Mbak Mia, Aku mau tanya, Allah boleh nggak masuk ruang privat Mbak Mia? Aku juga ada usul soal jilbab nih, untuk membuktikan apakah jilbab wajib atau nggak, gimana kalau Mbak Mia nggak usah berjilbab sampai (=maaf) akhir, nanti dihukum sama Allah nggak? Gitu aja, gampang khan? Ya Allah, aku minta ampun kepadamu...
Mia <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Sejujurnya, membaca rentetan diskusi kita saya merasa mba Nawiro berargumen dengan asli-jujur (genuine). Dari sini saja kita bisa menyatakan apresiasi kita kepada mba Nawiro, dan sungguh bermanfaat. Lain banget dengan Pak Rye yang berdebat dengan histeris hahahihi. Mengenai Perda jilbab, aturan parkir, hari Raya Nyepi - Arcon sudah menjelaskannya lebih baik dari saya, yaitu mengenai wilayah publik dan privasi, tolong disimak dong. Anda nggak konsisten dan rancu ketika menerapkan 'personal dan wilayah pribadi'. Lingkup wilayah pribadi jilbab dalam kaitannya dengan Perda adalah, tidak mengatur jilbab berarti memberi ruang untuk semua. Mewajibkan jilbab berarti menyempitkan ruang untuk semua. Ketika anda setuju peraturan Perda wajib jilbab, anda tidak memberi ruang privasi kepada yang lain, dan yang khilafiah dalam fiqh jilbab. Tidak memberi ruang kepada yang lain adalah salah, bahkan menurut mazhab fiqh manapun. Sekaligus membuktikan kerancuan anda dalam menerapkan konsep 'personal'. Dalam kesetujuan terhadap Perda jilbab, di sinilah letaknya 'No Deal' (kita sepakat untuk tidak sepakat). Mba Herni menambahkan, jangan-jangan emang nggak ada niat nge-deal. Soal ketaatan dan kadar iman, kalau anda menilai keponakan saya yang mo lepas jilbab 'nggak taat perintah Tuhan, kurang cinta, kurang iman', inipun salah - karena menyempitkan 'ruang pribadi' pemahamannya terhadap jilbab dan perintah Tuhan. Namun untungnya 'ruang pribadi' yang ini nggak dibatasi dengan wilayah publik, karena ruang ini adalah ruang Tuhan. Dan nggak ada yang bisa membatasi ruang Tuhan. Karena itu mba Herni pun bisa bilang, cuek aja..orang lain komen cinta Tuhan, beriman atau nggak - ya nggak ngaruh. Mudah-mudahan keponakan saya tumbuh tegar seperti mba Herni, apapun keputusannya. Mengenai keberhalaan, mba perlu menelaah lagi postingan saya ttg itu kalau lagi sempat merenung, supaya nggak salah paham. Sejauh ini postingan saya tentang berhala selalu dikaitkan dengan konstruk simbol (sosial) yang kita asosiasikan dengan makna yang kadaluwarsa. Kita loh, termasuk saya, bukan spesifik misalnya pendapat mba Nawiro. (Kalau pernah ada tuduhan berhala kepada seseorang, saya emang pernah bilang HMNA ulama penyembah berhala, itu setelah diskusi bertahun-tahun). Renungan tentang sikap keberhalaan menuntut pemikiran yang outside the box. Dan nggak ada yang bisa memotivasikan siapapun untuk berpikir outside the box, selain kita sendiri, orang lain cuma bisa ngedukung atau mengingatkan (amar ma'ruf nahyi munkar). Berpikir outside the box tuh bukan maksutnya tampil melulu beda, tapi berpikir kritis tentang nilai-nilai sosial yang ada dalam diri kita sendiri. Kita perlu berpikir outside the box, karena dalam konstruk keberhalaan kita semua tak terkecuali saya terpengaruh juga. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Nawiro Aisyataini wrote: > > Terus apa namanya kalo dibilang nggak taat, atau mungkin diajari nggak taat? Misalnya nih ada aturan dilarang parkir terus kemudian kita parkir apakah salah bila dikatakan kita nggak taat aturan rambu. Ttg kesetujuan akan perda dimana salahnya? Juga nggak salah juga ketika mbak Mia nggak setuju akan perda. Bagaimana bisa sih dikatakan memakai jilbab dan mencoba untuk menjelaskan akan pentingnya hal itu dianggap memberhalakan. Kecuali jika begini: "Kamu pakai jilbab masuk surga kalo nggak masuk neraka" nah disinilah letak pemberhalaan. Bagaimana bisa dikatakan jilbab simbol berhala, karena esensinya jilbab adalah pakaian yang bisa menutup apa yang digariskan oleh syariat sebagai aurat. Apakah mbak Mia akan mengatakan mentaati ajaran itu dan menyebarkan pentingnya hal itu bagi muslimah adalah penyebaran simbol-simbol berhala? Terus harus bagaimana? > > > ----- Original Message ---- > From: Mia > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Thursday, November 2, 2006 1:43:40 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games > > > Jadi menurut pengertian saya atas postingan mba Nawiro: > - Keponakan saya yang mau melepas jilbabnya atau buka-tutup jilbab, > menurut mba Nawiro "nggak taat perintah Tuhan, nggak cinta, nggak > mau berkorban, kurang iman, dsb" > > - Mba Nawiro setuju dengan Perda yang mewajibkan jilbab itu, katanya > membantu ummat. Misalnya di Aceh, dan di beberapa daerah lainnya. > > Inilah artinya bagi mba Nawiro dkk, taat pada perintah Tuhan dan > pilihan yang 'personal banget'. Dan ini adalah cermin sama- sebangun > dengan kelompok liberal yang mengkritik jilbab mba Herni, > pendapatnya sama cuma saja berseberangan: > - jilbab adalah simbol kefanatikan dan penindasan thd perempuan. > - Perda wajib melarang jilbab. > > Bagi kelompok militan konservatif maupun liberal, jilbab adalah > simbol - dan kadang mereka memberhalakannya. Dan kita semua > kecipratan repotnya. (Herni, apa ini yang disebut 'personal is > political?). > > Inilah akibat dari konstruk jilbab sebagai simbol berhala. Karena > ignorance atau hawa nafsu, kita menyamakan benda itu sebagai > maknanya sendiri. Dengan kata lain, kita kehilangan makna dibalik > simbol. Bukan makna 'ibadah' nya yang difokuskan, tapi jilbabnya > sendiri. > > Beda dengan mba Mei atau mba Aisha, misalnya. Baginya jilbab adalah > ungkapan ibadah dirinya. Kalo orang sono bilang 'her own > redemption'. Ada seorang aktivis perempuan yang melepas jilbabnya, > dan itu adalah 'her redemption'. Ibadah semacam ini adalah > berkurban dalam arti sebenar-benarnya. (Herni, dalam kasus ini > personal is ibadah). > > Beda dengan Pak Irwank, Arcon atau Pak Sabri-misalnya. Menyukai > atau nggak menyukai jilbab karena estetika atau karena selera adalah > alamiah sekali. Ini ibadah sunnatullah..(kalau bahasa Pak Sabri > personal is syahwat...:-) > > Dengan kelompok 'personal is syahwat, personal is ibadah' - ada > titik temu bersama. Tapi dengan kelompok 'personal is political' > yang ada NO DEAL. > > Salam > Mia > BTW, analogi jilbab dengan hari Raya Nyepi adalah argumen naif. try > again, please. > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Nawiro Aisyataini > wrote: > > > > Begini mbak Mia, tujuannya mau olahraga itu apa sih? mau sehat > atau mau dipuja orng atau mau cari duit? Nah disisi lain sebagai > orang Islam kita hidup untuk beribadah dan dalam kaidah ushul fiqih > disebutin "Segala sesuatu itu terkait dengan hukum syariat". Nah > kalo kita cinta pada orang/sesuatu maka kita akan melakukan sesuatu > atau berkorban untuk yang kita cintai. Nah ketika kita berjilbab itu > untuk siapa sih, tentunya untuk mendapatkan kecintaan-Nya atau > keridhoan-Nya kan?, nah dengan kecintaan itu kita akan rela tidak > ikut olah raga daripada kita tidak melakukan sesuatu yang > diperintahkan (apakah wajib atau tidak, menurut mbak Mia) > oleh "Yang"kita cintai bukan.Masalah perda sebenarnya itu kan > membantu untuk menjalankan umat ini menjalankan kewajibannya. Tapi > tentunya perda ini tidak berlaku untuk orang di luar Islam. Seperti > di Bali coba kalo Nyepi kan semua harus mengikuti tidak terkecuali > masjid, kecuali hotel international dan rumah sakit, artinya ada > peraturan yang > > dibuat untuk memudahkan pemeluk agama menjalankan kewajibannya > > > > > > ----- Original Message ---- > > From: Mia > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Wednesday, November 1, 2006 7:34:28 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di > Asian Games > > > > > > Nah, bagus kan? Sekarang mari kita membandingkan antara tulisan > > kita sendiri untuk membantu mengklarifikasi pemahaman masing- > > masing. Saya kutip dari mba: > > > > "Permasalahan dilematis antara melepas jilbab dan mengikuti > olahraga > > adalah > > mengutamakan yang mana? Apa yang didapat jika melepas jilbab dan > apa > > yang di > > didapat jika tidak mengikuti pertandingan olah raga.Nah kalo > > pendapat saya, maka > > ya nggak usah ikut pertandingan saja daripada menyalahi perintah > > Tuhan. > > Disinilah yang saya katakan jilbab jadi pilihan personal banget, > mau > > pakai atau > > tidak akan bergantung pada pemahaman, kecintaan pada Tuhan dan > > keimanan yang > > ada." > > > > Tentu saja pilihan itu prosesnya personal banget, kadang saya > > bilang 'genetika banget', untuk menekankan keunikannya. Tapi > tolong > > bantu saya untuk memahami hasil dari proses personal ini. > > > > Istilah dari saya adalah 'memenej atau mengantisipasi resiko'. > > Istilah dari mba "mengutamakan yang mana, apa yang didapat jika > > melepas jilbab dan apa yang didapat kalau tidak?" Sejalan kan? > > > > Tapi saya ingin mempertanyakan sejauh mana arti 'perintah dan > > kecintaan pada Tuhan, dan pemahaman keimanan' di sini. > > > > Test case. Apa artinya bagi mba, kalau atlet tsb atau keponakan > saya > > memutuskan untuk melepas jilbabnya. Apakah ini artinya buat mba, > > mereka 'nggak taat perintah Tuhan atau kurang cinta kepada Tuhan, > > atau kurang imannya'? > > > > Test case. Apa artinya personal banget. Kalau misalnya Perda > > mewajibkan perempuan berjilbab, apakah mba setuju dan nggak protes > > sehubungan dengan 'personal banget' ini? > > > > Salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Nawiro Aisyataini > > wrote: > > > > > > ya..ya..ya, saya mengerti yang mbak mia maksud. Kalo diskusi > > begini kan enak jadinya, bisa saling memahami. > > > Ya deh baru "ngeh" saya sekaran . Jazakumulloh ya. > > > > > > > > > ======================= > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita- muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > Yahoo! Groups Links > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links --------------------------------- Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/