http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=279&id=56534

      Minggu, 22 Oktober 2006


      Teh Dapat Mencegah Kanker  



      EFEK teh yang bermanfaat pada kesehatan telah didemonstrasikan pada studi 
eksperimental menggunakan hewan dan beberapa studi manusia. Dua penyakit yang 
paling intensif diinvestigasi adalah penyakit jantung dan kanker. 
      Walaupun mekanisme aktivitas protektif dari teh terhadap penyakit 
tersebut telah diajukan, ada inkonsistensi dalam hubungan antara konsumsi teh 
dan risiko penyakit tersebut pada manusia. 

      Banyak studi epidemiologik telah menginvestigasi efek konsumsi teh pada 
penyakit kardiovaskuler. Pada suatu studi jangka panjang di Belanda, konsumsi 
teh berhubungan dengan risiko kematian yang rendah akibat penyakit jantung 
koroner dan insidensi stroke yang rendah. 

      Pada studi di Rotterdam, suatu hubungan terbaik konsumsi teh dengan 
keparahan aterosklerosis aortik telah diobservasi. Studi kesehatan di Boston 
menemukan bahwa subyek yang minum satu cangkir (200-250 ml) atau lebih teh 
hitam per hari memiliki kira-kira setengah risiko dari suatu serangan jantung 
dibanding dengan orang yang tidak minum teh. 

      Satu mekanisme yang diajukan untuk efek protektif yang mungkin dari teh 
terhadap penyakit kardiovaskuler adalah bahwa polifenol teh menghambat oksidari 
LDL, yang diketahui terlibat dalam perkembangan aterosklerosis. 

      Studi telah mengindikasikan bahwa konsumsi teh hitam telah memproteksi 
LDL terhadap oksidasi ex vivo. Polifenol teh berakumulasi pada partikel LDL 
setelah 3 hari konsumsi teh hijau atau hitam, tetapi level mereka tidak cukup 
untuk memperkuat resistensi terhadap oksidasi LDL. 

      Aktivitas hipokolesterolemik dari teh dapat juga berkontribusi kepada 
proteksi terhadap penyakit jantung. Pada hewan yang diberi pakan tinggi lemak 
dan kolesterol, teh hijau, teh hitam, dan polifenol teh telah mencegah 
peningkatan liida serum dan hati, telah menurunkan kolesterol total serum atau 
indeks aterogenik, dan telah meningkatkan ekskresi fekal dari lipida dan 
kolesterol total. 

      Bila hamster diberi pakan lemak tinggi, hamster yang diberi minum teh 
hijau atau plifenol teh hijau memiliki kolesterol total serum dan level 
triasilgliserol yang rendah tetapi ekskresi lemak fekal yang lebih tinggi 
daripada kelompok kontrol. 

      Namun, studi epidemiologik dan uji pada manusia telah gagal untuk 
menunjukkan suatu efek yang menurunkan kolesterol serum dari konsumsi teh hijau 
atau hitam. Dari 13 studi epidemiologik, hanya empat yang melaporkan hubungan 
terbalik. Suatu mekanisme potensial lain mungkin melalui efek teh pada berat 
dan lemak tubuh. 

      Observasi terbaru bahwa administrasi intragastrik teh hitam telah 
menghambat agregasi platelet dan telah mencegah thrombosis koronari 
eksperimental pada anjing dan bahwa konsumsi polifenol teh hijau telah 
menurunkan agregasi platelet yang terinduksi ADP yang memberikan suatu 
mekanisme yang mungkin untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler. Namun, ekstrak 
teh hijau yang ekuivalen dengan 10 cangkir (2 liter) teh untuk 4 minggu tidak 
memiliki efek signifikan pada beberapa indikator yang berhubungan ke penyakit 
kardiovaskuler. 

      Teh hitam dan hijau telah menyebabkan peningkatan akut yang besar (30 
menit setelah ingesti) pada tekanan darah daripada kafein sendiri. Namun, 
konsumsi teh reguler tidak mengubah tekanan darah. 

      Teh dan kanker 

      Teh telah dianggap sebagai suatu minuman pencegah kanker karena aktivitas 
seperti itu telah didemonstrasikan pada banyak model hewan. 

      Model-model tersebut meliputi kanker kulit, paru, esofagus, lambung, 
hati, usus halus, pankreas, kolon, kantung kemih, prostat, dan kelenjar susu. 
Larutan teh biasanya diberikan kepada hewan sebagai sumber tunggal cairan 
minuman. 

      Studi ekstensif pada tumorigenesis yang diinduksi cahaya UV dan bahan 
kimia sebagaimana tumor paru yang terinduksi bahan kimia dan yang terjadi 
spontan pada mencit telah mengindikasikan bahwa teh memiliki aktivitas 
inhibitori yang luas terhadap tumorigenesis dan efektif bila diadministrasikan 
selama tahap insiasi, promosi atau progresi karsinogenesis. Konklusi ini juga 
mungkin diaplikasikan pada model lain. 

      Hasil yang bertentangan telah dilaporkan mengenai efek teh pada 
karsinogenesis kolon; penghambatan dan kurang hambatan keduanya telah 
dilaporkan. Penghambatan dari tumorigenesis kelenjar susu yang terinduksi 
secara kimiawi oleh teh telah diobservasi pada tikus yang diberi pakan berlemak 
tinggi. EGCG telah diperlihatkan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara 
dan prostat manusia. 

      Banyak mekanisme yang telah diajukan mengenai aksi inhibitori teh 
terhadap karsinogenesis. Mekanisme yang paling umum adalah aktivitas 
antioksidatif, tetapi banyak mekanisme yang lain juga penting. Efek 
antiproliferatif dari catechin teh telah didemonstrasikan pada model 
tumorigenesis paru dan kulit pada mencit. Hambatan tranformasi sel dan 
pertumbuhan sel oleh catechin dan theaflavin murni juga telah dilaporkan. 

      Aktivitas itu telah dihubungkan ke hambatan aktivitas activator protein 1 
(AP-1). Karena aktivasi AP-1 yang sering pada banyak kanker manusia, aksi ini 
mungkin dapat diaplikasikan untuk pencegahan kanker manusia. Penghambatan enzim 
yang berhubungan dengan promosi tumor, seperti ornithine decarboxylase, protein 
kinase C, lipoksigenase dan sikloosigenase oleh teh telah diperlihatkan. 
Hubungan antara penurunan lemak tubuh oleh teh dan hambatan tumorigenesis kulit 
telah diobservasi. 

      Mencit yang minum teh hitam atau teh hijau memiliki tumor paru yang lebih 
sedikit dan berat yang kurang dibanding kontrol, walaupun mereka mengonsumsi 
jumlah makanan yang sama atau lebih. Berdasarkan aktivitas inhibitori yang 
bervariasi yang telah diobservasi pada model hewan yang berbeda dan kultur sel 
kanker yang berbeda, mungkin bahwa kandungan dan mekanisme teh yang multipel 
terlibat dalam hambatan karsinogenesis. 

      Efek teh pada nutrisi 

      Pada mencit kegemukan, konsumsi teh oolong selama 10 minggu telah 
mencegah kegemukan dan hati yang berlemak. Absorpsi nutrien yang menurun dan 
pembakaran energi yang meningkat mungkin keduanya berkonstribusi pada efek 
tersebut. 

      Ekstrak teh hijau telah menstimulasi thermogenesis jaringan adiposa pada 
tikus sampai suatu tingkat yang lebih besar daripada yang dapat dilakukan oleh 
kafein sendiri. Ingesti ekstrak teh hijau oleh laki-laki muda sehat dengan 
setiap makanan menghasilkan peningkatan yang signifikan pada pembakaran energi 
24 jam. 

      Studi ini telah mengindikasikan bahwa polifenol teh menghambat aktivitas 
catechol-O methyltransferase dan beraksi sinergis dengan kafein untuk 
memperpanjang stimulasi simpatetik dari thermogenesis. 

      Apakah konsumsi teh mengganggu absorpsi protein pada manusia masih perlu 
diinvestigasi lebih lanjut. Karena afinitas ikatan yang kuat dari polifenol teh 
terhadap ion-ion logam, efek teh yang mungkin pada absorpsi nutrien tersebut 
merupakan hal yang penting. 

      Penurunan absorpsi besi karena minum teh telah dilaporkan. Kelihatannya 
efek tersebut terutama pada besi nonheme, dan bila teh dan besi dikonsumsi 
bersamaan. Absorpsi besi heme dari daging yang dimasak tidak dipengaruhi oleh 
konsumsi teh. 

      Di antara wanita umur 65-76 tahun, konsumsi teh berhubungan dengan 
pengukuran densitas mineral tulang yang lebih besar, yang konsisten dengan 
laporan bahwa teh bersifat protektif terhadap fraktura tulang pinggul. Data 
tersebut mengindikasikan bahwa komponen selain dari polifenol, seperti 
fitoestrogen atau fluorida, mungkin memengaruhi densitas mineral tulang. Teh 
ditemukan menghambat aktivitas glukosiltransferase dari streptokokki oral dan 
perkembangan caries gigi pada tikus. Teh mengandung fluorida yang mungkin akan 
memperkuat enamel gigi dan meningkatkan kesehatan gigi. 

      Pada model mencit arthritik yang terinduksi kolagen, polifenol teh hijau 
secara signifikan mereduksi insidensi dan keparahan arthritis. Ekspresi 
mediator inflamatori yang meliputi siklooksigenase-2, interferon gamma, dan 
TNF-alpha lebih rendah pada sendi arthritik dari mencit yang diberi polifenol 
teh hijau. Katarak, yang berkembang sebagai akibat presipitasi protein pada 
lensa mata, mungkin direduksi oleh konsumsi teh yang meningkat.(ne
     


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke