Berbagai Kesusahan adalah Sebuah Kebaikan dari Allah (swt) 
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs
Zawiya Oakland USA, 26 Pebruari 2008            

 
Allahuma shalli ala Muhammadin wa ala 'ali Muhammadin wa sallam 
A`udzu billahi min asy-syaitaan ir-rajiim Bismillahir- Rahmanir- Rahiim 
Nawaytu'l-arba`iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaada, 
nawaytu's-suuuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadzal-masjid .
 
Ati` Allah wa ati` ar-Rasula wa uli 'l-amri minkum 
 
Kita lanjutkan sohbet dari pertemuan sebelumnya bahwa dalam setiap kesempatan, 
Allah swt mengirimkan kebaikan-kebaikan- Nya kepada kita. Dalam setiap 
kesempatan Allah swt  mengirimkan rahmat-Nya atas kita. Mengapa? Dan bagaimana 
kita dapat mengetahuinya? Bagaimana kita dapat tahu bahwa Allah swt memberi 
kita kehormatan dengan kebaikan-kebaikanNya itu? Benar, Allah swt memberi kita 
kehormatan dengan kebaikan-kebaikanNya secara terus menerus. Allah hanya datang 
untuk sebuah kebaikan. Kita menunggu dia untuk memulai. Kita hanya manusia, kau 
tidak ketinggalan apa-apa. 
 
Jadi, bagaimana kita mengetahui tentang kebaikan-kebaikan yang datang atas 
kita? Antara lain bahwa Allah swt tidak menghentikan kita untuk tetap bisa 
bernafas. Ketika seseorang berhenti bernafas, apakah artinya? Dia mati. Jadi 
bisa menghirup udara dan bernafas adalah sebuah kehormatan dan kebaikan besar 
yang Allah swt kirimkan, bahwa selalu ada udara yang mampu kita hirup dan 
hembuskan setiap saat. Jika itu berhenti maka kita akan mati, selesai.
 
Apa yang pertama-tama dihentikan ketika kita mati? ketika menarik nafas atau 
ketika menghembuskan nafas? Tanda pertama adalah ketika nafas keluar namun 
nafas yang baru tidak masuk. Jadi bernafas adalah ni`mat yang Allah swt berikan 
atas kita bahwa Dia merahmati kita dengan begitu banyak tarikan nafas yang 
Allah berikan kepada kita setiap hari? Apakah kalian tahu jumlah udara yang 
masuk dan keluar. Kalian mengambil oksigen dan membuang sisanya. Bagaimanakan 
tubuh dapat mengetahui bahwa gas ini oksigen dan sisanya bukan oksigen? Di 
Laboratorium, saat ini jika mereka ingin mengidentifikasikan dan memisahkan 
jenis gas (udara) dan mengeceknya, maka hal ini adalah sebuah proses besar 
untuk menentukan dan memisahkan yang mana oksigen, helium, hidrogen dan 
berbagai jenis gas lainnya. 

SubhanAllah, Allah swt memberikan kita kemampuan untuk tahu apa yang baik dan 
buruk untuk tubuh kita. Jika tubuh kita tahu apa yang baik buatmu, bahwa 
oksigen baik bagimu. Kemudian oksigen mengalir ke jantung untuk mengambil darah 
ke otak serta ke seluruh tubuh. Apakah kau pikir tubuh kita tidak tahu apa yang 
baik dan buruk? Jika tubuh kita tahu gas mana yang baik buat tubuh kita, bahwa 
oksigen baik dan bukan yang lainnya, tidakkah Allah swt juga mengetahui untuk 
memberi kita kesadaran tentang mana perbuatan yang buruk dan mana yang baik. 
Lalu mengapa kita tetap mengikuti langkah yang buruk?

Jika kita tahu, tubuh kita tahu dan jiwa kita tahu, lalu mengapa kita tidak 
menghentikan diri kita sendiri dari terjerumus ke dalam jebakan setan? Itulah 
mengapa seperti yang kami katakan sebelumnya, bahwa Allah swt menyukai 
hamba-Nya yang selalu meminta, seperti ketika seorang murid meminta dari 
seorang gurunya. Grandsyaikh Abdullah Faiz almarhum ( semoga Allah 
merahmatinya)  pernah berkata, "Jangan jadikan dirimu sebagai Syaikh, sebagai 
Ulama, tetapi jadikan dirimu sebagai seorang murid." 
 
Tidak ada Syaikh. Tiap Syaikh adalah seorang murid dari Syaikh yang diatasnya. 
Dalam tiap bidang ada Ulama-ulama dan mereka adalah murid dari Ulama-ulama yang 
ada diatas mereka namun ego tidak ingin kau menganggap dirimu seperti itu, 
bahwa engkau hanyalah seorang murid. Ego yang membuat kita terjatuh dalam 
segala jenis masalah. Grandsyaikh Abdullah qs berkata (semoga Allah swt 
merahmati jiwa beliau), bahwa "kesulitan-kesulitan datang kepada kita, adalah 
untuk mengubah diri kita, meskipun kita menerimanya sebagai 
kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang kita alami dan kita berada didalamnya, 
namun kenyataannya nantinya kesulitan tersebut berubah menjadi nikmat."
 
Dan ini memiliki makna yang besar yang harus kita pahami, bagaimana sebuah 
kesusahan menjadi sebuah nikmat. Bagaimana sebuah kesulitan menjadi sebuah 
kebaikan. Apa yang manusia katakan ketika mereka menderita sakit? Mereka tidak 
mengatakan penyakit itu sebagai sebuah nikmat atau kebaikan. Mereka 
mengatakannya sebagai kesulitan dan masalah dan mereka mencari jalan keluar 
darinya. Jadi, kesusahan atau kesulitan apapun yang datang atas kita, 
Grandsyaikh Abdullah qs katakan, "Ini adalah sebuah nikmat." 
 
Apakah yang beliau maksudkan? Maksudnya adalah bahwa karena itu adalah sebuah 
kesusahan, maka sejak kau mendapatkan kesusahan itu dan kesusahan menempel 
kepadamu, maka karena sebab itulah Allah swt akan membersihkanmu dari 
dosa-dosamu dan menjadikan kesulitan dan penderitaanmu tersebut sebagai pahala 
bagi dirimu.
 
“Illaa man taaba wa aamana wa'amila 'amalan shaalihan fa ulaa-ika 
yubaddilullaahu sayyi-aatihim hasanaatiw wa kaanallaahu ghafuurar rahiimaa”.
 
Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka 
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al Furqaan (25):70] 
 
Karena ketika kalian bersabar atas kesusahan atau kesulitan itu, maka Allah swt 
akan mengubah dosa-dosa kalian menjadi kebaikan (hasanaat). Coba kalian 
perhatikan, berapa banyakkah Umat Nabi yang tidak memiliki kesulitan? Apakah 
kau mempunyai kesulitan? Kadang-kadang. Pastilah. Kau punya kesulitan? Kita 
semua punya kesulitan. Jadi, Allah swt membersihkan keburukanmu dan kejahatanmu 
 dengan kesulitan. 

Perhatikan si Ikramullah Khan, orang berjanggut dengan pakaian tersetrika rapi. 
Kau perhatikan bahwa dia sangat tampan dengan pakaian yang tersetrika sangat 
rapi. Kita semua duduk didepan cermin setiap hari. Kalian berteriak kepada 
istri kalian untuk menyetrika baju kalian. Berapa kalikah kau berteriak pada 
istrimu, berapa kali dalam sehari kau berkata, "Mengapa kau tidak menyetrika 
bajuku!" Kau berteriak juga? Kau juga berteriak? Kau juga. Dia lebih sabar 
darimu. Kau orang Perancis.apakah kau berteriak pada istrimu?, "Mengapa kau 
tidak menyetrika baju-bajuku? " 

Mengapa kau menyetrika bajumu? Agar saat kau pergi keluar orang-orang akan 
menghormatimu dan menganggap kau tampan.  Namun sebelum pakaian-pakaian itu 
disetrika dimana pakaian itu berada? Mengapa kita harus menyetrikanya? Karena 
pakaian kita kusut. Mengapa pakaian-pakaian itu kusut? Aku bertanya kepada 
mereka di internet. Mengapa pakaian kusut? Karena pakaian itu sehabis dicuci. 
Mengapa pakaian dicuci? Karena Kotor. Mengapa pakaian kita kotor? Karena kita 
yang mengotorinya.
 
Jadi, ketika kau membuat dirimu dan egomu kotor, begitu kotornya maka kau butuh 
sebuah mesin cuci sekarang. Apakah mesin cuci itu? Ketika kau menaruh pakaian 
didalam mesin cuci, apakah yang terjadi? Mesin cuci mulai memeras dan memeras 
pakaian-pakaian itu. Kemudian apa yang terjadi? Pakaian yang keluar dari mesin 
cuci menjadi sangat kusut.
 
Kita kotor, maka untuk membersihkan diri kita sendiri, Allah swt memasukkan 
kita ke dalam mesin cuci. Mesin cuci itu akan meremas-remas kita. Kita diremas 
secara menyeluruh dan diremas lalu mengeluarkan kita. Mesin cuci membuatmu 
keluar dalam keadaan kusut namun bersih. Allah swt mengirimmu kesusahan dan 
pada akhirnya kau menjadi bersih. 

Allah swt mencintai kita. Mengapa? Karena Dia menjadikan kita sebagai bagian 
dari ummat Sayyidina Muhammad (saw). Allah swt mencintai semua Nabi namun Dia 
lebih mencintai Sayyidina Muhammad (saw) dibandingkan mereka semua. Dia 
menciptakan kita dari cahaya-Nya dan Dia menciptakan segala sesuatu demi 
kepentingan beliau. Jadi kita bersyukur, karena Allah swt tidak menjadikan kita 
bagian dari ummat nabi lain dan itu artinya Dia lebih mencintai kita 
dibandingkan ummat lainnya. 

Mereka melontarkan sebuah pertanyaan kepadaku di Noor TV: "Mengapa komunitas 
Muslim saat ini mempunyai banyak masalah?" Karena kami kotor, mereka mencuci 
kami. Kita selalu kehilangan saat ini karena kita lebih kotor dan lebih kotor 
dan lebih kotor lagi. Allah swt ingin kita menjadi bersih maka muslim 
mengalamai banyak masalah. Sang Nabi Muhammad (saw) adalah manusia yang 
sempurna dan bersih. Allah swt tidak akan mengirim kita agar bersama beliau 
(saw) dalam keadaan kotor. Jadi, Dia membersihkan kita dengan memberi kesulitan 
, dengan dengan meremas kita dan pada akhirnya kita butuh disetrika. 
Penyetrikaan bermakna bertaubat, karena kesusahan-kesusahan yang mempengaruhi 
kita, maka kita menjadi demikian kusut.Saat disetrika kita mempunyai tubuh dan 
jiwa yang lebih baik 
 
Jadi kesusahan adalah sebuah ni'mat. Manusia tidak melihatnya dari sudut 
pandang itu namun awliyaullah melihat hal tersebut dari sudut pandang itu. Sang 
Nabi (saw) berkata,  "Akulah nabi diantara para nabi dan manusia diantara 
manusia yang paling teraniaya." Dan beliaulah rasul terakhir. Perhatikan 
Sayyidina Musa (as) tersesat selama 40 tahun di gurun pasir. Allah swt 
memberitahu beliau, "Aku akan memberimu kemenangan atas Fir'aun" dan selama 40 
tahun dia tersesat. Dan selama 40 tahun Fir'aun menganiaya dan menggilas Bani 
Israel dan Sayyidina Musa (as). 
 
Sayyidina `Isa (as), mereka mengejar untuk membunuhnya. Sayyidina Muhammad 
(saw), mereka menyiksa, melempari batu dan memaki serta berusaha beberapa kali 
membunuh Nabi Muhammad saw. Sayyidina Ibrahim (as) dianiaya dan dilempar ke 
dalam kobaran api. Sayyidina Nuh (as), mereka melempari dengan batu dan 
menganiaya beliau ketika sedang membangun bahtera. 
 
Jadi, apakah kita lebih baik dibandingkan para Nabi? Allah swt mengirim 
kesusahan demi kesusahan untuk membersihkan kita. Jadi, jangan katakan saat 
kesusahan-kesusahan datang bukanlah suatu nikmat. Ucapkan, "Ya Allah, Kau 
mengirimnya dan Kau dapat mengambilnya dan aku bertaubat. Allah swt mengirim 
kesusahan agar kita bertaubat sehingga kita akan berada diposisi yang baik 
dihadapan Allah swt pada Hari Pembalasan."
 
Dan dia berkata ketika kita melakukan sebuah dosa, kita melakukannya dengan 
semangat. Ketika kita jatuh dalam kesalahan, dosa, hasrat dari ego, kita 
melakukannya dengan penuh energi. Tetapi ketika waktu shalat datang, kita 
melakukannya dengan penuh kemalasan. Berapa banyakkah orang yang tidak shalat? 
Dan Allah swt berfirman bahwa kalian harus shalat 5 waktu. Ketika orang mulai 
malas shalat, terutama shalat Fajr, solat Subuh. Ketika shalat Subuh datang, 
kita masih tidur. 
 
Para remaja berkata, "O syaikh, aku tidak bisa bangun untuk shalat Subuh. Apa 
yang harus aku lakukan?" Apa yang harus kalian lakukan? Pukuli dirimu. Dia 
berkata, "Aku tidak bisa bangun untuk shalat Subuh." Taruh jam ber-alarm. 
Beritahukan istrimu untuk membangunkanmu, karena dia shalat dan kau tidak. 
Jadi, letakkan jam ber-alarm. Mereka berkata, "Kita meletakkan jam ber-alarm 
namun kita berpaling ke posisi ini atau itu untuk mematikannya. " Jadi, segera 
setelah jam berbunyi, mereka segera mematikannya. Bukankah begitu?
 
Mengapa bagus mempunyai sebuah masjid di tiap jalan dan tiap sudut? Karena kau 
tidak bisa mematikan suara dari masjid. Ketika muadzin mulai menyerukan adzan, 
kau tidak bisa menghentikannya. Suaranya terdengar diseluruh pelosok. Kini 
setan berkata kepada manusia, "Jangan dengarkan suara azan dari masjid 
terdekat." Di negara-negara Muslim, mereka menaruh sebuah mikrofon di 
menara-menara masjid, 1 buah,  2 atau 4 buah mikrofon dimenara masjid dan 
mereka bangun, mereka menyerukan adzan dari sana. 
 
Kini, mereka meletakkan pengeras-pengeras suara namun saat shalat Subuh, mereka 
mengecilkan volume pengeras suara itu. Mereka tidak menyerukan adzan di 
pengeras-pengeras suara. Kini dibanyak negara, ini menjadi sebuah hukum tidak 
boleh mengumandangkan azan terutama subuh. Mengapa? Karena mereka tidak ingin 
membangunkan orang diwaktu Subuh/Fajr. Jadi, mereka berkata, "Aku mematikan 
alarm." Aku menjawab, "Baiklah, jauhkan posisi alarm dari tempat tidur dan 
alarm akan terus bunyi." 

Jika kalian kuatir anak-anak tidak bangun saat solat Subuh, terutama para 
remaja dan kemudian kau bangun. Maka kalian bisa membangunkan mereka. Selesai. 
Jadi itulah masalahnya. Dan itulah yang beliau katakan, Grandsyaikh Abdullah qs 
(alm), dan Mawlana Syaikh Nazim Adil qs, semoga Allah mengaruniai beliau umur 
panjang, bahwa ketika shalat Subuh kita malas.  Tetapi untuk melakukan sesuatu 
yang haram kita begitu bersemanagat  dan bertenaga. Itulah bagaimana ego kita 
memperdaya kita. Dan kemudian apa yang akan terjadi? Kita semua berada dibawah 
kesulitan-kesulitan yang begitu banyak. .
 
Itulah mengapa kita memohon, "Ya Rabbii, kami adalah hamba-hamba yang penuh 
dosa. Manusia penuh dosa. Kami memohon kepada-Mu untuk membantu kami 
menyingkirkan hasrat buruk dan Ego dari diri kita dan Kau-lah satu-satunya yang 
dapat mengambilnya, demi kepentingan Sayyidina Muhammad Sallallahu Alayhi 
Wasalam dan demi kepentingan Awliyaullah ( Para Wali/Saints ) singkirkanlah 
karakter buruk yang kami miliki dan penuhi kami dengan kecintaan beribadah yang 
lebih dan lebih, dan cinta untuk amal yang baik. Bila tidak, maka kami jatuh 
dalam perangkap setan. Kami tidak mempunyai kekuatan yang cukup, kekuatan 
datang dari-Mu, ya Allah. Tiada yang datang dari kami."
 
