > keaslian dan keshahihan suatu hadis?? walaupun hadis itu bisa
> > di
> > > > > katakan shahih tapi apakah hadis dipastikan bisa diaplikasikan
> > > > > sepanjang zaman???
> > > > >
> > > > > Kalau pendapat saya pak Wida, akan ada terus perubahan dalam
> > hal
> > > > > ibadah maupun non ibadah karena memang ada perubahan zaman dan
> > > > > peradaban manusia.
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In wanita-muslimah@ <
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote:
> > > > > >
> > > > > > Kalau masalah ibadah tentunya tidak mbak Chae. Kita
> > mengetahui
> > > > > bagaimana
> > > > > > nabi shalat kan dari deskripsi di dalam hadits. Shalatlah
> > kalian
> > > > > > sebagaimana kalian melihat aku shalat. Bagaimana nabi shalat
> > kan
> > > > > bisa kita
> > > > > > ketahui dari hadits. Apakah lalu kita akan tinggalkan
> > deskripsi tata
> > > > > cara
> > > > > > shalat nabi sebagaimana deskripsi di dalam hadits lalu
> > membuat tata
> > > > > cara
> > > > > > yang baru? Juga perihal ibadah-ibadah yang lain?
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > "Chae" <chairunisa_mahadewi@>
> > > > > > Sent by: wanita-muslimah@
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > > > 08/04/2006 01:44 PM
> > > > > > Please respond to
> > > > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > To
> > > > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > > > cc
> > > > > >
> > > > > > Subject
> > > > > > [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Terlepas dari status hadis itu shahih atau dhaif, kalau
> > menurut saya
> > > > > > tetap sebuah hadist itu adalah produk manusia. Jangan
> > dikultiskan
> > > > > > sebagai suatu dasar sumber hukum tapi lebih kepada contoh
> > yang bisa
> > > > > > dijadikan sumber acuan.
> > > > > >
> > > > > > Karena namanya produk manusia itu kan lekang oleh waktu dan
> > luntur
> > > > > > oleh zaman, walaupun masalah ibadah sekalipun.
> > > > > >
> > > > > > Jadikan hadis sebagai contoh soal, dimana kita bisa tetap
> > menangkap
> > > > > > semangat didalamnya lalu diaplikasikan dengan bentuk-bentuk
> > yang baru.
> > > > > >
> > > > > > --- In wanita-muslimah@ <
> mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Dari segi ilmu hadits saya setuju mas Aman untuk ikut
> > menguraikan,
> > > > > > supaya
> > > > > > > lebih lengkap diskusi ini. Terutama metoda yang digunakan
> > oleh para
> > > > > > Imam
> > > > > > > ahli hadits. Saya melihat metoda yang sama masih digunakan
> > oleh
> > > > > > al-Bani.
> > > > > > > Jika dari jalur sanadnya ada si A, di mana si A diragukan
> > kekuatan
> > > > > > > ingatannya, atau kejujurannya, maka hadits itu lalu di
> > dloifkan.
> > > > > > Bagaimana
> > > > > > > mas Aman?
> > > > > > >
> > > > > > > Memang para ulama bukan kata akhir, kita masih boleh
> > mempertanyakan
> > > > > > matan
> > > > > > > suatu hadits berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan.
> > Tetapi
> > > > > > pandangan
> > > > > > > mereka perlu juga dipertimbangkan, karena mereka mempunyai
> > ilmu yang
> > > > > > tidak
> > > > > > > dimiliki oleh orang-orang yang mendalami ilmu pengetahuan
> > umum.
> > > > > > Perpaduan
> > > > > > > ini akan memberikan tafsiran yang bagus tentang sebuah
> > hadits. Bagi
> > > > > > saya
> > > > > > > sendiri, tidak ada salahnya bagi saya untuk bersandar
> > kepada
> > > > > > orang-orang
> > > > > > > yang mempunyai ilmu khusus, seperti ilmu hadits para
> > ulama. Karena
> > > > > saya
> > > > > > > sendiri tidak bisa menguasainya secara utuh sebagaimana
> > mereka. Jika
> > > > > > saya
> > > > > > > bingung dalam membaca suatu hadits, biasanya saya
> > bersikap "tawaquf"
> > > > > > atau
> > > > > > > mendiamkan dulu hadits itu tapi tidak langsung mendlaifkan
> > > > hadits itu
> > > > > > > karena Imam Bukhari -misalnya- telah memasukkannya ke
> > dalam kitab
> > > > > > > Shahihnya. Paling tidak hadits itu tidak akan saya pakai
> > dalam
> > > > > diskusi
> > > > > > > agama. Barangkali ada maksud lain yang tersembunyi yang
> > saya belum
> > > > > > > ketahui. Tetapi mas Ary betul, ada hadits yang
> > berbunyi : "istafti
> > > > > > > qolbaka! mintalah fatwa kepada hatimu, karena dosa adalah
> > perbuatan
> > > > > > yang
> > > > > > > meresahkan hatimu dan engkau tidak ingin dilihat orang
> > lain ketika
> > > > > > > melakukannya. Mintalah fatwa kepada hatimu, sekalipun
> > orang-orang
> > > > > > > memberikan fatwa mereka kepadamu". Ya, kita bertanggung
> > jawab atas
> > > > > diri
> > > > > > > kita masing-masing. Kita ambil mana yang lebih kita merasa
> > tentram
> > > > > > > kepadanya dan kita yakini kebenarannya. 8-)
> > > > > > >
> > > > > > > Salam,
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > "Ary Setijadi Prihatmanto" <asetijadi@>
> > > > > > > Sent by: wanita-muslimah@
> > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > > > 08/04/2006 01:32 AM
> > > > > > > Please respond to
> > > > > > > wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > To
> > > > > > > <wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com>
> > > > > > > cc
> > > > > > >
> > > > > > > Subject
> > > > > > > Re: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits atau
> > Sebaliknya
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > ----- Original Message ----- 
> > > > > > > From: <Wida.Kusuma@>
> > > > > > > To: <wanita-muslimah@ <
> mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com>
> > > > > > > Sent: Thursday, August 03, 2006 10:34 AM
> > > > > > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dari Sunnah ke Hadits
> > atau
> > > > > Sebaliknya
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > > Ya, semuanya kita pakai untuk membumikan Sunnah : al-
> > Qur'an,
> > > > > > al-Hadits,
> > > > > > > > akal sehat, hati nurani, dlsb.
> > > > > > > >
> > > > > > > > Jika kita hendak meneruskan pekerjaan para Imam ahli
> > Hadits,
> > > > > pengumpul
> > > > > > > > hadits-hadits yang pertama, kita perlu untuk memiliki
> > ilmunya
> > > > > dahulu.
> > > > > > > > Paling tidak mengetahui metoda dan cara yang dipakai
> > oleh Imam
> > > > ahli
> > > > > > > Hadits
> > > > > > > > itu. Kemudian kita kombinasikan dengan analisa yang kita
> > miliki
> > > > > > > sekarang.
> > > > > > > > Kita harus sangat hati-hati. Belum tentu metoda para
> > Imam ahli
> > > > > Hadits
> > > > > > > itu
> > > > > > > > lebih rendah dari metoda yang kita miliki zaman ini.
> > Penggabungan
> > > > > > > keduanya
> > > > > > > > adalah yang paling baik menurut saya. Para Imam ahli
> > Hadits
> > > > > zaman dulu
> > > > > > > > sepertinya lebih mengandalkan metoda kejujuran dari para
> > sanad,
> > > > > > karena
> > > > > > > ini
> > > > > > > > adalah upaya pelaporan apa yang nabi katakan. Kejujuran
> > adalah
> > > > > sangat
> > > > > > > > penting. Seorang sanad yang ketahuan membohongi untanya
> > bisa tidak
> > > > > > > > diterima hadits yang dia riwayatkan. Sampai seperti itu
> > > > > kejujuran yang
> > > > > > > > diminta. Hari ini kita punya metoda apa? Perkembangan
> > ilmu
> > > > > pengetahuan
> > > > > > > > juga boleh kita pakai. Tapi tetap kita harus hati-hati.
> > > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > Bang Wida,
> > > > > > > Saya tidak pernah bilang lebih rendah lho. Tapi berbeda.
> > > > > > > Terlihat bukan, bahwa para ahli hadits bergantung pada
> > kejujuran
> > > > > > dari para
> > > > > > > sanad.
> > > > > > > Lebih jauh lagi, metodanya juga bergantung pada kejujuran
> > > > > > orang-orang yang
> > > > > > > memberi kabar ttg kejujuran para sanad. Bagaimana kita
> > bertanya
> > > > pada
> > > > > > > Freedom
> > > > > > > Institute ttg Presiden SBY dibanding ke grup PDIP Mega,
> > misalnya.
> > > > > Atau
> > > > > > > kita
> > > > > > > bertanya ttg JK ke Mega dibanding ke Eyang HMNA
> > misalnya ...just
> > > > > > kidding
> > > > > > > lho
> > > > > > > Eyang...
> > > > > > > Mas Aman mungkin bisa cerita ttg kitab yang berisi ttg
> > proses itu.
> > > > > > >
> > > > > > > Metoda yang kita gunakan, karena terlalu jauh secara
> > rentang
> > > > > waktu, ya
> > > > > > > tidak
> > > > > > > bisa yang bergantung pada kejujuran. Tapi sesuatu bukti
> > langsung,
> > > > > fisik
> > > > > > > yang
> > > > > > > harus tidak terbantahkan, atau probabilitas kesalahannya
> > rendah. DNA
> > > > > > nggak
> > > > > > > bisa berbohong. Ilmu material nggak bisa dibohongi.
> > > > > > >
> > > > > > > Saya sangat menghormati para imam ahli hadits. Tapi saya
> > tidak
> > > > > > merasa kita
> > > > > > > lebih rendah dari mereka.
> > > > > > > Sama saja dengan saya melihat Newton, Einstein, mereka
> > orang yang
> > > > > > berjasa
> > > > > > > besar.
> > > > > > > Tapi ketika hasil kerja mereka harus kita perbaharui, itu
> > menjadi
> > > > > > > kewajiban
> > > > > > > kita.
> > > > > > >
> > > > > > > Kehati-hatian itu memang harus.
> > > > > > > Tapi tidak perlu menghilangkan fakta bahwa kita (individu)
> > juga
> > > > punya
> > > > > > > wajib
> > > > > > > berfikir.
> > > > > > > Apa kita bisa berlindung nanti di hari akhir dengan bilang:
> > > > > > > "Ya Allah, saya sudah mengikuti apa-apa yang ditulis oleh
> > imam
> > > > > Bukhari,
> > > > > > > jika
> > > > > > > salah ya salahkan beliau"
> > > > > > > Imam Bukhari akan bilang:
> > > > > > > "Siapa suruh ente makan mentah-mentah, itu kan hanya
> > pendapat saya
> > > > > > > berdasarkan bukti-bukti yang saya punya. Ente punya ilmu
> > dan
> > > > > bukti-bukti
> > > > > > > tambahan tapi ente mau enaknya saja"
> > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > > Tentang contoh tinggi Adam yang mas Ary uraikan. Mungkin
> > bukan 30
> > > > > > meter
> > > > > > > > maksudnya. Karena satuan meter rasanya belum dikenal di
> > zaman
> > > > nabi.
> > > > > > > > Mungkin maksudnya bisa kaki, atau hasta, atau depa, atau
> > > > > satuan-satuan
> > > > > > > > panjang lain di zaman nabi. Jadi mungkin tingginya tidak
> > > > sampai 30
> > > > > > > meter.
> > > > > > > > Lagi pula, jika memang tinggi fisik Adam adalah sekian
> > meter, maka
> > > > > > tentu
> > > > > > > > saja organ fisiknya akan mampu untuk menopang tinggi itu.
> > > > > Tinggal saja
> > > > > > > > kita harus berhadapan dengan penemuan arkeologi tentang
> > > > > tinggi-tinggi
> > > > > > > > manusia zaman dahulu. Hadits itu pernah saya baca. Pada
> > intinya
> > > > > nabi
> > > > > > > ingin
> > > > > > > > menunjukkan bahwa ukuran manusia secara general
> > bertambah kecil.
> > > > > > > Benarkah
> > > > > > > > ini? Ini perlu dibantu dengan ilmu pengetahuan untuk
> > > > > menelitinya. Saya
> > > > > > > > setuju, saya tidak ingin mempertentangkan - bahkan ayat
> > > > al-Qur'an -
> > > > > > > dengan
> > > > > > > > penemuan ilmu pengetahuan.
> > > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > Memang bukan 30 meter, tapi leterlijknya 60 hasta.
> > > > > > > Kira-kira ya 30 meter kata orang-orang yang tahu bahasa
> > Arab.
> > > > > > > Dari sisi fosil-fosil yang tersedia malah sebetulnya
> > semakin kini
> > > > > > semakin
> > > > > > > besar lho.
> > > > > > >
> > > > > > > Al-Quran pasti tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
> > > > > > > Keduanya pasti sejalan. Itu kan premisnya.
> > > > > > > Yang mungkin salah itu tafsiran Al-Quran.
> > > > > > > Dan memang nggak ada jaminan itu tafsiran pasti bener.
> > > > > > >
> > > > > > > > Isi dari kitab hadits itu bermacam-macam. Ada kabar
> > seperti yang
> > > > > > mas Ary
> > > > > > > > sampaikan, ada petunjuk pelaksanaan ibadah, kehidupan
> > sosial,
> > > > > sejarah
> > > > > > > > penyebaran Islam, kehidupan rumah tangga, sampai nubuwat
> > akhir
> > > > > zaman,
> > > > > > > > banyak macamnya. Sebaiknya kita sangat berhati-hati, di
> > mana
> > > > > kita akan
> > > > > > > > meletakkan pisau analitis kita dalam hadits-hadits nabi.
> > Dan
> > > > > sebaiknya
> > > > > > > > kita menyertakan para ulama agar pisau analitis kita
> > semakin
> > > > > lengkap.
> > > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > Tentu saja ulama itu penting. Namanya bertanya ya sama
> > orang yang
> > > > > punya
> > > > > > > ilmu.
> > > > > > > Tapi tetap jawaban ulama itu bukan kata akhir.
> > > > > > > Adalah sangat boleh untuk mempertanyakannya,
> > mendiskusikannya,
> > > > bahkan
> > > > > > > membantahnya.
> > > > > > > Itu hak setiap kita....
> > > > > > > IMHO, yang paling penting kita harus tidak mengingkari
> > hati nurani.
> > > > > > > Kata hadits imam muslim, ciri dosa itu ketika hati kita
> > merasa nggak
> > > > > > enak
> > > > > > > ketika melakukannya.
> > > > > > >
> > > > > > > Salam
> > > > > > > Ary
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > =======================
> > > > > > > Milis Wanita Muslimah
> > > > > > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga,
> > maupun
> > > > > masyarakat.
> > > > > > > Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-
> <http://www.wanita- <http://www.wanita- <http://www.wanita-muslimah.com>
muslimah.com> muslimah.com>
muslimah.com>
> > muslimah.com
> > > > > > > ARSIP DISKUSI :
> > > > http://groups.
> <http://groups. <http://groups.
<http://groups. <http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
> yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
> > yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > > > > > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
> > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > > > Berhenti mailto:wanita-muslimah-
> > <mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
> > unsubscribe@ <mailto:unsubscribe%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
> > [EMAIL PROTECTED] <mailto:sejahtera%40yahoogroups.com> ps.com
> > > > > > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
> > <mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > > >
> > > > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any
> > > > > > attachment ....
> > > > > > >
> > > > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > =======================
> > > > > > Milis Wanita Muslimah
> > > > > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> > > > masyarakat.
> > > > > > Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-
> <http://www.wanita- <http://www.wanita- <http://www.wanita-muslimah.com>
muslimah.com> muslimah.com>
muslimah.com>
> > muslimah.com
> > > > > > ARSIP DISKUSI : http://groups.
> > <http://groups. <http://groups. <http://groups.
<http://groups.yahoo.com/group/wanita-> yahoo.com/group/wanita-
>
yahoo.com/group/wanita->
> yahoo.com/group/wanita-> yahoo.com/group/wanita-
> > muslimah/messages
> > > > > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
> > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > > Berhenti mailto:wanita-muslimah-
> > <mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
> > unsubscribe@ <mailto:unsubscribe%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
> > [EMAIL PROTECTED] <mailto:sejahtera%40yahoogroups.com> ps.com
> > > > > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
> > <mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > >
> > > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any
> > > > > attachment ....
> > > > > >
> > > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > =======================
> > > > > Milis Wanita Muslimah
> > > > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> > masyarakat.
> > > > > Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-
> <http://www.wanita- <http://www.wanita- <http://www.wanita-muslimah.com>
muslimah.com> muslimah.com>
muslimah.com>
> > muslimah.com
> > > > > ARSIP DISKUSI : http://groups.
> <http://groups. <http://groups. <http://groups.
<http://groups.yahoo.com/group/wanita-> yahoo.com/group/wanita->
yahoo.com/group/wanita->
> yahoo.com/group/wanita->
> > yahoo.com/group/wanita-
> > muslimah/messages
> > > > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
> > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > Berhenti mailto:wanita-muslimah-
> > <mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
> > unsubscribe@ <mailto:unsubscribe%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
> > [EMAIL PROTECTED] <mailto:sejahtera%40yahoogroups.com> ps.com
> > > > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
> > <mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > >
> > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any
> > > > attachment ....
> > > > >
> > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > =======================
> > > > Milis Wanita Muslimah
> > > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> > masyarakat.
> > > > Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-
> <http://www.wanita- <http://www.wanita- <http://www.wanita-muslimah.com>
muslimah.com> muslimah.com>
muslimah.com>
> > muslimah.com
> > > > ARSIP DISKUSI : http://groups. <http://groups.
> <http://groups. <http://groups. <http://groups.yahoo.com/group/wanita->
yahoo.com/group/wanita->
yahoo.com/group/wanita-> yahoo.com/group/wanita->
> > yahoo.com/group/wanita-
> > muslimah/messages
> > > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
> > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > Berhenti mailto:wanita-muslimah-
> > <mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
> > unsubscribe@ <mailto:unsubscribe%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
> > [EMAIL PROTECTED] <mailto:sejahtera%40yahoogroups.com> ps.com
> > > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
> > <mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> > > >
> > > > This mailing list has a special spell casted to reject any
> > attachment ....
> > > >
> > > > Yahoo! Groups Links
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-
<http://www.wanita-muslimah.com> muslimah.com>
muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.
<http://groups. <http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-
<mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
unsubscribe@ <mailto:unsubscribe%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
<mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-
<http://www.wanita-muslimah.com> muslimah.com> 
muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.
<http://groups. <http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-
<mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
unsubscribe@ <mailto:unsubscribe%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
<mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 

Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-muslimah.com> muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.
<http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages>
yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-
<mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com>
[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@
<mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 

Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke