Mbak Mia,
saya tidak merekomendasikan mengundang Amina Wadud ke Indonesia untuk
memimpin salat dengan jamaah campuran. Juga sebaiknya tidak usah
diselenggarakan salat dengan imam perempuan. Sangat beresiko.
Bisa diancam pasal penghinaan agama, dan dipenjara dua tahun!
Belum lagi resiko digerebeg FPI.

Tapi mungkin itu yang namanya perjuangan ..... :-(

salam,


2008/10/18 Mia <[EMAIL PROTECTED]>:
> Prof. Wadud, kapan nih memimpin solat campur di Indonesia, ikutan
> ya?   It's the right thing to do.
>
> salam
> Mia
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>>
>> Profesor Amina Wadud membuat sensasi lagi. Tiga tahun lalu dia
> menjadi
>> imam dan khatib Jumatan di New York. Kontroversi, protes, fatwa
> sesat
>> sampai ancaman kekerasan mewarnai acara tersebut.
>>
>> Kali ini dia mengulang acara serupa bertempat di Oxford, Inggris.
>> Lagi-lagi menuai protes. Imam salat adalah hak prerogatif laki-laki,
>> demikian sanggah Perhimpunan Muslim Inggris.
>>
>> Kia Abdullah dalam kolomnya di surat kabar Guardian mempertanyakan
>> kalau kita tidak bisa memodernisasi Islam, minimal mari kita
>> moderenkan laki-laki! Lho?
>>
>> salam,
>> DWS

Kirim email ke