Aku akan menceritakan sebuah cerita dari Syaikh Nazim qs, merujuk kepada 
seorang ulama paling terkenal dalam Islam yang tidak memelihara janggut. Kau 
tahu di Mesir dan negara-negara Arab ada sebagian ulama yang sangat tinggi 
kedudukannya. Bahkan dia adalah Grand Mufti dinegara-negara Muslim tetapi 
mereka tidak memelihara janggut. Grandsyaikh Abdullah qs alm berkata, "Jika kau 
membiarkan janggutmu tumbuh, Allah swt akan membukakan kepadamu tingkat 
kewalian." Karena dia adalah seorang alim (berilmu .penerj), maka dia sudah 
siap. Tetapi Egonya tidak membiarkan dia menumbuhkan janggutnya. 

Karena jika dia tidak mempunyai jangut dan juga berambut gondrong maka dia 
dapat dengan mudah pergi ke tempat disko manapun, bukankah begitu Abu Syuaib? 
Namun ketika dia mempunyai janggut yang panjang dan topi turban dikepalanya, 
dapatkah dia pergi ke disko? Tidak bisa. Jadi, gambaran Islami ketika kau 
mengenakan janggutmu dan turbanmu, maka akan menyelamatkanmu. Itulah mengapa 
Nabi Muhammad (saw) pernah berkata, "al-ama'imu tijaan al-`arab, Tutup kepala 
turban adalah mahkota bagi bangsa Arab," Turban adalah mahkota bagi kaum 
Muslim. Mereka mempunyai banyak turban di Afghanistan. 

Tapi pastikan juga bahwa mereka tidak berambut gondrong / panjang. Sehingga 
mereka dapat melepaskan turban mereka dan mengeluarkan rambut panjangnya dan 
sedikit janggut memudahkannya pergi kemana-mana, tidak seorang pun yang tahu 
bahwa dia alim (berilmu .penerj). Dan siapa yang tidak memelihara janggut dan 
turban, apa yang kau lakukan dengan Sunnah Nabi? Kau telah membunuhnya. "Barang 
siapa yang menghidupkan Sunnahku ketika dimana-mana terdapat penyelewengan, 
Allah swt akan memberikan pahala atasnya seperti pahala 70 orang syahid." 

Ketika para Sahabat dalam keadaan sekarat, mereka  menginginkan pahala satu 
orang syahid. Sang Nabi (saw) berkata bahwa apabila terdapat penyelewengan 
dalam Ummah, seperti saat ini, maka siapapun yang menghidupkan Sunnahku, Allah 
akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala 70 orang syahid.
 
Mengapa kita tidak melakukan sunah Nabi tersebut? Perhatikan orang yang satu 
ini, MasyaAllah meskipun dia orang Perancis, namun dia memiliki topi turban dan 
janggut. Perhatikan orang ini, dia orang Amerika yang pindah agama, dia 
mempunyai janggut dan topi turban bertengger diatas kepalanya. Perhatikan orang 
itu, dia terlihat seperti orang Pakistan tapi bukan. Dia mencukur janggutnya 
tetapi dia akan menumbuhkan janggutnya sekarang. Aku menyukainya; itulah 
mengapa aku memilihnya.
 
Jadi penampilan juga penting. Seperti sebuah jam. Jika jam bekerja dari 
dalamdan baterainya bekerja, tetapi penampilan luar tidak memiliki jarum 
penunjuk, maka apakah manfaatnya? Apakah kau dapat mengetahui waktu?. Jika 
penampilan kita tidak seperti penampilan kaum Muslim, seperti penampilan yang 
ditunjukan sang Nabi (saw) dan para Sahabat, maka dia tidak seperti seorang 
Muslim. Ini seperti ketika kita kehilangan jarum-jarum jam. Dan jarum-jarum ini 
 ibarat penampilan Islami yang mengikuti sunah Nabi saw..
 
Jagalah penampilan Islami setidaknya ketika kita shalat. Orang-orang kini 
shalat tanpa penampilan Islami, tanpa tutup kepala, turban. Hal ini tidak 
mengapa selama mereka tahu akan hal itu dan mereka berusaha menjadi hamba yang 
setia kepada Allah swt. Apa yang dapat kita lakukan dimasa yang sangat sulit 
untuk mengamati hal itu dan melakukan apa yang perlu dilakukan. Tetapi 
ketahuilah bahwa Allah swt mengirim kesulitan-kesulitan ini karena kita jauh 
dari tingkah laku Islami dan Allah swt mengingatkan dan membersihkan serta 
membawa kita kembali bersih dalam Hadirat Allah swt. 
 
Kita kembali kepada cerita diatas tentang Mufti yang tidak memelihara 
janggutnya, beliau memberitahukan kepada ulama tersebut, "Jika kau menumbuhkan 
janggutmu maka kau akan menjadi seorang wali." Artinya bahwa ketika kita 
mempunyai dukungan, maka kau akan dapat membunuh setan yang bersamamu. Ketika 
kau jadi berbeda dengan orang lainnya, orang akan melihatmu, kau merasa bahwa 
kau bukanlah bagian dari tempat itu. Kau aneh dalam sebuah komunitas yang telah 
diselewengkan. 

Dia masih menumbuhkan janggutnya maka Allah swt akan memberikan dukungan 
kepadanya. Dan kita memohon kepada Allah swt untuk memberikan kita dukungan. 
Dan dia bertanya, "Apakah rendah diri (tawadhu') itu? Ma huwa at-tawadha`. 
Apakah perbedaan antara kerendah dirian (tawadhu') dan ke-Egoisan? Apakah 
perbedaan antara tawadhu' dan kesombongan? Apakah perbedaan antara tawadhu' dan 
membanggakan diri?" Beliau berkata, "Ada perbedaan yang sangat besar”. 

Kau telah dicangkok, seperti kau mencangkok sebuah pohon liar agar buahnya 
manis, bagaimana kau mencangkoknya, tawadhu' adalah saat kau dicangkok oleh 
sang Nabi (saw), yang mempunyai tingkatan tertinggi ke-tawadhu'-an yang telah 
Allah swt karuniakan kepada beliau. Itu artinya kau mewarisinya dari sang Nabi 
(saw). Ke-Egoisan, kesombongan dan membanggakan diri sendiri kau warisi dari 
Iblis. Iblis adalah yang paling sombong, paling bangga dan paling egois. Allah 
swt mendeskripsikannya ketika dia berkata, 
 
“Qaala ana khairum minhu khalaqtanii min naariw wa khalaqtahuu min thiin”.
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari 
api, sedangkan dia ( Adam as) Engkau ciptakan dari tanah". [Shaad (38):76] dan 
Allah melempar Iblis keluar." 
 
Dan Nabi Muhammad Sallallahu alayhi wasalam adalah manusia yang paling 
tawadhu', paling rendah hati. Bagaimanakah kita mengetahui hal itu? Yaitu 
karena Beliau saw diundang ketika Isra Miraj "qaaba qausaini au adnaa” – hanya 
berjarak dua busur panah atau lebih dekat lagi dihadirat Ilahi. Tidak ada Nabi 
lain yang diundang ke sana. Jadi ke-tawadhu'-an, kerendah hatian mengangkatmu 
lebih tinggi, sangat tinggi dan kebanggaan diri mengantarmu ke tingkat yang 
sangat rendah.
 
Kita memohon kepada Allah swt untuk memenuhi kita dengan ke-tawadhu'-an dan 
menjadi sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw, dan mengambil kesombongan, 
membanggakan diri sendiri dan keegoisan dari hati kita, serta menjaga kita jauh 
dengan jalan setan. Dengan cara ini kita akan sanggup menghancurkan rumah Setan 
yang dia bangun dalam hati kita dan kita akan sanggup membangun kebahagiaan, 
kedamaian dan kepuasan bersama hati kita dan membangun diri kita menjadi 
hamba-hamba yang lebih baik bagi Allah swt. Semoga Allah swt mendukung dan 
merahmati kita.Bi-hurmatil habib, bi-hurmatil Fatiha. 

Wa min Allah at Tawfiq

Wasalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com




      
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

Kirim email ke