http://www.indomedia.com/bpost/102006/30/depan/utama1.htm

Kelompok Radikal Bermain

Palu, BPost
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Minggu (29/10) malam menggelar pertemuan tertutup 
dengan aparat keamanan bersama sejumlah menteri, setibanya di Bandara Mutiara, 
Palu, Sulawesi Tengah. Pertemuan itu dalam rangka mengatasi ketegangan di Poso 
saat ini.

Usai mendengar laporan Kapolda Sulteng, Brigjen Badrodin Haiti, dan pejabat 
Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri di Bandara Mutiara, Kalla 
menghadiri acara halalbihalal di kantor Pemprov Sulteng yang dilanjutkan 
pertemuan tertutup dengan tokoh agama yang dilaksanakan terpisah.

Usai pertemuan, dua tokoh agama, Jafar Umar Thalib (Islam) dan Pastor Mgr John 
Liku Ada (Uskup Agung Makassar) mengungkapkan, adanya kelompok radikal baru 
yang menyusup untuk mengacaukan situasi di Poso. 

"Saya melihat, tidak ada lagi masalah antara umat Islam dan umat Kristen di 
Poso. Tetapi, di kedua komunitas ini ternyata ada orang-orang yang menginginkan 
situasi tidak aman," ujar Jafar yang mantan komandan Laskar Jihad.

"Mereka adalah kelompok-kelompok sempalan yang mengarah ke satu target. 
Kelompok ini sudah ada sebelumnya," imbuhnya.

Kalla sengaja mengikutkan Jafar karena dianggap masih memiliki pengaruh di 
kelompok Islam yang cenderung menganut garis keras di Poso. 

Pastor Liku Ada mengatakan, ada hal yang mesti diluruskan mengenai pemahaman 
kata memaafkan dalam perjanjian Malino I. "Saya mengharapkan kelompok tertentu 
diberi pemahaman soal kata memaafkan dalam perjanjian itu. Dulu, kita sepakat 
akan menjadikan musuh bersama kalau ada kelompok yang ingin mengacaukan Poso 
lagi," ujarnya. 

Menurutnya, hal inilah yang tidak terjadi sekarang sehingga kebersamaan 
menghadapi kelompok radikal tidak muncul di masyarakat. Liku menilai, konflik 
yang terjadi sekarang berbeda dengan konflik yang terjadi beberapa waktu lalu. 
"Ini bukan soal agama tapi ada masalah besar yakni adanya kelompok radikal yang 
berusaha membuat Poso kembali kacau," paparnya. 

Dalam pandangan dia, kelompok radikal sudah ada pada saat konflik komunal 
meletus tujuh tahun silam namun perannya belum menonjol. Dia juga mengingatkan, 
Kalla pernah mengatakan, penyelesaian masalah Poso tidak sepenuhnya dengan 
penegakan hukum. Namun, yang lebih penting adalah saling memaafkan.

"Pak Jusuf Kalla pernah bilang, meskipun ada 100 penjara di Poso, itu tidak 
akan menampung tahanan konflik Poso," kata Liku.

Situasi Terakhir

Saat di Bandara Mutiara Palu, Kalla mendengarkan penjelasan Badrodin mengenai 
situasi terakhir Palu dan Poso serta dugaan kelompok yang diduga berada di 
balik sejumlah aksi teror yang terjadi di Poso dan Palu belakangan ini.

Usai pertemuan, Kalla menuju Palu Golden Hotel beristirahat selama 20 menit. 
Kalla kemudian menghadiri acara halal bihalal di Kantor Pemprov Sulteng. 

Selain sejumlah tokoh Islam seperti KH Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama 
Indonesia (MUI), acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh Kristen dan 
Katolik dari Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Persekutuan Gereja-gereja 
Indonesia (PGI), dan Keuskupan Agung Makassar.

Dalam acara yang diwarnai pementasan lagu Salawat Badar ini, Kalla menyampaikan 
sejumlah hal, di antaranya mengajak semua elemen dan tokoh masyarakat dan agama 
duduk bersama.

Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud, yang ikut dalam rombongan Kalla mengatakan, 
wapres sengaja menggelar rapat terpisah agar wakil kedua pihak bisa lebih bebas 
mengemukakan akar masalah.

Optimis

Wakil Jusuf Kalla mengajak semua elemen dan kelompok-kelompok masyarakat di 
Poso, Sulawesi Tengah, kembali pada prinsip damai Deklarasi Malino. Dia optimis 
adanya pertemuan tokoh komunitas Muslim dan Kristen dapat membuahkan hasil.

"Saya yakin semua masalah bisa diselesaikan jika kita mau duduk bersama dan 
bertukar-pikiran," kata Kalla.

Dia meyakini aparat keamanan bisa menyelesaikan masalah gangguan keamanan di 
Poso. "Saya yakin Polri dan TNI dapat menyelesaikan (masalah gangguan keamanan 
di Poso)," cetusnya.

Sebelumnya Kalla dalam sebuah pernyataan keras mengingatkan bahwa pemerintah 
tidak bisa ditekan oleh pihak manapun terkait pelaksanaan kamtibmas di Poso dan 
daerah sekitar. 

"Tidak ada tentara atau polisi yang ingin ditugaskan ke daerah konflik 
meninggalkan anak dan istri dengan uang makan Rp17.500 per hari. Tapi, itulah 
tugas negara," katanya.

Demikian pula, lanjut dia, tidak ada yang ingin berlama-lama di sini (Palu dan 
Poso), meninggalkan anak dan istri. "Tidak ada satu pun yang menginginkan itu. 
Semua menginginkan perdamaian. Sehebat apa pun, kita tetap ingin damai. Kalau 
masyarakat tidak ingin damai akan sulit," imbuh Kalla.

Usai memberikan sambutan pada acara yang dihadiri Menko Polhukam Widodo AS, 
Mendagri M. Ma'ruf, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkum dan HAM Hamid Awaluddin, 
serta Kapolri Jenderal Sutanto, Wapres Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan 
tokoh-tokoh komunitas muslim asal Poso dan Palu di Aula Kantor Bappeda Sulteng 
Jln Muhammad Yamin.

Hadir pada acara itu antara lain Ketua Pokja Deklarasi Malino I Tingkat 
Provinsi Sulteng Prof Sulaiman Mamar dan Ketua Forum Perjuangan dan Silaturahmi 
Umat Islam Poso, KH Adnan Arsal.

Gubernur Sulteng Bandjela Paliudju dan Wagub Sulteng Ahmad Yahya turut hadir 
dalam pertemuan tertutup yang berlangsung satu jam tersebut.

Usai menggelar pertemuan dengan para tokoh muslim, Wapres disertai beberapa 
menteri terkait dan kapolri menggelar kembali pertemuan serupa dengan 
tokoh-tokoh dari komunitas kristen di Gubernuran Siranindi yang bersebelahan 
dengan Kantor Bappeda sulteng.

Beberapa pimpinan Majelis Sinode GKST (Gereja Kristen sulawesi Tengah) antara 
lain Yahya Pattiro dan Pendeta Tobondo terlihat ikut serta dalam pertemuan 
tertutup yang juga dilaksanakan selama satu jam.

Seorang pejabat Pemprov Sulteng mengatakan, Wapres pada Senin (30/10) pagi akan 
mempertemukan kedua kelompok sembari membacakan hasil keputusan bersama yang 
sudah dicapai untuk ditandatangani.

"Kemungkinan kesepakatan yang dilahirkan berupa peneguhan terhadap Perjanjian 
Damai Malino I yang sudah dicapai sebelumnya," kata dia. TT/fir/lan


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke