http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=268821&kat_id=19

Selasa, 17 Oktober 2006


Muhammad Asad tentang Alquran 
Oleh : Ahmad Syafii Maarif 


 
Di antara mufassir Alquran kontemporer, almarhum Muhammad Asad patut dicatat 
sebagai salah seorang yang paling terkemuka. The Message of the Qur'an 
barangkali merupakan magnum opus (karya besarnya) yang dikerjakan seumur hidup 
dengan menetap di Arabia selama beberapa tahun. Terjemahan tafsir yang aslinya 
setebal hampir 1.000 halaman ini ke dalam bahasa Indonesia akan diterbitkan 
Mizan dalam tempo dekat ini. Dengan munculnya karya Asad dalam versi Indonesia, 
maka bertambahlah literatur tafsir Kitab Suci umat Islam ini. 

The Message diterbitkan pertama kali oleh Dar al-Andalus, Gibraltar, 1980, dan 
telah dipakai oleh puluhan universitas di seluruh dunia yang ingin mengenal 
lebih jauh tentang sumber utama ajaran Islam. Dengan penguasaan bahasa Arab, 
termasuk dialek-dialek lokal, Asad dengan The Message-nya tidak diragukan lagi 
telah memberikan sumbangan yang sangat berharga kepada khazanah ilmu 
pengetahuan dan kemanusiaan.

Dalam suasana Nuzul Alquran ini ada baiknya kita menurunkan beberapa pandangan 
Asad tentang Kitab Suci ini sebagaimana dapat dibaca dalam kata pengantar 
tafsirnya itu. Kita kutip: ''Antara ayat pertama dan terakhir terkembang 
lebarlah sebuah kitab yang, melebihi gejala lain manapun yang kita kenal, telah 
memengaruhi secara fundamental sejarah agama, sosial, dan politik dunia. Tidak 
ada kitab suci lain yang pernah memiliki dampak langsung serupa atas kehidupan 
orang yang pertama kali mendengarkan pesannya dan, via mereka dan generasi yang 
mengikutinya, atas seluruh arus peradaban.'' (Hlm i). 

Asad dan banyak sarjana Barat lain telah sama sampai kepada kesimpulan bahwa 
tanpa Alquran tidak akan ada gerakan Renaisans di Eropa yang kemudian mendorong 
munculnya abad ilmu pengetahuan yang berlanjut sampai hari ini. Menurut Asad, 
tafsir ini mungkin yang pertama dalam sebuah bahasa Eropa dengan menggunakan 
pendekatan yang bersifat idiomatik (hlm v). 

Menurut Asad, pertanyaan kunci yang hendak dijawab Alquran adalah: ''Bagaimana 
semestinya saya berperilaku agar meraih kehidupan yang baik di dunia dan 
kebahagiaan dalam kehidupan yang akan datang?'' (Hlm i). Pertanyaan Asad ini 
sebenarnya tidak lain dari doa yang hampir selalu kita ucapkan: ''Tuhan kami, 
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan bebaskan kami dari 
siksa neraka.'' (Al-Baqarah: 201). Jika kita konfrontasikan pertanyaan Asad ini 
dengan realitas kehidupan umat Islam sekarang, jawaban yang diberikan sebegitu 
jauh masih belum juga mengenai sasaran. Kitab Suci ini belum kita jadikan 
sahabat utama dalam perjalanan. Dalam perlombaan peradaban kita keok, nasib di 
akhirat pun penuh tanda tanya. Alquran memang masih dibaca dan bahkan 
diperlombakan, tetapi suasana dunia Islam, menurut pantauan saya, sangat tidak 
bersahabat dengan gambaran yang diberikan Kitab Suci ini, yaitu sebuah corak 
kehidupan yang adil, sejahtera, dan bebas, sebagai realisasi dari surat 
Al-Anbiya: 107 berupa rahmatan li al-'alamin (rahmat bagi semesta alam). 
Jangankan menebarkan rahmat Allah di muka bumi, kita sendiri tampaknya sudah 
sulit membedakan mana jalan lurus yang harus ditempuh dan mana pula jalan 
bengkok yang harus dihindari. Alquran di depan kita tidak lagi berfungsi 
sebagai alfurqan (kriterium pembeda) antara jalan yang benar dan jalan yang 
salah.

Tetapi, kita tentu percaya bahwa kita tidak akan terus terpasung di lorong 
sempit yang pengap ini. Setelah berabad-abad menderita kena pukulan palu godam 
sejarah, lambat atau cepat kesadaran menyeluruh di berbagai bagian dunia Islam 
untuk sebuah pencerahan pasti akan datang. Syaratnya, inisiatif untuk 
''memancing'' perhatian Tuhan harus senantiasa dilakukan, berupa kerja-kerja 
kreatif yang berani untuk melawan suasana kebekuan. The Message Muhammad Asad 
adalah di antara langkah strategis untuk menuju kebangkitan umat secara 
otentik, sebuah ummatan wasathan (umat medium, tidak ekstrem), seperti yang 
terbaca dalam Al-Baqarah: 143. Asad menerjemahkannya dengan a community of the 
middle way (komunitas jalan tengah, hlm 30). Semoga kita semua akan bergerak 
menuju ummatan wasathan itu sekalipun banyak gangguan dalam perjalanan. A


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke