Lho koq nada pertanyaannya su'udzon begitu, bos? :-)
Logika keimanan yang saya pahami adalah, tidak bisa air kotor membersihkan
cucian.. itu aja koq.. simple dan gak neko".. Yang penting, kita sepakati
dulu
bahwa logika 'membeli syurga' adalah logika yang keliru.. sesat..
dan respon kita tidak menimbulkan ledekan/hinaan baru..  begitu lho bos..

Soal 'beriman & beramal sholih', ini kan memang digariskan di Alqur'an..
Tapi karena saya awam, belum berani membahas lebih dalam.. :-)
CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com/

Pada 3 September 2008 17:08, Ary Setijadi Prihatmanto <
[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   ya nggak bisa juga mas kalo pake logika matematis,
> emang ada nilai konversinya? antara amal shalih, duit, pahala, dosa dll.
> satu kebaikan akan dilipat gandakan 100x
> (apa sih satu kebaikan itu?)
>
> logika keimanan itu yang mana?
> bukankah "asal islam masuk surga"?
> mau beramal shalih sebanyak apapun kalo nggak islam ya nggak masuk surga
> bukan?
> mau korup kek, yang penting islam...
>
>
> ----- Original Message -----
> From: IrwanK
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Sent: Wednesday, September 03, 2008 5:02 PM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga
>
> Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah laku
> tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
> Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p
>
> Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma' ataupun
> 'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
> lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat &
> logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)
>
> CMIIW..
>
> --
> Wassalam,
>
> Irwan.K
> "Better team works could lead us to better results"
> http://irwank.blogspot.com/
>
> 2008/9/3 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] <linadahlan%40yahoo.com>>
>
> > Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
> > Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
> > femonema 'membeli surga'
> >
> > Oleh: Nasrulloh Afandi *
> >
> > Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
> > banyak kita rasakan dan cukup "ngetrend" di negeri kita.
> > Gelombang "simbolis religius" akhir-akhir ini banyak terjadi,
> > khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
> > dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
> > mereka.
> >
> > Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
> > pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
> > pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
> > sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.
> >
> > Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
> > majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, "Ustad, sebelum ramai-
> > ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
> > uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
> > yayasan Yatim Piatu?'
> >
> > Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
> > sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
> > mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
> > juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
> > mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.
> >
> > Uang, seolah bisa "menyuap malaikat Rokib", malaikan pencatat amal
> > ibadah. Inilah adalah fenomena "pragmatisme ibadah", yang dilematis
> > bagi Muslimin
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke