Konsep "National State" sudah final.

oleh Herri Permana

Mencermati isu dan desakan penerapan syari'at islam dan
pembuatan perda-perda bernuansa SI di berbagai daerah 
yang seringkali isinya hanya seolah-olah merupakan SI
nampaknya kita perlu sedikit menengok kembali sejarah
bangsa ini.

Indonesia adalah sebuah negara yang unik karena Indonesia
bukanlah sebuah negara yang homogen tapi merupakan
sebuah negara multikultur dengan beragam suku maupun
ras serta agama.Dan yang lebih uniknya lagi wilayah geografis
Indonesia terpecah menjadi ribuan pulau yang menjadikan
Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia.

Jadi kalau secara teoritis sangat mudah sekali memecah belah
Indonesia dibandingkan dengan Yugoslavia yang negaranya
mayoritasnya adalah daratan.Dan ini juga yang dulu dicoba
oleh Belanda melalui pembentukan RIS (republik Indonesia
Serikat).

Tapi mengapa bangsa kita tidak terpecah.Ini karena kearifan
dan toleransi yang ditunjukkan para founding father kita.Dalam
penetapan bahasa Nasional misalnya yang dipilih adalah
Bahasa Melayu bukan Bahasa Jawa yang merupakan suku
terbesar di Indonesia.Dan para perwakilan dari Jawa yang
walaupun pada saat itu cukup dominan tidak serta merta
memaksakan agar sukunya mendapat prioritas.Mereka lebih
memandang pada kepentingan bangsa yang lebih luas karena
bahasa Melayu jauh lebih mudah dipelajari daripada bahasa
Jawa dan memiliki kesamaan dengan mayoritas bahasa
daerah di Indonesia.Kemudahan bahasa Indonesia ini bahkan
dirasakan oleh bangsa asing yang tinggal di Indonesia dimana
mereka rata-rata tidak sampai sebulan sudah bisa berbahasa
Indonesia.

Dan ini adalah sebuah keputusan yang sangat bijaksana karena
akibatnya suku Sunda , Jawa , Makassar , Minahasa , Sasak dll
dengan mudah bisa mengindetifikasikan dirinya sebagai orang
Indonesia.Pemberontakan atas nama suku bisa dikatakan tidak
akan mendapat dukungan luas di Indonesia karena semua orang
di Indonesia menganggap dirinya suku Indonesia.

Bandingkan dengan kondisi Srilangka yang menetapkan bahasa
Sinhala yang merupakan suku mayoritas sebagai bahasa nasional,
orang-orang Tamil pun langsung memberontak sampai sekarang.

Para pemimpin agama Islam Indonesia pun sangat arif dengan
menerima pencoretan 7 kata piagam jakarta yang pada akhirnya
menjadikan Islam sebagai salah satu agama resmi bangsa
ini bukan sebuah agama utama.Dan para penganut agama
non Islam yang umumnya berada di kawasan Timur Indonesia
pun menyambutnya dengan menyatakan diri mereka sebagai
bagian dari bangsa Indonesia.

Kearifan para pemimpin Islam Indonesia pun nampak dalam
hubungan antar mazhab.Ketika Buya Hamka (Muhammadiyah)
mengimami sholat subuh bersama K.H Idham Khalid (N.U) 
beliau menggunakan qunut , sebaliknya ketika K.H Idham
Khalid yang menjadi imam dan Hamka menjadi makmum
beliau tidak memakai qunut.Dan yang paling mencengangkan
adalah ketika tim perumus Kompilasi Hukum Islam Indonesia
didominasi oleh ulama-ulama Muhammadiyah mereka malahan
mengambil kitab-kitab NU sebagai rujukan utama hanya satu
yang bukan.

Dan arifnnya para pemimpin Islam Indonesia tersebut menyebabkan
konflik bernuansa sentimen mazhab nyaris tidak pernah terjadi 
di Indonesia.Bandingkan dengan negara asal kelompok pro
SI , orang-orang yang sedang sholat berjama'ah di masjid pun
di bom dan diberondong dengan senapan mesin hanya karena
mereka bermazhab beda.

Apakah kearifan dan toleransi ini nampak pada diri kelompok
kelompok pengusung isu SI dimana tuduhan kafir bahkan
penghalalan darah dengan mudahnya bisa keluar dari mulut
mereka.Muslim yang melaksanakan sholat 5 waktu , berpuasa
wajib maupun sunnah , selalu melakukan tahajud dll pun bisa
mereka anggap sebagai musuh besar hanya karena mereka
suka tahlilan , membolehkan menabuh rabana atau menganggap tabir
buat makmum wanita tidak boleh menghalangi pandangan
mereka ke arah imam/makmum didepannya.

Mereka melarang pernikahan dengan orang di luar jama'ahnya
dengan alasan se fikrah , karena orang di luar jama'ahnya dianggap
islamnya tidak semurni mereka. Padahal mazhab yang mempertimbangkan
masalah kafa'ah pun tidak memasukkan beda mazhab sebagai 
salah satu pertimbangan.

Sikap eksklusif mereka pun tampak di masjid-masjid yang dikuasai
mereka dimana politik identitas dijadikan pembeda kawan atau lawan.
Muslimah yang berjibab tapi jilbabnya tidak lebar dan tidak pakai
gamis jangan harap diperbolehkan aktif dalam kegiatan di masjid
tersebut.

Mereka juga sangat a-nasionalis dalam masalah bahasa.Mereka
cenderung menggunakan kosa-kata Arab sebagai bahasa wajib
pergaulan mereka yang seringkali penempatannya tidak pada
tempatnya.Misal kata "antum" digunakan untuk kata ganti tunggal,
jadi bukan saja mereka merusak bahasa Indonesia tapi juga
merusak bahasa Arab.Dan ini memang politik mereka agar kelompok
luar termasuk kaum santri tidak bisa memasuki lingkungan mereka.

Kalau sikap mereka pada muslim yang shaleh pun sudah sedemikian
buruknya apalagi pada muslim yang tidak ta'at , apalagi pada non
muslim.Jadi apakah mungkin kaum fanatik yang memiliki toleransi
nol terhadap perbedaan ini mampu memberi warna perubahan yang
baik bagi bangsa ini ataukan sebaliknya hanya akan memicu perpecahan
dan gelombang kekerasan antar komponen bangsa 

Konsep negara bangsa untuk menaungi semua komponen bangsa ini
sudah final.Selama puluhan tahun bangsa ini menganggap diri mereka
satu walaupun berbeda-beda ras , suku maupun agamanya.

Argumen yang mayoritas harus dominan adalah sebuah konsep yang
berbahaya.Negara yang memakai prinsip seperti ini dapat dipastikan
akan terus menerus dilanda konflik yang berkepanjangan.Misal saja
Israel yang menentapkan suku dan agama Yahudi sebagai yang dominan
hal ini memancing penindasan dan perang berkepanjangan dengan
suku dan penganut agama lainnya.Thailand yang memaksakan budaya
Siam pada muslim melayu memancing konflik berdarah sampai sekarang ,
India pada saat dikuasai partai fundamentalis Hindu BJP langsung
diikuti dengan pertumpahan darah yang memakan ribuan korban.

Apakah hal seperti ini juga yang diharapkan akan terjadi di Indonesia..?
Apakah perjuangan para pendahulu kita akan dikorbankan demi kepuasan
ego kaum fanatik yang tidak mampu melihat kebenaran selain pada dirinya
sendiri.Apa kesatuan bangsa ini harus dikorbankan hanya demi sebuah
konsep penindasan yang seolah-olah merupakan ajaran Islam.Apakah
kita akan menyerahkan nasib bangsa ini kepada orang-orang yang
menganggap perbedaan harus dimusnahkan.Apa kita harus melihat
dahulu ribuah darah manusia tertumpah di negri ini sebelum bisa
mengetahui bahayanya konsep mereka bagi keutuhan bangsa ini.







=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke