Ada yang berkata "Gimana gitu kalo tetap Sandrina bekerja di metro tv
dan kemudian membacakan berita yg tidak islami. Apakah ia mau, apakah
pantas?"
Kira kira berita apa yang tidak islami ya? 
Kalau cerita yang tidak islami ada mbak, banyak lagi.

Bisa kasih contoh berita yang tidak islami? 
Biar kami tau anda bisa membedakan berita dengan cerita, ndak.

Salam



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamu...@...> wrote:
>
> Kayaknya 2 hal  :
> 
> 1. Gimana gitu kalo tetap Sandrina bekerja di metro tv dan kemudian
membacakan
> berita yg tidak islami. Apakah ia mau, apakah pantas?
> Ibaratnya perempuan berjilbab tapi kerja di niteclub, karaoke
sebagai kasir, pantas nggak?
> Gimana gitu citra bisnis itu?
> Meskipun kenyataannya di daerah kota, mangga dua, bisnis malam itu
juga banyak karyawatinya 
> yg berjilbab setelah lepas kerja pagi subuh.
> 
> 2. Saya pikir patung telanjang [ bikinan Bali] tidak termasuk yg
dilarang di UU pornografi.
> Kan itu bentuk seni, termasuk juga lukisan.
> 
> 
> Salam, 
> l.meilany
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Erwin Deguchi 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, December 13, 2008 9:28 AM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: FW: Sandrina Malkiano Fatah dan
Metro TV
> 
> 
>   Bismillahirrahmanirrahim.
>   Semoga Allah menunjuki siapa saja yang minginginkan jalan yang lurus
>   yang diredhai ALlah.
>   Metro TV memang melindungi kebebasan berbusana minim atau telanjang.
>   Dari berita yang di tampilkan dapat di mengerti bagaimana Metro TV
>   tidak berpihak pada peluncuran UU anti Porno Grafi.
>   Jika anda datang ke Gedung Metro TV anda akan lebih mengerti dan
>   paham. Di lantai dasar lobby utama anda akan menemukan 2 patung wanita
>   menari tanpa busana (telanjang) yang tinngginya kira kira 4 meter.
>   Dilantai 2 juga ada patung wanita telanjang dengan ukurang yang lebih
>   kecil di pojok ruangan.
>   Minyak tidak bisa bercampur dengan air. Kebaikan tidak kan pernah
>   bergandengan tangan dengan kemungkaran. Perjuangan mereka (termasuk
>   Metro TV)untuk kebebasan mengekspose tubuh telanjang, akan berlawanan
>   dengan kenginginan orang lain yang berjuang untuk menutup
>   ketelanjangan itu (aurat).
>   Pilihlah jalan kehidupan yang benar. Yaitu jalan kehidupan yang telah
>   di contohkan dan di ajarkan AlQuran dan Muhammad Rasullullah. Bukan
>   jalan yang lainnya.
>   Semoga dengan kejadian ini membuka mata bagi saudara/i untuk lebih
>   kuat dalam memegang dan mengamalkan prinsip ajaran islam.
>   Salam.
> 
>   Erwin Deguchi
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@>
>   wrote:
>   >
>   > Sandrina Malkiano Fatah dan Metro TV 
>   > 
>   > (dikutip dr milis tetangga)
>   > Date: Sun, 7 Dec 2008 22:49:28
>   > Subject: Trs: Sandrina Malakiano Fatah Story
>   > 
>   > Ã, 
>   > Dari Facebook-nya Sandrina Malakiano Fatah
>   > 
>   > Setiap kali sebuah musibah datang, maka sangat boleh jadi di 
>   > belakangnya sesungguhnya menguntit berkah yang belum kelihatan.
Saya 
>   > sendiri yakin bahwa ââ,¬â?o sebagaimana Islam mengajarkan ââ,¬â?o 
>   > di balik kebaikan boleh jadi tersembunyi keburukan dan di balik 
>   > keburukan boleh jadi tersembunyi kebaikan.
>   > 
>   > Saya sendiri membuktikan itu dalam kaitan dengan keputusan memakai 
>   > hijab sejak pulang berhaji di awal 2006. Segera setelah keputusan 
>   > itu saya buat, sesuai dugaan, ujian pertama datang dari tempat saya 
>   > bekerja, Metro TV.
>   > 
>   > Sekalipun tanpa dilandasi aturan tertulis, saya tidak diperkenankan 
>   > untuk siaran karena berjilbab. Pimpinan Metro TV sebetulnya sudah 
>   > mengijinkan saya siaran dengan jilbab asalkan di luar studio, 
>   > setelah berbulan-bulan saya memperjuangkan izinnya. Tapi, mereka 
>   > yang mengelola langsung beragam tayangan di Metro TV menghambat
saya 
>   > di tingkat yang lebih operasional. Akhirnya, setelah enam bulan
>   > saya berjuang, bernegosiasi, dan mengajak diskusi panjang sejumlah 
>   > orang dalam jajaran pimpinan level atas dan tengah di Metro TV,
saya 
>   > merasa pintu memang sudah ditutup.
>   > 
>   > Sementara itu, sebagai penyiar utama saya mendapatkan gaji yang 
>   > tinggi. Untuk menghindari fitnah sebagai orang yang makan gaji
buta, 
>   > akhirnya saya memutuskan untuk cuti di luar tanggungan selama
proses 
>   > negosiasi berlangsung. Maka, selama enam bulan saya tak memperoleh 
>   > penghasilan, tapi dengan status yang tetap terikat pada institusi 
>   > Metro TV.
>   > 
>   > Setelah berlama-lama dalam posisi yang tak jelas dan tak melihat
ada 
>   > sinar di ujung lorong yang gelap, akhirnya saya mengundurkan diri. 
>   > Pengunduran diri ini adalah sebuah keputusan besar yang mesti saya 
>   > buat. Saya amat mencintai pekerjaan saya sebagai reporter dan 
>   > presenter berita serta kemudian sebagai anchor di televisi. Saya 
>   > sudah menggeluti pekerjaan yang amat saya cintai ini sejak di TVRI 
>   > Denpasar, ANTV, sebagai freelance untuk sejumlah jaringan TV
>   > internasional, TVRI Pusat, dan kemudian Metro TV selama 15 tahun, 
>   > ketika saya kehilangan pekerjaan itu. Maka, ini adalah sebuah 
>   > musibah besar bagi saya.
>   > 
>   > Tetapi, dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberi saya yang 
>   > terbaik dan bahwa ââ,¬Å"dunia tak selebar daun Metro TVââ,¬â"¢, 
>   > saya bergeming dengan keputusan itu. Saya yakin di balik musibah 
>   > itu, saya akan mendapat berkah dari-Nya.
>   > 
>   > HIKMAH BERJILBAB
>   > 
>   > Benar saja. Sekitar satu tahun setelah saya mundur dari Metro TV, 
>   > ibu saya terkena radang pankreas akut dan mesti dirawat intensif di 
>   > rumah sakit. Saya tak bisa membayangkan, jika saja saya masih aktif 
>   > di Metro TV, bagaimana mungkin saya bisa mendampingi Ibu selama 47 
>   > hari di rumah sakit hingga Allah memanggilnya pulang pada 28 Mei 
>   > 2007 itu. Bagaimana mungkin saya bisa menemaninya selama 28 hari di 
>   > ruang rawat inap biasa, menungguinya di luar ruang operasi besar 
>   > serta dua hari di ruang ICU, dan kemudian 17 hari di ruang ICCU?
>   > 
>   > Hikmah lain yang saya sungguh syukuri adalah karena berjilbab saya 
>   > mendapat kesempatan untuk mempelajari Islam secara lebih baik. 
>   > Kesempatan ini datang antara lain melalui beragam acara bercorak 
>   > keagamaan yang saya asuh di beberapa stasiun TV. Metro TV sendiri 
>   > memberi saya kesempatan sebagai tenaga kontrak untuk menjadi host 
>   > dalam acara pamer cakap (talkshow) selama bulan Ramadhan.
>   > 
>   > Karena itulah, saya beroleh kesempatan untuk menjadi teman dialog 
>   > para profesor di acara ââ,¬Å"Ensiklopedi Al Quranââ,¬ï¿½ selama 
>   > Ramadhan tahun lalu, misalnya. Saya pun mendapatkan banyak sekali 
>   > pelajaran dan pemahaman baru tentang agama dan keberagamaan. Islam 
>   > tampil makin atraktif, dalam bentuknya yang tak bisa saya bayangkan 
>   > sebelumnya. Saya bertemu Islam yang hanif, membebaskan, toleran, 
>   > memanusiakan manusia, mengagungkan ibu dan kaum perempuan,
>   > penuh penghargaan terhadap kemajemukan, dan melindungi minoritas.
>   > 
>   > Saya sama sekali tak merasa bahwa saya sudah berislam secara baik 
>   > dan mendalam. Tidak sama sekali. Berjilbab pun, perlu saya
tegaskan, 
>   > bukanlah sebuah proklamasi tentang kesempurnaan beragama atau 
>   > tentang kesucian. Berjibab adalah upaya yang amat personal untuk 
>   > memilih kenyamanan hidup.
>   > 
>   > Berjilbab adalah sebuah perangkat untuk memperbaiki diri tanpa perlu
>   > mempublikasikan segenap kebaikan itu pada orang lain. Berjilbab
pada 
>   > akhirnya adalah sebuah pilihan personal. Saya menghormati pilihan 
>   > personal orang lain untuk tidak berjilbab atau bahkan untuk 
>   > berpakaian seminim yang ia mau atas nama kenyamanan personal
mereka. 
>   > Tapi, karena sebab itu, wajar saja jika saya menuntut penghormatan 
>   > serupa dari siapapun atas pilihan saya menggunakan jilbab.
>   > 
>   > Hikmah lainnya adalah saya menjadi tahu bahwa fundamentalisme bisa 
>   > tumbuh di mana saja. Ia bisa tumbuh kuat di kalangan yang disebut 
>   > puritan. Ia juga ternyata bisa berkembang di kalangan yang mengaku 
>   > dirinya liberal dalam berislam.
>   > 
>   > Tak lama setelah berjilbab, di tengah proses bernegosiasi dengan 
>   > Metro TV, saya menemani suami untuk bertemu dengan Profesor William 
>   > Liddle ââ,¬â?o seseorang yang senantiasa kami perlakukan penuh 
>   > hormat sebagai sahabat, mentor, bahkan kadang-kadang orang tua â
>   > â,¬â?o di sebuah lembaga nirlaba. Di sana kami juga bertemu dengan 
>   > sejumlah teman, yang dikenali publik sebagai tokoh-tokoh liberal
>   > dalam berislam.
>   > 
>   > Saya terkejut mendengar komentar-komentar mereka tentang keputusan 
>   > saya berjilbab. Dengan nada sedikit melecehkan, mereka memberikan 
>   > sejumlah komentar buruk, sambil seolah-olah membenarkan keputusan 
>   > Metro TV untuk melarang saya siaran karena berjilbab. Salah satu 
>   > komentar mereka yang masih lekat dalam ingatan saya adalah, â
>   > â,¬Å"Kamu tersesat. Semoga segera kembali ke jalan yang benar.â
>   > â,¬ï¿½
>   > 
>   > Saya sungguh terkejut karena sikap mereka bertentangan secara 
>   > diametral dengan gagasan-gagasan yang konon mereka perjuangkan, 
>   > yaitu pembebasan manusia dan penghargaan hak-hak dasar setiap orang 
>   > di tengah kemajemukan.
>   > 
>   > Bagaimana mungkin mereka tak faham bahwa berjilbab adalah hak yang 
>   > dimiliki oleh setiap perempuan yang memutuskan memakainya?
Bagaimana 
>   > mereka tak mengerti bahwa jika sebuah stasiun TV membolehkan 
>   > perempuan berpakaian minim untuk tampil atas alasan hak asasi, 
>   > mereka juga semestinya membolehkan seorang perempuan berjilbab
>   > untuk memperoleh hak setara? Bagaimana mungkin mereka memiliki 
>   > pikiran bahwa dengan kepala yang ditutupi jilbab maka kecerdasan 
>   > seorang perempuan langsung meredup dan otaknya mengkeret mengecil?
>   > 
>   > Bersama suami, saya kemudian menyimpulkan bahwa fundamentalisme â
>   > â,¬â?o mungkin dalam bentuknya yang lebih berbahaya ââ,¬â?o 
>   > ternyata bisa bersemayam di kepala orang-orang yang mengaku liberal.
>   >
> 
> 
> 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke