Disini sih bukan akal tunduk pada wahyu, karena jika demikian untuk
apa akal tetap mencari "pencerahan", tapi dalam kasus ini akal di
gunakan sebagai media dalam memahami wahyu...kinerja dan peranan akal
tidak dimatikan begitu saja ketika berbenturan dengan wahyu..

seperti dalam kasus dibawah ketika akal ketika akal belum memahami
maka akal tidak langsung berhenti untuk memahami karena AKAL TAHU
BAHWA PADA SAAT ITU WAHYU BERTENTANGAN DENGAN AKAL DAN SESUATU YANG
BERTENTANGAN DENGAN AKAL SIFATNYA TIDAK BENAR...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dalam Seri 003 di bawah diperlihatkan sebuah contoh: Wahyu dalam
Al-Quran Musshaf 'Utsmaniy, yang baru dapat difahami dengan baik
jikalau mempergunakan ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan
anatomi tumbuh-tumbuhan sebagai ILMU BANTU. Demikian pula dalam Seri
455 ilmu cuaca (meteorology) dijadikan ilmu bantu untuk dapat memahami
wahyu dengan baik.
> 
> HMNA
>
__________________________________________________________________________________________________________
>
************************************************************************************************
> 
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 003. Interaksi Iman dan Ilmu, Pencemaran Thermal
> 
> Antara tumbuh-tumbuhan di pihak yang lain dengan manusia dan
binatang di pihak yang lain membentuk sistem yang dalam ungkapan bidal
Melayu lama berbunyi: Seperti aur dengan tebing, atau dalam ungkapan
modern yang canggih bunyinya: Mutualis simbiosis, suatu ekosistem
saling menghidupi dan menghidupkan. Aur yang tumbuh di tebing mendapat
zat-zat yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh. Akar-akar aur menusuk
ke dalam tanah di tebing untuk dapat mengisap zat-zat yang
dibutuhkannya itu. Di pihak yang lain tebing mendapatkan manfaat dari
akar-akar rumpun aur, tebing menjadi kuat, tidak mudah terban (tidak
pakai g).
> 
> Untuk dapat hidup, manusia dan binatang harus mengisi perut, makan
dan minum dan mengisap udara, bernafas. Tujuan makan bukan untuk
kenyang, karena itu hanya sekadar kesan saja, melainkan makan pada
hakekatnya adalah mengisi tubuh dengan bahan bakar. Dan bernafas bukan
hanya sekadar menghirup udara segar supaya tidak mati lemas, melainkan
mengisi tubuh dengan oksigen dari udara. Di dalam tubuh manusia dan
binatang terjadilah reaksi kimia yang disebut oksidasi. Reaksi kimia
ini menimbulkan panas dan proses tersebut disebut respirasi.
Demikianlah tubuh manusia dan binatang menjadi panas, dan panas ini
dipertahankan suhunya oleh suatu sistem yang musykil dalam tubuh
manusia dan binatang, yaitu sistem pengatur suhu. Menarik nafas
artinya memasukkan oksigen ke dalam tubuh, sedangkan mengeluarkan
nafas artinya membuang sampah hasil pembakaran ke udara. Sebenarnya
yang dibuang ke udara itu pada hakekatnya hanya sejenis yang berupa
sampah dan yang lain tidak dipandang sampah. Yang pertama adalah
karbon dioksida, zat asam arang, CO2. Yang kedua adalah air dalam
bentuk uap. Air yang berasal dari mengeluarkan nafas ini dapat dilihat
jika kita ada di tempat dingin. Uap air itu mengembun di udara berupa
titik-titik air yang halus, kelihatannya seperti asap putih atau kabut.
> 
> CO2 ayang dihasilkan/dikeluarkan dari tubuh manusia dan binatang
merupakan polutan, zat pencemar yang mencemarkan udara. Pencemaran
udara oleh CO2 ini bukan semata-mata dari manusia dan binatang saja,
melainkan, dan ini yang lebih banyak, berasal dari budak-budak tenaga,
energy slaves. Tidaklah berperi-kemanusiaan, jika manusia memperbudak
sesamanya manusia. Akan tetapi oleh karena pada dasarnya manusia suka
memperbudak, maka manusia memperbudak binatang, tenaga otot binatang
dimanfaatkan untuk bekerja. Setelah James Watt mendapatkan mesin uap,
maka manusia memproduksi budak-budak tenaga secara massal, yaitu
mesin-mesin yang dayanya lebih besar dari daya otot binatang. Dan
mesin-mesin ini menghasilkan CO2 jauh lebih banyak ketimbang CO2 yang
berasal dari manusia dan binatang. Sehingga sangat perlu sekali
dilaksanakan birth control terhadap budak-budak tenaga ini. Mengapa?
Oleh karena CO2 ini adalah zat pencemar yang menyebabkan terjadinya
pencemaran thermal, thermal pollution. Bumi jadi panas, suhunya naik,
es di kutub utara dan selatan mencair, air laut naik, maka terjadilah
banjir yang akan lebih hebat dari banjir di zaman Nabi Nuh AS. Dan
naiknya permukaan laut ini bukan teori omong kosong, betul-betul naik
menurut hasil intizhar atau observasi. 
>  
> Mengapa CO2 itu menjadi penyebab pencemaran thermal, informasinya
seperti berikut: Lapisan udara yang mengandung CO2 yang banyak,
menyebabkan permukaan bumi ditutupi oleh lapisan CO2. Ini menyebabkan
terjadinya efek rumah kaca. Di tempat yang beriklim dingin, jika ingin
menanam buah-buahan dan sayur-sauran yang membutuhkan suhu yang lebih
tinggi dari suhu udara luar, maka buah-buahan dan sayur-sayuran itu
ditanam di dalam rumah kaca. Gelas atau kaca adalah zat bening,
radiasi matahari yang disebut photon gampang menerobos masuk. Photom
itu memukul molekul-molekul udara dalam rumah  kaca. Getaran molekul
udara itu dipacu oleh photon itu, maka bertambah intensiflah getaran
molekul udara itu, yang membawa kesan fenomena naiknya suhu udara,
karena itulah udara bertambah panas. Kaca adalah penghantar panas yang
jelek. Maka terperangkaplah panas itu dalam rumah kaca. Photon mudah
menerobos masuk, namun setelah tenaga radiasi itu sudah ditransfer
menjadi tenaga panas dalam rumah kaca, gelombang panas tidak/kurang
mampu menerobos keluar. Inilah efek rumah kaca. Juga CO2 adalah zat
bening mudah ditembus photon. Juga CO2 adalah zat pengantar panas yang
jelek. Maka terperangkaplah gelombang panas dalam ruang antara lapisan
CO2 dengan permukaan bumi, seperti halnya gelombang panas dalam rumah
kaca.
> 
> Demikianlah seriusnya gejala alam berupa naiknya suhu di permukaan
bumi ini, atau globalisasi thermal ini, maka Allah SWT memberikan
informasi kepada ummat manusia sejak lebih 14 abad yang lalu.
Berfirman Allah SWT dalam Al-Quran, S. Yasin, ayat 80 sebagai berikut:
> -- Alladziy Ja'alalakum Minasysyajari l-Akhdhari Naaran Faidzaa
Antum Minhu Tuwqiduwn, artinya: 
> -- Yaitu Yang menjadikan bagimu api dalam (zat) hijau pohon dan
dengan itu kamu dapat membakar.
> 
> Sepintas lalu secara common sence, kita menjumpai pertentangan
antara akal dengan wahyu. Akal kita mengatakan, bahwa api itu atau
yang dibakar itu bukan dari pohon yang hijau, melainkan dari
kayu-kayuan dan daun-daunan yang kering berwarna coklat. Memang
pepohonan hijau dapat terbakar dalam bencana alam berupa kebakaran
hutan, tetapi penjelasan ini tidak relevan, karena ayat itu
menjelaskan "kamu" membakar, maksudnya dengan sengaja membakar.
Kebakaran hutan terjadi karena ketidak sengajaan. Ada kitab tafsir
yang mencoba menjelaskan bahwa ada sejenis pohon  yang dapat dijadikan
kayu bakar, walaupun masih hijau. Tetapi akal kita mengatakan bahwa
menurut qaidah bahasa Arab, bentuk mudzakkar (laki-laki) asysyjaru
l-Akhdhar dalam ayat di atas menunjuk kepada pohon secara keseluruhan,
bukan hanya sekadar sejenis pohon. Kalaulah yang dimaksud hanya
sejenis, atau sebahagian pohon, maka harus memakai bentuk muannats
(perempuan), yaitu asysyaratu l-Khadhraau. Jadi penafsiran dalam kitab
tafsir trersebut tidak/belum dapat memecahkan permasalahan adanya
pertentangan antara akal dengan wahyu. Ada yang menempuh pendekatan
majazi (kiasan, metaphor), yaitu hijau dimaknai dengan "subur"
> 
> Namun masih ada upaya lain dengan paradigma seperti dijelaskan dalam
Seri 001, yaitu akal harus tunduk pada wahyu. Kalau terjadi
pertentangan antara akal dengan wahyu, maka akal harus mengalah.
Seperti telah dijelaskan dalam Seri 001, akal membutuhkan informasi
untuk berpikir. Akal harus mengalah kepada wahyu, oleh karena dalam
keadaan yang demikian itu adalah suatu isyarat bahwa akal membutuhkan
informasi yang lebih canggih untuk dapat merujuk akal itu kepada
wahyu. Dan informasi ini bersumber dari ilmu fisika, kimia, botani
dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan.
> 
> Reaksi thermonuklir di matahari mentransfer wujud tenaga nuklir
menjadi tenaga radiasi yang berwujud sinar gamma yang menembus ke
lapisan bagian luar dari matahari. Sinar gamma itu mengalami
penyusutan energi karena menembus lapisan matahari itu. Setelah sampai
di bagian luar sinar yang telah berdegradasi energinya itu dikenal
sebagai photon, lalu memancar ke sekeliling matahari, antara lain
menyiram permukaan bumi. 
> 
> Tumbuh-tumbuhan dibangun oleh bahagian-bahagian kecil yang disebut
sel. Di dalam inti sel terdapat butir-butir pembawa zat warna. Yang
terpenting di antara butir-butir itu adalah pembawa zat warna hijau,
yang disebut khlorophyl, zat hijau daun (istilah ilmiyah dari bahasa
Yunani, Kholoros = hijau, Phyllon = daun). Khlorophyl ini menangkap
photon dari matahari dan mengubah wujud tenaga photon itu menjadi
tenaga potensial kimiawi dalam makanan dan bahan bakar hidrokarbon di
dalam molekul-molekul melalui proses photosynthesis. Dalam proses
photosynthesis oleh khlorophyl ini dari bahan baku CO2 dan air dan
photon, dihasilkan makanan dan bahan bakar hidrokarbon dan oksigen.
Selanjutnya melalui proses respirasi dalam tubuh manusia dan binatang
dan budak-budak tenaga, makanan dan bahan bakar itu dengan oksigen
dari udara berubahlah pula menjadi CO2 dan air. Demikianlah sterusnya
daur atau siklus itu berlangsung. Photosynthesis - CO2 dan air -
respirasi - makanan, bahan bakar, dan oksigen. Jadi tumbuh-tumbuhan
mengambil CO2 dan mengeluarkan oksigen. Sebaliknya manusia dan
binatang mengambil oksigen dan mengeluarkan CO2. 
> 
> Secara gampangnya Asysyajaru l-Akhdhar itu adalah pabrik makanan /
bahan bakar dan oksigen. Bahan mentahnya adalah air dan CO2. Mesin
pabrik adalah photon dan proses dalam pabrik yang mengolah air dan CO2
menjadi makanan / bahan bakar dan oksigen disebut proses
photosynthesis (sintesa atau penyusunan oleh photon). Makanan dibakar
dengan oksigen dalam tubuh manusia, oksigen dihisap dari udara,
demikian pula bahan bakar dibakar dengan oksigen dalam mesin-mesin
pabrik. Oksigen disedot dari udara. Itulah ma'na Minasysyajari
l-Akhdhari Naaran Faidzaa Antum Minhu Tuwqiduwn. Demikianlah ilmu
fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan
membantu kita untuk dapat memahami S. Yasin, ayat 80 dengan baik,
memberikan informasi yang cukup bagi akal kita, sehingga menghilangkan
pertentangan antara akal dengan wahyu.
> 
> Alhasil, jika informasi itu cukup lengkap bagi akal, akan hilanglah
pertentangan antara akal dengan wahyu. Pemakaian istilah Asysyajaru
l-Akhdhar, zat hijau pohon dalam Al Quran lebih tepat dari istilah
ilmiyah khlorophyl, zat hijau daun, oleh karena zat tersebut bukan
hanya terdapat dalam daun saja, melainkan pada seluruh bagian pohon
asal masih berwarna hijau, mulai akar yang tersembul asala masih
hijau, dari batang asal masih hijau, cabang asal masih hijau, ranting,
daun, sampai ke pucuk serta buah yang masih hijau.
>   
> Dari S. Yasin, ayat 80 itu, dengan penjelasan berupa informasi dari
ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan
sebagai ilmu bantu untuk dapat mengerti wahyu dengan baik dan jelas,
dapatlah kita lihat bagaimana pentingnya hutan. Bukan hanya sekadar
mengendalikan air di dalam tanah dan permukaan bumi, tidak banjir di
musim hujan dan tidak kering di musim kemarau. Akan tetapi, dan ini
yang lebih penting, adalah untuk terjadinya daur: tumbuh-tumbuhan
penghasil oksigen, yang membutuhkan CO2 - manusia dan binatang
penghasil CO2, yang membutuhkan oksigen. Maka terjadilah seperti yang
diungkapkan oleh bidal Melayu lama: seperti aur dengan tebing,
mutualis simbiosis.
> 
> Demikianlah uraian interaksi iman dan ilmu dalam ruang lingkup daur
CO2 dan oksigen dalam pengetahuan lingkungan khusus globalisasi
pencemaran thermal dan pentingnya hutan. WaLlahu a'lamu bishshawab.
> 
> *** Makassar, 3 November 1991
>     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> ================================
> 
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 455. Kajian Terakhir dalam Bulan Ramadhan: Gunung Awan 
> 
> Bulan suci Ramadhan sudah hampir berlalu. Bulan yang dianugerahkan 
Allah SWT sebagai pinjaman sekali  setahun  kepada para  hambaNya. 
Betapa tidak, bukankah di dalamnya terletak kewajiban puasa? Dan
bukankah ibadah puasa meningkatkan  derajat insan  dari beriman
menjadi taqwa? Taqwa yang melahirkan potensi yang dapat menumbuhkan
kemampuan untuk memelihara diri dari  segi negatifnya  kekuasaan  dan
 penguasaan.  Yaitu  kekuasaan  karena kedudukan dan penguasaan dalam
bidang harta dan ekonomi. Bukankah taqwa yang akar katanya dibentuk
oleh huruf-huruf: Waw, Qaf, Ya, berarti terpelihara ataupun menjaga
diri? Yaitu terpelihara ataupun menjaga diri dari malapetaka
melalaikan perintah  Allah dan terpelihara ataupun menjaga diri dari
malapetaka melanggar larangan Allah!
> 
> Bulan suci  Ramadhan telah ditentukan Allah sebagai sayyidu
l-ayyaam, penghulu  dari  segala  bulan,  penawar  racun  serta  bisa
 yang dikandung oleh bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan adalah perangkat
halus  yang  sangat  produktif.  Dengan  amal  yang  sedikit   di
dalamnya, Yang Maha Rahim menjanjikan pahala yang berlipat ganda.
Dikutip dari Hadits-Hadits RasuluLlah SAW, jangankan kerja  keras
membanting tulang, jangankan memperbanyak sujud dan ruku', bahkan
tidur  karena penat bagi orang berpuasa itu adalah  ibadah,  diam
tiada  kata  sepatah karena menghindari  kesia-siaan  tutur,  itu
adalah tasbih. Bila amal-amal itu bertepatan dengan Laylatul-Qadr,
yaitu salah satu di  antara  sepuluh  malam  ganjil terakhir Ramadhan,
nilai pahalanya lebih baik dari seribu bulan (83 tahun, 4 bulan).
> 
> Bulan suci Ramadhan, bukankah di dalamnya itu  dinuzulkan Al-Quran
menjadi petunjuk bagi manusia? Dan bukankah manusia itu sekaligus 
makhluq pribadi dan makhluq sosial? Allah Yang Maha Tahu 
menganugerahkan kepada  manusia  Syari'at  Islam  sebagai pedoman 
hidup untuk manusia baik sebagai makhluq pribadi  maupun makhluq
sosial. Syari'at Islam berisikan aqidah, akhlaq dan tata-cara hubungan
antara  manusia dengan Khaliqnya dalam  konteks manusia sebagai
makhluq pribadi. Syari'at Islam berisikan pedoman hidup  bagi  manusia
sebagai makhluq sosial dalam  hal kehidupan berbudaya:  berpolitik,
bersosial, berekonomi dan berilmu dalam mengelola alam sekitar. Khusus
dalam hal mengelola alam sekitar Syari'at  Islam bukan hanya sekadar
memotivasi manusia untuk mengkaji alam, akan tetapi Syari'at Islam
juga mengandung petunjuk  dalam  mengkaji TaqdiruLlah (istilah 
sekulernya:  hukum alam) yang  berlaku  di alam.
> 
> ***
> 
> Yang  berikut  ini  adalah kajian  terakhir  dalam  bulan Ramadhan.
Yaitu petunjuk Syari'at Islam dalam mengkaji terjadinya hujan dan
kilat. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi 
keotentikan): 
> -- ALMTR AN ALLH YZJY SHABA TSM YW^LF  BYNH  TSM YJ'ALH  RKAMA FTRY
ALWDQ YKHRJ MN KHLALH WYNZL MN ALSMA^ MN  JBAL FYHA MN BRD FYSHYB BH
MN YSYA^ YKAD SNA BRQH YDZHB BALABSHAR (S. ALNWR, 43), dibaca: 
> -- alam tara annaLa-ha yuzji-  saha-ban  tsumma yuallifu  baynahu- 
tsumma  yaj'aluhu-  ruka-man fataral  wadqa yakhruju  min khila-lihi-
wayunazzilu minas sama-i  min  jiba-lin fi-ha- min baradin fayushi-bu
bihi- may yasya-u wayashrifuhu- 'am may yasya-u yaka-du sana- barqihi-
yadzhabu bil absha-r (s. annu-r, 24:43). 
> 
> Beberapa terjemahan:
> -- Tidakkah engkau tahu, bahwa Allah menghalau awan, kemudian 
mengumpul sesamanya, kemudian  menjadikannya  bertumpuk-tumpuk, lalu
engkau lihat hujan turun dari celah-celahnya,  Allah menurunkan  hujan
 beku (hujan manik) dari langit dari gunung  salju,  lalu  Allah
menumpahkan air itu kepada  orang-orang  yang dikehendakiNya dan
menjauhkanNya dari orang yang dikehendakiNya. Cahaya kilatnya hampir
menyambar pemandangan manusia.
> 
> -- Hast  thou not seen that it is Allah drives  the  clouds, then 
joint them together, then piles them up sothat  thou  seest rain 
issue forth from the mids thereof? He sends down  from  the sky 
clouds  like  mountains wherein  is  hail, and He smites therewith 
whom  He  pleases,  and turns it  away  from  whom He pleases. The
flash of its lightning may well-nigh take away the sight.
>         
> -- Zie gij  niet, dat God de wolken  voortdrijft,  (en)  ze daarna 
verzamelt,  (en) ze daarna opeenstapelt, zoodat gij den regen uit haar
midden ziet voorkomen? En Hij zendt van de  wolken neder wat (als)
bergen zijn, waarin hagel is, daarmede  treffende wien  hij wil en het
afwendende van wien Hij wil; de straal van zijn bliksem neemt echter
het gezicht weg.
> 
> Sebelum pembahasan dilanjutkan akan dikemukakan  dahulu perbedaan 
terjemahan  dari "minas sama-i min  jiba-lin  fi-ha-", yaitu:  dari
langit dari gunung salju, from the sky  clouds  like mountains, van de
wolken neder wat (als) bergen zijn. 
> 
> Ha- (nya) pada fi-ha- (di dalamnya) menunjuk pada assama-u 
(langit).  Telah dijelaskan dalam seri-seri yang lalu bahwa langit
dalam bentuk mufrad (tunggal), assamaau, berarti ruang angkasa,
sedangkan  langit  dalam  bentuk jama', assama-wa-tu, berarti
benda-benda yang mengisi ruang angkasa.  Artinya  gunung itu ada di
angkasa. Gunung itu tak lain dari awan yang bertumpuk-tumpuk di
angkasa. Maka terjemahan Inggris  dan  Belanda  yang betul, bukan
gunung salju, melainkan gunung awan, the sky clouds like  mountains, 
de  wolken  als  bergen  zijn.  Hal  ini  perlu ditegaskan lebih
dahulu, oleh karena gunung awan yang disebutkan ayat (24:43)
mengandung dua hal yang penting. Pertama menunjukkan bahwa Al-Quran
itu adalah mu'jizat, oleh karena gunung awan itu baru dapat dipantau
tentang adanya, setelah orang dapat terbang di angkasa. Sebelumnya,
mana bisa gunung awan itu diketahui orang tentang adanya. Kedua, ayat
(24:43) mengisyaratkan bahwa  terjadinya  kilat  itu ada  keterkaitan
 dengan  barad(un) (hujan es, hail, hagel) di dalam awan yang
berbentuk gunung atau gunung awan itu.
> 
> Ayat (24:43), serta ilmu cuaca mengajarkan kepada kita bahwa 
terjadinya gunung  awan  itu melalui tiga tahap. Tahap pertama, awan 
itu dihalau, tahap kedua setelah dihalau lalu mengumpul, tahap ketiga
menumpuk  menjadi gunung awan di angkasa, disebabkan oleh bagian
tengahnya terangkat vertikal ke atas. Menurut  hasil  observasi puncak
gunung awan itu dapat mencapai ketinggian 8 sampai 10 km di atas
angkasa.  Dengan demikian  daerah puncak gunung awan itu mencapai
daerah dingin, sehingga turun hujan dari celah-celahnya. Ini adalah
tahap keempat. Pada tahap kelima turun barad (hujan es, hail, hagel).
> 
> Air yang membeku melepaskan panas laten (latent heat). Dengan 
demikian pada tahap kelima yaitu terbentuknya barad dari hujan air,
maka  sekitar barad itu suhunya lebih tinggi dari daerah gunung awan.
Lalu terjadilah loncatan elektron dari daerah dingin ke  daerah 
panas. Atom  yang  kehilangan elektron akan bermuatan positif dan
menjadi lebih ringan. Sedangkan atom yang kelebihan elektron akan
bermuatan negatif dan  menjadi  lebih berat. Yang bermuatan positif
yang lebih ringan bergerak ke atas, sedangkan  yang bermuatan negatif
yang lebih berat akan  bergerak ke  bawah.  Akumulasi  muatan  negatif
 ataupun  muatan   positif menyebabkan  loncatan bunga api listrik,
itulah kilat yang menyambar pemandangan  manusia.  Kilat  yang 
mencambuk   udara menjadikan  tempat cambukan itu udara menjadi hampa,
dan setelah kilat  berlalu udara bertaut kembali, ibarat biduk lalu
kiambang bertaut. Pertautan udara itu kembali menimbulkan  gelegar 
yang disebut halilintar. Dan seiring dengan itu terbentuklah ozon yang
membubung naik ke angkasa membentuk lapisan ozon yang  melindungi kita
dari gempuran fraksi sinar ultra lembayung dari sinar matahari. Insya
Allah perkara ozon ini akan dibicarakan nanti. WaLla-hu a'lamu
bishshawa-b.
> 
> *** Makassar, 24 Desember 2000
>     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> 
>
__________________________________________________________________________________________________________
>
************************************************************************************************
>


Kirim email ke