Yang mba Mei jabarkan adalah wajah Islam yang holistik (iman, 
faith), yang 'dipasrahi' begitu saja oleh pribadi-pribadi 
pengikutnya, yang tentunya berdampak besar pada keluarga/lingkaran 
sahabat, masyarakat dst. (bottom-up)

Yang mba Chae jabarkan adalah aspek Islam yang temporal (syariat, 
beliefs), dimana wilayah publik dan hukum berdampak besar pada 
pribadi2 pengikutnya (top-bottom).

Pribadi maupun masyarakat/negara, dengan keragaman kadar iman dan 
bentuk syariatnya - bertemu dalam taqwa (true behavior, etika 
hkum/bisnis, dalam kejadian-kejadian), yang merupakan refleksi dari 
iman dan bentuk syariat.

Bahkan merenungi Aceh waktu konflik, tsunami dan pasca tsunami - 
timbullah suatu pertanyaan yang sangat2 optimistik tapi sedikit 
mistikal: apakah Aceh mungkin membangun dan berdamai tanpa tsunami? 
Jawabannya: kayaknya nggak mungkin deh. 

Maksut saya memberi contoh Aceh adalah jangankan kepercayaan dan 
syariat yang kita mengerti secara konseptual dari sudut pandang yang 
sangat rasional/manusiawi - kejadian alam yang di luar jangkauan 
kita PUN berdampak pada motivasi, perbuatan kita dan kejadian2 - 
yaitu bagaiman untuk bangkit kembali dengan lebih baik setelah 
musibah (yang telah meluluhlantakkan kita) - dan inilah hikmah.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Mei,
> 
> Memang benar bahwa pelaku diskriminatif terhadap perempuan banyak 
juga
> dilakukan oleh kaum perempuan, terutama kaum perempuan yang menajdi
> bagian dari masyarakat patriakis.
> 
> Didalam masyarakat patriakis memperlakukan suatu tindakan
> diskriminatif terhadap perempuan tidak akan menimbulkan konsekwensi
> hukum...ini yang MENJADI SANGAT BERBAHAYA BAGI PEREMPUAN KARENA 
TIDAK
> ADANYA PERLINDUNGAN TERHADAP PRILAKU DISKRIMINATIF DAN KEZALIMAN
> TERHADAP PEREMPUAN PADA MASYARAKAT PATRIAKIS.
> 
> mengapa bisa terjadi demikian?? karena prilaku diskriminatif dan
> kezaliman terhadap perempuan ini mendapatkan "PEMBENARAN" oleh 
agama
> dan budaya setempat.
> 
> Jadi Mba Mei, saya lebih cenderung mengatakan bahwa diskriminatif 
dan
> kezaliman terhadap kaum perempuan umumnya dan khususnya yang saya
> ketahui pada umat Islam lebih kepada adanya pemahaman yang salah 
akan
> tafsir agama dan bukan kepada individu per se/oknum.:)
> 
> Seperti pada contoh kasus: jilbab, poligami, waris, kepemimpinan 
dll
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamungk@> 
wrote:
> >
> > Sebenernya waktu itu saya kurang nulisnya :-)
> > Begini perlakuan 'diskriminatif' terhadap perempuan itu juga
> dilakukan oleh 
> > kaum perempuan juga terhadap perempuan lain yg dianggap berbeda.
> > Di pengajian yg banyak terdiri dari perempuan bersuami akan 
bisik2
> ngegosipin perempuan yg tidak/belum menikah.
> > Dikumpulan perempuan lajang juga akan ngegosipin perempuan 
bersuami
> yg hidupnya menjadi 'budak' suaminya.
> > 
> > Masalah 'patriarkis' bukan cuma milik Islam, tapi di semua sektor
> kehidupan memang demikian.
> > Dengan suatu alasan yg klise dan kuno bahwa ; laki2 lebih kuat, 
laki
> bekerja di luar, perempuan hanya urusan domestik.
> > Itulah yg kemudian jika tidak sesuai pakemnya, akhirnya menjadi 
runyam.
> > 
> > Semuanya berawal dari kehidupan yg kecil, di keluarga.
> > 
> > Di kehidupan keluarga yg terbiasa egaliter dan demokratis, tidak
> menafikan/tidak mendidik keras anak2nya.
> > Ada penghormatan satu sama lain.
> > Anak laki2 boleh main boneka, boleh masuk dapur. Saling tolong
> menolong, yg kuat membantu yg lemah meskipun yg 
> > lemah itu laki2. Anak laki2 nggak dimarahin kalo menangis.
> > Seorang suami juga bisa masuk dapur, perempuan juga bisa bikin 
betul
> peralatan listrik atau merakit lemari :-)
> > Ketika ia dewasa, ia membentuk keluarga sikap inilah yg akan
> dilakukan terhadap pasangannya.
> > 
> > Agama menurut saya adalah keyakinan untuk menjadi manusia yg 
baik.
> Islam penuh kasih dan sayang rahmatan lil alamin. 
> > Bukan hanya terhadap manusia [baca:perempuan] tapi kan juga 
terhadap
> seisi alam, hewan, tumbuhan, lingkungan.
> > Jika ada yg tidak sesuai dengan yg dicontohkan Islam yg harus
> dituding bukan agamanya tapi 'oknum' yg salah memaknai 
> > ajaranNya. Dan inilah yg sedang terjadi saat ini
> > 
> > salam 
> > l.meilany
> > 


Kirim email ke