Memang ada beberapa tahap pencerahan.  Salah satu pencerahan utama
memang dari peradaban Arab.  Tetapi yg namanya konsep masyarakat
moderen itu banyak dicetuskan di abad ke 16-19.  

Udah baca tulisan Rene Descartes, John Locke, Voltaire, Kant, dsb dsb
... Kalau belum baca sukar mengerti pola pikir orang Barat.

Barangkali bung Jano Ko dapat menyarankan buku apa saja yg saya harus
baca.  Saya sudah baca bukunya Ibnu Khaldun seorang fakih pujaan saya.
 Mukadimahnya itu suatu mahakarya yg sampai sekarang membuat saya
terbengong2.   Rasional dan abadi.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> DP berkata :
>   Seperti Islam yg mencerahkan bangsa jahiliyah yg bernama Arab badui
> (bedouin). Jadi dua2nya mencerahkan bangsa yg ada dalam era
> kegelapan. Cuma yg satu tetap terang, eh yg satu udah terang jadi
> gelap lagi. He he ....itu saja koq.
> 
>   =======================
>    
>   Jano-ko
>    
>   Yang mencerahkan bangsa barat itu siapa ? silahkan dibaca
pencerahan dari jano-ko dibawah ini....
>    
>    
>    
>   HRH, The Prince of Wales, Islam And The West 
>    
>   . . . we have underestimated the importance of 800 years of
Islamic society and culture in Spain between the 8th and 15th
centuries. The contribution of Muslim Spain to the preservation of
classical learning during the Dark Ages, and to the first flowering of
the Renaissance, has long been recognized. But Islamic Spain was much
more than a mere larder where Hellenistic knowledge was kept for later
consumption by the emerging modern world. Not only did Muslim Spain
gather and preserve the intellectual content of ancient Greek and
Roman civilization, it also interpreted and expanded upon that
civilization, and made a vital contribution of its own in so many
fields of human endeavour -- in science, astronomy, mathematics,
algebra (itself an Arabic word), law, history, medicine, pharmacology,
optics, agriculture, architecture, theology, music. Averroes and
Avenzoor, like their counterparts Avicenna and Rhazes in the East,
contributed to the study and practice of medicine in
>  ways from which Europe benefited for centuries afterwards.    
>   Islam nurtured and preserved the quest for learning. In the words
of (the Prophet's) tradition "the ink of the scholar is more sacred
than the blood of the martyr." Cordoba in the 10th century was by far
the most civilized city of Europe. We know of lending libraries in
Spain at the time King Alfred was making terrible blunders with the
culinary arts in this country. It is said that the 400,000 volumes of
its ruler's library amounted to more books than all the of the rest of
Europe put together. That was made possible because the Muslim world
acquired from China the skill of making paper more than four hundred
years before the rest of non-Muslim Europe. Many of the traits on
which Europe prides itself came to it from Muslim Spain. Diplomacy,
free trade, open borders, the techniques of academic research, of
anthropology, etiquette, fashion, alternative medicine, hospitals, all
came from this great city of cities. Mediaeval Islam was a religion of
remarkable tolerance for
>  its time, allowing Jews and Christians to practice their inherited
beliefs, and setting an example which was not, unfortunately, copied
for many centuries in the West. The surprise, ladies and gentlemen, is
the extent to which Islam has been a part of Europe for so long, first
in Spain, then in the Balkans, and the extent to which it has
contributed so much towards the civilization which we all too often
think of, wrongly, as entirely Western. Islam is part of our past and
present, in all fields of human endeavour. It has helped to create
modern Europe. It is part of our own inheritance, not a thing apart. 
>    
>   -----
>    
>   David Self, 
>      
>   We are indebted to the Arabic world not only for arithmetic but
also for algebra and trigonometry. Logarithms were invented by a
mathematician called Al-Khwarizmi in the 7th century. Test tubes, the
compass and the first surgical tools were all pioneered by Muslim
inventors. A thousand years ago, it is said, Baghdad had 60 hospitals. 
>   This scientific flowering was accompanied by the establishment of
the first universities - or madrassahs. In a madrassah, the sheik or
professor taught, literally, from a chair. He was assisted by readers.
When the west eventually replicated such places of learning, we
borrowed such terms. 
>    
>   ----
>    
>   Selamat Malam WIB
>    
>   
> 
> Dana Pamilih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Sorry 
> 
> Kali saya lagi kurang menyimak sehingga tidak melihat bahwa memang
> argumen perbudakan itu cuma penjelasan historis. Kalau demikian ya
> baiklah. Ruh kesejarahan mutlak perlu dalam upaya mengerti kekinian.
> 
> Apa maksud Mia dg keputusasaan pemikiran sekuler Barat? Kalau saya
> sih melihat bahwa ada perkembangan pemikiran yg sangat luar biasa
> lompatannya setelah jaman Enlightenment di Barat itu. Pencerahan. 
> Seperti Islam yg mencerahkan bangsa jahiliyah yg bernama Arab badui
> (bedouin). Jadi dua2nya mencerahkan bangsa yg ada dalam era
> kegelapan. Cuma yg satu tetap terang, eh yg satu udah terang jadi
> gelap lagi. He he ....itu saja koq.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote:
> >
> > Kok Pak Dana jadi rada sewot...:-) Inilah tanda2 keputusasaan 
> > pemikiran sekular Barat:
> > - nggak (mau) paham sejarah makna dibalik bentuk. mba Rita lagi 
> > kasih contoh latar belakang kode etik pakaian perempuan pada masa 
> > itu - yang disalahpahami sampe sekarang - malah dibilang 
> > mendewakan 'si Umar', mba Rita dibilang syirik... loooo....?
> > - nggak boleh menggunakan argumentasi yang berkaitan dengan masalah 
> > perbudakan dalam membahas hijab. Karena jaman sekarang perbudakan 
> > seperti itu nggak boleh, jadi menganalisa keterkaitan kesejarahannya 
> > pun nggak boleh... loooo?
> > 
> > Tanda2 pemikiran fundamentalis, yang sekular maupun Islam seperti 
> > Janoko, ya sangat pesimis dalam menganalisa ruh kesejarahan.
> > 
> > Salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dana Pamilih" 
> > <dana.pamilih@> wrote:
> > >
> > > Oleh karena itu ya jangan menggunakan argumentasi perbudakan dalam
> > > membahas hijab (menutup aurat). 
> > > 
> > > Ngomong2 si Umar itu siapa sih? Orang Arab abad ke 7? Koq 
> > didewakan?
> > > Emangnya siapa dia itu? Manusia biasa kan? Masa hikayat manusia
> > > biasa di sakralkan? Syirik ini namanya.
> > > 
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <ritajkt@> wrote:
> > > >
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dana Pamilih" 
> > > > <dana.pamilih@> wrote:
> > > > >
> > > > > Apakah memang keislaman itu harus ditunjukkan dengan ciri2 
> > lahiriah
> > > > > belaka?
> > > > > Tapi yg lebih mendasar ialah apakah pembedaan status budak dan
> > > > > non-budak itu masih berlaku di jaman sekarang menurut agama 
> > Islam? 
> > > > > Dengan mengakui adanya status budak berarti tidak ada 
> > pengakuan 
> > > > > bahwa
> > > > > semua manusia sederajat. Ini bertentangan dg Islam sendiri 
> > apalagi 
> > > > DUHAM.
> > > > > Kecuali jika kita bilang bahwa di abad ke 7 masih ada 
> > perbudakan 
> > > > dan
> > > > > kalau dilihat dari ayat2 lainnya pembebasan seseorang dari 
> > status
> > > > > budak sangat disukai Allah.
> > > > > 
> > > > > Artinya pembedaan status budak vs bukan budak itu cuma 
> > insidental
> > > > > secara historis bukan paradigma Islam yg universal.
> > > > > 
> > > > > Sehingga tidak dapat digunakan utk membenarkan atau 
> > menyalahkan 
> > > > suatu
> > > > > tafsir masa kini.
> > > > 
> > > > pak Dana, soal budak ini bisa jadi perdebatan panjang, tp sy 
> > kurang 
> > > > kompeten membahas hal ini (walau secara empiris sih di jmn 
> > sekarang, 
> > > > konon,juga banyak kok "budak" --> yg belum merdeka walau hidp 
> > di 
> > > > negara merdeka, kerja rodi tiap hari tp suaranya tak ada yg 
> > > > mendengar....:((). So, ini my last posting utk hal ini, sorry.
> > > > 
> > > > Tapi ada satu hal yg saya pahami, fakta perempuan budak yang 
> > oleh 
> > > > Umar RA dilarang berbaju serba tertutup kecuali hanya wajah dan 
> > > > tangan seperti baju biarawati Khatolik itu (baju yang kini 
> > secara 
> > > > luas diklaim sebagai "busana muslimah" itu) walau si Budak 
> > beragama 
> > > > Islam, adalah fakta sejarah. 
> > > > 
> > > > Wanita pada masa itu hanya terdiri dari dua kelompok, kaum 
> > > > bangsawati (maafkan ke-ngeyel-an saya yg tidak berani menyebut 
> > > > perempuan merdeka, hla wong sampai sekarang wanita di Saudi jg 
> > nggak 
> > > > punya hak utk vote, KTP aja gak dikasih ya?..:)) dan kaum 
> > budak....
> > > > 
> > > > Bahwa perbudakan ada pada masa itu, ya, itu fakta sejarah. 
> > Apakah 
> > > > itu relevan dengan diskusi kita? Saya menganggapnya demikian, 
> > > > argumen saya ya yg tersebut diatas. Anda tentu bisa berbeda 
> > pendapat 
> > > > dengan saya, silakan saja, bukan?
> > > > 
> > > > Bahwa Islam diturunkan antara lain utk menghapus tindakan 
> > perbudakan 
> > > > itu ya. nabi SAW mengkampanyekan hal itu, baik dari Quran maupun 
> > > > melalui tindakan nyata. Dari Quran kita TAHU bahwa semua manusia 
> > > > sederajt dan perbedaan derajat itu hanya ditentukan oleh 
> > ketakwaan 
> > > > (mutaqin) seseorang, bukan hal lain.
> > > > 
> > > > Di Quran pula kita menemukan ketentuan-ketentuan yang meng-
> > encourage 
> > > > utk membebaskan budak (saya memahami ini sebagai step by step 
> > utk 
> > > > menghapuskannya). Dan bahwa pilar utama Islam adalah keadilan 
> > > > sehingga tindakan memperbudak manusia itu tidak sesuai dengan 
> > > > prinsip keadilan, dan oleh sebab itu, tentu saja, konsekuensinya 
> > > > perbudakan hrs dihapuskan, dsb. 
> > > > 
> > > > Dalam tindakan nyata, Nabi bahkan menikahi seorang perempuan 
> > budak 
> > > > dari mesir, Maria Kibtiyah, utk memerdekakannya (dan juga 
> > > > mengislamkannya, karna Maria seorang penganut Kristen). Jadi ini 
> > > > pernikahan yg sangat politis karna menjadikan salah satu 
> > tauladan 
> > > > nabi adalah membebaskan budak. cmiiw. 
> > > > 
> > > > salam
> > > > 
> > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <ritajkt@> 
> > wrote:
> > > > > >
> > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dana Pamilih" 
> > > > > > <dana.pamilih@> wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? 
> > > > > > > Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan.
> > > > > > > 
> > > > > > > Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi 
> > utk
> > > > > > > membahas issue masa kini?
> > > > > > > 
> > > > > > > Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non ....
> > > > > > 
> > > > > > Pak Dana,
> > > > > > kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang 
> > > > memakai 
> > > > > > kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita 
> > > > karena 
> > > > > > fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati 
> > > > Khatolik
> > > > > > (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah 
> > > > BUSANA 
> > > > > > MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). 
> > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > > salam,
> > > > > >
> > > >
> > >
> >
> 
> 
> 
>          
> 
>  Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke