--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
Ada Hukum yang bersifat umum yang "ditanam" di alam syahadah
> (universum), ini dapat dipelajari dan diungkap oleh manusia yang 
disebut hukum alam dalam istilah sekulernya. Adapula Hukum yang 
khusus yang tidak "ditanam", melainkakn hanya terjadi dalam waktu 
tertentu seperti Nabi Ibrahim AS tidak dimakan api, tongkat Nabi 
Musa AS membelah laut Merah, Nabi Isa AS dilahirkan tanpa ayah dan 
dapat menghidupkan orang mati, dan Nabi Muhammad SAW mengeluarkan 
air dari sela-sela jari. Karena Hukum yang khusus ini hanya berlaku 
dalam waktu tertentu, tidak sinambung (baca: tidak "ditanam"), maka 
ia tidak dapat dipelajari, karena salah satu syarat untuk dapat 
dipelajari proses itu harus terjadi secara sinambung. Maka 
termasuklah dalam Hukum yang khusus ini adalah para pemuda Nasrani 
yang ditidurkan Allah SWT dalam gua selama 309 tahun.

---

Pak,

Dasarnya apa kok ada hukum umum dan hukum khusus yang pake ditanam 
dan tidak ditanam segala? Bukannya hukum itu ya mestinya menjelaskan 
semua. Kalau kejadian2 mukjizat itu ya masalahnya belum terjelaskan 
saja pakai hukum umum itu, jadi gak perlu lantas dijelaskan dengan 
hukum khusus segala. Jangan2 supaya mukjizat itu tetap kelihatan 
hebatnya maka ia harus dipisahkan dari hukum umum dan dilabel 
dengan "hukum khusus", sebab nanti kalau mukjizat bisa dijelaskan 
kan jadi nggak hebat lagi. Turun pamor, dong.

Terus apa bedanya Ashabul Kahfi yang "tidur" sekian ratus tahun itu 
dengan cerita Bapak di bawah ini:

"Perisitiwa di telaga Mawang itu sebenarnya mengandung sebuah pesan 
berupa ilmu yang tersirat, yang perlu disimak, dicerna dengan 
mempergunakan akal budi. Apa yang diceritakan pengarang hikayat 
Tuanta Salamaka di telaga Mawang itu mengandung ilmu yang
tersirat, yang disajikan dalam gaya perumpamaan, yang kelihatannya
berbungkus mistik. Inilah gaya para ilmuwan nenek moyang kita."

Kenapa cerita Ashabul Kahfi harus tidak majazi alias diartikan apa 
adanya, sedangkan kisah telaga Mawang ini tersirat dan 
harus "dicerna dengan mempergunakan akal budi"?

MZ

Kirim email ke