http://www.indomedia.com/bpost/112006/16/opini/opini1.htm
Peduli Diabetes Hanya dengan kesadaran diri, diabetes dapat dicegah dari terjadinya komplikasi yang membahayakan penderitanya. Oleh: Asiandi Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Unmuh Purwakerto Kemarin, 14 November 2006, seluruh warga dunia memperingati Hari Diabetes Sedunia. Hari ini penting untuk diperingati, mengingat angka prevalensi terjadinya diabetes di seluruh dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Diproyeksikan pada 2030 akan datang, angka prevalensi diebetes di seluruh dunia meningkat sebesar 366 juta penderita. Ini berarti akan terjadi peningkatan lebih dua kali lipat dibanding pada 2000 yang baru mencapai 171 juta penderita (WHO, 2006). Di Indonesia, prevalensi diabetes menempati peringkat ke-2 setelah India untuk wilayah Asia Tenggara. Angka prevalensi diabetes di Indonesia pada 2000 mencapai 8,426 juta, dan diproyeksikan meningkat menjadi 21,257 juta pada 2030. Ini berarti akan terjadi peningkatan lebih 2,5 kali lipat. Di wilayah Asia Fasifik, peringkat pertama ditempati China dengan prevalensi 20,757 juta (2000) dan diproyeksikan meningkat menjadi 42,321 juta (2030). Bagaimana kita mengatasi persoalan ini? Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang dapat timbul karena dipengaruhi gaya hidup (life style) seseorang. Penyakit ini dapat menimbulkan dampak sangat serius bagi kehidupan penderitanya, jika kurang peduli terhadap kesembuhan yang utamanya sangat ditunjang dengan perlunya mengubah gaya hidup menuju pola hidup sehat. Jika tidak, penderita akan mengalami komplikasi berat seperti penyakit jantung, ginjal, menurunnya kemampuan organ penglihatan dan lain-lain. Oleh karena itu, pada 2006 ini WHO mencanangkan peringatan Hari Diabetes Sedunia dengan tema 'Diabetes Care for Everyone'. Tema ini bertujuan meningkatkan kesadaran setiap orang pada diabetes atau berisiko diabetes dengan memberikan kesempatan kepada penderita untuk meningkatkan kualitas pendidikan, melakukan pencegahan dan perawatan terbaik dengan fokus masyarakat kurang beruntung dan rentan di seluruh dunia. Untuk dapat meminimalkan komplikasi dan memaksimalkan kualitas hidup penderita diabetes, maka kesadaran setiap orang dituntut agar mampu meningkatkan kesehatan, mencegah dan merawatnya dengan sebaik mungkin. Tindakan ini sejalan dengan fungsi inti yang ingin dicapai WHO dalam mengatasi diabetes di seluruh dunia. Utamanya dengan menetapkan norma dan standar, meningkatkan surveillance dan kesadaran serta memperkuat pencegahan dan pengontrolan. Bagi masyarakat, kesadaran itu dapat diupayakan dengan senantiasa berperilaku sehat. Utamanya dengan memperhatikan berat badan jangan sampai berlebihan (obesitas). Kecenderungan obesitas dikhawatirkan akan mengarahkan pada terjadinya epidemi diabetes global. Di antara perilaku sehat ini antara lain adalah meningkatkan kualitas hidup melalui kegemaran berolahraga, istirahat dan makan obat secara teratur. Tiga kunci hidup sehat bagi penderita diabetes jika dilaksanakan dengan baik, akan menjadikan penderita sebagai manusia yang tetap produktif dan aktif. Masyarakat luas diharapkan sedikitnya berolahraga secara teratur 30 menit sehari, serta melakukan aktivitas dengan intensitas sedang dalam kesehariannya. Dengan hidup lebih aktif ini diharapkan berat badan dapat dikontrol. Selain itu, penderita perlu melakukan peran serta dalam melakukan intervensi yang relatif murah (cost saving) dan layak (feasible) seperti periksa gula darah, tekanan darah dan merawat kaki secara teratur. Tindakan lainnya seperti melakukan skrining retinopati (penyebab kebutaan), pemeriksaan lemak darah (untuk mengatur tingkat kolesterol) dan melakukan skrining tanda awal penyakit ginjal yang timbul karena diabetes. Ancaman global Hanya dengan kesadaran diri, diabetes dapat dicegah dari terjadinya komplikasi yang membahayakan penderitanya. Tanpa kesadaran hidup seimbang dengan olahraga, istirahat dan minum obat secara teratur, tak disangsikan lagi diabetes sebagai ancaman utama kesehatan masyarakat global tetap akan terus semakin memburuk. Khususnya di negara berkembang sebagaimana gambaran proyeksi WHO. Sejalan pula dengan tema Hari Kesehatan Nasional 12 November lalu yang ingin meningkatkan Desa Siaga dalam konteks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), maka kesadaran masyarakat mendeteksi sedini mungkin penderita diabetes di lingkungannya dan menanggulanginya dengan segera adalah upaya yang tepat dalam rangka memperkecil angka mortalitas yang ditimbulkan oleh diabetes. Di sinilah dituntut peran serta Posyandu, Puskesmas, instansi Dinas Kesehatan dan Departeman Kesehatan untuk semakin peduli memperhatikan kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Peran serta tatanan kesehatan tersebut diharapkan dapat meringankan/menurunkan angka kematian akibat diabetes, yang pada 2005 saja mencapai 1,1 juta jiwa dan 80 persen terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah termasuk Indonesia. Diabetes harus menjadi keperihatinan bersama melalui kerjasama yang sinergis antara masyarakat dan pemerintahan. Sebab jika tidak, diabetes dan kompilkasinya, akan menimbulkan konsekuensi pada memburuknya perekonomian bermakna bagi individu, keluarga, sistem kesehatan dan negara. Sebagai gambaran nyata dari dampak perekonomian ini, WHO misalnya, memperkirakan dalam jangka 10 tahun (2006-2015) China kehilangan 558 miliar pendapatan nasionalnya akibat penyakit jantung, stroke dan diabetes. Tentu saja kerugian besar yang sama akan pula dirasakan Indonesia, jika tidak serius melakukan penanggulan terhadap diabetes. Karena itu, mari kita tingkatkan kesadaran untuk menanggulangi kematian yang masih tinggi akibat diabetes di seluruh dunia (2,9 juta per tahun). Bagaimana, apakah Anda dan saya siap! e-mail: [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed]