Waktu Idul Adha saya sempat berpikir2 kayak gini. Ibrahim memutuskan mengurbankan anaknya, dan dia sendiri membatalkan pengurbanan itu lalu diganti kambing.
Saya bilang 'Ibrahim memutuskan', karena orang seperti Erwin D pasti serta merta protes, Allah yang nyuruh loh. Lha, kalo Erwin D udah bawa2 Allah repot kan diskusinya. Jadi sebaiknya kita lihat dari sisi manusianya dulu, kan itu yang serta merta keliatan. Lagian inget, dulu pernah ada netter WM yang ngamuk2 ke saya karena tafsirannya harafiah tok terhadap suruhan Allah menyembelih Ismail. Kalau Ibrahim memutuskan mengurbankan anak, dalam konteks jaman kuno itu kan biasa. Pengorbanan manusia itu emang dilakukan sebagai bentuk 'pengabdian tertinggi'. Lalu blio memutuskan membatalkan kurban anaknya jadi diganti kambing. Cerita ini pun umum juga di hikayat2 kuno, bagaimana para nabi/orang bijak menghentikan pengurbanan manusia itu, dengan menggantinya jadi yang lain. Yang paling menarik adalah, Nabi Ibrahim menyetop atau membatalkan perbuatannya sendiri. Implikasinya, blio melihat jauh ke depan, bahwa menghentikan sesuatu yang dianggap status quo adalah pre- requisite untuk kemajuan ke depan, artinya MENGORBANKAN APA YANG KITA LAKUKAN ATAU YANG BERLAKU SEKARANG DEMI MEMBUKA LEMBARAN BARU yang mencerahkan. Idul Adha kemarin saya merasakan ada 'perubahan paradigma'. Saya mengantisipasi mendapat bagian kambing dan sapi, karena itu menyiapkan bumbu rawon untuk sapi dan kare marak untuk kambing. Tapi apa daya? Sapinya kebagian, tapi kambingnya nggak ada, padahal biasanya kambing melulu dan sapi sedikit. Artinya? Ada perubahan paradigma dari kambing menjadi sapi...:-)) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "werkuwer" <mnug2...@...> wrote: > > ternyata dari dulu itu 'dewa-dewa' sangat suka kalau dijamu dengan > darah dan daging yang dikurbankan. ndak tau apakah pengurbanan ini > khayalan manusia mabok pada waktu itu (di jaman kegelapan) ataukah > memang karena ada permintaan dari para dewa mereka itu. > > satu hal yang sering dipercayai orang di jaman kegelapan itu adalah > bahwa para dewa konon ingin menguji kecintaan manusia kepada mereka > dan untuk membuktikan kecintaan mereka itu, manusia diharuskan mau > menawarkan kurban kepada para dewa. kalau mereka mau mengerjakan > permintaan itu, kecintaan manusia baru diakui oleh para dewa. para > dewa ternyata ndak semahatahu yang manusia duga sehingga mereka hrs > menguji manusia dulu sebelum mereka mengetahui mutu dari manusia itu. > > http://en.wikipedia.org/wiki/Sacrifice > > dewa-dewa purba dan dewa-dewa moderen ternyata sama-sama haus darah > dan tak satupun vegetarian... >