Karena nama saya disebut sebut saya mau crita saja:
Sebuah tulisan kadang2 hanya merefleksikan keadaan penulisnya atau mengutarakan 
sesutu yg ia inginkan,
Belum tentu kejadiannya begitu.
Kalo ngomongin hadith - itu kan zaman dulu.

Beberapa waktu lalu saya lihat acara mata kamera -Pongky.
Ada perempuan muda yg rumahnya gubuk karena ia dan orang tuanya, komunitasnya 
adalah pemulung.
Ia muslimah, pake krudung lebar menutupi dada, bokong,  dan memakai gamis.
Ketika Pongky nanya gimana kalo kerja, pemulung itu kan biasanya pakaian 
ringkas, bawa2 keranjang besar
mungutin barang2 gak kepakai disampahan pula. Ia menjawab ia nggak kerja 
lapangan ia cuma kerja di bedeng, 
mensortir. Ya pantaslah!

Yg unik wanita muda ini kuliah malam ambil jurusan akuntansi [ saya 
membayangkan betapa susahnya, saya dulu juga di
akuntansi otak cepat panas, ngitung duit tapi duitnya gak ada :-) , biasanya 
kebanyakan laki2 yg ambil bidang ini.
Dia pergi dari perkampungan pemulung di luar kota  menjelang senja ke kota, 
menumpang truk yg tinggi bannya sjaa seleher perempuan itu.
Truk yg selalu lewat itu penuh pengertian , nggak macam2 terhadap perempuan yg 
sering menumpang truknya.
Dengan sigap perempuan muda ini naik ke bak truk dengan baju gamisnya, menaiki 
ban, melompati pinggiran truk dengan cepat.
Sedangkan Pongky susah payah, menaiki truk yg tinggi itu. Dan truk ini gak 
berhenti jalan pelan2, ketika sudah ada di bak barulah truk berjalan cepat.
Ini dilakukan sepanjang malam, pulang kuliah malam hari juga demikian ia tak 
pernah mau menumpang truk dan duduk disamping supir.
Ia lebih suka duduk di bak belakang.

Saya yg melihat sampai menahan napas, bagaimana gitu ia melakukan kegiatan yg 
membahayakan sepanjang hari, setiap malam.
Tetangga saya yg memakai gamis yg hajjah malahan berkomentar, katanya perempuan 
itu memaksakan diri, di islam nggak boleh, 
berlaku seperti itu, petangkringan kayak laki2, pake gitu celana panjang jangan 
pake gamis, trus kluar duit dikit naik angkot, jangan numpang truk......

Jadi sebenarnya apa saja yg di lakukan perempuan bisa saja dianggap nggak wajar 
bahkan juga di kritik oleh kaum perempuan yg lain
merasa nyaman diperlakukan sebagai makhluk no 2.
Untuk perempuan yg merasa seperti ini maka artikel ini tentunya sangat indah 
dan menyentuh.

Salam, 
l.meilany

  ----- Original Message ----- 
  From: Dwi Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 15, 2008 6:59 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Untuk Perempuan - Sepatah petuah di Hari 
Raya


  Awal tahun 2005, di depan sebuah konferensi akademik rektor
  Universitas Harvard Lawrence Summers bersabda bahwa perbedaan bawaan
  antara laki-laki dan perempuan merupakan penyebab sedikitnya perempuan
  yang sukses di bidang matematika dan sains. Komentar Summers ini
  memancing kontroversi, beberapa profesor perempuan di konferensi
  tersebut langsung keluar ruangan, berlanjut dengan polemik panjang,
  dan masa jabatan Summers tidak diperpanjang lagi ketika habis.

  Lawrence Summers hanyalah seorang rektor, bukan Nabi, dan perkataannya
  bukanlah sabda pandita ratu, apalagi setara hadis. Salahnya juga dia
  tidak menyarankan perempuan lebih baik banyak bersedekah daripada
  menekuni sains dan matematika yang didominasi laki-laki. Entah dari
  mana dia mendapatkan data yang mendukung kesimpulannya?

  Pertanyaan yang sama juga ditujukan kepada pemberi nasehat ini, yang
  mencoba menjelaskan hadis Nabi tentang kurangnya akal perempuan:
  "..... statemen tersebut adalah penilaian secara umum dan rata-rata.
  Sehingga bisa saja ada wanita-wanita tertentu yang lebih unggul
  akalnya dibanding banyak lelaki. Tapi tetap saja ada banyak lelaki
  lain di dunia yang lebih unggul dari wanita tersebut." (Nidhol
  Masyhud)
  Hipotesis? Observasi? Teori?
  Bagaimana kalau kata "wanita" dan "laki-laki" ditukar tempat?
  "...... bisa saja ada laki-laki tertentu yang lebih unggul akalnya
  dibanding banyak wanita. Tapi tetap saja ada banyak wanita lain di
  dunia yang lebih unggul dari laki-laki tersebut."

  Terus terang kalau mengamati milis ini saja,
  kalau yang akalnya kurang itu antara lain Lina, Ning, Mia, Mei, atau Herni,
  wah kayak apa laki-laki yang intelejensinya berlebih itu? Pemenang Nobelkah?
  Sebaliknya, kalau laki-lakinya seperti Arcon, monyong, Rye Woo,
  hehehe, dan DWS tentunya,
  lha yang kurang akalnya itu gimana jeblognya? :-) (sorry ya yang
  disebut namanya, hehehe)
  Atau milis ini bukan representasi dunia nyata, yang umum dan rata-rata
  laki-laki lebih intelek daripada perempuan?

  Suatu kali anak perempuan saya lagi gundah, kesulitan mengerjakan PR
  matematika, mata pelajaran yang dia banggakan sebagai favoritnya di
  waktu SD.
  Dia mengeluh, "I'm not good at math."
  Seketika itu juga saya nasehati, "Never let anyone tell you that
  you're not good at math, or at any subject for that matter."
  Sekarang dia masih nurut, tapi kalau nanti dia membantah, "But the
  Prophet reportedly said that women are deficient in intelligence
  ......."
  Kira-kira saya mesti jawab apa? "Give to charity, no backbiting, no
  cursing, ......., and you'll enter jannah."?

  Kalau nasehatnya adalah agar banyak bersedekah, tidak mencaci-maki,
  tidak mengumpat, saya kira banyak dalil yang bisa disampaikan, yang
  ditujukan baik kepada perempuan maupun laki-laki, daripada
  memperbandingkan akal perempuan dan laki-laki tanpa data dan alasan
  yang jelas. Adapun tentang hadis akal yang kurang tersebut, sampai ada
  penjelasan yang "masuk akal" lebih baik disimpan dalam kotak. Toh
  banyak pula hadis yang direinterpretasi, "didiamkan," dikritik baik
  sanad maupun matan. Misalnya, Majelis Ulama Turki sudah berinisiatif
  menghapus hadis-hadis yang dinilai bias gender.

  salam,

  2008/10/13 L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]>:
  > Berkenan jadi pengantar surat, kiranya sidang pembaca maklum :-)
  > Senyampang hari2 bulan syawal masih berlangsung
  > salam,
  > l.meilany
  > ----- Original Message -----
  > From: lasykar5
  >
  > Nidlol Masyhud <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > UNTUK PEREMPUAN: Sepatah Petuah di Hari Raya
  > Oleh : Nidlol Masyhud*
  >
  > Di suatu momen di pagi Hari Raya, Rasulullah saw menyempatkan diri untuk 
menghampiri jamaah wanita Shalat `Id di lapangan. Beliau lantas memberikan 
sebuah petuah, "Yā ma`syara'n nisā'… tashaddaqna! Fainnī ra'aitukunna aktsara 
ahli'n nār." ("Wahai para wanita, gemarlah bersedekah! Sebab aku telah melihat 
bahwa kalianlah penduduk neraka yang paling banyak."). Mendadak para jamaah itu 
bertanya balik kepada Rasul, "Kenapa bisa begitu wahai Rasulullah?" . Jawab 
Rasul, "tuktsirna'l la`na, wa takfurna'l `asyīr" ("Karena kalian suka 
melontarkan kutukan dan mengingkari kebaikan orang").
  >
  > Rasul lalu melanjutkan, "mā ra'aitu min nāqishāti `aqlin wa dīn adzhaba li 
lubbi rajulin hāzimin min ihdākunna" ("Aku tidak menemukan orang seperti 
kalian, yang meskipun kurang secara akal dan agama tapi bisa mengalahkan 
keteguhan seorang lelaki yang tegar."). Para jamaah kembali bertanya balik, "Di 
mana letak kekurangan akal dan agama kami wahai Rasulullah?" . Rasul menjawab 
seraya bertanya, "Bukankah persaksian seorang wanita setara dengan separoh 
persaksian laki-laki?". "Betul!" sahut mereka. "Itulah wujud kurangnya akal." 
Kemudian Rasul bertanya lagi, "Bukankah ketika wanita sedang haidl, ia tidak 
sholat dan tidak puasa?". "Betul!" jawab mereka. "Itulah wujud kurangnya agama."
  >
  > Hadits muttafaq `alaih riwayat Abu Sa'id, Ibnu Umar, dan Abu Hurairah 
radliyallāhu `anhum ini di zaman kontemporer sering menjadi poros pertentangan 
banyak kalangan. Poin paling utama yang dipertentangkan adalah stratemen 
Rasulullah saw di atas yang tegas-tegas menyatakan bahwa dibanding laki-laki, 
perempuan memiliki kekurangan secara akal maupun agama. Kekurangan secara akal, 
ditandai oleh kenyataan bahwa ketika menetapkan syariat persaksian (khususnya 
dalam persaksian hutang), Allah menyetarakan persaksian seorang wanita dengan 
separoh persaksian laki-laki. Sedangkan kekurangan secara agama, tampak nyata 
dalam perbandingan kuantitas amalan sholat dan puasa antara laki-laki dan 
perempuan ketika masa-masa datang bulan. Statemen yang sangat jelas ini sering 
diingkari dengan dalih bahwa hal itu merupakan penghinaan nyata terhadap harkat 
dan martabat perempuan. Juga karena hal itu bertentangan dengan semangat 
`kesetaraan jender'. Padahal dalam hadits di atas, Rasulullah saw menjelaskan 
bahwa kekurangan akal dan agama tersebut adalah kekurangan yang sifatnya alami 
(karena faktor fisiologi), dan beliau sama sekali tidak mencela para perempuan 
karena kedua kekurangan ini. Para perempuan yang disebutkan itu masuk neraka 
juga bukan gara-gara kedua kekurangan tadi, akan tetapi karena kegemaran mereka 
untuk melontarkan kutukan dan karena mereka suka mengingkari kebaikan orang. 
Juga karena tabiat ketiga perempuan yang sebentar lagi akan kita singgung dalam 
tuliusan ini.
  >
  > Yang cukup ironis, perdebatan kusir zaman ini mengenai benar-tidaknya 
statamen argumentatif Rasulullah tersebut, ternyata cukup membuat kandungan 
utama hadits fi`ly sekaligus qawly di atas menjadi terlupakan dan tak lagi 
mendapat perhatian. Orang lebih kerap berdebat mengenai benar tidaknya 
kekurangan akal perempuan dibanding laki-laki. Sebagian berusaha membantah 
statemen Rasulullah di atas dengan mengatakan bahwa secara faktual di 
sekolah-sekolah dan tempat-tempat kerja, banyak perempuan yang lebih cerdas 
dari rekan-rekannya yang laki-laki. Sebagian lain, berusaha mentakwil kandungan 
hadits di atas dengan menyatakan bahwa saat itu Rasulullah hanya bergurau dan 
sedang bercanda. Bahkan sebagian yang lain, menolak mentah-mentah hadits 
tersebut atau mempersempit cakrawalanya dengan mengklaim bahwa statamen itu 
adalah bias budaya patriarkis yang telah memasung martabat perempuan.
  >
  > Padahal statemen tersebut adalah penilaian secara umum dan rata-rata. 
Sehingga bisa saja ada wanita-wanita tertentu yang lebih unggul akalnya 
dibanding banyak lelaki. Tapi tetap saja ada banyak lelaki lain di dunia yang 
lebih unggul dari wanita tersebut. Sebagaimana Maryam binti Imron adalah wanita 
pilihan di seantero jagad manusia dan kedudukan serta akalnya jauh lebih rājih 
dibanding banyak laki-laki. Akan tetapi, beliau masihlah tidak sebanding dengan 
para nabi dan rasul yang semuanya laki-laki. Kelebihan yang dimiliki oleh 
laki-laki adalah kelebihan natural yang memang dianugerahkan oleh Allah 
semenjak awal, sebagaimana Allah melebihkan fisik Kaum `Ad, nasib Bani Israel, 
dan daya hafal Bangsa Arab. Begitu juga kelebihan orang dewasa dibanding 
anak-anak. Semua ini adalah wujud anugerah yang sama-sekali tidak mengurangi 
nilai keadilan. Apalagi, segala kelebihan ini juga adalah nikmat yang harus 
disyukuri dan disalurkan dalam ketaatan, seperti kata Nabi Sulaiman as, 
"liyabluwanī a'asykuru am akfuru". Di sisi lain, perempuan juga memiliki 
kelebihan-kelebihan unik yang tidak dipunyai oleh laki-laki. Jadi segala natur 
ciptaan Allah dan segala butir aturan syariat-Nya ini telah tersusun secara 
proporsional, kompak, hikmah, dan saling melengkapi.
  >
  > Rasulullah saw ketika momen Hari Raya tersebut juga tidak mungkin sedang 
bergurau atau bercanda. Sebab konteks hadits tersebut adalah konteks pemberian 
nasehat dan peringatan akan api neraka. Kalaupun sedang bergurau, tentu juga 
sudah maklum bahwa Rasul tidak pernah bergurau dengan hal-hal yang mengandung 
kebohongan. Menganggap budaya patriarkis sebagai budaya yang memasung martabat 
perempuan (bukan menempatkan perempuan pada posisi yang semestinya) juga adalah 
argumentasi rapuh yang dibangun di atas asumsi non-analitis yang sama sekali 
tidak aksiomatis. Di sini lain, sangkalan ini juga sebenarnya hanya sekedar 
pengalihan gawang dari titik pertentangan yang sesungguhnya. Kembali ke poin 
saya di awal. Gara-gara perdebatan mengenai "kekurangan akal" tersebut, banyak 
kalangan yang justru melalaikan kandungan utama dari hadits di atas. Padahal 
hadits ini memuat petuah profetik yang sangat signifikan bagi kaum perempuan. 
Rasulullah menjelaskan bahwa ada tiga tabiat jelek yang kerap mengjangkiti 
perempuan dan berpotensi untuk menjadi faktor yang akan mengantarkannya pada 
pintu neraka. Ketiga faktor itu adalah (1) iktsāru'l la`nah, (2) kufrānu'n 
ni`mah, dan (3) iftitānu'r rijāl. Tingkat kesempurnaan perempuan juga bisa 
diukur dari seberapa kecil ketiga tabiat ini tersemat dalam dirinya. Yang 
pertama artinya suka mencela, mencibir, mencerca, mengutuk, dan melontarkan 
sumpah serapah. Yang kedua artinya suka mengingkari pemberian dan kebaikan yang 
sudah diberikan oleh orang lain, terutama suaminya. Seperti disinggung oleh 
hadits lain di Shahīh Bukhāry, banyak kalangan istri yang suaminya sudah 
sedemikian rupa berkorban dan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik 
baginya, namun ia justru menyangkal dengan mengatakan "kamu belum memberiku 
apa-apa!". Sedangkan faktor ketiga adalah bahwa dengan segala kekurangannya 
secara intelektual maupuan agama, perempuan memiliki `daya pikat' dan `kekuatan 
rayu' yang sangat besar yang mampu meruntuhkan pertahanan seorang laki-laki, 
yang tegar sekalipun. Ketika potensi ini digunakan oleh perempuan untuk 
menggelincirkan laki-laki sehingga melakukan perbuatan tercela atau melalaikan 
kewajiban utama, maka tentu saja potensi rayu ini akan berpulang menjadi faktor 
bencana bagi perempuan itu sendiri dan mengantarkannya ke pintu neraka.
  >
  > Itulah tiga karakter yang rawan menjadi faktor bencana bagi perempuan. Tapi 
Islam bukan agama yang compang-camping. Bukan juga syariat yang menyulitkan 
atau aturan yang memberi beban. Tatanan sistem samawi yang bersumber dari Tuhan 
yang Mahakasih, Mahaadil, dan Mahatahu ini tentu sudah tersusun secara cermat 
dan seimbang. Kekurangan-kekurang an perempuan di atas, ditutupi oleh pemberian 
pahala yang amat besar untuk hal-hal yang sederhana atau biasa dilakukan. 
Kesabaran perempuan ketika mengandung dan merawat anak, adalah ibadah besar 
yang membuat seorang ibu memperoleh hak balas tiga kali lipat dibanding seorang 
bapak. Ketaatan seorang istri terhadap suaminya, juga merupakan ibadah utama 
yang seperti dinyatakan Rasulullah, "ta`dilu dzālika kullahu!", artinya setara 
dengan ibadah-ibadah haji, jamaah, dan jihad di sabilillah. Padahal, mentaati 
suami dan memelihara anak adalah aktifitas tradisional yang memang biasa 
dilakukan oleh perempuan, dengan maupun tanpa agama.
  >
  > Selain itu, dalam hadits di atas Rasulullah memberikan sebuah resep canggih 
yang bisa menutupi ketiga potensi negatif perempuan tadi, yaitu "banyak 
bersedekah". Dalam riwayat Muslim ditambahkan frase "dan banyaklah 
beristighfar" . Sedekah ini mencakup sedekah harta, tenaga, ucapan, doa, 
nasehat, perhatian, dzikir, shalat sunat, dan sebagainya. Sedekah ini sekilas 
kelihatan sepele, tapi ia sebenarnya memiliki nilai yang amat tinggi. Seperti 
sabda Rasul, "ash-shadaqatu tuthfi'u'l khathāyā kamā yuthfi'u'l mā'u'n nār". 
Kita pun menyaksikan, bahwa rata-rata perempuan yang gemar bersedekah dan 
membantu orang papa, adalah juga perempuan-perempuan tangguh yang tidak lagi 
"gemar mengutuk", tidak lagi "mengingkari kebaikan", dan tidak lagi "suka 
merayu". Itulah yang dicontohkan oleh wanita-wanita sempurna seperti Maryam, 
Asiyah, dan Khadijah. Itupula yang kemudian dipraktekkan oleh para shahabiyat 
ketika mendengar petuah Rasulullah di atas. Itu pula yang sedang ingin saya 
sampaikan kepada para pembaca. Meskipun saya juga maklum, bahwa tulisan ini 
akan lebih banyak dibaca oleh laki-laki. Akhirnya, saya harus mengakhiri 
tulisan ini dengan berharap semoga momen Syawal tahun ini bisa menjadi momen 
bagi terbukanya curahan rahmat dan maghfirah dari Allah Ta'ala kepada kita. 
Amin.
  >
  > * anggota ICMI
  >
  >
  >
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  >
  > ------------------------------------
  >
  > =======================
  > Milis Wanita Muslimah
  > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  > Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
  > Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
  >
  > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links
  >
  >
  >
  >


   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke