Kronik Dokumentasi Wida:
   
   
  Renungan Bachtiar Siagian [5] *
   
   
   
   
  VII
   
   
  Yang dianggap  baik oleh yang buruk adalah keburukan itu sendiri. Jika yang 
buruk menilaimu buruk, itu pertanda kau baik. Tetapi ingatlah: jika yang buruk 
itu menilaimu baik,  itu pertanda kau buruk.
   
   
  Nusa Kambangan 1973.
   
   
  VIII
   
   
   
  Penjara adalah ruang tersempit untuk pertanyaan-pertanyaan tentang orang 
lain.Namun ia ruang terluas bagi segala pertanyaan tentang dirimu sendiri.
   
   
  Nusa Kambangan 1973.
   
   
   
  IX
   
   
  Setiap orang tentu pernah menyangkal orang lain atau pun dirinya sendiri. 
Menyangkal orang lain untuk suatu maksud yang baik adalah sukar. Tetapi 
penyangkal diri sendiri untuk maksud yang sama adalah lebih sukar.
   
   
  Nusa Kambangan , 1974.
   
   
   
  X
   
   
  Jika kau pada suatu ketika bersengketa dengan dirilmu sendiri atau pun  
berdamai dengan Aku-mu yang selalu menuntut banyak, itulah  pertanda kau hidup. 
 Tanpa itu sebenarnya kau tak ada.
   
   
  Nusa Kambangan, 1974.
   
   
   
  XI
   
   
  Besok itu selalu besok. Apa yang datang kepadamu dalam arus waktu dan ruang 
tertentu sesungguhnya bukanlah lagi sesuatu seperti yang kau bayangkan dan 
harapkan pada apa yang kau sebut besok itu.
   
   
  Yang datang adalah ke-kinian yang pasti telah berobah dari  apa yang kemaren 
kau sebut besok. Besok itu adalah ke-akanan dan keakanan adalah 
pertanyaan-pertanyaan,  ke-tak-pastian. Ke-kinian adalah pergumulan antara 
gerak hidup yang digerakkan dan menggerakkan.  Kelampauan adalah 
jawaban-jawaban, kesimpulan-kesimpulan. 
   
   
  Pada ketiganya jay selalu terlibat dan melibatkan dirimu.
   
   
   
  XII
   
   
  Oleh karena hidup dilandasi kenisbian, pastilah terdapat keganjilan pada 
suatu kegenapan. Terimalah keduanya dengan hati lapang, karena kau sendiripun 
adalah pernyataan kegenapan dan keganjilan itu.
   
   
  Nusa Kambangan,  1974.
   
   
   
  Catatan:
   
  * .  Bachtiar Siagian adalah sineas terkemuka pada zamannya. Karena menjadi 
anggota Lekra,  pemimpi manusiawi, tanpa diadili, ia bertahun-tahun dibuang 
oleh Orde Baru Soeharto di pulau pembuangan :Nusa Kambangan di mana ia menulis 
puisi-puisi  dan renungan ini. Renungan dari penjara seorang sineas.
   
   
  Dengan ini, aku pulangkan tulisan Bachtiar Siagian ini kepada keluarganya. 
Terutama kepada Bunga Siagian. Aku merasa lega sudah mencoba memelihara tulisan 
Bachtiar Siagian ini, tulisan yang dikirimkan kepadaku pada masa "puncak 
jayanya" Orba Soeharto,  kemudian  dengan ini memulangkannya kepada 
keluarganya.  Aku tahu, masih banyak lagi tulisan Bachtiar Siagian yang 
tersimpan dan belum diketahui umum. Nasib tulisan yang paralel dengan nasib 
penulisnya yang dipinggirkan di negerinya sendiri atas nama Republik dan 
Indonesia.  
   
   
  Tapi kupastikan kepada Bunga, puteri gagah Bachtiar , bahwa ayahnya bukan 
penjahat, ia seniman filem pencinta negeri dan kemanusiaan dengan mentari dan 
bulan mimpi yang tak redup.  Tak ada yang memalukan punya ayah seperti Bachtiar 
Siagian. Sebaliknya: boleh bangga karena ia setia mimpi! 
   
   
  Paris, Musim Dingin 2008
  -----------------------------------
  JJ.Kusni, pekerja biasa pada Koperasi Restoran Indonesia Paris. 

       
---------------------------------
Tired of visiting multiple sites for showtimes? 
  Yahoo! Movies is all you need


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke