ma_suryawan memfitnah ulama:ada yang punya pikiran kotor :
Pada waktu itu orang-orang Arab mencerca habis-habisan karena beliau s.a.w. 
dianggap telah melanggar tradisi dengan menikahi bekas menantunya sendiri, 
dan para kritikus serta ulama yang punya pikiran kotor mengatakan bahwa Nabi 
s.a.w. telah memerintahkan menceraikan perkawinan Zaid dan Zainab karena 
secara diam-diam Nabi s.a.w. memang sudah jatuh cinta kepada menantunya.
------------------------------------
HMNA:
1. Saya minta pertanggungan-jawab ma_suryawan apa yang ditulisnya. Sebutkan 
siapa-siapa itu ulama yang punya pikiran kotor tsb.

2. Sebenarnya menurut para ulama, seperti berikut:
RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
"Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu."
Jawab Zainab:
"Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di
antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
menikah dengannya."
Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang
nyata." (Al Ahzab 33:36)
Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid
akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati
Zainab:
"Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku,
maka akupun tak kuasa menolaknya."
Waktu terus bergulir, namun relung-relung hati mereka berdua masih hampa 
dari cinta. Jiwa-jiwa mereka berdua selalu bertemu tanpa rasa kasih sayang. 
Kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. 
Pelaminan itu hanya menghasilkan suasana duka yang berkepak-kepak bagai 
sayap-sayap patah dan mengalirkan air mata kepedihan dari kelopak mata 
mereka. Bahtera cinta itupun terancam karam tanpa sempat berlayar menuju 
pelabuhan cinta.

Zaid bin Haritsah merasa tak kuasa mengayuh biduk cintanya. Zainab binti 
Jahsyipun tak mampu mengembangkan layar kasihnya. Dengan membawa 
relung-relung hatinya yang patah, Zaid bin Haritsah mengungkapkan hasrat 
batinnya kepada Rasulullah saw untuk menutup kisah hidupnya dengan Zainab 
binti Jahsyi. Namun RasuluLlah hanya menjawab,"Tahanlah terus istrimu dan 
bertakwalah kepada Allah." Dan tatkala saat Zaid bin Haritsah kembali 
mengemukakan keinginannya untuk mengakhiri lembar-lembar rumah tangganya 
dengan Zainab, RasuluLlah kembali menjawab," Tahanlah terus istrimu dan 
bertakwalah kepada Allah."

Tak lama kemudian turunlah ayat: "Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) 
berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rakhmat kepadanya & kamu 
juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah)," Tahanlah terus 
istrimu dan bertakwalah kepada Allah." Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan 
di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada 
manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu 
takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya 
(menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan 
bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila 
mereka telah menceraikannya." (Al Ahzab 37)
-------------------------
(*)
Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan 
munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar 
opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah 
satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW:
"Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya." Isu konyol ini juga telah 
disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang 
membenci Islam dan Kaum Muslimin

#####################################################################################################

----- Original Message ----- 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Monday, June 25, 2007 11:08
Subject: [wanita-muslimah] Kajian Khaataman Nabiyyiin => Untuk FLORA => 
menjawab "HMNA"


Kajian Tentang "Khaataman Nabiyyiin"

Kajian 1:

Firman Allah Ta'ala: "Muhammad bukanlah bapak salah seorang dari
antara kaum laki-lakimu, akan tetapi ia adalah Rasulullah dan
Khaataman Nabiyyiin [Meterai sekalian nabi]." (33:40)

Jika Anda membaca ayat-ayat sebelumnya dalam Surah al-Ahzab ini,
dapat diketahui bahwa diberikannya gelar "khaataman-nabiyyiin"
kepada Rasulullah s.a.w. adalah dalam konteks pembelaan Allah Ta'ala
terhadapnya berkaitan dengan pernikahan beliau dengan Hz. Siti
Zainab r.a., bekas menantu dan janda dari Hz. Zaid ibn Harits r.a.
(Zaid adalah anak angkat Nabi s.a.w.). Pada waktu itu orang-orang
Arab mencerca habis-habisan karena beliau s.a.w. dianggap telah
melanggar tradisi dengan menikahi bekas menantunya sendiri, dan para
kritikus serta ulama yang punya pikiran kotor mengatakan bahwa Nabi
s.a.w. telah memerintahkan menceraikan perkawinan Zaid dan Zainab
karena secara diam-diam Nabi s.a.w. memang sudah jatuh cinta kepada
menantunya.

----------------CUT--------------------

Kirim email ke