assalamu'alaikum Wr,wb
   
  Ana hanya ingin mengingatkan kembali hakikat kita menikah dan realita yang 
ada dalam berlangsung atau akan berlangsungnya suatu pernikahan
   
  Memang ada benarnya apa yang di katakan oleh antum, wanita banyak yang 
memilih seorang pendamping hidupnya tidak terlepas dari kemampuan financial 
dari calon suaminya kelak, namun mohon jangan hanya memandang dari sis wanita 
saja. (walaupun ana tidak memungkiri ada sebagian yang demikian, mohon di Ingat 
SEBAGIAN)
   
  Ana juga ingin menguak dari sisi laki-laki, dalam tulisan antum, antum 
katakan bahwa laki-laki memilih wanita dengan menggunakan Instink Barang Bagus
  inilah fenomena yang terjadi, mungkin antum juga sudah mengetahui banyak 
kalangan lelaki yang memilih pendamping hidupnya dengan kriteria Barang Bagus 
tadi (cantik. tinggi, putih) bahkan kalau bisa dapat yang kaya atau seorang 
wanita karier, punya jabatan (seorang dokter, prsikolog dll) atau bahkan di 
kriteriakan harus seorang PNS,  ini bukan rahasia lagi dan ini tidak hanya 
menjangkiti para lelaki amah, namun juga sudah menjalar kepada para lelaki yang 
tertarbiyah banyak alasan yang dikemukakan oleh si "Ikhwah", (mengikuti kemauan 
ortulah, inilah,.......itulah,...........) pernahkah ia berfikir bagaimana 
nasib mereka yang kurang beruntung (tidak cantik apalagi kaya) 
   
  Kita tidak dapat menjudge seseorang begini dan begitu, semua bergantung dan 
berbalik kepada pribadi masing-masing, apa tujuan ia menikah dan hendak di bawa 
kemana pernikahan yang dilakukannya, mari kita sama-sama INTROSPEKSI diri apa 
tujuan kita menikah ?????????????
   
   
  Yang ana yakini dan ana coba untuk berpegang teguh adalah Allah Tidak akan 
menzalimi hambanya, Ajaran Allah adalah sebaik-baik ajaran yang akan membawa 
kepada kebaikan. tidak perlu tampan, tidak perlu cantik, tidak perlu kaya. yang 
terpenting ia beriman dan berakhlak mulia, Kekayaan adalah milik Allah, 
Allahlah yang Maha Berkehendak, ia dapat memberikan dan bahkan menghancurkan 
harta benda tanpa di duga-duga.
   
  Yakinlah Setiap Pendamping Hidup yang di Pilihkan Oleh Allah, insya Allah 
akan membawa kebahagiaan Dunia dan Akhirat
  Wallhau'alam Bishawab.

indonebia indonebia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Seluruh sohib-sohib ana di negeri seberang begitu takjub mendengar 
Abu Gymnastiar berfoligami dengan janda beranak tiga. Kalau dulu ada yang 
terjatuh saat naik onta kala mendengar Abu AM Fatwa berfoligami, kini ada 
beberapa sohib ana musti masuk rumah sakit karena nelen biji korma.
Saking gembiranya, mereka berteriak-teriak sekencang-kencangnya.....tetapi lupa 
kalau masih mengunyah kurma. 

Wahau akhwan ikhwan sekalian, tolonglah, jangan hujat Abu Gym...........beliau 
adalah tokoh Islam yang harus kita puja-puji. Begitu pula jangan hujat Abu 
Yahya Zaini yang "berpanas-panas di ranjang" dengan artis dangdut berinisial 
ME. Abu Yahya adalah mantan ketua HMI, jadi wajib kita hormati. Kalau mau 
mencerna, arahkan ke ME, karena dia biangnya cewek nakal walau menjabat sebagai 
bendara sebuah organisasi kepemudaan bernama AMPI.

Pada dasarnya ramai-ramainya para tokoh di negeri ini untuk cari istri baru 
adalah gerakan Syariat Islam tanpa menuntut ini dan itu kepada pemerintah
yang sah. Mereka adalah sebagai public figure, yang langkah-langkahnya akan 
diikuti oleh para pengikutnya, termasuk dalam berfoligami. Ana juga jadi ngiler 
untuk ikuti jejak para tokoh tersebut.

Nah, ini ana dengar kabar dari negeri jiran, Datuk K mulai membatasi, bahkan
melarang-larang Siti Nurhaliza untuk berpentas di fanggung seni suara. Agaknya 
Datuk yang kaya raya itu mulai dibakar afi cemburu. Apakah Siti akan bernasib 
sama dengan ukthi Sheila Madjid yang dulu kerap difukuli mantan suaminya?

Hmmmm, terus terang ana menunggu kabar berikutnya. Dulu, hati ana memang 
bener-bener hancur melihat kenyataan bahwa Ukthi Siti Nurhaliza akhirnya 
menikah dengan Datuk K. Dalam hati, ana berkata, "Begitu teganya Siti menjual 
dirinya kepada lelaki kaya raya hidung belang buaya darat itu."
Fernikahan tersebut membuktikan kebenaran sinyalemen ana beberapa waktu 
lalu, bahwa ferempuan, sekaya apa pun dia, akan tetap memilih lelaki 
yang lebih kaya darinya sebagai suami. Dalam kasus ini, kurang apa lagi 
Siti dari segi materi? Kenapa dia lebih suka memilih lelaki, yang 
konon, sebetulnya adalah suami orang?

Seperti banyak dirumorkan media Malaysia dan media jiran, bahwa CT (Siti) 
lebih suka 'nemplok' di felukan suami orang, daripada di felukan lelaki yang
masih membujang. Karena kehadiran CT di hati sang Datuk lah, maka 
istri Datuk memilih cerai daripada dimadu. 

Kalau cuma suka pada lelaki beristri, kenapa sih, bukan memilih ana 
atau ente saja? Ah, tentu saja kehadiran ana tidak akan ada artinya 
bagi berlangsungnya jaminan sosial sang diva. "Financial security", 
itulah alasan kebanyakan ferempuan menikah. Sedangkan lelaki lebih 
suka menikah karena bakat bawaan instink frimitifnya, yaitu tertarik 
"barang bagus".

Lelaki berduit mana yang tak menginginkan ferempuan yang mirip boneka 
Barbie ala Melayu itu? Jangankan lelaki berduit, lelaki tongpes pun pasti 
berkhayal, malu-malu atau tidak malu-malu, untuk menikah dengan fenyanyi
bersuara emas itu. Apalagi karakternya yang anggun dalam fenampilan, 
sopan dalam bertutur kata, dan tidak suka famer aurat itu, pasti 
menambah hasrat setiap fria untuk mendapatkan sorga dunia.

Walaupun ana kurang suka mendengar musik, tapi sepintas ana dapat 
menilai bahwa si Siti Nurhaliza ini mempunyai bakat besar dalam 
menyanyi (betul apa tak betul?). Dan yang ana kagumi juga, dia tak 
pernah berpakaian ala Barat di setiap kali penampilannya. Dia
tidak terpengaruh untuk ikut-ikutan menggunakan fakaian yang seksi, 
minim atau ketat.

Berbeda jauh dengan para fenyanyi ferempuan kita, yang lebih suka 
memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya dengan berfakaian ketat atau minim, 
dalam rangka mendongkrak fendapatan belanja rumah tangga. Malah bukan 
rahasia lagi kalau para fenyanyi ferempuan yang sudah beristri
pun, rela meninggalkan suami dan anaknya berhari-hari karena dibooking 
"manggung" oleh organisasi ini, organisasi itu. Contohnya Mayangsari
yang dulu sering dibooking Golkar untuk berkampanye, akhirnya jatuh
ke felukan Abu Bambang Trihatmodjo. 

Di sini terlihat dengan jelas, bahwa berdasarkan salah satu fenomena 
tersebut, sebetulnya batas antara fenyanyi ferempuan (artis) dan felacur 
sangatlah tipis. Boleh dibilang tak ada batasnya, sebab keduanya 
sama-sama menjajakan 'sex appeal' yang mereka miliki, baik melalui
suara atau tubuh mereka.

Dengan daya tarik seksual yang menjadi andalan mereka berbisnis inilah, yang 
kemudian mendasari mereka untuk memasang harga, baik ketika show yang 
sebenarnya, atau show yang pakai tanda kutip: "show". Lebih jauh lagi, dalam 
segala aspek, harga tinggi tersebut kemudian berdampak pada tingginya gengsi, 
sehingga segala sesuatunya, disebut fantas atau tidak fantas, dengan nominal 
uang. 

Contohnya dalam ferkawinan yang dialami banyak kaum selebritis, tak ada 
satu pun yang rela menikah dengan orang miskin, atau katakanlah, dengan 
orang yang standar ekonomi menengah. Dan fenyakit masyarakat
tersebut ternyata juga bukan cuma menjangkiti fara selebritis yang 
sering nongol di TV. Orang-orang kamfung yang tidak fernah masuk tv 
fun mematok harga tinggi bagi anak gadisnya. Apalagi kalau sang anak 
bertamfang cantik atau mirif-mirif artis, maka harga jualnya fun tentu lebih 
tinggi lagi.

Ente boleh saja protes, tapi hal ini benar adanya. Banyak orangtua yang 
bertingkah seperti germo atau bromocorah yang memasang tarif tinggi bagi siapa 
yang hendak meminang anak gadisnya. Terkadang sang anak
gadis pun merasa dirinya cantik dan memang merasa pantas dihargai dengan harga 
tinggi. 

Jadilah di sini batas felacuran dan fernikahan jadi kabur. Dalam kedua 
kasus tersebut, sang lelaki sebagai konsumen, sama-sama harus mempunyai budjet 
yang banyak untuk mendapatkan seorang ferempuan. 

Kalau jiwa felacur dan germo sudah menguasai, maka segalanya harus 
serba wah, termasuk memilih calon suami, seperti yang menimfa Siti 
Nurhaliza. Sofan santun dalam bertutur kata, elok dalam berfakaian,
hanyalah kamuflase untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dari 
lelaki hidung belang. Fengetahuan agamanya hanya dijadikan umfan 
untuk menjaring konsumen yang lebih banyak.

Bagaimana fun juga kehidupan terus berjalan. Felacuran dan ferkawinan tak akan 
fufus dari dunia, selama para ferempuan cantik dan tidak cantik masih
merasa sebagai barang yang mahal. Sebagai seorang muslim yang baik, 
mustinya Datuk K tidak hanya sekadar melegitimasi ferkawinan untuk
melamfiaskan nafsunya. Sebagai anggota dari umatan wasatan, mustinya 
Datuk K, dan juga kita, dalam hal ferkawinan mempunyai sebuah misi, 
baik itu misi sosial, ekonomi maupun fendidikan.

Bukan hanya sharing, maaf, alat kelamin, dengan bayaran yang mahal, 
tapi juga musti sharing harta-benda dan intelektual. Dengan kata lain,
mustinya seorang yang kaya menikah dengan seorang yang
miskin. Orang fandai menikah dengan orang yang kurang
fandai. Seorang ahli agama mustinya kawin dengan seorang yang buta agama. 
Dengan demikian terjadi sharing ekonomi, sosial dan intelektual. 

Kalau seorang kaya kawin dengan orang kaya, orang miskin musti kawin 
dengan orang miskin, ustadz kawin dengan ustadzah, menurut ana mereka 
bukan termasuk orang-orang yang beruntung, dan tidak mengerti makna
visi dan misi beragama.

Dalam hal ini ana salut dengan orang-orang Singapura yang mau menikahi fara 
janda miskin dari bangsa Indonesia. Fadahal fara janda itu rata-rata bertampang
jauh memprihatinkan dari Siti Nurhaliza (dan tak bisa menyanyi). Dan dari segi 
ekonominya fun tergolong fas-fasan, karena mereka kebanyakan tadinya berprofesi 
sebagai fembantu rumah tangga, baby sitter, tukang masak, dll. 
Kalau seorang Siti Nurhaliza dan yang senasib dengannya masih juga 
mencari lelaki yang lebih kaya, menurut ana, mereka tak ada beda dengan 
felacur. Walau mereka nampak terhormat, tapi mental mereka mental 
felacur. Begitu juga Datuk Khalid, walaupun kedudukannya terfuji di 
mata Malaysia, tapi mentalnya tetap mental hidung belang buaya darat.
Sebagai fenutup, walaupun ana kurang setuju dengan keputusan yang 
diambil oleh Siti dan datuknya, ana tetap berlaku sportif. Ana ucapkan 
semoga fasangan Datuk K dan Siti boleh berkekalan selama-lamanya. Semoga
Siti mampu bertahan walau frahara menimpa. Dan sebagai seorang lelaki, 
ana selalu berkeyakinan bahwa kesempatan kedua itu selalu ada. Jadi, ana 
menunggu jandanya sajalah! 

Wassalam, 

hasil bongkar-bongkar tulisan [EMAIL PROTECTED] 


---------------------------------
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
http://id.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



         

 
---------------------------------
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke