Mba Herni, keadaan yang ingin diubah itu adalah ketidakterwakilan 
(or under-representation) itu sendiri. Jadi dengan mensyaratkan 
keterwakilan perempuan misalnya, ini memperbesar kemungkinan untuk 
menghadirkan keterwakilan perempuan.

Keterwakilan laki-laki dan perempuan yang seimbang meningkatkan 
kemungkinan keseimbangan gender, atau sebaliknya mengurangi resiko 
yang diakibatkan dari keketidakseimbangan gender.

Mengapa saya katakan meningkatkan kemungkinan atau mengurangi 
resiko, BUKAN mengubah keadaaan, status quo misalnya? Karena banyak 
sekali faktor yang terlibat dalam proses mengubah suatu keadaan, 
status quo misalnya. Karena semua ini adalah persoalan bersama - 
termasuk gender.

So paling sedikit ada trilogi dimensi perjuangan feminis:
1. keterwakilan perempuan (yang dijabarkan diatas).
2. kesadaran gender, yang mestinya menjadi kesadaran bersama di 
antara perempuan, laki-laki dan anak-anak. Ini mestinya masuk ke 
sektor pendidikan formal maupun informal.
3. keikutsertaan laki-laki sadar gender.  Ini memerlukan diskusi 
tersendiri. Ayo kita buka thread laki-laki melek gender!..:-)

Trilogi tersebut kiranya bisa menjawab concern mba Herni, karena 
untuk mengubah suatu keadaan status quo - kunci utamanya memang 
kesadaran gender.  Dan kesadaran gender itu persoalan bersama, 
karena nggak mungkin perempuan bisa melakukannya sendiri tanpa 
dukungan laki-laki.  

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Tapi pertanyaan klasiknya juga, apakah dng memasukkan perempuan 
akan
> mengubah keadaan? Mungkin tidak. Banyak juga perempuan "pro status
> quo", ngutip pak Pei :) Kalau disuruh milih mbak Mia, Mbak Chae dan
> mbak Ade, misalnya, ya jelas bukan mbak Ade, no offense ya mbak Ade
> :). Wkt pengesahan UU PKDRT, yg menyampaikan banyak catatan thd UU 
itu
> kan perempuan, fraksi reformasi kalau tidak salah. Ironisnya, dari
> fraksi lain, laki2, malah mendukung. Ini juga masuk dalam daftar 
salah
> paham thd feminis, bahwa persoalan jender bukan melulu persoalan
> feminis, persoalan perempuan2 sableng, dsb. Listnya kang he-man 
tambah
> panjang deh :)
> 
>  
> Ganjalan klassik yang mba Herni ilustrasikan, antara lain juga 
> karena keterwakilan perempuan belum mencapai 'critical mass' untuk 
> menumbuhkan 'gaya feminin' di wilayah publik seperti DPR itu. Biar 
> gimanapun, perempuan dan laki-laki punya pembawaan dong.
> 







=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke