Membacanya walau hanya sepenggal.... membuat saya jadi pengen pulang kampuang,. 
banyak kenangan disana... 
Dimanakah buku kumpulan puisi ini bisa saya peroleh ? Gramedia ? 

Salam 
lina
-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
heri latief
Sent: Friday, December 05, 2008 4:07 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
SP; PT
Subject: [wanita-muslimah] Re: [puitika] Penyair Bandung Bercerita Untuk Nancy

saya salut pada ketekunan pak mawi menulis puisi.

salam, hl

      
--- On Thu, 12/4/08, ultimus bandung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: ultimus bandung <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [puitika] Penyair Bandung Bercerita Untuk Nancy
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], "widzar al-ghifary" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: [EMAIL PROTECTED], "SP" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], 
"wahana-news" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, December 4, 2008, 10:15 PM

hujan dan dingin... bahkan alam pun turut bersedih, barangkali ia ingat bahwa 
ini acara terakhir ultimus di lengkong besar...hehehe...(tak terasa 4 tahun 
sudah, minus 10 hari di-police line 2 tahun yg lalu.....)
saya forward kembali sambutan si penyair Mawie Ananta Jonie yang semalam 
dibacakan dengan kehangatan salah seorang penyair Bandung Desiyanti....

salam buat semua kawan,
bilven

====



Surat Kepada Ultimus Bandung

di Bandung-Indonesia.



Hadirin yang saya hormati dan saya cintai.



Tatkala saya datang di kota Bandung sekitar tahun 1962/1963 saya

berumur 22 tahun. Datang sebagai wakil PB IPPI (Pengurus Besar Ikatan Pemuda

Pelajar Indonesia )
untuk ikut dalam kegiatan Pendidikan Kader IPPI
Cabang

Bandung. Hari pertama sampai saya menginap di kantor mereka yang terletak di

Jalan Lembong ( ? ). Tidur di atas meja tanpa alas, berselimutkan kain bekas

spanduk, bebantal gulungan koran tua. Tidak bisa tidur, bukan karena ini,

melainkan karena perut lapar. Sejak pagi hanya bergantung pada sekerat

singkong goreng.



Sebatang pohon raksasa tumbuh menjadi pelindung perkarangan. Hadirin. Bukan

pohon beringin! Di sinilah berlangsung kegiatan ceramah tentang organisasi

IPPI saya sampaikan.



Pada jam jam terakhir ceramah sudah, para peserta tiba tiba bubar

mengejutkan. Jumlah mereka sekitar seratus orang. Terdiri dari para pelajar

SMP dan SMA. Mereka berlarian menuju salah satu kantor yang katanya bahagian

urusan pendidikan. Apa yang terjadi? Demonstrasi?. Buru 
buru saya mengikuti

gerak arus. Menyaksikan ada gejala kekerasan akan terjadi saya meminta teman

teman kembali. Saya masuk ke tengah tengah mereka
supaya dapat mendengar

himbauan saya. Dan mereka satu satu pergi.



Di malam hari penutupan kegiatan tersebut kami mengadakan kemah api unggun
dengan nyanyi dan baca puisi. Pada sebuah punggung bukit di daerah Dago saya 
memandang Bandung . Bandung diwaktu malam..



Apakah itu untuk pertama kalinya saya datang ke Bandung ini?

Tidak.



Waktu itu saya berumur 20 tahun. Terpilih ikut dalam rombongan Delegasi Pemuda
Sumatra Barat ke Kongres Pemuda Seluruh Indonesia Kelima di kota ini tanggal 
14-21 Februari 1960. Saya
memimpin regu Volley di bidang olahraga dan deklamator dalam bidang kesenian.
Sajak yang saya bawakan antara lain adalah: DEMOKRASI, puisi Penyair Agam
Wispi.



Selesai Kongres bersamasama rombongan Delegasi Pemuda dari propinsi lainnya
kami diterima oleh Bung Karno di Istana Bogor .
Saya bisa melihat Bung Karno dekat-dekat sekali.



Lalu kapan yang terakhir datang ke Bandung ?



Tahun 2000.



Seorang kawan dan keluarganya mengetahui saya dan keluarga di Jakarta ,
menawarkan kepada kami untuk bersamasama berlibur ke Bandung . Tentu kami 
menganggukkan kepala dan
terimakasih.



Kendaraan melalui Bogor , Puncak dan Cipanas
tembus ke Dago pada sebuah penginapan yang menyediakan masakan dan makanan
Tionghoa.



Apakah yang terjadi ketika itu?



Saya teringat akan jaman Bung Karno dimana kita hidup di dunia: Kita Cinta 
Damai Tapi Lebih Cinta Kemerdekaan.
Dan lagu: Hallo Hallo Bandung gegap gempita dinyanyikan.



Hadirin yang saya hormati dan saya cintai, hari ini
kita berkumpul di sini. Dan melalui surat 
ini saya ikut di tengahtengah hadirin  menyambut peluncuran Kumpulan
Sajak: "CERITA UNTUK NANCY".



Saya meminta dibacakannya surat saya ini untuk menyatakan terimakasih saya
kepada Bilven Ultimus Bandung Dkk yang telah menerbitkan  " CERITA
UNTUK NANCY ".



Tak kalah arinya terimakasih saya kepada Heri Latif/Sastra-Pembebasan Dkk, 
tempat
saya berenang bersimburan air dalam kolam sastra di layar kaca, telah membantu
terkumpulnya sajak sajak yang dibukukan.



Kepada hadirin sekalian, katakanlah surat 
ini seumpama saya sendiri mengayunkan langkah menyalami dan menyatakan 
terimakasih saya atas kesediaan hadirin meluangkan waktu datang ke pertemuan di
tempat ini.



Tentang Kumpulan Sajak "CERITA UNTUK NANCY"  hanyalah sekedar
cerita saya di hari tua untuk anak cucu dengan perhitungan punya keberanian dan
kekuatan untuk meneruskan jejak langkah kakek yang terbengkelai.



Semoga "CERITA UNTUK NANCY"mendapat tempat di hati pembacanya!





MAWIE ANANTA JONIE.

 Amsterdam , 28
Juli 2008.




--- On Thu, 12/4/08, heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: heri latief <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [puitika] Penyair Bandung Bercerita Untuk Nancy
To: [EMAIL PROTECTED], "Bilven Ultimus Bandung" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL 
PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "SP" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL 
PROTECTED], "wahana-news" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED]
Date: Thursday, December 4, 2008, 4:24 PM

terima kasih wetry, 

saya yang jauh ini ngiri rasanya gak bisa menghadiri acara launching bukunya 
pak mawi.

salam, heri latief
amsterdam

      
http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan

  http://herilatief.wordpress.com/

http://akarrumputliar.wordpress.com/




--- On Thu, 12/4/08, wetry febrina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: wetry
 febrina <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [puitika] Penyair Bandung Bercerita Untuk Nancy
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, December 4, 2008, 2:41 PM










    
            
Penyair Bandung Bercerita Untuk Nancy 
(Laporan Wetry Febrina tentang peluncuran buku puisi 'Cerita Untuk Nancy' karya 
Mawie Ananta Jonie di Ultimus Bandung 3 Desember 2008)
  
                Hujan tak jera mengguyur Bandung di akhir tahun. Awan 
menggelantung begitu hitam saat saya kelar kuliah sekitar jam setengah enam 
sore. Sejenak saya sempat khawatir, akankah hujan akan mengguyur sebagaimana 
malam-malam kemarin. Bukannya saya tak mensyukuri hujan, hanya saja malam ini 
bertepatan dengan acara launching buku  puisi teman saya, Mawie Ananta 
Jonie.          
Kekhawatiran saya terbukti, hujan turun sangat lebat di ambang Magrib. Setengah 
basah saya sampai juga di toko buku Ultimus. Dalam hati saya berdoa semoga 
hujan tidak menyurutkan hasrat para pencinta sastra untuk menghadiri acara 
peluncuran buku puisi ini.
Atas rahmatNYA, meski acara tertunda selama setengah jam, terbukti hujan 
bukanlah penghalang. Panggung terbuka Ultimus ramai disesaki para pencinta 
sastra dan seni. Bersama kami menggerombol, mengacuhkan hujan yang menetesi 
kepala dari atap terpal yang bocor. Bergiliran kami mengapresiasi buku puisi 
Mawie Ananta Jonie. Bergiliran kami bercerita untuk Nancy.
Tiba-tiba di kota Kecamatan berletupan suara senapan 
Tiba-tiba dari seluruh kaki gunung seperti datang penyerbuan 
Tenang kata nenekmu itu bukan suara tembakan dari bedil musuh 
Tetapi ia semakin gencar tidak semakin jauh 
                                                                (Cerita Untuk 
Nancy)
  
                Nancy, cucu kesayangan Mawie adalah ruh dari buku puisi ini. Di 
usia yang sudah rembang senja, bagi Mawie Nancy belia adalah bulan purnama yang 
akan benderangi malam-malamnya. Malam-malam yang terkebat kenangan, tentang 
kawan lama, juga kampung halaman yang lama ditinggalkan.
                Dia kenal baik Batang Tapakih yang mengalir di bawah jembatan 
                Sebuah tepian gadis mandi berkecimpung dan bercibiran 
                (Gerimis Senja di Batang Tapakih)
                Menurun dari Silaying ke Kayutanam udaranya nyaman 
                Senja pun mengantar purnama dalam perjalanan 
                                                                                                                                               
 (Kayutanam) 
                Saya dan Mawie memang berasal dari generasi yang berbeda, tapi 
saya memahami kesakitannya tercerabut akar dari kampung halaman. Tersebab saya 
sendiri juga perantau, berpindah-pindah kota dari Lubuk Alung, Medan, Jakarta, 
Dumai (Riau) dan sekarang di Bandung. Terkadang mendengar nama kota lalu saja 
disebut, terasa ngilu. Lubuk Alung, Kayutanam, Sicincin, dan kota-kota lain 
yang ditulis Mawie dalam puisinya, juga adalah kota-kota yang saya kenal baik 
sedari lahir. Karenanya mengenal Mawie yang memiliki akar kenangan yang sama, 
bagi saya seperti mendapat teman berbagi lentera. Tentang kisah yang getir, dan 
menertawakan kekinian yang aneh. Tahukah Mawie bahwa Batang Tapakih sudah lama 
tak berair? Tepian gadis mandi berkecimpung dan bercibiran
 sudah lama berakhir.
                Dia bukan pesiar dia penyair kampung melihat masa lalu 
                Ketika hatinya patah patah bagai kijang lumpuh diburu 
(Dari Tiku ke Maninjau)
                Ya, Mawie adalah penyair yang menulis kekinian berdasarkan 
kenangan. Keberadaannya yang jauh di negeri Belanda membuatnya tak menyadari 
bahwa banyak yang sudah berubah. Sedang saya, adalah penyair muda yang menulis 
kekinian berdasarkan  apa yang hari ini saya lihat dan saya pandang. Namun saya 
sungguh iri kepada Mawie, yang bisa mencatatkan kenangan sebegitu indahnya. 
Dalam langgam sajak sederhana yang begitu penuh rasa. "Seperti ditulis tangan 
dewa," ujar Tomy DG dalam endorsment-nya di belakang buku ini. "Sebuah cermin 
masa lalu dalam rangka menganalisa keadaan Indonesia di masa kini," komentar 
Heri Latief.
                Malam ini, bergiliran kami bercerita untuk Nancy di bawah 
hujan. Rintiknya semakin deras saja, tapi tak seorang pun beranjak pulang. 
Sihir Mawie menggantung di atap terpal yang sudah bolong, menawarkan gigil 
tersebab baju kami yang basah. Sebagai pembaca puisi terakhir, saya memilih 
puisi Teluk Bayur, puisi tentang kota pelabuhan tempat Mawie dilahirkan...
                Dia pelabuhan yang membuka pintu hatinya bagi perantau 
                Datang dan pergi aku mendengar suaranya di lepas pulau 
                Teluk Bayur tempatku lahir, 
                Tempatku menggali pantun dan akar syair 
                Salut untuk temanku, Mawie Ananta Jonie. Teruslah mencatat 
kenangan supaya kelak sejarah akan mencatat namamu dan sajak-sajakmu akan 
selamanya hidup dalam kenangan para sahabat, sanak saudara dan semua orang.
                Terimakasih kepada Ultimus, Sastra Pembebasan, Bilven, Heri 
Latief, dan rekan-rekan penyair Bandung : Bojes, Wida, Denai, Mulyani, IBS, 
Desiyanti, Anna Bilqis, Rahmat, Ari, Didin, Yunis Kartika dan semua yang tak 
tersebut namanya yang sudah berpartisipasi membaca puisi. Juga Samsir Mohammad, 
Dian Hartati, Faisal, Ernest dan para pencinta sastra yang menyempatkan hadir 
pada acara ini.
                Salam kreatif!


      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      


      


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links



Kirim email ke