Aku nyaris nggak pernah baca postingan satriyo (dan beberapa miliser 
lain, dengan sebab yang berbeda ), tapi kadang terbaca karena 
ditanggapin temen2. Dan setelah postingan ancaman ini, saya nggak 
akan membuka postingan atas nama satriyo ini.

Kupikir satriyo ini kelakukannya sudah membuat dirinya kafir, 
takabur dan nggak bakal meliat kebenaran.  Ini sudah terbukti dengan 
pola postingannya sekalipun kebenarannya sudah jelas, dari runutan 
postingan, misalnya diskusinya terakhir dengan DWS tentang anggota 
parlemen yang berkomentar ttg gay rights.

WM kan punya piaraan2..termasuk satriyo ini, nggak papalah 
dikandangin di WM, sesekali saja kalo lagi nggak ada kerjaan 
ngebales postingannya. Memang ada piaraan yang harmless, ada yang 
bikin kangen, ada yang bikin geregetan, tapi yang Satriyo ini bikin 
eneg sekaligus mengerikan, bahkan kepada organisasinya sendiri.  
Walaupun mengerikan, tapi ternyata pengecut juga, nggak berkutik di 
milis JP, tapi merajalela di sini. Itu sikap zalim, karena sudah 
diberi kebebasan tapi menyalahgunakan.

Bayangin PKS mempunyai pendukung lebih dari 50% yang kayak gini, 
tepatnya didompleng, sehingga misalnya kalau sudah mempunyai 
kekuasaan, demokrasi diluluhlantakkan, khilafah didirikan.  Tapi 
tentu saja ini nggak akan terjadi, karena PKS juga nggak bodo2 amat, 
dan terutama karena rakyat Indonesia masih demen dangdut.  Tapi ya 
bikin repot dan bikin negara ini susah maju.

Kalo mbak Mei mungkin bisa membedakan antara postingan Arcon dan 
Satriyo (nggak ngomongin tutur kata mereka di dunia nyata).  
Postingan Arcon adalah shock teraphy atau bumper untuk yang semacam 
Satriyo, artinya itu bukan pola diskusi Arcon yang asli - namun pola 
diskusi Satriyo memang begitu kepada semua orang  yang 
dipikirnya 'dia, atau mereka against me or us'.  Jadi yah, biarin 
aja Arcon ngeladenin Satriyo, sampe capek sendiri nggak usahlah 
dibaca, dilewatin saja.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Satriyo,
> 
> Bercanda memang harus ada batasnya. Anda melewati batas itu, karena
> becanda sambil mengancam. Di milis ini, soal ancam-mengancam memang
> persoalan yg serius, terlepas dari apakah itu dimaksudkan sbg 
becanda
> atau tidak. Let's keep it online, not offline, shall we? 
> 
> Mengapa ini dianggap serius? Pengalaman, bung!
> Karena ada pengamalan dari member2 ini dimana perseteruan di milis 
yg
> online dibawa ke offline, ada yg sekedar ingin tau spt mencari
> informasi di internet ttg nomor telepon kantor, alamat rumah, 
tanggal
> lahir dsbnya hingga yang berujung pada tindakan kekerasan. Makanya,
> identitas pribadi di milis ini sangat dijaga. Jadi kami punya 
alasan
> yg kuat mengapa mengganggap candaan anda sbg sebuah persoalan yg 
serius.
> 
> Arcon memang suka becanda yg nyakitin juga, dia juga 'nyentil' saya
> juga. Liat aja postingan reply kartini dan poligami-nya dia. Tapi
> seingat saya, dia tidak pernah melakukan ancaman atau apapun dalam
> becandaannya.
> 
> Saya juga liat posting anda soal 'kami' dan 'kita' di milis ini. 
Tiap
> milis pasti ada 'kami' dan 'kita' yg terjadi secara alamiah. Soal
> merasa dimenangkan atau tidak, ya itu sih perasaan tiap2 orang aja 
yg
> mungkin emang cari menang-kalah. Dibanding milis lain, di milis ini
> cukup 'loose' dalam berdiskusi. Moderator tidak mudah dan sering2
> "meniup peluit". Milis ini memang milis yg mirip warung kopi. Siapa
> saja boleh mampir. Mau ngobrol sambil angkat kaki (maksudnya gak 
harus
> terlalu bersopan santun atau jaim2an segala), mampir bentar ngomong
> dikit hingga diskusi serius, becanda2 gila sampai yg agak nyakitin
> (humor sarkistik? humor model ini kan memang jadi trend jaman
> sekarang) ya silakan aja... tapi tetap harus ada batas. 
> 
> Lagian, emang anda bisa bebas berkomentar spt di milis ini, di 
milis
> lain?  Saya liat, anda di milis jurnal perempuan gak banyak 
komentar
> tuh, setidaknya tidak seintensif di milis ini, padahal posting anda
> dikomentari dng sangat baik oleh mbak Gadis Arivia. Ini mungkin 
hal yg
> 'kecil' tapi mungkin tidak disadari oleh anda sendiri. Bahwa entah
> kenapa, disini anda lebih bisa bebas berkomentar. Jadi tolong 
hargai
> suasana kebebasan berekspresi yg lebih loose di milis ini. Mudah2an
> jadi pelajaran berharga utk tidak terlalu bablas dlm becanda.
> 
> 
> Ps. kalau baca postingan anda ini, anda memposisikan sbg seorang yg
> terdzalimi dan memanfaatkan 'privilege' posisi anda sbg 'korban' yg
> katanya doanya dimakbulkan. Iya sih, di awal2 kesannya 'santai aja,
> woii.." tapi akhirnya kok gitu. Kalau anda mengdikotomi 'kami' dan
> 'anda',  moderator sini sih sering banget menerima 
email2 'dampratan'
> yg ngebacanya aja cuma keluar dua kata: "Masya Allah!". Tapi
> alhamdulillah tuh, gak kepikiran utk mendoakan yg tidak2. Nge-
banned
> mereka pun tidak. Coba di milis lain, mungkin udah diapain, kali..
> 
> 
> wassalam,
> Herni
> 

Kirim email ke