Refleksi: Tidak mengherankan apabila DPR tidak peduli dengan komperensi 
Antikorupsi. Bukankah korupsi adalah salah satu sumber pendapatan tidak resmi 
bukan saja kepada DPR tetapi juga kepada mereka yang memegang kekuasaan negara, 
jadi kalau konperensi anti korupsi dipedulikan berarti bisa mengakibatkan 
pendapatan mereka akan berkurang atau bahkan samasekali hilang. Begitulah jalan 
falsafah mereka.

Selain itu juga barangkali tidak keliru bila dikatakan bahwa sengaja konperensi 
Antikorupsi diadakan di Bali mempunyai maksud untuk menunjukkan kepada rakyat 
yang mau dibodohkan dan dunia intersional bahwa pemerintah NKRI berdedikasi 
menjalankan politk anti korupsi, cuma anti korupsi bukan nol tolerans terhadap 
korupsi. 

Sampai sejauh mana sikap pemerintah NKRI dalam maslah anti korupsi bisa dilihat 
dengan kepedulian DPR terhadap konperensi yang sedang berlangsung. Sudikah Anda 
membiarkan terus penipuan yang berlarut-larut? Bukankah penipuan yang 
dijalankan selama ini mempunyai konsekwensi memberatkan bukan saja sekarang 
bagi Anda tetapi juga bagi generasi mendatang? 

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=323949

Kamis, 31 Jan 2008,



DPR Tak Peduli Konferensi Antikorupsi


Sidharto dan Markus Tampak Sebentar, lalu Pulang 
NUSA DUA - Sesi forum parlemen dalam konferensi antikorupsi dunia di Nusa Dua, 
Bali, berjalan tanpa partisipasi anggota DPR. Meski hadir dalam acara bertajuk 
Implementing and Overseeing the UN Convention Against Corruption (UNCAC) 
tersebut, anggota Komisi I DPR Sidharto Danusubroto hanya tampak sekejap.

Tak sampai duduk di kursi ruangan konferensi di Bali International Convention 
Centre (BICC) itu, pria berjas hitam tersebut langsung keluar bersama seorang 
pria setelah mengambil makalah. "Saya diare karena salah makan," ujarnya ketika 
dihubungi wartawan. 

Wakil ketua Komisi I DPR tersebut lantas menginformasikan bahwa ada dua wakil 
DPR dalam konferensi itu. Mitranya, anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) Markus 
Silano, bahkan lebih dulu pulang pada Selasa (29/1) tanpa alasan jelas. 

Ketua Panitia Nasional Konferensi UNCAC Eddy Santoso mengungkapkan, pihaknya 
mengundang DPR secara institusi untuk hadir dalam acara tersebut. "Saya tidak 
tahu berapa yang dikirim," ujarnya.

Pakar hukum Mas Achmad Santosa mengungkapkan, DPR seharusnya peduli terhadap 
persoalan korupsi. "Tidak adanya anggota DPR yang hadir dalam forum tersebut 
sangat disayangkan. Peran DPR selama ini dalam pemberantasan korupsi sangat 
kurang, tak sebanyak eksekutif dan civil society," tegasnya.

Padahal, kata dia, peran parlemen sangat penting dalam merumuskan kebijakan 
nasional. Peran DPR justru diharapkan lebih jauh. Para anggota DPR yang peduli 
korupsi justru harus bersatu dalam sebuah kaukus untuk mendorong UNCAC dalam 
membuat kebijakan. "Sebarkan virus antikorupsi kepada anggota DPR lain," ujar 
pria berkacamata tersebut.(ein/


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke