/*IBRAHIM ISA*/ /*Minggu, 18 MEI 2008*/
/*DEMI PERSATUAN NASIONAL, SINGKIRKAN SEGALA KENDALA */ /*(Sambutan pada Peringatan 100th Hari Kebangkitan Nasional, dilangsungkan di Diemen, pada 18 Mei, 2008, dimana hadir lebih dari 120 orang dari masyarakat Indonesia di Holland)*/ /Saudara Ketua Sidang,/ /Saudara-saudara anggota Panitia Penyelenggara Peringatan 100th KEBANGKITAN NASIONAL, / /Para Hadirin Yang Terhormat,/ /MERDEKA!/ /Seruan yang baru kita kumandangkan bersama tadi itu, adalah seruan nasional, seruan kebangsaan Indonesia, adalah suatu seruan REVOLUSIONER; yang memaklumkan dimulainya REVOLUSI Agustus 1945. Jelas dan tegas! Yang terkandung di dalam teriakan 'MERDEKA!', yang diserukan dengan acungan kepalan tinju kanan ke atas, adalah seruan yang dikumandangkan ke angkasa Nusantara oleh jutaan rakyat Indonesia, dengan senyaring-nyaringnya serta gegap gempita, - --- adalah manifestasi semangat nasional yang progresif revolusioner. / /Seruan MERDEKA membesarkan hati kita, hati rakyat Indonesia, tetapi menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan, kepanikan dan kemarahan di kubu kolonialisme, imperialisme dan kekuatan lama yang hendak kembali ke TEMPO DOELOE, periode kolonialisme Hindia Belanda, periode penindasan sewenang-wenang, pemerasan dan penghinaan kekuasaan asing yang angkara murka, terhadap bangsa kita. / /Seruan Merdeka itu, sekaligus merupakan seruan PERSATUAN dan MEMPERSATUKAN! Seruan yang mencerminkan kebulatan kehendak, kemauan yang lebih keras dari baja semua kekuatan anti-kolonialisme untuk kemerdekaan bangsa dan negeri. / /Namun, kita semua menyadarinya, bahwa semangat persatuan tsb bukan secara kebetulan tiba-tiba muncul begitu saja. Lahir dan tumbuhnya kesadaran dan semangat persatuan bangsa, melewati proses bertahun-tahun lamanya. Suatu semangat dan kesadaran nasional yang dibangun, dimulai, dikonsolidasi dan dikembangkan dengan susah payah, ditengah-tengah perjuangan kongkrit dan sengit , melawan opresi, pemenjaraan dan pembuangan ke Boven Digoel, Pulau Banda, Bengkulu atau dibuang keluar negeri, yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. / /Beliau-beliau yang memprakarsai dan memberikan pendidikan kesadaran kebangsaan itu adalah pendahulu-pendulu kita, adalah para founding fathers of our nation, seperti Dr Wahidin Sudiro Husodo, HOS Tjokroaminoto, Alimin, Sukarno, Hatta, Tan Malaka, Syahrir, Wage Rudolf Supratman, Husni Thamrin, Amir Syarifuddin, Sudirman, Moh. Natsir, Ki Hadjar Dewantara, Dr J Douwes Dekker, Siauw Giok Tjhan dan banyak lainnya lagi. / /Semangat dan kesadaran berbangsa ini, berkembang dan menjadi besar serta kuat, berlangsung melalui pengorbanan yang tidak kecil, seperti pada pemberontakan nasional pertama melawan kolonialisme Belanda pada tahun 1926-1927 yang berlangsung di Banten, kemudian disusul di Sumatra Barat. Dan pada pertempuran heroik melawan tentara Inggris, Oktober/ November 1945 di Surabaya./ /Proses bangsa ini memiliki kesadaran dan mengalami kebangkitan nasional ditandai a.l. yang terpenting oleh pendidikan politik oleh Bung Karno yang sedang diadili oleh pengadilan kolonial Bandung, ketika mengucapkan pidato pembelaan beliau berjudul 'INDONESIA MENGGUGAT'. Pidato Bung Karno di muka pengadilan kolonial di Bandung , yang adalah halilintar yang menyambar menghantam kolonialisme itu, adalah gugatan total yang memanifestasikan hati bangsa. Pidato Bung Karno INDONESIA MENGGUGAT, berisi fakta-fakta kongkrit kekejaman kolonialisme Belanda terhadap bangsa kita. Dengan demikian merupakan pendidikan politik dan kesadaran nasional, suatu imbauan perjuangan dan persatuan nasional yang progresif, yang efektif dan tak ternilai serta historis, bagi para kader serta pejuang kemerdekaan, baik yang berpartai maupun yang tak terikat dengan parpol manapun. Yang telah membuka hati dan fikiran masyarakat luas bangsa./ /Kekuatan persatuan nasional inilah yang telah membawa bangsa kita ke pintu gerbang kemerdekaan nasional, yang telah menegakkan negara REPUBLIK INDONESIA. Proses lama kebangkitan nasional ini, pada suatu pagi cerah tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan REPUBLIK INDONESIA MERDEKA./ /* * */ /Semangat yang mendobrak kekuasaan lalim, telah menghapuskan nilai-nilai dan tatakrama lama yang telah usang, yang sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kekinian dan kemajuan zaman. Semangat dan kesadaran ini telah melahirkan dan menegakkan yang baru, yang modern, yang memberikan jawaban sesuai kepentingan fundamental bangsa dan tanah air. / /Proses sejarah, adalah pelajaran yang tak ternilai artinya bagi hari depan bangsa dan negeri Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Itulah sebabnya, mengapa kita pada hari ini, mengenangkan kembali, memperingati dengan khidmat 100th Hari Kebangkitan Nasional. Mengenal sejarah bangsa sendiri, serta menarik pelajaran yang sesuai daripadanya, adalah luar biasa pentingnya, pada saat kita mengahadapi begitu banyak kendala, dalam mars jauh menuju Indonesia yang bersatu, maju, adil dan makmur. / /Hari mulya dan historis ini telah menjadi warisan dan milik-sah seluruh rakyat. Oleh karena itu setiap anggota nasion ini, setiap orang Indonesia yang di dalam dada dan hati sanubarinya berkobar semangat cinta tanah air, bangsa, keadilan dan kemakmuran, BERHAK MEMPERINGATINYA dengan mencantumkan nama PERINGATAN 100th KEBANGKITAN NASIONAL. / /Hadirin Yth.,/ /Ketika kita bersama memperingati 100th Hari Kebangkitan Nasional, pada saat itu kita menoleh ke sejarah bangsa kita, pada masa awal kebangkitan kesadaran berbangsa, saat ketika bangsa ini menemukan identitasnya, sebagai bangsa baru, ---- / /s e n g a j a hendak saya tekankan dan tegaskan, bahwa semangat, hasrat dan seruan Merdeka pada Revolusi Kemerdekaan 1945 itu, intisarinya adalah semangat dan jiwa REVOLUSIONER, yang bersatu demi tujuan bersama. Jiwa dan semangat yang sejak berkuasanya Orde Baru, telah terlupakan , atau diberi isi yang bertentangan dengan tujuan bersama tsb. Hal mana berarti melupakan sejarah yang benar, yang tidak direkayasa oleh penguasa. Sejarah mengenai kebangkitan kesadaran berbangsa, jelas-jelas adalah tak terpisahkan dengan lahir dan berkembangnya fikiran maju, ide-ide progresif, yang revolusioner. Yang berhasrat dan punya tekad untuk menjungkir-balikkan sistim sosial-politik tak adil di bawah kekuasaan penjajahan asing, untuk mengakhiri penindasan dan pemerasan, serta menegakkan kebenaran dan keadilan./ /Adalah semangat revolusioner seperti itu, yang telah menjadikan kita suatu nasion yang merdeka. Tanpa semangat dan jiwa revolusioner seperti yang termanifestasi dalam Revolusi Agustus 1945, kita tak akan berhasil menjadikan berbagai suku bangsa yang mendiami negeri ribuan pulau kelapa ini, menjadi suatu NASION INDONESIA yang bersatu-padu dari Sabang sampai Merauke. INDONESIA, adalah suatu bangsa baru yang lahir dari kehendaknya sendiri, serta melalui perjuangannya sendiri./ /* * */ /Patut menjadi perhatian kita semua, bahwa dewasa ini, khususnya sejak mengendurnya, sejak 'jalan di tempatnya' gerakan Reformasi, ---- sejak itu, horizon dan dunia pemikiran kita dikontaminasi oleh ide-ide usang, seperti ide atau pandangan yang ditandai oleh 'revolusi-phobi', yang 'progresif phobi', yang 'revolusioner phobi'. Penyebar kontaminasi tsb, dirinya sendiri khawatir dan takut revolusi, lalu menakut-nakuti orang lain dengan 'momok revolusi'. Segala sesuatu yang berbau revolusi dan revolusioner dicap sebagai sesuatu yang buruk dan harus dijauhi dan ditakuti, dikatakan hal itu tak berperikemanusiaan. Revolusi, fikiran revolusioner difitnah sebagai penyebab dari segala bencana. Bukankah ini menegasi kenyataan bahwa di dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan kehidupan alam semesta, berlaku hukum alamiah, tentang kesatuan antara EVOLUSI dan REVOLUSI. Bahwa revolusi itu adalah kelanjutan yang wajar dari evolusi. Terlepas dari kemauan serta kehendak, apalagi rekayasa individu atau kelompok di dalam masyarakat. Bila syarat-syaratnya telah hadir revolusi pasti akan berlangsung menurut hukumnya sendiri. Hukum dari hancurnya yang usang dan lahirnya yang baru./ /Pernah bisa dibaca di media, bahwa 'revolusi' itu dikatakan bertentangan dan anti-religi. Segala sesuatu yang revolusioner dan progresif itu, dicap dan divonis sebagai dosa, sebagai sesuatu yang haram. Padahal Jesus Kristus pada zamannya menyebarkan agama Kristen yang berlawanan dengan tatakrama dan nilai-nilai kekuasaan sewenang-wenang kerajaan Romawi Raya. Demikian pula pada zamannya, Nabi Muhammad menegakkan dan menyebarkan Islam, mengajarkan sesuatu yang berlawanan dan menentang orde dan nilai-nilai usang yang berlaku pada zaman jahiliah di Jazirah Arab dan sekitarnya. Ajaran Nabi Muhammad telah menjungkir balikkan segala pemikiran dan tata-hidup usang dan tak adil yang berlangsung ketika itu. / /Maka, kiranya tidaklah berdosa untuk mengatakan bahwa Nabi Isa Alaihissalaam dan Nabi Muhammad SAW adalah tokoh-tokoh yang pada zamannya adalah progresif dan revolusioner, yang berani tampil mendobrak yang lama dan usang dan menegakkan yang baru dan adil pada masanya. Kedua nabi tsb adalah penyebar ajaran-ajaran progresif revolusioner ketika itu. Karena intisarinya mendobrak dan merombak yang lama yang tak adil, dan menegakkan yang baru, menegakkan keadilan, mengadakan pembaruan dan pencerahan dibidang pemikiran./ /Sungguh adalah memutarbalikkan perkara, seperti apa yang dilakukan oleh mereka-mereka, yang tanpa berkedip-mata, telah menyebar maut, memberlakukan kekerasan dan tangan besi kriminal terhadap hampir 3 juta rakyat Indonesia yang tak bersalah. - - - - tetapi, dewasa ini, mereka-mereka itu malah paling santer mengkhotbahkan dimana -mana dan kemana-mana, agar bangsa ini menjauhi diri dari revolusi. Karena revolusi itu, kata mereka, adalah kekerasan adalah maut, yang akan membawa bangsa ini ke jurang kehancuran! Suatu kemunafikan yang tak ada bandingannya. / /Fakta dan peristiwa sejarah telah dicatat, dan akan dicatat ulang dan pasti terus dicatat serta mengungkap fakta dan segi-segi baru tak henti-hentinya, apa adanya mengenai revolusi. Dengan demikian catatan sejarah itu akan terus bertambah lengkap dan luas. Yang palsu dibongkar dan yang benar diungkap serta ditegakkan. Setiap patriot dan pejuang kemerdekaan Indonesia, tak akan lupa, bahwa lahir dan populernya seruan MERDEKA di awal dan sepanjang periode Revolusi Kemerdekaan Indonesia, di seluruh Nusantara, adalah salah satu faktor yang penting sekali, salah satu unsur revolusioner yang mengobarkan dan mempertahankan semangat bersatu dan berjuang demi kemerdekaan bangsa dan tanah air. / /Seruan Merdeka yang maju dan revolusioner itu, lahir secara nasional, pada saat REVOLUSI AGUSTUS 45, pada hari Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan ke seluruh dunia, oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Gelombang revousioner yang membeludak menghancurkan kolonialisme pada periode REVOLUSI AGUSTUS 1945, di satu fihak seperti badai taufan yang menerpa kolonialisme, dilain fihak adalah bak musik simfoni dan paduan suara indah merdu yang berkumandang di negeri kita, menghiasi perjuangan bangsa ini. / /Maka tidak pada tempatnya kita menjadi takut terhadap revolusi, gemetar terhadap fikiran revolusioner. Karena kesadaran berbangsa, kebangkitan jiwa nasional itu sendiri adalah suatu yang revolusioner, yang menjebol fikiran lama di bawah kekuasaan kolonialisme asing, menegakkan fikiran baru, berani merdeka dan berani berdiri di atas kaki sendiri./ /Para hadirin yth./ /Adakah yang bisa membantah, bahwa, tanpa semangat revolusioner 17 Agustus 1945 yang dicetuskan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia, -- kita tidak mungkin bisa bertahan sedetikpun menghadapi musuh-musuh kemerdekaan yang angkara murka itu. Bisakah orang membantah, bahwa adalah semangat kebangsaan yang revolusioner itulah yang akhirnya mengantarkan bangsa dan negeri ini ke pintu gerbang kemerdekaan nasional. / /'Merdeka, merdeka, sekali merdeka tetap merdeka'. 'Merdeka atau Mati'. Itulah antara lain slogan dan seruan-seruan revolusioner yang sekali-kali jangan kita lupakan, yang api dan semangatnya harus dipelihara terus, demi haridepan bangsa dan negeri ini. / /Bicara tentang kesadaran dalam proses kebangkitan nasional yang dicetuskan dan dirintis oleh para founding- fathers of the nation, saya hendak mengundang hadirin untuk berhenti sejenak pada nama KI HADJAR DEWANTARA. Jika mendengar nama Ki Hadjar, yang nama aslinya adalah Raden Mas Suwardi Soerjoningrat, kebanyakan orang mengkaitkannya dengan perguruan Taman Siswa, dengan jabatan Menteri PDK yang pernah diembannya, dengan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei. / /Mungkin tak banyak yang menghubungkan nama beliau dengan sebuah partai politik periode awal kebangkitan nasional, yaitu PARTAI INDONESIA. / /Ki Hadjar Dewantra (02 Mei 1889 - 26 April 1959), pada masanya amat terkenal disebabkan oleh a.l tulisannya: 'Seandainya Aku Seorang Belanda' , 20 Juli, 1913 -- < judul aslinya dalam bahasa Belanda : 'Als ik eens een Nederlander was'>. Tulisan beliau ini benar-benar memberikan pendidikan pada pembacanya dengan semangat kebangsaan dan kemerdekaan. Meskipun pada awalnya artikel itu beliau tulis sebagai protes keras terhadap rencana pemerintah kolonial Hindia Belanda ketika itu, untuk merayakan 100th Belanda bebas dari penguasaan Perancis, dengan mewajibkan semua 'inlander' ikut membayar ongkos pesta tsb./ /Yang ditulis oleh Ki Hadjar antara lain, berbunyi sbb: (terjemahan dalam bhs Indonesia)/ /"Sekiranya aku seorang Belanda aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan dinegeri yang kita sendiri telah rampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si 'inlander' memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa 'inlander' diharuskan ikut mengongkongsi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingan sedikitpun". / /Protes Ki Hadjar terhadap pemerintah Hindia Belanda, telah mengungkap eksploitasi sumber-sumber alam Indonesia dan pemerasan terhadap rakyat pekerja Indonesia, serta diskriminasi pemeritah terhadap kaum 'pribumi', pemilik yang sesungguhnya dari negeri ini. Untuk berjuang lebih efektif, bersama Dr Ernest Douwes Dekker (Dr Setiaboedhi) dan Dr Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hadjar Dewantoro, dalam bulan Desember 1912, mendirikan PARTAI INDONESIA. Untuk pertama kalinya sebuah partai di Indonesia yang mencantumkan Indonesia merdeka, sebagai tujuan akhir dari sebuah partai politik di Hindia Belanda./ /Reaksi pemerintah kolonial Belanda, sewenang-wenang dan kejam. Ki Hadjar dibuang ke pulau Banda. Dr Douwes Dekker dan Dr Tjpto Mangoenkosoemo yang membela Ki Hadjar serta mengecam tindakan sewenang-wenang pemerintah Hindia Belanda, membuang Ki Hadjar ke pulau Banda, juga mengalami nasib yang sama. Juga mereka berdua dibuang ke pulau Banda. Atas tuduhan melakukan provokasi dan manipulasi, menghasut masyarakat untuk melawan pemerintah./ /* * */ /Di sini, hari ini, dalam rangka memperingati 100th Hari Kebangkitan Nasional, agak disoroti tokoh nasional patriotik, Ki HADJAR DEWANTARA. Mengapa? Sebabnya, ialah, karena ada kekhususannya. Yaitu kekhususan yang terletak pada usaha dan kegiatan serta perjuangan Ki Hadjar Dewantara, dalam rangka menanamkan kesedaran berbangsa, , keadilan dan kemerdekaan tanah air dan bangsa, yang hal itu d i p a d u k a n , dikordinasikan dengan usaha dan kegiatan di bidang pendidikan mengenai keanekaan bangsa Indonesia. Betapa luasnya horizon dan tajamnya pandangan dan pemikiran Ki Hadjar. Beliau dengan jeli melihat eratnya perjuangan politik dengan masalah pendidikan bangsa sesuai tujuan partai. / /Arti amat penting dari didirikannya PARTAI INDONESIA (Desember 1912), ialah bahwa, hal itu merupakan selangkah maju lagi, sesudah didirikannya Boedi Oetomo 4 tahun sebelumnya (20 Mei 1908). Arti penting didirikannya Partai Indonesia, yang mencantumkan tujuan Indonesia merdeka sebagai tujuan politiknya, serta menanamkan kesadaran bahwa bangsa Indonesia, nasion Indonesia itu, terdiri dari pelbagai unsur suku bangsa, termasuk unsur turunan asal asing, seperti halnya salah seorang pendirinya yaitu, Dr Ernest Douwes Dekker. / /Tak dimaksudkan di sini untuk membicarakan kapan persisnya bisa dikatakan kebangkitan kesadaran nasional itu dimulai. Apakah itu pada tanggal 20 Mei 1908 ketika Boedi Oetomo didirikan, ataukan pada hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Biarlah itu menjadi bahan penelitian dan studi di waktu mendatang. / /Yang hendak ditekankan di sini, ialah jelas sudah adanya visi dan benih pandangan ide falsah kebangsaan yang kita kenal kemudian sebagai BHINNEKA TUNGGAL IKA, pada sekitar lahirnya Partai Indonesia yang didirikan oleh Ki Hadjar dan Douwes Dekker./ /Menarik untuk menyimak yang dinyatakan oleh Prof. Dr Willem Ferederik Wertheim, yang bicara mengenai falsafah Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika, tulis Wertheim, 'means 'unity in diversity', is the official motto of the Indonesian Republic. It expresses a strong desire, not only among political leaders but among broad layers of the population as well, to achieve unity despite the heterogeneous character of the newly built state. This common will presupposes, in its turn, the existence of common cultural characteristics underlying the apparent heterogeneity. / /Terjemahan bebasnya kira-kira demikian: 'Bhinneka Tunggal Ika berarti 'kesatuan dalam perbedaan ', merupakan motto resmi Republik Indonesia. Motto itu menyatakan kehendak kuat, tidak saja terbatas di kalangan pemimpin-pemimpin politik, tetapi juga di lapisan luas penduduk, --- untuk mencapai persatuan, meskipun adanya sifat heterogen dari negara yang baru tsb. Kehendak bersama ini, pada gilirannya memprasyaratkan keberadaan karakteristik budaya bersama yang mendasari heterogenitas yang tampak'./ /Seperti diketahui, Dr Ernest Douwes Dekker adalah cucu Jan Douwes Dekker, abang dari Eduard Douwes Dekker, penulis besar Belanda buku klasik terkenal: MULTATULI. Tidak kebetulan bahwa turunan Multatuli ini adalah salah seorang pendiri Partai yang memperjuangkan berdirinya nasion dan kemerdekaan Indonesia. Tanpa disebut dan dirumuskan falsafah Bhinneka Tunggal Ika telah ditrapkan oleh Ki Hadar Dewantara dan Eernest Douwes Dekker yang turunan Belanda itu. Sehubungan dengan ini, kita juga mengenal tokoh-tokoh warganegara Indonesia, asal etnis Tionghoa yang dalam kehidupan dan kegiatan politiknya telah secara konsisten mentrapkan falsafah Bhineka Tunggal Ika, seperti Siauw Giok Tjhan, Yap Thiam Hien, Tjoa Sek Ien, Oei Tjoe Tat, dan banyak lainnya./ /Hadirin Yth.,/ /Menghadapi tantangan globalisasi dewasa ini, menghadapi ancaman separatisme serta ancaman aliran religi yang ekstrim dan fundamentalis, apakah taraf kesadaran berbangsa nasion ini pada saat dan detik ini, betul berada di taraf terrendah?Bahwa bangsa ini nyaris sudah berada di jurang kehancurannya? Yang akan menjadikan bangsa dan negeri ini berkeping-keping seperti bangsa Yugoslavia, atau seperti bangsa-bangsa dan negeri Uni Sovyet? Sampai-sampai, antara lain Ulil Abshar Abdalla, salah seorang tokoh cendekiawan muda Muslim dari kelompok Islam-Liberal melemparkan pernyataan dan pertanyaan: Melihat perkembangan di Indonesia saat ini, ada perasaan frustasi yang menyayat-nyayat dalam diri saya. Apakah Indonesia masih bisa ditolong?/ /Nasion berjuang ini adalah bangsa yang punya pandangan optimisme positif. Berdasarkan pandangan ini serta pengalaman sejarahnya sendiri, maka dengan pasti jawaban yang logisnya diberikan adalah: TIDAK! Negeri dan bangsa ini tidak akan berkeping-keping. Karena bangsa ini lahir dari suatu proses perjuangan yang panjang, yang atas dasar kesadaran dan kehendak sendiri, yang terdiri dari pelbagai suku-bangsa dan budaya, bersatu padu menjadi suatu nasion, suatu bangsa yang sadar akan kebangsaannya dan sadar akan kehenknya untuk berlawan terhadap kekuasaan asing yang menguasai negeri ini berabad-abad lamanya. Ini samasekali berbeda dengan keadaan bangsa-bangsa Jugoslavia atau Rusia Tsar yang kemudian menjadi Uni Sovyet, yang kemudian porak-poranda. Bangsa- bangsa yang keberadaanya diregisir dari suatu pusat kekuasaan./ /Bangsa Indonesia, nasion Indonesia, lahir dan terbentuk, terkonsolidasi menguat, dalam proses perjuangan panjang dari bangsa itu sendiri./ /Tetapi dewasa ini juga menunjukkan bahwa urusan besar negara tidak dikelola dengan baik. Kita kembali bicara mengenai masalah pendidikan agar bangsa ini selalu memperkokoh kesadaran berbangsa. Situasinya sangat memilukan. Pada permulaan bulan Mei 2008,, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, telah berlangsung unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah besar pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta. Mereka menggugat salah urus pemerintah mengenai masalah pendidikan nasional. Dalam aksinya secara teaterikal para pelajar dan mahasiswa itu memeluk patung Bapak Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, di halaman Perguruan Taman Siswa./ /Dengan cara itu para pelajar dan mahasiswa mengadukan nasib buruk pendidikan nasional Indonesia yang mengkhawatirkan itu. Mereka minta perhatian pemerintah, karena pendidikan nasional Indonesia saat ini sudah jauh dari apa yang dicita-citakan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan sudah bersifat kapitalis dan semakin diukur dengan uang. Mereka berseru: “Komersialisasi dan liberalisasi pendidikan harus dihentikan. Karena akan mengakibatkan rakyat tidak mampu dan tidak bisa mengeyam pendidikan murah"./ /* * */ /Ingin sedikit saya tuturkan pengalaman ketika berkunjung ke Indonesia, pada periode awal pemerintahan Presiden Adurrahman Wahid, yang bagi saya mengandung pelajaran penuh arti./ /Atas prakarsa sahabat Hardoyo (sekarang almarhum),dengan dukungan Amin Aryoso, pimpinan fraksi PDI-P di MPR ketika itu, serta kepedulian sementara sahabat, telah berlangsung tukar fikiran. Diantaranya hadir Jusuf Isak, dan sementara sahabat serta kenalan yang kebetulan ada di Jakarta ketika itu. Diskusi yang mengambil tempat di rumah Amin Aryoso di Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta, terpusat pada situasi aktuil ketika itu. Diajukan pertanyaan sbb: Bagaimana selanjutnya dengan gerakan Reformasi yang telah mampu menggeser Presiden Suharto, serta secara formal, telah mengakhiri periode rezim Orba yang otoriter, anti demokratis dan melanggar hak-hak warganegara dan politik rakyat? Apa yang diperlukan oleh bangsa kita dewasa ini. Bagaimana bangsa ini bisa mampu mengatasi kesulitan riil serta tantangan kekuatan-kekuatan yang hendak mengerem proses Reformasi dan Demokratisas. Bagaimana memantapkan gerakan Refromasi dan Demokratisasi. / /Dikemukakan tentang perlunya bangsa ini memiliki dan mengembangkan ideologi nasional yang mantap serta mampu membangun kembali persatuan bangsa serta mengkonsolidasinya, untuk maju ke depan. Diajukan fikiran bahwa falsafah dan politik yang bisa mempersatukan kembali bangsa ini, sebagaimana halnya ketika kita memproklamasikan kemerdekaan dan berjuang untuk mempertahankannya, tak ada lain selain Ajaran-ajaran Bung Karno. Kongkritnya terpusat pada Pancasila, seperti yang disampaikan dalam pidato Bung Karno 1 Juni 1945, beserta serentetan tulisan-tulisan dan pidato beliau sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebagai satu-satunya visi yang bisa mempersatukan mayoritas bangsa kita untuk mengatasi kesulitan. Bangsa ini benar-benar memerlukan suatu ideologi nasional yang maju, yang progresif, yang bisa diterima mayoritas terbesar bangsa./ /* * */ /Kini beberapa tahun telah berlalu, ---- Apa yang dibicarakan itu ternyata masih tetap relevan, nyambung dengan situasi kini dan apa yang disampaikan oleh sahabat Joesoef Isak, baru-baru ini, kepada saya sbb: / /Yang pegang copyright sebenarnya atas rumusan 20 Mei 1908 sebagai "Hari Kebangkitan Nasional" adalah Bung Karno -- dan kita semua meng-iyakannya, tiap tahun diperingati dan dirayakan. Bung Karno telah memberikan isi politik kongkrit pada Kebangkitan Nasional. Dalam gerakan politik untuk membangkitan kesadaran politik rakyat, instrumen utama Bung Karno, adalah aksi-massa dan massa-aksi. Bung Karno benar dan berhasil membangkitan kesadaran politik rakyat, dan lebih lanjut lagi berhasil memobilisasi aksi-massa dan massa-aksi untuk merebut dan menegakkan kemerdekaan. Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 dan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 mengandung moral dan message yang sama : yaitu PERSATUAN NASIONAL. Hanya dengan PERSATUAN NASIONAL kita bisa menegakkan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan itu, memelihara keutuhan wilayah merdeka itu. Lebih lanjut lagi hanya dengan PERSATUAN NASIONAL bisa kita selenggarakan kerukunan nasional dan kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat. PERSATUAN bukan asal PERSATUAN! Bukan semata-mata persatuan antara seluruh masyarakat nasionalis saja, tetapi suatu persatuan yang merupakan -- samenbundeling van alle revolutionaire krachten. Tidak bisa melakukan persatuan dengan golongan yang punya agenda hanya mau memakmurkan selapis elite saja, golongan yang mau memakmurkan diri dengan tergantung pada kapitalisme global dan chauvinis. / /* * */ /Pada saat kita mengadakan peringatan Seabad Kebangkitan Nasional, kita tidak bisa dan tidak boleh menutup mata terhadap realita yang ada dihadapan bangsa dewasa ini. Perkembangan belakangan ini di tanah air, sungguh tidak menggembirakan. Reformasi yang pada awal gerakan begitu gegap gempita sehingga bisa menyingkirkan presiden Suharto dari jabatannya, tampak mandek, 'jalan ditempat'. Telah berlangsung restorasi kultur politik Orba yang sudah bangkrut itu. Kenaikan harga BBM berturut-turut terus mengancam peri kehidupan rakyat. Kecuali harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari meningkat terus, pengurusan peri kehidupan di kota-kota besar, sedang dan kecil juga banyak soal. Kemacetan lalu-lintas tidak membaik, listrik untuk keperluan kegiatan ekonomi dan kehidupan sehari-hari sering mati. Kecuali itu setiap musim penghujan bencana banjir selalu minta korban besar dari kalangan rakyat kecil. Lumpur Lapindo, produk dari keserakahan atas sumber minyak mentah yang tidak terkendalikan, yang telah membikin rakyat Sidoardjo dan sekitar begitu menderita, masih belum ditangani dengan baik. / /Kasus pembunuhan Munir masih belum jelas pengurusanya. Penanganan korupsi hanya terbatas pada teri dan yang sedang-sedang saja. Yang kakap dibiarkan ngakap terus. Koruptor semasa Orba masih dengan aman dan santai menikmani hasil curiannya./ /Setelah 10th peristiwa Prahara Mei 1998; terjadinya penjarahan, pembakaran dan pemerkosaan, masih menjadi teka teki. Ada yang menggerakkan dan membiarkan prahara meluas, tetapi mereka yang layak tahu, memilih diam. Sekitar seribu orang tewas, separo dipanggang api, sekitar 85 perempuan Tionghoa diperkosa, dan milyaran rupiah harta benda musnah. Komnas HAM menilainya pelanggaran HAM berat, tetapi DPR menyangkal. Akibatnya, sampai hari ini tak seorang pun jadi tersangka di muka meja hijau. Jenderal mana di balik prahara itu? (Dikutip bebas dari Liputan Aboeprijadi Santoso mengenai prahara Mei 1998) / /Di bidang kehidupan politik dan demokrasi juga terdapat tanda-tanda kemacetan dan restorasi politik Orba. Setiap hari selalu ada berita tentang praktek diskriminasi terhadap khususnya warganegara Indonesia asal etnis Tionghoa. SBKRI masih sering digunakan sebagai cara untuk mendiksriminasi dan memeras. / /Seriusnya situasi tanah air dewasa bisa dibaca pada pernyataan Adian Napitupulu, aktivis 1988 dari Forum Kota (Forkot), sbb://Sikap dan tindakan pemerintah dan DPR sekarang ini membuat Indonesia kembali ke zaman Orde Baru. Sudah 10 tahun reformasi, bukannya Indonesia membaik, malah terpuruk, bahkan kembali ke zaman Orde Baru. Sekarang ini masyarakat dan mahasiswa sebaiknya melakukan perbuatan nyata untuk mengingatkan pemerintah dan DPR yang menyimpang dari agenda reformasi 1998. "Perbuatan nyata yang dimaksud adalah turun ke jalan," tegasnya. / /Julianto Hendro Cahyono, aktivis 98 dari Senat Mahasiswa Universitas Trisakti, menambahkan, bahwa, sistem ekonomi politik yang dibangun pemerintah sekarang ini adalah sistem ekonomi politik oligarki, karena para pengusaha bisa mengendalikan hukum dan politik. Contohnya antara lain terlihat pada penanganan kasus lumpur Lapindo. "Situasi sekarang tidak lebih baik dari sebelum reformasi digulirkan. Banyak agenda reformasi yang belum tuntas, kami akan gulirkan lagi," / /Soal besar bangsa lainnya yang masih belum juga dijamah ialah masalah REHABILITASI para korban Peristiwa 1965, yang jumlahnya meliputi kurang lebih 20 juta warganegara tak bersalah dan setia pada Repbulik Indonesia. KKR macet dan KOMNASHAM belum menunjukkan keaktifan dan inisiatif yang diharapkan. Jutaan warganegara yang nama baiknya, hak-hak politik dan kewarganegarannya telah dilanggar sewenang-wenang oleh penguasa di masa lampau, masih dalam keadaan didiskrimnasi seperti pada zaman Orba. Tampaknya mereka terus menjadi 'orang pinggiran', seperti kaum 'pariah' India./ /Hadirin Yth.,/ /Izinkan saya membawa hadirin pada pesan Joesoef Isak, kepada saya dalam rangka Peringatan 100th Kebangkitan Nasional, yang saya rasa perlu saya teruskan kepada hadirin al. sbb: Kita bertanya apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera? Jawabnya hanya ada fakta keras sebagai kesimpulan : Bumi tanah-air Indonesia yang kaya melimpah-ruah sumber-sumber alamnya, dihuni oleh mayoritas rakyat yang sangat miskin. Dan fakta keras lain lagi yang tidak terbantahkan, rakyat yang sangat miskin itu mempunyai banyak milyuner dollar di kalangan elitnya, di Era Reformasi sepuluh tahun belakangan ini. Andaikata kekayaan alam yang melimpah-ruah itu 40 tahun mengalir ke kantong rakyat, jelas rakyat Indonesia sudah hidup makmur sejahtera. Siapapun pun tau bahwa para manajer kekayaan alam Indonesia yang melimpah-ruah itu memang mengatur supaya kekayaan alam Indonesia itu masuk ke kantong elit Orba, kroni-kroninya dan para pelanjut kekuasaan Orba di Era Reformasi sepuluh tahun belakangan ini. Tetapi, bagaimana pun Indonesia sudah maju. Kita tidak mengalami defisit demokrasi, cuma defisit nasionalisme. Defisit manajer-manajer pengurus negara yang mampu mendistribusikan kemakmuran secara adil merata. Indonesia parah sekali mengalami defisit nasionalisme progresif revolusioner, sebaliknya inflasi nasionalisme reaksioner yang mengidentifilkasi selapis elit kecil sebagai Rakyat yang harus dimakmurkan - - - Para hadirin yth./ /Kita menginginkan dan meperjuangkan pulihnya persatuan nasional yang maju dan revolusioner seperti pada periode Revolusi Kemerdekaan, kita memperjuangkan diperkokohnya kesedaran berbangsa. Tetapi apa yang kita kehendaki dan harapkan itu, akan amat sulit dilaksanakan bahkan menjadi tidak mungkin samasekali, selama kendala-kendala yang meirntanginya tidak disingkirkan. / /Sudah waktunya yang berwewenang banting setir. Ekonomi negeri harus dikelola sesuai dengan UUD 1945. Sumber-sumber kekayaan bumi dan laut Indonesia diabdikan demi kepentingan rakyat banyak. Politik ekonomi yang menggantungkan perkembangan ekonomi negeri pada luar negeri, pada IMF, Bank Dunia dan modal monopoliasing, harus diakhiri. / /Diskriminasi terhadap salah satu kelompok etnis bangsa harus diakhiri, dan akhirnya PARA KORBAN Peristiwa 65, harus direhabilitasi. / /Insyaallah, suatu situasi baru akan muncul di saat penggalangan persatuan nasional serta diperkokohnya kesedaran berbangsa menempuh jalan baru menuju INDONESIA yang demokratis, adil dan kemakmuran yang merata./ /Hadirin yth./ /Pada saat kita memperingati hari mulya, Seabad Kebangkitan Nasional, menjadilah kesadaran kita bersama, bahwa demi persatuan nasional yang progresif revolusioner, yang akan melanjutkan langkah-langkah historis bangsa ini menuju Indonesia yang adil, bersatu dan makmur, tak ada jalan lain -- Adalah keharusan disingkirkannya segala kendala yang merintanginya./ /Banyak-banyak terima kasih atas perhatian dan kesabaran saudara-saudara mendengarkan uraian saya ini./ /Merdeka!/ /* * */ ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/